Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

MATA KULIAH PRAKTEK MESIN DASAR

DISUSUN OLEH :

MARTIN DANANG LAKSONO

5315136268

(SENIN 08.00)

S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Mata Kuliah Praktek Mesin Dasar ini.

Praktek Mesin Dasar ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
ditempuh pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta . Laporan
Mata Kuliah Praktek Mesin Dasar ini disusun sebagai pelengkap kerja
praktek mesin bubut yang telah dilaksanakan lebih kurang 4 bulan di
Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin UNJ.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu , kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan.

Terimakasih,

Jakarta, 11 Desember 2014

Martin Danang Laksono


Daftar Isi

1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Sistematika Penulisan
2. BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Mesin Bubut ( Bubut Rata, Bubut Melintang ,
Bubut Alur, Bubut Kartel)
2.2 Pahat
2.3 Proses Tap
3. BAB III PROSES PEMESINAN
3.1 Gambar Teknik ( Jelaskan gambar teknik dari
benda y yang akan dibuat , dan sertakan
gambarnya) I
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Langkah Kerja (Jelaskan semua langkah dalam
proses pemesinan)
3.4 Perbandingan Benda Kerja (Antara hasil yang
didapat dengan gambar teknik)
4. BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
5. LAMPIRAN
Tugas Proses Praktikum

3
BAB I
PENDAHULUAN

1,1 LATAR BELAKANG


Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang terampil baik
di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang serba canggih ini juga
sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan suatu pekerjaan.

Teknik membubut merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan


yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin. Pada umumnya setiap
mahasiswa teknik mesin harus dapat memahami serta menguasai teknik-teknik dalam
membubut pada mesin bubut. Di dalam praktikum mesin bubut ini juga akan
membahas tentang cara dalam proses membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat
yang digunakan dalam praktikum mesin bubut dan faktor-faktor keamanan selama
praktikum mesin bubut.

Dengan menguasai teknik-teknik dasar membubut, diharapkan agar setiap


mahasiswa teknik mesin mempunyai keahlian yang dapat diandalkan untuk
mengimbangi kemajuan teknologi.
Praktikum ini bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mengikuti
mata kuliah Praktek Mesin Dasar (PMD), disini di ajarkan caranya menjalankan mesin-
mesin, memakai alat-peralatan kerja bangku dan alat bantu lainnya, sehingga di
harapkan semua mahasiswa mengetahui dan memahaminya.

Untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan standard dalam pengerjaan


mesin, maka sangat di perlukan tenaga kerja yang sangat baik dan profesional. Mesin-
mesin yang ada seperti mesin bubut, mesin bor, mesin gerinda, mesin las dan lain-lain,
memang di desain untuk melakukan salah satu jenis pekerjaan sesuai dengan fungsi
dan kapasitasnya. Materi yang di berikan dan harus di selesaikan adalah cara / teknik
pembuatan Bandul. Teknik untuk pembubutan, pengeboran, dan penguliran sangat
di utamakan dalam hal ini. Teknik-teknik ini di peroleh dari materi kuliah yang telah di
sampaikan, maka dengan adanya praktikum ini di harapkan setiap mahasiswa dapat
menerapkannya dengan baik, sehingga setelah lulus dari bangku kuliah nanti bisa
langsung siap bekerja dan bersaing dengan calon tenaga kerja lainnya.

1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan mesin bubut rahang 2 dengan baik
2. Dapat memilih pahat bubut yang tepat
3. Dapat mengasah pahat bubut dengan tepat
4. Mahasiswa mampu menggunakan mesin bor untuk melubangi
5. Mahasiswa dapat membubut rata, tirus, diameter luar, dalam, mengkartel,
serta membuat ulir dalam dan luar
6. Dapat menggunakan alat alat bantu mesin bubut dengan tepat dan benar
7. Mahasiswa mampu membaca gambar gambar teknik sederhana

1.3 MANFAAT
1. Melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoperasikan
mesin bubut.
2. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui komponen– komponen dan fungsi
dari mesin bubut.
3. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui proses dan langkah- langkah
pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut
4. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui dari jenis-jenis alat dan bahan yang
digunakan dalam parktikum mesin bubut.
5. Mahasiswa teknik mesin tebiasa dalam pembuatan setiap laporan

5
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Didalam memudahkan memahami pokok bahasan , maka penulisan laporan ini
disusun menurut sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori-teori dari berbagai literatur yang di gunakan sebagai dasar
dalam melakukan praktek.

BAB III : PEMESINAN

Berisi tentang langkah-langkah dalam pembuatan benda kerja, yang meliputi


peralatan, bahan bakunya, gambar benda kerja, dan tahapan-tahapan
penngerjaannya.

BAB IV : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan secara keseluruhan proses pembahasan dan saran


sebagai masukan yang dapat membuat praktek berikutnya menjadi lebih baik
dan bermanfaat .

BAB V : LAMPIRAN

Berisi hasil dokumentasi selama praktek berlangsung.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 MESIN BUBUT

Mesin Bubut atau Lathe adalah suatu


Mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut
sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda
kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan
putar dari benda kerja disebut gerak Mesin Bubut
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat
maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros
spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan
ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan
jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik
ke ulir inci.

Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut


1. Kepala Tetap(Headstock)
Adalah bagian mesin yang letaknya
disebelah kiri mesin,bagian inilah
yang memutarkan benda kerja.
Didalamnya terdapat kumparan satu
seri roda gigi serta roda tingkat atau
tunggal. Roda tingkat terdiri atas tiga
atau empat buah keping dengan garis
tengah yang berbeda,roda tingkat
diputar oleh suatu motor yang
letaknya dibawah atau disamping
roda tersebut melalui
suatu ban.
Bagian Mesin Bubut

7
2. Kepala Lepas(Tailstock)
Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang
diatas mesin.
berfungsi

 Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut


 Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor
 Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor

Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri atas dua
bagian : yaitu alas dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3 baut.ikat dan dapat
digerakkan dipenggeser itu di perlukan apabila.

1. Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat


2. Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk menghasilkan
pembubutan yang tirus.

3. Alas(Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu

 Tempat kedudukan kepala lepas


 Tempat kedudukan eretan (cariage/support)
 Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)

Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya


pemakanan pahat saat membubut.

4. Meja (bed)
Meja atau bed digunakan untuk :
a. Tempat dudukan eretan (carriage)
b. Tempat dudukan kepala lepas (tail stock)
c. Tempat dudukan penyangga diam (steady rest)
Meja yang bentuknya memanjang ini merupakan tempat tumpuan gaya
pemakanan pahat pada saat membubut. Permukaannya lancar dan halus sehingga
melancarkan gerakan eretan maupun kepala lepas atau penyangga yang dipasang
diatasnya. Bentuk meja ini bermacam-macam, ada yang datar dan juga ada yang salah
satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian.

5. Eretan (cariage/support)
Eretan terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan eretan atas.eretan alas adalah eretan
yang kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu melalui roda yang
dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang dibawah alas melalui
penghantar.

 Eretan Lintang

Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas .fungsi
eretan lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat membubut
bagian ujung pahat dengan putaran tiap pembagian ukurannya mengatur pemakanan
pada bubut.

 Eretan Atas

Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan mur
ikat.fungsi eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan
memberi gerakan yang diperlukan.

9
6. Penjepit Pahat (Tools Post)

Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya
ada beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkan pada gambar 27. Jenis ini
sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam
suatu pengerjaan bila
memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

7. Chuck (Cekam)

Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja,.

Prinsip Kerja Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada
proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses pemakanan
bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan
diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses
pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).

Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :


1. Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal.
Persamaankecepatan potong :

v=(π Dₒ N)/1000
Dₒ= diameter awal
N= kecepatan putar (rpm)

2. Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa
aksial(pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing)
3. Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu
dalam akanmenyebabkan pahat cepat rusak
4. Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan

5. Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan

T=L/f_r
T = waktu potong (menit)
L= panjang pemesinan (mm)
fr= feed rate (mm/menit)

Cara membubut ada beberapa macam antara lain:

a. Cara Membubut TirusPada bagian-bagian mesin, selain poros denagn bentuk rata
memanjang ataubertingkat, ada juga poros bebrbentuk tirus.Untuk membubut
tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, denganmenggeser kepala
lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

x=(D-d)/2 x L/l
Dimana: x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindel
D =Diameter terbesar
d = Diameter terkecil
L = panjang benda kerja
l = Panjang yang di tiruskan

Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat
daftar
dibawah ini :

b. Cara Membubut Ulir

Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut :


Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu :
- Ulir metrik dengan sudut 60^°
- Ulirwhit worth( WW ) dengan sudut 55^°

Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai. Apabila pahatnya
belumtersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan.
Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar
sehinggamembentuk sudut 90^°dengan garis sumbu spindel.
Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng. Yaitu pada saatakan
memulai pembubutan , jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat.

11
Jenis Jenis Pembubutan
1. Pembubutan tepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja.
2. Pembubutan silindris (turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan
tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahtnya harus terletak
senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan
pada mesin bubut.
3. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
4. Pembubutan tirus (chamfering)
Adapun caranya sebagai berikut : • Dengan memutar compound rest • Dengan
menggeser sumbu tail stock • Dengan menggunakan taper attachment.
5. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran,
biasanya untuk ulir-ulir standar.
6. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7. Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
8. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
9. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan
tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut
dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit
pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit
di senter kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas
didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya,
mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan memasuki lubang sehingga
geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat itulah terjadi proses
penghalusan dinding lubang.

2.2 PAHAT
Jenis - jenis Pahat Mesin bubut
Beragam bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut menuntut kita untuk
mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang umum dipakai. Gambar berikut
menjelaskan bentuk pahat bubut dan bentuk benda kerja yang di hasilkan. Bagian
pahat yang bertanda bintang adalah pahat kanan,artinya melakukan pemakanan dari
kanan ke kiri.

macam-macam bentuk pahat bubut


*gambar dari McMaster-Carr catalogue

Berdasarkan bentuknya,pahat bubut diatas dari kiri ke kanan adalah:

1. pahat sisi kanan


2. pahat pinggul/champer kanan
3. pahat sisi/permukaan kanan
4. pahat sisi/permukaan kanan(lebih besar)
5. pahat ulir segitiga kanan
6. pahat alur
7. pahat alur segitiga(kanan kiri)
8. paht ulir segitiga kiri
9. pahat sisi kiri
10. pahat pinggul kiri
11. pahat alur lebar

13
Berdasarkan bahan pembuatnya, ada dua macam pahat bubut yang umum
dipakai,yakni pahat HSS dan carbide/tungsten carbide.

Pahat High Speed Steel (HSS)

High speed steel (HSS atau HS) adalah bagian


dari alat baja, biasanya digunakan alat bit dan
alat pemotong. Hal ini sering digunakan
dalam kekuasaan gergaji dan bor. Hal ini
unggul lebih tua alat baja karbon tinggi yang
digunakan secara luas melalui tahun 1940-an
karena dapat menahan suhu tinggi tanpa
kehilangan kesabaran nya (kekerasan).
Properti ini memungkinkan HSS untuk
memotong lebih cepat dari baja karbon Pahat HSS
tinggi, maka nama baja kecepatan tinggi. Pada suhu kamar, dalam pengobatan panas
umumnya direkomendasikan mereka, nilai HSS umumnya menampilkan kekerasan
tinggi (di atas HRC60) dan ketahanan abrasi tinggi (umumnya terkait dengan konten
tungsten sering digunakan dalam HSS) dibandingkan dengan karbon umum dan alat
baja.
Penggunaan utama dari baja kecepatan tinggi terus menjadi dalam pembuatan
berbagai alat pemotong: latihan, keran, penggilingan pemotong, alat bit, pemotong
gear, gergaji, dll, meskipun penggunaan untuk pukulan dan mati meningkat.
Baja kecepatan tinggi juga menemukan sebuah pasar di mana alat-alat baik tangan
ketangguhan relatif baik mereka di kekerasan tinggi, ditambah dengan ketahanan
abrasi tinggi dan baik-baik saja, membuat mereka cocok untuk aplikasi kecepatan
rendah memerlukan tajam (tajam) tepi tahan lama, seperti file, pahat, pisau tangan
pesawat, dan dapur berkualitas tinggi, pisau saku, dan pedang.
Jadi HSS bukan hanya digunakan memotong besi,tapi juga kayu , bahkan bagus juga
untuk pisau dapur.

Pahat Carbide

Tungsten karbida (WC) adalah senyawa kimia


anorganik yang mengandung bagian yang sama
tungsten dan atom karbon. Bahasa sehari-hari,
tungsten karbida sering hanya disebut karbida.
Dalam bentuk yang paling dasar, itu adalah
bubuk abu-abu halus, tetapi dapat ditekan dan
dibentuk menjadi bentuk untuk digunakan dalam
mesin industri, alat-alat, abrasive, serta perhiasan.
Tungsten karbida adalah sekitar tiga kali lebih
keras dari baja, dengan modulus Young sekitar 550
GPa, dan jauh lebih padat dari baja atau titanium.
Hal ini sebanding dengan korundum (α-Al2O3)
atau safir dalam kekerasan dan hanya dapat
dipoles dan selesai
dengan abrasive kekerasan unggulan seperti
silikon karbida, cubic boron nitride dan berlian
antara lain, dalam bentuk bubuk, roda, dan
senyawa.
pahat carbide yang dilas dgn
Jadi Jenis pahat ini dibuat dengan campuran bahan gagang
kimia antara lain tungsten dan karbon,tergantung
sifat bahan yang dikehendaki.
Tungsten carbide bit ini kemudian dicetak dengan beragam bentuk pahat bubut. Ada
yang dibuat dengan lubang di tengahnya untuk baut pengunci ke
holder/pegangannya,sepert gambar di bawah ini.
Namun yang banyak dan gampang dijumpai dipasaran disini adalah yang tidak
memakai holder sehingga dalam aplikasinya kita mengelas bit ini ke tangkainya
dengan kawat kuningan.
Namun begitu banyak juga toko perkakas online dari Inggris yang menjual pahat
carbide yang sudah di las seperti gambar berikut ini.

pahat tungsten carbide dengan gagang di las,dijual


di www.axminster.co.uk/

15
MENGASAH PAHAT BUBUT KANAN

Mengasah pahat adalah bagian dari tekhnik dan juga bagian dari seni. Dalam tutorial
mesin bubut kali ini yang kita pelajari adalah mengasah pahat bubut HSS. Pahat bubut
HSS dijual dalam keadaan blank(belum dibuat sisi potongnya). Ukuran yang tersedia
biasanya mulai dari 5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan panjangnya 2",4",6"dst.

Pahat HSS

Ada empat langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuahpahat bubut muka
kanan, yang akan kita pakai contoh dalam kasus mengasah pahat HSS kali ini,yaitu:

 menggerinda di bagian ujung


 menggerinda sisi kirinya
 menggerinda sisi atasnya
 membulatkan ujungnya

model yang menunjukkan bagian yang digerinda


1. Pertama kita akan menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna
kuning dari model diatas). Gunakan batu gerinda kasar. Posisikan pahat agak miring
ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua
bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja nantinya.

langkah 1.b
langkah 1.a

pahat menjadi panas pendinginan

Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali


mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik.
Di bawah ini adalah gambar setelah proses penggerindaan pertama.

Langkah 1.c

17
2. Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat
pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada
model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan
sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.

langkah 2.a

langkah 2.b

langkah 2.c
3. Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada
model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan
sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu
gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah
dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan
membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.

Langkah 3.a

4. Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk
tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar
diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius
kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih
bentuknya seperti gambar 4.b.

langkah 4.a langkah 4.b

19
hasil akhir

Akhirnya,sebuah pahat sisi kanan,pahat yang paling umum digunakan membubut


telah jadi. Gambar dibawah menunjukkan contoh penggunaan pahat tersebut.
2.3 PROSES TAP
Membuat Ulir dalam dan Ulir Luar Dengan Tap dan Sney
Untuk ukuran diameter ulir yang kecil maka kita tidak memerlukan mesin bubut untuk
membuat ulir missal pada baut dan mur. Hanya dengan menggunakan tangan dengan
peralatan Tap dan sney maka kita dapat membuat ulir.
Tap adalah untuk membuat ulir dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat
ulir luar (baut). Pada bagian pertama dari tulisan ini kita akan membahas cara
membuat ulir dalam dengan menggunakan Tap.

1. Tap ( Membuat ulir dalam )


Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam
dengan tangan dimanakan “TAP” dalam hal ini
disebut saja “tap tangan” untuk membedakan
penggunaannya dengan yang dipakai mesin.
Bahannya terbut dari baja karbon atau baja suat
cepat (HSS) yang dikeraskan.
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1
(Intermediate tap) mata potongnya tirus
digunakan untuk pengetapan langkah awal,
kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper
tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3
(Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.

Jenis-jenis Tap
Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan
apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang
tertera pada Tap ( hal ini juga berlaku pada Sney).
Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai berikut:
a. Tap/snei M10 x 1,5.
Artinya adalah: M = Jenis ulir metrik
10 = Diameter nominal ulir dalam mm
1,5 = Kisar ulir
b. Tap/snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16
Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth
¼ = Diameter nominal ulir dalam inchi
20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi
21
Alat Bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih
mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya
ada 3 macam ( Gambar 2 ), yaitu:
1. tipe batang,
2. tipe penjepit,
3. tipe amerika. 1 2

3
2

Langkah Tapping.
1
Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan
ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk tap ditentukan
dengan rumus:
D = D’– K
Dimana :
D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K = Kisar (gang).

Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″ = 5/16 “
Setelah dibor, kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing di mana
kedalamannya mengikuti standar cemper mur.Bentuk standar mur dan baut untuk
bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat
ditemukan dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.

Contoh Urutan pengetapan dengan membuat ulir ukuran M10X1,5


1. Buatlah lubang pada benda kerja dengan diameter 8,5 mm
2. Pilih dan ambil mata tap M10 X 1,5 serta pasangkan pada tangkainya
3. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama. yaitu tap no.1
(Intermediate tap) kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk
pembentukan ulir,dan terakhir tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk
penyelesaian
Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada tap, kemudian pastikan bahwa tap
enar-benar tegak lurus terhadap benda kerja. Putar tap secara perlahan searah jarum
jam. Pemutaran tap hendaknya dilakukan ±270o maju searah jarum jam, kemudian
diputar mundur ±90o berlawanan arah jarum jamdengan tujuan untuk memotong
tatal, selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan putar lagi ±270o maju searah jarum
jam dan mundur lagi 90o berlawanan arah jarum jam, demikian seterusnya sampai
selesai.

2. Sney ( Membuat Ulir luar )


Setelah sebelumnya kita membahas tentang penggunaan tap untuk membuat ulir
dalam, maka pada saat ini kita akan membahas penggunaan Sney untuk membuat ulir
luar dengan bantuan tangan.
Sama halnya dengan tap, Sney juga terbuat dari baja HSS. Sney sendiri memiliki dua
macam jenis yakni Sney belah bulat dan sney segi enam ( Gambar 1). Untuk
menggunakannya Sney dilengkapi dengan rumah sney ( Gambar 2) untuk
pegangannya.

Sney

Pemegang Sney

23
Tahapan Sneying
Harap diperhatikan jika ukuran diameter benda kerja akan bertolak belakang dengan
pengetapan. Jika pada pengetapan berlaku rumus Diameter lubang D= D’- k, maka
pada penyenaian rumus diameter luar adalah D= D’+ k ( ILUSTRASI PADA GAMBAR DI
BAWAH )
1. Memasang senai pada tangkai senai.

 mengendorkan sekrup pengunci pada batang senai.


 memasukkan senai pada batang, tanda ukuran berada di atas, samapi senai
terkunci oleh sekrup pengunci.
 mengencangkan sekrup pengunci.
2. Melumasi gigi senai dengan pelumas.

 Memulai penyenaian.
 menempatkan senai pada ujung benda kerja yang telah dichamper.
 memberikan tekanan yang seimbang pada kedua ujung tangkai saat senai
diputar searah putaran jarum jam.
3. Memeriksa kelurusan setelah dua atau tiga ka`li putaran batang.

 perhatikan senai dan benda kerja harus tegak lurus.


 memperbaiki setiap ketidak lurusan dengan memberikan tekanan yang lebih
besar pada sisi batang yang lebih tinggi.
4. Melanjutkan penguliran benda kerja.

 Memberikan sedikit pelumas pada ulir setelah tangkai diputar dua atau tiga
kali putaran.

Tahapan Sneying
BAB III
PROSES PEMESINAN
3.1 GAMBAR TEKNIK

Benda Kerja

2 C2
Ø23
R5 Ø3 R7

M10 x 1.5 Ø19 Ø21

20 20

Ø23
M10 x 1.5
30°

20 20

25
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada prinsipnya proses pembubutan adalah mengurangi berat dan volume benda
kerja, dan proses pembubutan hanya dapat dilakukan pada benda kerja
yang berbentuk silindris.
2. Kecepatan dalam menggerakkan longitudinal feed handwheel ataupun cross slide
handwheel sangat mempengaruhi halus kasarnya hasil pembubutan.
3. Kecepatan makan benda kerja akan semakin besar apabila gerak makan
dan putaran poros spindle diperbesar.
4. Hasil bubutan yang baik akan ditandai dengan sayatan yang berbentuk panjang-
panjang.
5. Ketepatan memilih bagian mana dahulu yang hendak dikerjakan akan sangat
menentukan untuk menyelesaikan benda kerja tepat waktu.
6. Waktu yang diperlukan untuk proses pembubutan akan semakin lama apabila
kedalaman potong dan panjang pemotongan yang digunakan lebih besar,apabila
gerak makannya diperbesar dengan panjang pembubutan tetap waktuyang
diperlukan akan semakin pendek.
7. Umur pahat tidak hanya dipengaruhi oleh geometri pahat saja melainkan
ada beberapa hal yang sangat signifikan pengaruhnya seperti material benda
kerja,metal pahat, kedalaman potong dan kondisi pemotongan.

4.2 SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan setelah praktikum ini adalah :

1. Sebelum melakukan praktikum mesin bubut, hendaknya segala sesuatu yang berkaitan
dengan mesin bubut baik itu cara pengoprasian atau factor – factor keamanan harus
diperhatiakan sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi hal – halyang tidak diinginkan pada
saat melakukan praktikum.
2. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum praktikum
membubut hendaknya mempelajari fungsi bagian-bagian dari mesin bubut dan
modul praktikum terlebih dahulu.
3. Pahat yang digunakan saat praktikum agar diperbaharui sehingga pada saat melakukan
proses pembubutan hasil yang diperoleh maksimal
4. Dalam membubut untuk awalan sebaiknya proses membubut dilakukan secara
manual, walaupun hasilnya kasar tidaklah masalah untuk menghemat waktu dan
setelah hendak finishing barulah gunakan pembubutan otomatis untuk hasil
permukaan yang halus.

Anda mungkin juga menyukai