Anda di halaman 1dari 5

SWR Meter

A. Definisi SWR meter


SWR atau lebih lengkapnya VSWR adalah singkatan dari Voltage
Standing Wave Ratio, atau kalau diterjemahkan secara bebas adalah,
Perbandingan Tegangan Gelombang Berdiri. Mungkin kata “berdiri” di sini
akan menimbulkan kesan atau pertanyaan tersendiri.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah
transmitter RF yang dilalukan sebuah transmisi line (misal: cable coax,
feeder, dll) tidak lagi memiliki bentuk sebagai sinyal sinusoidal yang
sempurna, namun mirip dengan sinyal sinusoidal yang telah disearahkan
oleh sebuah diode rectifier, dimana porsi negatif dari sinyal sinusoidal
dibalik menjadi positif semua, makanya kesan pertama yang bisa dilihat
oleh para researcher saat itu adalah berdiri atau “Standing Wave”.
Sifat dari gelombang elektromagnetik ini adalah dapat terpantul
(reflected) bila menemui impedansi yang tidak sama (matched) dengan
impedansi saluran transmisi yang dilaluinya. Sesuai dengan kaidah
“Setengah Daya Maksimum”, dimana daya di beban akan maksimum pada
saat impedansinya sesuai dengan impedansi saluran transmisi. Atau dengan
kata lain, tidak ada gelombang terpantul yang kembali ke saluran transmisi,
yang mengakibatkan transceiver menjadi saturasi atau efeknya transistor
final akan “jebol”.
Pada kondisi impedansi antenna dan impedansi saluran transmisi
tidak sesuai (matched), biasanya ditunjukkan dengan VSWR > 1, maka
beberapa efek berikut akan dirasakan:
1. Daya RF yang sampai di antenna tidak optimum, sehingga pancaran
tidak akan jauh/optimum.
2. Bercampurnya gelombang maju (forward) dan gelombang pantul
(reflected) kemungkinan akan mempengaruhi kualitas suara pancaran,
mungkin saja terdengar parau atau tidak bulat.
3. Nilai VSWR yang terlalu tinggi (VSWR > 2), akan membuat RF Linear
Amplifier mengalami saturasi, yang biasanya terasa “over heating” dan
bila dibiarkan terus-terusan akan membuat rusak komponen di Final.
Dalam notasi matematis, VSWR atau SWR tidak memiliki dimensi
karena merupakan perbandingan 2 buah variable yang berdimensi sama
(voltage). Dengan rumus sebagai berikut:
SWR = [1 + Rc] / [1 – Rc]
Dimana:
RC = | [ZL – Zo] / [ZL + Zo] |
ZL = impedansi input antenna (beban)
Zo = impedansi saluran transmisi (coax, feeder, dll)
Bila ZL atau Zo merupakan bilangan imajiner atau khayal, maka ZL
atau Zo ini merupakan magnitudo dari bilangan tersebut.
Kita ambil contoh:
Contoh 1: Zo (Transmittion Line) = 50 Ohm, ZL (Antenna) = 50 Ohm
Maka, RC = [50-50]/[50+50]=0, maka SWR=[1+0]/[1-0]=1
(kondisi ini disebut matched).
Hal-hal penting tentang SWR meter adalah sebagai berikut:
1. Dilengkapi dengan dua pengukur yaitu pengukur SWR dan pengukur
daya pancar (forward power). Pada saat melakukan pengukuran,
dilengkapi juga dengan daya kembali (reforward power) yang
merupakan persentase dalam SWR meter.
2. Sakelar operasi yang sangat simpel, berguna sebagai kontrol efisiensi
yang tinggi.
3. Pembacaan skala dengan menggunakan warna yang berbeda untuk
mengukur SWR dan untuk mengukur daya RF
4. Menggunakan penerang jjika digunakan ditempat yang gelap atau
malam hari.
5. Alat ukur ini mudah digunakan.
Tabel. Spesifikasi model SWR meter
Fungsi Model SK-2300 Model SK-2310
Ukuran frekuensi 1,8 MHz – 150 MHz 130 MHz – 500 MHz
Ukuran daya 2W/20W/200 W 2W/20W/200 W
Daya salur Max 200 W Max 50 W
Impedansi 50 – 52 Ω 50 – 52 Ω
Faktor kerugian < 0,5 dB < 0,5 dB
Penghubung Tipe M (SO-239) Tipe M (SO-239)
Ketelitian daya ukur 15 % 15%
Daya minimum saat Jalur 1,8 MHz = 75 W 0,3 W
pengukuran Jalur 3,5 MHz = 20 W
Jalur 7 MHz = 5 W
Jalur 14 MHz = 2 W
Jalur 21 MHz = 1 W
Jalur 28 MHz = 0,5 W
Jalur 50 MHz = 0,2 W
Jalur 144 MHz = 0,1 W

B. Bagian-bagian SWR meter


Keterangan:
a. Pengukur Daya (Power meter)
Daya maju atau daya pancar (forward power) mengindikasikan
daya 0 – 2 W, 0-20 W atau 0-200 W.
b. Pengukur SWR (SWR meter)
SWR mengindikaskan daya pancar low (L), medium (M), atau
high (H). Daya kembali (REF= reforward power) terkecil sebagai
persentase SWR. Sebagai contoh, hasil daya pancar (forward
power) pemancar 100 W dan daya terukur 90 W berarti daya
kembali 10 W. Jika dipresentasikan, daya pancarnya adalah 90/100
x 100% = 90%.
c. Knop kalibrasi
Knop ini digunakan untuk kalibrasi SWR.
d. Sakelar fungsi SWR
Pilih tombol CAL (calibration) sebagai permulaan pengukuran
SWR. Pada saat sakelar ini di set ke posisi OFF, pengukuran SWR
siap dilakukan. Pada kondisi ini lampu tidak menyala.
e. Sakelar pemilih daya RF
Sakelar ini berfungsi untuk mengukur daya RF, pilihlah 2W, 20W,
atau 200 W.
f. Jack catu daya
Jack ini terhubung dengan kabel catu daya untuk penerangan SWR
meter.
g. Penghubung antena (ANT connector)
Berfungsi untuk menghubungkan alat ukur dengan antena
h. Penghubung pemancar (TX connector)
Berfungsi untuk menghubungkan alat ukur dengan output
pemancar.

C. Prinsip Kerja
1. Sinyal-sinyal cahaya dimasukkan ke dalam serat optic.
2. Sebagian sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima.
3. Sinyal balik yang diterima akan dinyatakan sebagi loss.
4. Waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak.

D. Cara Menggunakan
1. Atus posisi potensiometer forward dan reverse pada posisi maksimum.
2. Pasang antenna anda pada jack yang disediakan.
3. Pasang Transmitter dengan power secukupnya untuk membuat jarum
forward mendefleksi secara penuh (5 Watt sudah cukup), dengan
modulasi AM, FM atau CW.
4. Amati defleksi pada jarum reverse. Secara kasar korelasi antara jarum
forward dan reverse dengan SWR adalah sebagai berikut:

SWR Tabel
5. SWR meter ini aman digunakan untuk QSO walaupun tetap terpasang
pada saluran transmisi, namun ada RF power yang hilang beberapa dB
dalam rangkaian directional coupler dan loss connector, namun kita
dapat terus mengamati SWR kita sambil QSO.
6. Pastikan SWR < 2, untuk keamanan pesawat anda, daya pancar yang
tidak optimum, kemungkinan interferensi, dll.

Anda mungkin juga menyukai