Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PESAN MORAL PADA CERITA PENDEK ANAK-ANAK DENGAN

JUDUL MEMBANTU TETANGGA KARYA DANANG BAGUS. S

Ismi Mardiyah (18108244077)

PGSD - 1G

PENDAHULUAN
Perkembangan sastra dari masa ke masa terus mengalami perubahan. Perkembangan
dilakukan untuk menemukan pedoman yang tepat dalam memproduksi karya sastra.
Perbedaan karya sastra yang mudah ditemukan yakni pada tatanan bahasa yang digunakan.
Misalnya saja pada karya sastra jenis puisi. Bahasa yang digunakan pada puisi kontemporer
tentunya akan berbeda dengan bahasa puisi modrn. Penyesuaian dilakukan sejalan dengan
kaidah kebahasaan yang berlaku di masyarakat. Meski begitu, perkembangan karya sastra
tidak pernah lepas dari tujuan dan maksud karya sastra tersebut diproduksi. Karya sastra
merupakan media belajar yang sangat tepat untuk disampaikan kepada siswa. Karena pada
umumnya, karya sastra banyak memuat ajaran-ajaran atau nilai moral yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Karya sastra dikemas dalam bentuk yang berbeda agar selalu dapat
menarik perhatian para penikmat sastra. Dalam sastra anak-anak, bentuk karya sastra yang
dihasilkan tentu berbeda dengan karya sastra umum. Sastra anak memuat segala sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan anak-anak. Bahasa-bahasa yang digunakan sederhana, agar
anak-anak dapat dengan mudah menangkap maksud dan tujuan dari hasil karya sastra yang
disampaikan. Umumnya tujuan dari karya sastra anak tak jauh berbeda yakni untuk
menanamkan sifat-sifat kebaikan. Untuk itu, pesan moral merupakan unsur yang penting
dalam sebuah karya sastra. Anak-anak harus diajarkan menarik kesimpulan dari sebuah pesan
moral yang diungkapkan dalam karya sastra. Untuk itu, penulis akan memberikan sedikit
materi mengenai sastra anak serta contoh cerita pendek untuk anak-anak guna memudahkan
menganalisis pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut.

PEMBAHASAN
Sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
dipahami oleh anak, dan itu pada umumnya berangkat dari fakta yang konkret dan mudah
diimajinasikan. Sastra anak dapat berkisah tentang apa saja, bahkan hingga sesuatu yang
menurut orang dewasa tidak masuk akal. Misalnya, pada cerita fabel yang tokohnya

1
merupakan binatang yang dapat berbicara dan menjalani kehidupan layaknya manusia
(Nurgiyantoro, 2005: 6). Ikhwan (2013: 70-71) juga memberikan definisi mengenai sastra
anak sebagai ”salah satu bentuk karya sastra yang ditulis dan dibaca untuk kalangan anak-
anak”. Menurut Hunt, Sastra anak juga dipahami sebagai buku bacaan yang dibaca oleh, yang
secara khusus cocok untuk, dan yang secara khusus pula memuaskan sekelompok anggota
yang kini disebut sebagai anak-anak (dikutip dari Nurgiyantoro, 2005: 8). Jadi, sastra anak
merupakan kumpulan dari buku-buku yang sengaja ditulis dan ditunjukan kepada anak-anak
dimana kisah-kisah yang disajikan dapat menarik minat anak, serta bahasa yang disampaikan
mudah dipahami oleh anak-anak.
Karena sasaran pembaca untuk sastra anak ialah anak-anak, maka sastra anak harus
dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan sastra untuk orang dewasa. Karya sastra yang
dihasilkan harus berusaha menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan, mempertahankan, serta
menyebarluaskannya termasuk kepada anak-anak (Ikhwan, 2013: 72).
Sastra anak memiliki beberapa aspek yang harus diperhatikan agar diketahui
kelayakannya sebelum dibaca oleh anak-anak. Aspek tersebut menurut Nurgiantoro (2013,
68- 92) adalah sebagai berikut:
1. Alur cerita
Alur menurut Lukens (dikutip dari Nurgiantoro, 2013: 68) merupakan urutan
kejadian yang memperlihatkan tingkah laku tokoh dalam aksinya. Pembicaraan alur akan
melibatkan masalah peristiwa dan aksi yang dilakukan dan ditimpakan kepada tokoh
cerita, baik peristiwa dan aksi yang hebat, menegangkan, menarik, menjengkelkan,
menakutkan, mengharukan, maupun untuk kategori rasa yang lain, baik untuk dan oleh
tokoh protagonist maupun antagonis. Hal-hal inilah yang menjadi daya Tarik pembaca
anak dan dewasa jika berhadapan dengan cerita fiksi, dan itulah cerita.

2. Penokohan
Istilah penokohan dapat merujuk pada tokoh dan perwatakan tokoh. Tokoh adalah
pelaku cerita lewat berbagai aksi yang dilakukan dan peristiwa serta aksi tokoh lain yang
ditimpakan kepadanya. Dalam bacaan cerita anak tokoh apat berupa manusia, binatang,
atau objek dan makhluk lain seperti makhluk halus (peri, hantu) dan tokoh tumbuhan.

2
3. Tema dan moral
Tema dalam sebuah cerita dapat dipahami sebagai sebuah makna, makna yang
mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebagai sebuah kesatuan
yang padu. Berbagai unsur fiksi seperti sinergis untuk mendukung terwujudnya tema.

4. Latar
Latar berkaitan dengan waktu dan tempat terjadinya peristiwa guna
memudahkan mengimajinasi dan pemahaman. Latar dapat berbentuk latar tempat,
latar waktu maupun latar sosial budaya masyarakat.

5. Stile
Stile berkaitan dengan bahasa yang digunakan dalam sastra. Aspek stile
menentukan mudah atau sulitnya cerita dpahami, menarik atau tidaknya cerita yang
dikisahkan, dan karenanya juga mempengaruhi efek keindahan yang ingin dicapai.

6. Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar-gambar yang menyertai ceritadalam buku sastra anak.
Hampir semua sastra anak dari berbagai genre pada umumnya disertai gambar-
gambar ilutrasi yang menarik. Bahkan, yang paling mudah untuk memudahkan sastra
anak dengan sastra dewasa yakni adanya penggunaan ilustrasi gambar-gambar pada
bukunya.

7. Format
Format bukanlah aspek pendukung dalam cerita, meski begitu format erat
kaitannya guna memotivasi anak untuk membaca sebuah buku. Bagian dari format
buku yakni desain sampul, bentuk huruf, ukuran huruf, bentuk dan ukuran buku, ,
jumlah halaman, kulaitas kerta sdan model penjilidan. Ketepatan sebuah aspek format
tidak hanya ditentukan dari salah satu unsur saja tetapi harus menyangkut keseluruhan
aspek format.

3
Dari beberapa aspek yang diungkapkan oleh Nurgiantoro di atas, pesan moral
termasuk bagian dari aspek penilaian sastra anak. Pesan moral berkaitan dengan tujuan dari
sastra anak yakni guna menciptakan kepribadian baik, lewat pesan-pesan yang disampaikan.
Untuk itu perlu adanya contoh bacaan cerita agar dapat ditarik sebuah pesan moral dari cerita
tersebut. Untuk itu perhatikanlah kutipan cerita pendek anak-anak Membantu Tetangga karya
Danang Bagus. S di bawah ini:

“…saat pak Hasan dalam perjalanan menuju ke kota, baru ingat bahwa binatang
piaraannya belum diberi makan, mereka berpikir, pasti binatang piaraanya itu
kelaparan. Pak Hasan dan keluarganya tampak gelisah. Mereka ingin cepat-cepat
pulang setelah acara tasyakuran keluarga itu selesai. Selama Pak Hasan berada di
kota, ayam, angsa, dan itiknya tidak terurus. Mereka kelaparan di dalam kandangnya.
Sapi dan kerbau juga begitu, mereka melenguhkarena kelaparan. Beberapa hari
kemudian, Pak Hasan pulang dari kota. Sesampainya di rumah, ia bergegas menuju ke
kandang untuk melihat binatang piaraannya yang telah lama ditinggalkannya itu. Satu
per satu dilihatnya dengan penuh rasa cemas. Pak Hasan terkejut. Ia heran dan
bertanya- tanya, “Kenapa ayam, angsa, itik, kerbau, dan sapiku tidak sakit ya meski
pun tidak aku beri makan?” “Siapa ya, yang memberi makan semua ini?. Aku
sungguh lupa tidak berpamitan kepada tetangga dan tidak menitipkan semua ini
kepada siapa pun. Aneh! Pasti ada orang yang mau membantuku untuk merawat
semua binatang piaraanku.” Pikir Pak Hasan dalam hati. Tiba-tiba di belakang Pak
Hasan muncul tetangganya, yaitu Ali. “Saya Pak yang memberi makan,” ujar Ali…”

Dari kutipan cerita pendek di atas, kita bisa menganalisis bagian yang dapat
menunjukan pesan moral yang hendak diungkapkan oleh penulis, yakni:

”…Aku sungguh lupa tidak berpamitan kepada tetangga dan tidak menitipkan semua
ini kepada siapa pun. Aneh! Pasti ada orang yang mau membantuku untuk merawat
semua binatang piaraanku.” Pikir Pak Hasan dalam hati. Tiba-tiba di belakang Pak
Hasan muncul tetangganya, yaitu Ali. “Saya Pak yang memberi makan,” ujar Ali…”

Kutipan tersebut menujukan bahwa Pak Hasan lupa berpamitan dengan tetangganya
sebelum berangkat ke kota. Ia mengira bahwa hewan peliharaanya akan banyak yang mati
kelaparan. Namun tanpa diduga, Ali sudah memberi makan hewan-hewan Pak Hasan.
Dengan begitu, pesan moral yang dapat diambil yakni “Jadilah orang yang suka menolong
orang lain dengan penuh kesadaran”. Penulis dalam cerita tersebut Nampak hendak
mengingatkan pembaca bahwa menolong orang lain harus dilakukan dengan kesadaran
pribadi, tidak perlu menunggu dan dikomando terlebih dahulu. Selama kita bisa
melakukannya, maka lakukanlah.
4
KESIMPULAN
Sastra anak merupakan salah satu jenis sastra yang ditunjukan untuk anak-anak, berisi
cerita-cerita rekaan yang imajinatif. Karya sastra dapat digunakan sebagai media belajar
anak-anak untuk menanamkan sifat-sifat kebaikan, karena pada umumnya sastra anak
memuat pesan-pesan moral dengan tujuan untuk membentuk pribadi yang baik pada diri
anak-anak. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada cerpen anak dengan judul Membantu
Tetangga Karya Danang Bagus. S didapatkan sebuah pesan moral yakni “Jadilah orang yang
suka menolong orang lain dengan penuh kesadaran”. Penulis dalam cerita tersebut nampak
hendak mengingatkan kepada pembaca bahwa menolong orang lain harus dilakukan dengan
kesadaran diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Ikhwan, W.,K. (2013). Upaya menumbuhkan karakter anak dalam pembelajaran sastra anak
dengan model Play-Learning dan Performance-Art Learning di SDN Banyuajuh 4.
Diambil pada tanggal 5 Desember 2018 dari http//: neo-bis.trunojoyo.ac.id

Nurgiyanto, B. (2013). Sastra anak: Pengantar pemahaman dunia anak. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

____________. (2004). Sastra Anak: Persoalan genre. (versi elektronik). Humaniora, 16,
107-122.

Zubaidah, E., & Sugihastuti. (Ed) . (2013). Kumpulan cerita anak: Karya mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Yogyakarta: A.com press.

PERTANYAAN
1. Bagaimana mengembangkan ketertarikan anak-anak pada dunia sastra?
2. Apa bentuk sastra anak yang paling cocok ditunjukan pada anak-anak pada tingkat
Sekolah Dasar?
3. Bagaimana melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis sebuah
karya sastra?

Anda mungkin juga menyukai