Di dalam pendahuluan ini berisi tentang latar belakang penulisan tugas akhir, yaitu
adanya tingkat waste yang tinggi pada divisi converting untuk sistem produksi
eksisting di PT. Purinusa Eka Persada Bandung, terutama untuk waste yang
dihasilkan pada produksi karton box dengan mesin flexo sebagai mesin converting
utama dalam pengerjaan proses produksi. Setelah latar belakang, selanjutnya
dibuatlah suatu perumusan masalah untuk merumuskan masalah yang ada, tujuan
penelitian sebagai acuan tujuan yang ingin diperoleh, batasan penelitian, manfaat
penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan isi dari
pendahuluan.
Persaingan di dunia industri saat ini sudah sedemikian ketat, tiap perusahaan akan
berusaha tetap bertahan dan berusaha untuk menjadi yang terbaik. Oleh karena itu,
masing-masing perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja perusahaannya,
tidak hanya pada tingkat produktifitasnya saja namun juga harus memerhatikan
hal-hal yang menyangkut konsumen. Pelayanan terhadap konsumen adalah salah
satu hal yang harus dijaga kualitasnya. Dengan pelayanan yang memuaskan, maka
keberadaan konsumen dapat terjaga dan eksistensi perusahaan tersebut akan
semakin meningkat.
Karton box (corrugated box) atau lebih dikenal dengan istilah kotak kardus,
merupakan barang yang sangat umum digunakan, dengan kata lain karton box
tersebut sangat banyak dipakai oleh berbagai kalangan dan dunia industri. Oleh
karena itu, saat ini industri karton box memiliki prospek yang sangat bagus.
Namun demikian, perusahaan karton box juga memiliki tingkat kompetisi yang
tinggi. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Indonesia dan Perhimpunan
ICCIA (Indonesia Corrugated Cardboard Industries Association), jumlah
perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kotak kardus baik yang dimiliki
oleh pengusaha lokal maupun pihak asing sudah mencapai lebih dari 70
perusahaan yang tersebar di seluruh nusantara dan mayoritas berdomisili di pulau
1
Jawa (lihat pada Lampiran A). Banyak sekali perusahaan yang bergerak di
industri ini karena pasar yang tersedia cukup luas. Tingkat kompetisi yang tinggi
ini menyebabkan setiap perusahaan karton box berusaha menjaring pelanggan
sebanyak-banyaknya agar bisa menjadi penguasa pasar. Salah satu upaya untuk
bisa terus bersaing adalah dengan menekan biaya seminimal mungkin, sehingga
harga pasaran dapat kompetitif. Biaya dapat ditekan dengan berbagai cara, salah
satu langkahnya adalah dengan cara mengurangi waste.
Produk utama yang dihasilkan oleh PT. Purinusa Eka Persada Bandung adalah
produk karton box yang terbuat secara integrasi dari bahan baku kertas karton
yang diproduksi menjadi single face, sheet corrugated box, pulp product (eggtray,
layer, fruit display, chip board, dll). Bahan baku yang dipergunakan dalam
pembuatan karton box adalah kertas rol dengan lebar tertentu. Jenis kertas yang
digunakan pada umumnya adalah jenis kertas kraft dan jenis kertas medium,
sedangkan untuk karton box dengan warna dasar putih menggunakan jenis kertas
white kraft, Ketebalan karton (tebal gelombang) yang dihasilkan juga bervariasi,
antara lain E-Flute (EF) dengan tebal 1,6 mm, B-Flute (BF) dengan tebal 3,1 mm,
C-Flute (CF) dengan tebal 4,0 mm dan BC-Flute (BC) dengan tebal 7 mm. Tabel
I.1 menunjukkan jumlah produksi pada tahun 2010 untuk keseluruhan produk
yang dihasilkan.
2
Dalam perjalanannya proses produksi di perusahaan ini mengalami banyak
hambatan terutama dalam hal pemborosan (waste) yang terjadi selama proses
produksi berlangsung. Waste yang dialami oleh perusahaan berupa time waste,
terutama disebabkan oleh inefisiensi dalam alur produksi baik dalam segi waktu
maupun pengerjaan.
Setiap produk karton box akan diproses pada divisi corrugating, converting, dan
finishing. Setiap pesanan dari karton box memiliki proses yang relatif sama.
Namun demikian, pada kenyataannya Tabel I.2 menjelaskan bahwa output rata-
rata per jam pada setiap divisi tidak mencapai target yang ditentukan. Hal ini
merupakan dampak terbesar dari inefisiensi yang terjadi selama proses produksi.
Kepala departemen PPIC yaitu bapak Ibnu Muzamil menyatakan bahwa dari
ketiga divisi tersebut yang memiliki peranan paling penting, terutama untuk
3
menunjang kelengkapan dan tampilan fisik dari karton box adalah divisi
converting. Akan tetapi, divisi ini merupakan divisi yang paling bermasalah dan
menghasilkan waste yang tinggi.
Selain mencermati tingkat inefisiensi yang tinggi serta overproduksi yang terjadi
di lantai produksi, gejala pemborosan juga terlihat pada tingkat cacat (defect).
Tingginya tingkat defect tentu saja akan menghambat proses produksi terutama
dalam hal lead time produksi yang menjadi patokan bagi pelanggan kita menilai
4
kinerja perusahaan diluar faktor kualitas produk. Dalam pembuatan karton box
kerusakan produk atau produk dinilai cacat oleh pelanggan apabila produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan pesanan dan akan menjadi barang returned
sehingga perusahaan mempunyai kewajiban untuk melakukan proses produksi
kembali untuk sejumlah produk yang bersangkutan. Tingkat defect yang terjadi
pada divisi converting dapat dilihat pada Tabel I.4.
Dampak waste tidak hanya dirasakan oleh perusahaan selaku produsen dan pihak
yang bertanggung jawab penuh terhadap kualitas produk, akan tetapi berimbas
pula kepada konsumen selaku pengguna yang merasakan dampak tidak langsung
dari waste tersebut. Terutama berkenaan dengan kepuasan pelanggan. Karena
meskipun barang yang telah diterima oleh pelanggan, bilamana didapati terdapat
produk yang cacat atau defect dapat dikembalikan sebagai barang returned.
Namun demikian, proses produksi atau proses selanjutnya dari produk tersebut di
pihak pelanggan tentu saja akan mengalami keterlambatan yang berkaitan
langsung dengan kinerja di pihak pelanggan. Sehingga alangkah lebih baiknya
bilamana waste tersebut dapat diminimalisir oleh perusahaan sehingga
kepercayaan pelanggan terhadap produk kita akan terjaga dan tentunya akan
meningkatkan citra dan kinerja perusahaan di mata kastemer.
5
Sehingga dari permasalahan yang ada, akan dikembangkan suatu usulan
rancangan strategi perbaikan pada divisi converting dengan cara mengurangi lead
time, memusatkan perhatian untuk merampingkan jalur produksi dengan cara
mengurangi pemborosan aktifitas, memperlancar aliran material, membedakan
antara non-value added dan value added, dan membuat value added mengalir
lancar dan efisien sepanjang value stream process.
Pada bagian ini diuraikan tujuan dari penelitian yang dilakukan, yaitu :
1. Mengindentifikasi waste yang terjadi pada value stream produksi karton box
dengan menggunakan current state map.
2. Memberikan gambaran untuk mengeliminasi waste pada proses produksi
karton box dengan melihat hasil dari pembuatan future state map.
Untuk memfokuskan pembahasan masalah agar sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini, maka ditetapkan beberapa batasan masalah, antara
lain :
1. Analisis penyebab waste hanya dilakukan pada mesin yang berproduksi
secara kontinu (setiap hari berproduksi), agar angka produktifitas dan jenis
hambatan yang diperoleh lebih valid.
2. Waktu dan proses operasi bersifat deterministik dan konstan.
6
3. Langkah penelitian yang dilakukan untuk usulan perbaikan akan lebih
diperdalam pada mesin flexo, mengingat mesin ini adalah mesin utama pada
divisi converting.
4. Unit produksi pada penelitian akan diukur dengan satuan batch.
5. Tahapan yang dilakukan hanya sampai pada perancangan strategi perbaikan.
7
2. Memberikan rekomendasi mengenai mekanisme-mekanisme yang dapat
mendorong peningkatan produktifitas perusahaan terutama dalam hal efisiensi
waktu produksi karton box.
3. Dapat menjadi dasar dalam melakukan evaluasi terhadap praktek-praktek atau
pelaksanaan proses produksi karton box terutama untuk menangani tingkat
waste yang tinggi.
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini dipaparkan latar belakang dalam permasalahan yang
berkenaan dengan konsep lean manufacturing. Hal terpenting yang
dipaparkan dalam bab ini adalah pernyataan permasalahan yang
dimulai dari permasalahan yang sifatnya masih luas hingga menuju
pertanyaan yang diajukan pada penelitian, Selain itu juga terdapat
perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat,
kontribusi penelitian , dan sistematika penulisan.
8
tujuan yang telah ditetapkan. Pemecahan masalah menggunakan
metode yang berdasarkan kondisi nyara yang terjadi pada
perusahaan dan sesuai dengan pendekatan lean manufacturing.