ETIK STATISTIK
•
Optimaprep
• Office Address:
Batch II UKDI 2014
• Jakarta :
• JlPadang no 5, Manggarai, Setiabudi,
Jakarta Selatan
• (Belakang Pasar Raya Manggarai)
• Phone Numbers:
• 021 8317064
• Pin BB 2A8E2925
• WA 081380385694
• Medan : dr. Widya, dr. Alvin, dr. Yolina
• JlSetiabudi no 65G, Medan dr. Cahyo, dr. Ayu, dr. Gregorius
• Phone numbers : 061 82292290
• pin BB : 24BF7CD2
• www.optimaprep.com
1. Data penelitian
Jenis Data Keterangan
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat
antar tingkatan, akan tetapi jarak atau interval antar tingkatan belum jelas.
Contoh:
Berilah peringkat supermarket berdasarkan kualitas pelayanannya !
Sri Ratu……………………… 1
Moro ………………………… 3
Matahari ………………….. 5
Rita I ………………………. 2
Rita II ……………………… 4
Super Ekonomi …………. 6
IKK dan Forensik
Skala Interval adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat
antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, namun belum memiliki
nilai 0 (nol) yang mutlak.
Contoh:
1. Skala Pada Termometer
2. Skala Pada Jam
Skala Rasio adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat
antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol)
yang mutlak .
Contoh:
1. Berat Badan
2. Pendapatan
3. Hasil Penjualan
IKK dan Forensik
Ringkasan Tentang Skala
Skala Tipe Pengukuran
Interval Ya Ya Ya Tidak
Rasio Ya Ya Ya Ya
Fletcher RH, Fletcher SW, Wagner EH. Clinical epidemiology—the essentials. 3rd ed. Baltimore: Williams & Wilkins, 1996
Cross Sectional
• Studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi
maupun hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian)
dengan cara mengamati status paparan, penyakit atau
karakteristik terkait kesehatan lainnya
• Status paparan dan penyakit diukur pada saat yang sama.
• Data yang dihasilkan adalah data prevalensi, maka disebut juga
survei prevalensi.
• Studi potong lintang pada dasarnya adalah survei
Fletcher RH, Fletcher SW, Wagner EH. Clinical epidemiology—the essentials. 3rd ed. Baltimore: Williams & Wilkins, 1996
Case control
• Case Control
• Menganalisa faktor risiko dengan
menentukan dua kelompok yang
memiliki perbedaan outcome
(penyakit), kemudian dihubungkan
dengan causal attribute- nya
• Keuntungan : Membutuhkan sumber
daya, dana yang lebih sedikit, serta
waktu yang lebih singkat. Good for
rare cases, long latent period, ethical
related cases
• Useful when epidemiologists
investigate an outbreak of a disease
• Hasil Odds ratio
• Kelemahan : provide less evidence for
causal inference
4. Studi Observasional
Fletcher RH, Fletcher SW, Wagner EH. Clinical epidemiology—the essentials. 3rd ed. Baltimore: Williams & Wilkins, 1996
• Cohort
• Analisa faktor risiko, dengan mengikuti kelompok yang
tidak/belum menderita penyakit dengan faktor risiko dan tidak
dengan faktor risiko.
• Hasilnya : incidence rate & relative risks
• Keuntungan : Dapat menentukan faktor risiko terjadinya
penyakit karena bersifat longitudinal observation
• Kelemahan : Mahal, memakan waktu yang lama, drop-out rasio
yang tinggi
Cohort vs
Case Control
Summary of Strengths and Limitations of
Prospective Cohort and Case-Control Studies
Strengths: Strengths:
Opportunity to measure risk factors Useful for rare disease
before disease occurs Relatively inexpensive
Can study multiple disease outcomes Relatively quick results
Can yield incidence rates as well as
relative risk estimates Limitations:
Possible bias in measuring risk factors
after disease has occurred
Limitations: Possible bias in selecting control
Useful for common disease group
Relatively inexpensive Identified cases may not represent
• OR = 5.44
Those with the disease are 5.44 times as likely to
have had the exposure compared to those without
the disease
• RR = 4.41
Those with the exposure are 4.41 times as likely to
develop the disease compared to those without the
exposure
17
5. Desain Studi
Desain Keterangan
Deskriptif mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi, berdasarkan
karakteristik dasar individu, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan,
kelas sosial, status perkawinan, tempat tinggal dan sebagainya,
serta waktu
Analitik menguji hipotesis dan menaksir (mengestimasi) besarnya hubungan/
pengaruh paparan terhadap penyakit
Studi peneliti tidak sengaja memberikan intervensi, melainkan hanya
observasional mengamati (mengukur), mencatat, mengklasifikasi, menghitung, dan
menganalisis (membandingkan) perubahan pada variabel-variabel
pada kondisi yang alami
Studi peneliti meneliti efek intervensi dengan cara memberikan berbagai
eksperimental level intervensi kepada subjek penelitian dan membandingkan efek
dari berbagai level intervensi itu
6. Case Control
Comparing Odds Ratios and Relative
Risks Outcome
Tidak 10 80 90
OR = AD/BC = (22x80)/(10x78)
7. Research Design
Cohort study
Tidak 5 45 50
TOTAL 25 75 100
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.
Penyakit Ca Servix Penyakit Ca Servix
Total
(+) (-)
Hasil Skrinning (+) 95 (a) 15 (b) 110
Hasil Skrinning (-) 5 (c) 85 (d) 90
Total 100 100 200
NPV = d / c +d
= 85/90
9. Variabel
• Suatu karakteristik yang membedakan antara satu individu dengan
individu lain
• Lawan kata “constant”, sesuatu yang tetap sama dan tidak berubah
• Variabel bebas (Independent Variable)
• Variabel perlakuan oleh peneliti
• The “cause”.
• Juga disebut “factors”
• Variabel terikat (Dependent Variable)
• Variabel yang di ukur, dihitung, dan dicatat. Tergantung pada variabel
independen.
• The “effect”, outcome.
• Variabel Kategorik vs Numerik
• Kategorik : Memiliki kategori variabel. Nominal (kategori
sederajat, cth laki-laki-perempuan)/Ordinal (kategori
bertingkat, cth baik-sedang-buruk)
• Numerik : Dalam angka numerik, rasio (memiliki nilai nol
alami, cth tinggi badan)/interval (tidak memiliki nilai nol
alami, cth suhu)
• Hipotesis Komparatif vs Korelatif
• Komparatif : perbedaan/hubungan (cth. Apakah
terdapat/hubungan antara kadar gula darah dengan jenis
pengobatam?)
• Korelasi : Cth. Berapa besar korelasi antara kadar
trigliserida dan kadar gula darah?
• Skala Pengukuran
• Komparatif : Dianggap skala kategorikal bila kedua
variabel kategorik. Skala numerik jika salah satu variabel
numerik
• Korelatif : Dianggap skala kategorikal bila salah satu
variabel kategorik. Skala numerik jika kedua variabel
numerik
• Berpasangan vs Tidak Berpasangan
• Berpasangan : Dua atau lebih kelompok data berasal dari
subyek yang sama atau yang berbeda tapi telah dilakukan
matching
• Tidak berpasangan : Data berasal dari kelompok subyek
yang berbeda, tanpa matching
Variable Methode
Independent Dependent
Nominal Nominal Chi-square; Fischer
Nominal (dichotom) Numeric T-test (independent,
paired)
Nominal (> 2 score) Numeric Anova
Numeric Numeric Regression –
correlation
Variable Methode
Independent Dependent
Nominal (dichotom) Numeric T-test (independent,
PERSALINAN BERAT BADAN LAHIR paired)
(YA/TIDAK) ANAK
10. Uji Hipotesis Bivariat
• Apakah terdapat korelasi antara peningkatan IMT denan penurunan
nilai kapasitas paru?
• Variabel yang dihubungkan: IMT (numerik) dengan nilai kapasitas paru
(kategorik)
• Jenis hipotesis: korelatif
• Skala variabel: numerik
Uji Hipotesis Bivariat
Korelatif, numerik
11. Uji bivariat
Type of data and appropriate hypothesis test
(Univariate analysis)
Variable Methode
Independent Dependent
Nominal Nominal Chi-square (analitik);
Fischer (deskriftif)
Nominal (dichotom) Numeric T-test (independent,
paired)
Nominal (> 2 score) Numeric Anova
Numeric Numeric Regression –
correlation
12. Uji Parametrik vs Non-parametrik
• Syarat uji parametrik : Skala numerik, sebaran data normal,
untuk >2 kelompok data tidak berpasangan kesamaan
varians merupakan syarat mutlak (Uji varians, p>0.05)
UJI Keterangan
Chi-square Uji statistik terhadap hipotesis. Distribusi data harus normal dan
jumlah sampel besar untuk mendekati yang diinginkan. Uji tidak
dapat digunakan ketika “expected value” kurang dari 10
Kolmogorov-Smirnov Uji normalitas yang membandingkan distribusi data (yang akan diuji)
dengan distribusi normal baku. Bila nilai p>=0,05 dikatakan terdapat
perbedaan signifikan
reflection-on-presentation-2-sampling.html
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.
17. Bias dalam Penelitian
• Surveillance bias
• More likely in case control studies where cases are ascertained through
medical clinics, hospitals. If clinical visits are associated with the exposure,
sub-clinical cases are more likely to be detected among those with the
exposure than those without the exposure
• Example:
• Case Control Study of Oral Contraceptive Use and Diabetes–OC users more likely to have
medical visits, resulting in higher probability of subclinical disease being detected. Any
association with OC use and diabetes would be an overestimate of risk because subclinical
diabetics with no OC use would have a lower probability of being selected
Bias dalam Penelitian
• Recall bias
• Bias ini terutama terjadi pada kasus kontrol
• Contoh kasus recall bias: pada studi yang mencari hubungan antara asfiksia
dengan gangguan belajar, ibu yang anaknya mengalami gangguan belajar akan
berusaha dengan keras mengingat apakah anaknya dulu pernah mengalami
asfiksia. Sebaliknya, ibu yang anaknya tidak mengalami gangguan belajar,
tidak atau kurang berupaya mengingat kembali apakah anaknya mengalami
asfiksia atau tidak.
Bias dalam Penelitian
• Procedural Bias
• Bias ini terjadi apabila pengukuran, prosedur, pengobatan, dan lain-lain pada
kelompok-kelompok yang dibandingkan tidak sama
• Contoh kasus: pasien yang diberi obat tertentu lebih banyak diperhatikan,
lebih sering ditimbang, lebih sering diukur tekanan darahnya.
Bias dalam Penelitian
• Detection bias
• Bias ini terjadi karena adanya perubahan kemampuan alat ukur dalam
mendeteksi penyakit.
• Kesintasan pasien tertentu sering dilaporkan menjadi semakin lama; sebagian
mungkin disebabkan oleh deteksi yang lebih dini sehingga masa pengamatan
menjadi lebih panjang.
Bias dalam Penelitian
• Compliance bias
• Bias ini terjadi karena ketaatan mengikuti prosedur yang berbeda antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya .
• Contoh kasus: regimen untuk kelompok studi (obat baru) hanya diberikan
satu kali sehari; sedangkan regimen standar (kontrol), obat harus diminum
tiga kali sehari. Maka pasien kelompok kontrol cenderung kurang taat
dibandingkan dengan kelompok studi.
18. Experimental Study
• Design elements in experimental study
• Samples are representative
• Randomization or matching are used to produce equivalent groups
• Variables to measure are clearly defined
• A wide range of variables is measured
• The same variables are measured in several different ways
(triangulation)to see if they support the same finding
• Measures and instruments are validated
• Measurement is checked for tester or observer reliability
• Both pre-tests and post-tests data collection are given
• The experiment is replicated with similar samples and with different
samples
• These elements make the data from experiments more valid (accurate),
and therefore more believable and useable
Type of Experimental Study
based on design element
• Pre-experimental designs
Have either no comparison groups or comparison groups whose equivalence is
indeterminate
• One-shot Case Study: no pre-test and no comparison group
• One Group Pre-test Post-test: One group is exposed to the presence of X or a
change in X and is measured before and after this has occurred
• Static-group Comparison. One group is exposed to X and is compared with
another group which is not exposed to X. No pre-test.
• True Experimental Designs
Provide formal means (pre-tests and/or comparison groups created by random
allocation) for handling many of the extraneous variables that weaken internal and
external validity
• Quasi-experimental Designs
Lack control over exposure to X; i.e., when to expose, to whom, and ability to
randomize group assignment
pidemiolog.wordpress.com/2008/11/05/pengertian-epidemiologi/
19. Epidemiologi
• Bahasa Yunani 3 kata dasar
• EPI yang berarti PADA atau TENTANG
• DEMOS yang berati PENDUDUK
• LOGOS yang berarti ILMU PENGETAHUAN
• EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG
PENDUDUK
• Epidemiology is the study of disease occurance in human
populations. ( Gary D. Friedman ( 1974 ))
• Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya,
distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan
tempat.(W.H. Frost)
pidemiolog.wordpress.com/2008/11/05/pengertian-epidemiologi/
Epidemiologi didefinisikan :
• Beberapa penyakit atau cedera
• Menggambarkan perbedaan penyakit dalam berbagai
keadaan
• Mulai dari daerah yang kecil sampai daerah yang luas
• Mencakup periode waktu jam, hari, minggu, bulan
dan tahun
http://hmtl.itb.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/epid6-penelitian1.pdf
21. Cara Mengungkapkan Wabah
• dideteksi dari analisis data surveilans rutin
• adanya laporan petugas, pamong ataupun warga yang cukup perduli
Langkah-Langkah
Investigasi Wabah
1. Persiapan Investigasi di Lapangan
2. Memastikan adanya Wabah
3. Memastikan diagnosis
4. a. Membuat definisi kasus
b. Menemukan dan menghitung Kasus
5. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)
6. Membuat hipotesis
7. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)
8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan
9. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
10. Menyampaikan hasil penyelidikan
22. Infant Mortality Rate
• Neonatal Mortality
• Refers to a death of a live-born baby within the first 28
days of life
Neonatal Mortality Rate = number of deaths <28 days of age during time period X 1,000
• Infant Mortality Rate (IMR)
number of live births during time period
• The number of deaths of babies under one year of age per
1,000 live births
Infant Mortality Rate (IMR) = __number of infant deaths(<1year) during time period__ X 1,000
number of live births during time period
= 55/250 x 1000
23. Indikator Program Gizi Puskesmas
• Cakupan penimbangan balita (SKDN)
• Indicator partisipasi masyarakat (D/S)
• Hasil Program (N/S)
• Liputan Program (K/S)
• Hasil Penimbangan (N/D)
• Cakupan vitamin A dan Yodium untuk bayi, balita dan ibu nifas
• Tablet tambah darah (fe) ibu hamil
• Status gizi balitapelayanan thdp gizi buruk dan pemberian MP-ASI
• Keluarga sadar gizi
• Kecamatan bebas rawan gizi
Indikator Jumlah
Jumlah seluruh balita 6742
Balita yang ditimbang 5621
Balita yang naik berat badannya 5600
Balita yang memiliki KMS 6427
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (Spm) Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia , Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat , Direktorat Gizi Masyarakat . Jakarta . 2004
24. Observasional Studies
Fletcher RH, Fletcher SW, Wagner EH. Clinical epidemiology—the essentials. 3rd ed. Baltimore: Williams & Wilkins, 1996
Case control
Rumus Odd Ratio
Kasus PPOK Kontrol
PPOK
Merokok 90 180
Tidak 30 300
Merokok
Total 120 480
Teknik Keterangan
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
partisipasi penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat
dalam keseharian informan
observasi yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara tidak melibatkan dirinya dalam
nonpartisipan interaksi dengan objek penelitian. Sehingga, peneliti tidak memposisikan
dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti
Observasi tidak ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi,
terstruktur sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan
Observasi ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap
kelompok sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian
Teknik Keterangan
Focus Group yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang yang
Discussion dianggap mewakili sejumlah publik yang berbeda lewat diskusi untuk
menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti
Hariwijaya, M, Metodologi dan teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, elMatera Publishing, Yogyakarta, 2007
26. Desain Studi Penelitian
DESAIN STUDI
Teknik Keterangan
Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika
Nominal data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori
tertentu. Contoh: laki-laki dan perempuan
Ordinal data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara
berjenjang menurut besarnya. Contoh: miskin, menengah, kaya
Numerik Terdapat informasi peringkat yang lengkap dan dapat di ukur.
Interval = tidak memiliki nilai 0 mutlak suhu
Rasio = memiliki nilai 0 mutlak kadar obat
Teknik Keterangan
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
partisipasi penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat
dalam keseharian informan
observasi yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara tidak melibatkan dirinya dalam
nonpartisipan interaksi dengan objek penelitian. Sehingga, peneliti tidak memposisikan
dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti
Observasi tidak ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi,
terstruktur sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan
Observasi ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap
kelompok sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian
Teknik Keterangan
Focus Group yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang yang
Discussion dianggap mewakili sejumlah publik yang berbeda lewat diskusi untuk
menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti
Hariwijaya, M, Metodologi dan teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, elMatera Publishing, Yogyakarta, 2007
33. Jenjang Rujukan Pasien
34. Case Fatality Rate (CFR)
• Rumus CFR:
jumlah kematian karena penyakit X x 100%
Jmlh seluruh penderita penyakit X
Case Fatality Rate (CFR)
Dusun Jmlh Nama Yang sakit Yang Yang
penduduk Desa Dirawat Meninggal
Desa 1 100 Mata air 25 - -
Desa 2 150 Mata hati 38 5 1
Desa 3 100 Mata kaki 12 - -
Desa 4 50 Mata Sapi 10 6 2
RP:
a/(a+b) : c/(c+d)
Rasio Prevalens (RP)
Difteri
Ya Tidak Jumlah
Ya 15 35 50
Imunisasi
Tidak 20 30 50
35 65 100
RP:
15/(15+35) = 0.75
20/(20+30)
38. Regulasi Perijinan Obat Baru
Perijinan obat baru harus melewati uji praklinis (hewan coba) dan uji kinis
sebagai berikut :
1. Fase I. Uji fase I dilakukan terhadap probandus sehat, kecuali untuk
sitotoksik. Uji ini bertujuan untuk menentukan metabolisme obat,
mencari rentang dosis aman, mengidentifikasi reaksi toksik.
2. Fase II. Uji fase II dilakukan terhadap sejumlah kecil pasien. Uji ini
bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi farmakokinetika,
efek samping relatif, informasi efikasi obat, penentuan dosis harian dan
regimen.
3. Fase III. Uji fase III dilakukan terhadap sejumlah besar pasien, 500-3000.
Uji ini bertujuan untuk evaluasi efikasi dan toksisitas obat, umumnya
desain penelitian yang digunakan adalah randomized clinical trial.
Pedoman dasar uji klinis
39. Patient’s Response to Bad News
Response Definition
Denial Refusal to accept external reality because it is too threatening
Repression Process of attempting to repel desires towards pleasurable instincts
Altruism Constructive service to others that brings pleasure and personal
satisfaction
Thought The conscious process of pushing thoughts into the preconscious
supression
Humour Overt expression of ideas and feelings
40. KLB
41. Health Promotion Strategy
Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak tahun 1996
oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat
Promosi Kesehatan.
Strategi Definisi
Advokasi Pendekatan kepada pembuat keputusan di berbagai sektor dan
berbagai tingkat sehingga mereka mau pendukung program
kesehatan yang kita rancang.
Kemitraan Merangkul tokoh masyarakat agar mau menjembatani rencana
pembuat program dengan masyarakat
Pemberdayaan Mewujudkan kemampuan masyarakat untuk menjaga dan
masyarakat memelihara kesehatannya sendiri
42.
Ada 2 faktor penyebab dari gizi buruk adalah sebagai berikut :
1. Penyebab Langsung.
Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi,
menderita penyakit infeksi, cacat bawaan dan menderita penyakit
kanker.
2. Penyebab tidak langsung,
a.ketersediaan Pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan.
b. kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan
kesempatan kerja.
(Dinkes SU, 2006).
43. Pembagian wewenang &
tanggungjawab
• Interval referral
• pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita
sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu
tertentu
• dokter tsb tidak ikut menangani
• Collateral referral
• menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus
saja
• Cross referral
• menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
penderita sepenuhnya
• Split referral
• menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan
• dokter pemberi rujukan tidak ikut campur
44. Otonomi
• otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak,
memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan
kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa
hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
45. Visum et Repertum
Pasal 133 KUHAP menyebutkan:
• (1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
• (2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat
• Permenkes Rekam Medis Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan “pimpinan sarana pelayanan
kesehatan dapat menjelaskan” isi rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon
tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan
• Penyidik dapat meminta kopi rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan yang
menyimpannya, untuk melengkapi alat bukti yang diperlukan dalam perkara hukum (pidana).
47-53 Beneficence
(Tindakan berbuat baik)
General beneficence
• melindungi & mempertahankan hak yang lain
• mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
• menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
Specific beneficence
• menolong orang cacat,
• menyelamatkan orang dari bahaya.
• Mengutamakan kepentingan pasien
• Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain
• Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)
• Menjamin nilai pokok : “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” (apalagi ada yg
hidup)
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
Beneficence
• Prinsip tindakan
• Berbuat baik kepada siapapun – termasuk yang tidak kita kenal
• pengorbanan diri demi melindungi, menyelamatkan pasien
• “janji”atau wajib menyejahterakan pasien dan membuat diri terpercaya.
• Contoh tindakan
• Dokter berlaku profesional, bersikap jujur dan luhur pribadi (integrity);
menghormati pasien, peduli pada kesejahteraan pasien, kasih sayang,
dedikatif mempertahankan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan
teknisnya
• Misal memilihkan keputusan terbaik pada pasien yang tidak otonom ( kurang
mampu memutuskan bagi dirinya), seperti anak, gangguan jiwa, gawat)
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
Non maleficence
(Tidak merugikan)
Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien,seperti :
• Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien
• Minimalisasi akibat buruk
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
Non maleficence
Contoh tindakan
• Tidak melakukan malpraktek etik baik sengaja ataupun tidak, seperti
dokter tak mempertahakan kemampuan ekspertisnya atau
menganggap pasien sebagai komoditi.
• Tindakan nomaleficence antara lain menghentikan pengobatan yang
sia-sia, atau pengobatan luar biasa; yakni pengobatan yang tak biasa
diperoleh atau digunakan tanpa pengeluaran amat banyak, nyeri
berlebihan, atau ketidaknyamanan lainnya.
• Juga membiarkan mati (letting die), bunuh diri dibantu dokter,
euthanasia, sengaja malpraktek etis
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
Justice (Keadilan)
Treat similar cases in a similar way = justice withinmorality Memberi perlakuan sama untuk setiap
orang (keadilan sebagai fairness) yakni :
• Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka
• Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban
sesuai dengan kemampuan pasien).
Jenis keadilan :
• Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)
• Distributif (membagi sumber) : sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani;
secara material kepada
• Setiap orang andil yang sama
• Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya
• Setiap orang sesuai upayanya
• Setiap orang sesuai kontribusinya
• Setiap orang sesuai jasanya
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
Justice
• Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan
kesejahteraan bersama
• Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi social
dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien.
• Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social –ekonomi (mementingkan prosedur adil >
hasil substantif/materiil).
• Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu
• Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap
individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhandan kesamaan).
• Hukum (umum) :
• Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada yang berhak.
• pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai
kesejahteraan umum
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
Otonomi
• Pandangan Kant :
otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak,
memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan
kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan,
paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari
dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
Beneficence - Autonomy
General beneficence
• melindungi & mempertahankan hak yang lain
• mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
• menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain
Autonomy
hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi
konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri
pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan
Penting
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
kaidah dasar moral
Principle Definition
Informed Consent
Diwakili bila:
Usia <18 tahun
Keterbelakangan mental
Tanpa persetujuan pasien, rekam medik dapat diberikan ke:
58.
Pasal 3 Kode Etik Penjelasan
Kedokteran
Indonesia • Perbuatan berikut dipandang bertentangan
dengan etik:
“Dalam melakukan • Membuat ikatan atau menerima imbalan
pekerjaan dari perusahaan farmasi/obat, perusahaan
kedokterannya, alat kesehatan/kedokteran atau badan lain
seorang dokter
tidak boleh yang dapat mempengaruhi pekerjaan
dipengaruhi oleh dokter
sesuatu yang • Melibatkan diri secara langsung atau tidak
mengakibatkan langsung untuk mempromosikan obat,
hilangnya alat, atau bahan lain guna kepentingan dan
kebebasan dan keuntungan pribadi dokter
kemandirian
profesi”
Sumpah Dokter
59. Hak pasien
Undang-undang Praktik Kedokteran
No. 29 Tahun 2004
60. Hak pasien
• Relationship building seeks to ensure the patient's willingness to
provide diagnostic and other important information, to relieve the
patient's physical and psychosocial distress, to ensure the patient's
willingness to accept the treatment plan or a process of negotiation,
and to ensure both the patient's and clinician's satisfaction with work
well-done
61. Hak pasien
Kode Etik Kedokteran Indonesia
62. Komunikasi efektif
Undang-
undang
Praktik
Kedokteran
No. 29
Tahun 2004
• Dokter yang baik berusaha memahami kondisi pasien sehingga pasien
merasa nyaman saat berkonsultasi dan dapat mengungkapkan segala
keluhan yang sedang dialaminya, baik secara medis maupun
psikososial
63.
64.
Undang-undang Praktik Kedokteran
No. 29 Tahun 2004
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Autonomy
hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi
konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri
pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan
Penting
Agus Purwadianto. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai tanggung jawab profesi kedokteran
66. Beneficence vs Otonomy
General beneficence
• melindungi & mempertahankan hak yang lain
• mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
• menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain
Autonomy
hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi
konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri
pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan
Penting