160 296 1 SM PDF
160 296 1 SM PDF
id/journal/ks
Vol. 2 No. 2, September 2015: 158-170
ISSN:2354-9874
Maulidian 1
1
Program Studi Agribisnis Universitas Trilogi
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor strategis yang mempengaruhi PT. GAF dalam
menjalankan bisnis katekin dan tanin di masa depan, menganalisis kompetensi yang harus dimiliki untuk
menjalankan bisnis katekin dan tanin, dan menyusun rancangan strategik dalam menjalankan bisnis katekin dan
tanin di masa depan. Analisis rantai nilai digunakan untuk menganlisis faktor-faktor internal. Model Five Force
Porter‘s Model dan Analisis PEST digunakan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa untuk menjalankan bisnis katekin dan tanin, PT. GAF harus menambah kompetensi baru,
seperti logistik ke dalam, marketing dan penjualan, pelayanan, manajemen sumberdaya manusia, dan pembelian.
Berdasarkan data faktor-faktor internal dan eksternal, dilakukan pemetaan posisi saat ini dengan menggunakan
matriks internal-eksternal (IE). Pada saat ini posisi PT. GAF dalam menjalankan bisnisnya berada pada kondisi
hold and maintain. Diharapkan dalam jangka waktu lima tahun perusahaan telah memperbaiki kinerja
perusahaan sehingga mampu berada pada kuadran IV atau dalam kondisi tumbuh dan kembangkan yang
merupakan sasaran jangka panjang bagi perusahaan.
Kata Kunci : Strategi, Rantai Nilai, Analisis PEST, Analisis Porters‘s, Katekin, Tanin.
Abstract
The objectives of this study were to analyze strategic factors that influence catechin and tannin business to be
run by PT. Gambir Agro Farmaka (GAF) in the future, to analyze competencies that must be owned by PT.GAF
to run a catechin and tannin business in the future, and to design strategic planning of catechins and tannis
business to be run by PT. GAF in the future. Value chain analysis was used to analyze internal factors. Five
Force Porter‘s Model and PEST were used to analyze external factors. The result of the study showed that to run
a catechin and tannin business, PT. GAF must add new competencies, such as, inbound logistic, marketing and
sales, service, human resources management, and procurement. Then based on the data and information from
internal and external factors, a mapping was done using the internal-external matrix (IE). The result of the study
showed that based on the IE Matrix, PT. GAF falls into cell V, which can be managed best with hold and
maintain strategy. Expected in next five years, PT. GAF has improve their company performance so that be able
to stay at quadran IV or in growth and build condition which is company‘s long term goal.
Keywords: strategy, value chain, PEST analysis, Porter‘s Analysis, catechin, tannin.
_________________________________________________________________
159 MAULIDIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Gambir merupakan salah satu komoditas Tabel 2. Jumlah Katekin Potensial yang
pertanian dan perkebunan yang penting bagi Dibutuhkan untuk Ekspor
Persen
Indonesia, dengan negara tujuan ekspor Katekin Volume
Produk Potensial yang Kebutuhan
Bangladesh, Singapura, Malaysia, Jepang, dan No
Pengguna Katekin
Ekspor (Kg)
Dibutuhkan Katekin
dalam (Kg)
beberapa negara di Eropa. Kebutuhan gambir Bahan (%)
dunia sejak tahun 2006 – 2008 mengalami 1 Pasta gigi 2.178.636 0,2 4.357,27
peningkatan volume dan harga sebagaimana 2 Obat cuci mulut dll 72.180 0,2 144,36
3 Preparat kulit luar 2.704.556 1 27.045,56
dapat dilihat pada tabel 1. Kondisi ini terjadi
4 Krim anti jerawat 9.253 1 92,53
karena semakin banyaknya produk yang bernilai Kosmetika perawatan
5 725.110 0,1 3.626,56
rambut rusak
tinggi yang membutuhkan katekin yang Bedak mampat
6 1.638.193 0,3 4.914,,58
maupun powder
merupakan komponen terpenting yang terdapat Face & skin cream
7 8.413.680 1 84.136,80
dalam gambir (Gumbira-Sa‘id et al., 2010). &lotion
8 Sabun mandi 153.626.110 0,01 15.362,61
Preparat perawatan
Tabel 1. Perkembangan ekspor gambir Indonesia 9
kulit luar lainnya
7.253.110 926.222,15
(skin protection and 12,77
2006 - 2008 improvement)
Tahun Volume Nilai (USD) Harga rata-rata 10 Obat untuk kanker 47.761 10 4.776,10
(kg) (USD/kg) 11 Minuman 1.877.885 1 3.755,77
2006 7.975.891 8.281.991 1,04 Jumlah 1,089,457.36
Tabel 3. Jumlah Tanin Potensial yang hilir yang mengolah gambir menjadi nilai tambah
Dibutuhkan untuk Ekspor dalam hal ini adalah mengolah ekstrak gambir
No Produk Ekspor Persen Tanin Volume menjadi katekin dan tanin.
Potensial (Kg) Yang Kebutuhan
Pengguna Dibutuhkan Tanin (Kg) Untuk menghadapi persaingan dunia bisnis
Tanin Dalam Bahan
(%)
yang semakin ketat, PT. Gambir Agro Farmaka
1
Penyamak
947.706 5.61 53.166,3066
mempertimbangkan bahwa prospek industri
kulit
Pewarna alami
gambir terutama dalam produksi katekin dan
2 1.310.281 0.5 6.551,405
makanan tanin semakin cerah, dimana perusahaan
Peluruh dan
3 anti karat pada 55.928 4.17 2.332,1976 memiliki kekuatan dari kompetensi dalam bidang
logam pengolahan ekstraksi gambir asalan menjadi
4 Pelapis logam 39.594 4.17 1.651,0698
5 Adhesive 159.112 25 39.778 katekin dan tanin. Karena kondisi perkembangan
Pewarna alami
6
non makanan
238.986 1 2.389,86 dunia bisnis yang bergerak dinamis, untuk itu
7 Tinta 225.517 5 11.275,85 PT. Gambir Agro Farmaka perlu membuat suatu
8 Antiseptik 4.412 2 88,24
perencanaan strategi bisnis masa depan yang
9 Insektisida 2.097.180 2 41.943,6
10 Desinfektan 2.396.000 2 47.920
benar-benar matang sehingga perusahaan dapat
Jumlah 207.096,529 tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sumber :Pratama (2010). Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan
sebelumnya, rumusan permasalahan dalam
Tabel 4. Permintaan Impor Tanin Dunia Tahun
penelitian ini adalah (1) Faktor-faktor strategi
2000-2008
apa saja yang dapat mempengaruhi PT. GAF
No Tahun Impor (Kg) dalam menjalankan usahanya, (2) Kompentisi
1 2000 71.175.852 apa saja yang harus dimiliki oleh PT. GAF dalam
2 2001 75.805.956
menjalankan usahanya?, (3) Bagaimana
3 2002 81.974.490
rancangan arsitektur strategik bisnis PT.GAF
4 2003 99.278.144
5 2004 97.498.667
dalam menjalankan bisnisnya?
6 2005 110.237.058 Penelitian ini bertujuan untuk (1)
7 2006 119.725.195 Menganalisis faktor-faktor strategi yang
8 2007 134.798.482 mempengaruhi PT. Gambir Agro Farmaka dalam
9 2008 12.314.530
menjalankan bisnis katekin dan tanin di masa
Sumber : UN Comtrade (2008) dalam Pratama (2010).
depan, (2) Menganalisis kompetensi yang harus
Pada Tabel 4 di atas, permintaan impor dimiliki oleh PT. Gambir Agro Farmaka untuk
tanin dunia tanin dari tahun ke tahun semakin menjalankan bisnis katekin dan tanin, dan (3)
meningkat terutama pada tahun 2007 yang Menyusun rancangan strategi bisnis PT. Gambir
mencapai 134.798.482 kg. Pada tahun 2008 Agro Farmaka melalui arsitektur strategik dalam
mengalami penurunan yaitu sebesar 12.314.530 menjalankan bisnis katekin dan tanin di masa
kg, penurunan ini terjadi kemungkinan besar depan.
merupakan dampak dari krisis global yang METODE
hampir melanda di seluruh dunia. Penelitian ini dilakukan di PT. Gambir Agro
PT. Gambir Agro Farmaka merupakan Farmaka sebuah anak perusahaan PT. Agro
perusahaan baru yang bergerak dalam bidang Farmaka Nusantara yang berlokasi di Ciawi,
industri yang mengolah ekstrak gambir menjadi Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan
katekin dan tanin yang berencana mengambil 1% selama 2 (dua) bulan, dari bulan Oktober 2010
dari potensi pasar yang ada karena produk sampai dengan November 2010. Penelitian ini
katekin dan tanin yang diproduksi masih dilakukan dengan menggunakan metode
tergolong produk baru. Arah pengembangan penelitian deskriptif yaitu menjawab
industri di atas ditentukan melalui usaha permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan
horisontal dan vertikal. Pengembangan dalam bentuk studi kasus, sehingga didapatkan
horisontal melalui perluasan areal bahan baku gambaran yang luas dan mendalam selama
gambir, sedangkan pengembangan yang bersifat periode tertentu yang sedang berlangsung pada
vertikal merupakan strategi membangun industri saat penelitian ini dilakukan. Pendekatan metode
161 MAULIDIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
eksplanatori dilakukan untuk merancang dalam sel I, II atau IV disebut sebagai pertumbuh
arsitektur strategi PT. Gambir Agro Farmaka. dan membangun (growth and build) dan strategi
Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan yang cukup mewakili unit bisnis atau perusahaan
cara sengaja (Purposive Sampling). Hal ini ini adalah strategi intensif dan strategi integratif.
dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kedua, unit bisnis atau perusahaan yang
responden yang bersangkutan memiliki keahlian termasuk dalam sel III, V atau VII dapat dikelola
dan kompeten di bidangnya. Responden yang dengan mempertahankan dan memelihara (hold
akan dipilih terdiri dari responden internal dan and maintain) dan strategi yang baik pada sel ini
responden eksternal. Data yang digunakan adalah adalah penetrasi pasar dan produk. ketiga, unit
data primer dan data sekunder. Data primer bisnis atau perusahaan yang termasuk dalam sel
diperoleh dari kuesioner, wawancara, dan FGD VI, VIII, atau IX lebih baik menggunakan
(Focus Group Discussion), sedangkan data strategi panen atau divestasi (harvest or divest).
sekunder diperoleh dari studi pustaka berbagai Matriks IE diilustrasikan pada Gambar 1.
sumber yang relevan. Analisis kompetensi ini
dan analisis faktor-faktor strategi lingkungan
I INT£RHAl I
internal menggunakan analisis rantai nilai Porter [?3:00] [?-~ ~~
(1994), analisis faktor-faktor strategi lingkungan I Ill
111
eskternal menggunakan analisis persaingan 4,00-3,00
I
industri Porter (1994) dan PEST, Pemetaan
[i]
strategi menggunakan Matriks IE, serta IV v VI
2,99-2,00
merancang arsitektur strategik PT. Gambir Agro
Farmaka. a I
VII VIII IX
Pembobotan pada faktor strategis dari
L99-0,00
lingkungan eksternal menggunakan Teknik
Delphi. Cara penggunaan Teknik Delphi dapat
dilihat pada Tabel 5.
Gambar 1. Ilustrasi Matriks Internal dan
Tabel 5. Ilustrasi Pembobotan Faktor Strategis
Eksternal (David, 2004)
Dengan Teknik Delphi.
Faktor Tingkat Kepentingan Jumlah Rata- Terakhir adalah dengan merancang
Rating
Strategis 1 2 3 4 5 Responden Rata
1 X Y Z a A Arsitektur Strategik PT. GAF. Arsitektur
2 b B strategik ini secara garis besar menggambarkan
3
peta strategi dalam rentang waktu tertentu untuk
N mencapai industri masa depan dan sasaran
Jumlah rata-rata R
jangka panjangnya. Kemudian diuraikan
tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk
Dimana :
1, …, 5 = Tingkat kepentingan faktor-faktor
mendukung tahapan pengembangan perusahaan
strategis menuju sasaran tersebut.
1, …, N = Faktor-faktor strategis yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan Analisis Persaingan Industri Katekin dan
a = {(X x 3) + (Y x 4) + (Z x 5)} : 5 Tanin
A = (a : R) x 100 %
PT. GAF merupakan perusahaan yang akan
Untuk mengukur kinerja bisnis perusahaan menjalankan suatu bisnis masa depan yaitu
ditentukan kombinasi dari internal maupun industri katekin dan tanin yang berasal dari
eksternal dengan menggunakan matriks internal- tanaman gambir. Secara umum, di masa depan
eksternal (IE). David (2004) menjelaskan bahwa industri katekin dan tanin termasuk dalam tingkat
sel-sel pada matriks IE dibagi menjadi tiga persaingan sedang dengan skor total sebesar
bagian utama, dimana masing-masing 2,430. Dengan kata lain, tekanan terhadap
mempunyai dampak strategi yang berbeda. industri katekin dan tanin secara keseluruhan
Pertama, unit bisnis atau perusahaan yang masuk adalah sedang. Kondisi persaingan di industri
Vol. 2, No. 2, 2015 Analisa Perancangan Strategik Bisnis…162
katekin dan tanin dipengaruhi oleh lima Masuknya pendatang baru dalam industri
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi tingkat katekin dan tanin selain membawa dan
persaingan. Hasil analisis dari lima kekuatan menambah kapasitas produk yang baru, juga
yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya bertujuan untuk merebut dan menguasi pangsa
tingkat persaingan dapat dilihat pada Tabel 6. pasar, serta dapat mengambil sumberdaya besar
yang telah dimiliki perusahaan. Dari hasil
Tabel 6. Hasil Analisis Kekuatan-kekuatan yang
analisis, besarnya ancaman pendatang baru di
Mempengaruhi Persaingan Industri
industri katekin dan tanin tergolong sedang
Katekin dan Tanin
dengan nilai 2.789. Keadaan di atas tergantung
No. Parameter Skor Keterangan
1. Persaingan dari pesaing 1,603 Rendah dari besarnya rintangan masuk yang ada
2. Kekuatan tawar menawar 2,016 Rendah dilingkungan industri tersebut (barrier to entry).
pemasok Berdasarkan hasil analisis ancaman pendatang
3. Produk substitusi 2,690 Sedang baru, faktor yang paling berpengaruh
4. Ancaman pendatang baru 2,798 Sedang memberikan rintangan adalah hubungan dengan
5. Kekuatan tawar menawar 3,041 Sedang
pembeli
mitra yaitu dengan skor 0,596. Hubungan
Rata-Rata 2.430 Sedang kemitraan akan menjaga keberlangsungan
perusahaan, karena terjadi hubungan timbal balik
Dari hasil analisis, parameter analisis yang saling menguntungkan. Kerja sama yang
persaingan dari pesaing tergolong rendah yaitu baik antara perusahaan dengan mitra, akan
sebesar 1,603. Keadaan di atas menunjukkan menjadi penghambat bagi pendatang baru untuk
bahwa ancaman yang berasal dari pesaing masih masuk ke dalam industri.
sedikit atau dengan kata lain industri yang Berdasarkan hasil analisis, kekuatan tawar
bergerak dalam bisnis ekstrak gambir menjadi menawar pembeli memiliki pengaruh yang
katekin dan tanin masih sedikit. Hal ini sesuai sedang yaitu sebesar 3,041. Akan tetapi,
dengan data yang ada bahwa di Indonesia kekuatan tersebut menempati posisi yang paling
perusahaan yang bergerak dalam bisnis ekstrak penting dibandingkan kekuatan-kekuatan
gambir menjadi katekin dan tanin dalam skala lainnya. Hal ini dikarenakan pembeli merupakan
industri masih sangat sedikit (Gumbira-Said et faktor yang paling penting bagi perusahaan.
al., 2010).
Berdasarkan hasil analisis, ancaman Analisis PEST
terhadap industri yang berasal dari kekuatan Untuk menjalankan bisnis masa depannya,
tawar menawar pemasok sangat rendah yaitu salah satu faktor strategis yang harus
sebesar 2,016. Kondisi tersebut merupakan diperhatikan oleh PT. GAF adalah lingkungan
dampak dari jumlah pesaing industri yang eksternal perusahaan. Lingkungan makro yang
bergerak dalam bisnis katekin dan tanin di dianalisis terdiri dari aspek politik, ekonomi,
Indonesia masih sangat sedikit, sehingga sosial budaya, dan teknologi (PEST). Dalam
pemasok tidak dapat menekan harga atau penelitian ini, peluang-peluang dan ancaman
menurunkan kualitas produk yang di inginkan yang telah dianalisis dibagi kedalam
oleh industri. kemungkinan akan terjadinya isu-isu dari
Berdasarkan hasil analisis, ancaman yang berbagai aspek strategis tersebut. Isu-isu strategis
berasal dari produk substitusi tergolong sedang tersebut merupakan isu-isu yang belum terjadi
yaitu dengan skor 2,690. Produk substitusi dan diprediksi oleh para pakar yang telah
katekin dan tanin dapat berasal dari senyawa diwawancara yang akan ditemui PT. GAF di
lain. Katekin yang bersifat anti oksidan banyak masa depan pada saat menjalankan bisnis katekin
diminati karena tingkat keamanan yang lebih dan tanin.
baik dan manfaatnya yang banyak seperti di Berdasarkan hasil analisis lingkungan
bidang makanan, kesehatan, dan kosmetik. politik, peluang yang dapat dimanfaatkan PT.
Sumber anti oksidan dapat ditemukan pada GAF di masa depan adalah otonomi daerah dan
sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan berkayu. regulasi pemerintah. Dengan diberlakukannya
undang-undang no. 32 tahun 2004 tentang
163 MAULIDIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
pemerintah daerah, maka kesempatan dalam merupakan isu utama yang paling penting saat
melaksanakan pemerataan pembangunan terbuka ini. Produk-produk yang menggunakan bahan
lebar. Ancaman terbesar yang akan dihadapi PT. sintesis cenderung memiliki efek yang negatif
GAF di masa depan adalah peraturan tentang dalam jangka panjang. Segala sesuatu yang
perdagangan luar negeri. Salah satu kebijakan berasal dari alam sangat bermanfaat dan
tersebut adalah kebijakan pemerintah tentang seimbang, sehingga gaya hidup sehat dengan
penanaman modal asing yang tertera di dalam kembali ke alam merupakan peluang yang dapat
undang-undang no. 1 tahun 1967 dan direvisi dimanfaatkan oleh PT. GAF dalam menjalankan
oleh undang-undang nomor 11 tahun 1970. bisnis katekin dan tanin. Di masa depan, masalah
Kelonggaran-kelonggaran perpajakan yang kompleks yang akan dihadapi perusahaan
menyangkut bea materai modal, bea masuk dan adalah menghadapi tingkah laku karyawan.
pajak penjualan, bea balik nama, pajak Kondisi tersebut dapat menjadi tekanan atau
perseroanm serta pajak deviden, hal tersebut bahkan tantangan dalam menerapkan aspek etika
meningkatkan jumlah investor asing terutama kerja seperti ketidak-adilan, ketidak-disiplinan,
India, China, dan Singapura membangun industri kecurangan, ketidak-jujuran, pembangkangan,
katekin dan tanin di Indonesia. dan sebagainya. Oleh karena itu, kondisi tersebut
Pada analisis lingkungan ekonomi, tingkat merupakan suatu ancaman bagi perusahaan
konsumsi terhadap katekin dan tanin merupakan apabila tidak memperhatikan standar etika dalam
peluang paling besar yang dapat dimanfaatkan bekerja.
PT. GAF untuk menjalankan bisnisnya. Pada analisis lingkungan teknologi,
Indonesia merupakan produsen gambir dunia, pemanfaatan teknologi yang tepat guna akan
sehingga menjadi peluang bagi PT. GAF untuk meningkatkan kinerja produksi PT. GAF dalam
menjalankan bisnis masa depannya. Di antara menjalankan bisnis katekin dan tanin. Saat ini, di
keempat sentra produksi gambir yaitu Sumatra Indonesia belum tersedia teknologi yang
Barat, Sumatra Utara, Riau, dan Sumatra Selatan, kompleks untuk menghasilkan katekin dan tanin
sentra produksi gambir Provinsi Sumatra Barat dalam skala industri. Menurut hasil wawancara
merupakan sentra produksi gambir terbesar yang dengan pakar dikatakan bahwa proses teknologi
memasok sekitar 90% total produksi gambir katekin dan tanin saat ini masih impor. Kondisi
nasional (Gumbira-Said, et al., 2009). tersebut akan menjadi ancaman bagi PT. GAF
Peningkatan ekspektasi inflasi terutama dipicu dalam menjalankan bisnis masa depannya karena
oleh kenaikan harga bahan makanan pokok yang akan membutuhkan biaya yang sangat besar
masih tinggi, di samping karena kenaikan harga untuk mendatangkan teknologi tersebut.
komoditi global termasuk minyak dan rencana
kebijakan pemerintah di bidang komoditi Analisis Lingkungan Internal
Dari hasil analisis rantai nilai didapatkan
strategis. Apabila kondisi tersebut dapat terjadi
gambaran umum mengenai kekuatan PT. GAF
dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun,
dalam menjalankan bisnis katekin dan tanin di
maka akan menjadi ancaman bagi PT. GAF
masa depan dengan nilai sebesar 2,900. Hal ini
dalam menjalankan bisnisnya di masa depan.
menunjukkan bahwa posisi perusahaan dalam
Kenaikan inflasi akan menyebabkan kenaikan
menjalankan bisnis katekin dan tanin di masa
biaya operasional perusahaan karena terjadi
depan berada pada posisi sedang. Dengan
kenaikan harga terutama minyak. Selain itu,
demikian secara keseluruhan kemampuan PT.
dengan kenaikan suku bunga juga dapat menjadi
GAF dalam menjalankan bisnis katekin dan tanin
penghambat bagi perusahaan untuk meminjam
di masa depan akan baik. Terdapat dua aktivitas
modal di bank dalam rangka tujuan
yang saling terkait satu sama lain dalam analisis
pengembangan usaha.
rantai nilai yaitu aktivitas primer dan aktivitas
Pada analisis lingkungan sosial, faktor-
sekunder. Kegiatan-kegiatan aktivitas primer
faktor sosial yang dapat mempengaruhi
terbagi kedalam lima kategori, yaitu logistik
perjalanan bisnis PT. GAF adalah sikap dan gaya
kedalam, operasional produk, logistik keluar,
hidup masyarakat, pendidikan, serta etika kerja.
pemasaran dan penjualan, serta pelayanan.
Gerakan kembali ke alam (trend back to nature)
Vol. 2, No. 2, 2015 Analisa Perancangan Strategik Bisnis…164
dan informasi yang mendukung dalam – 2016) strategi yang dapat diterapkan
menjalankan suatu bisnis. Aktivitas perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan
pengembangan teknologi PT. GAF termasuk pengembangan produk. Penetrasi pasar adalah
dalam kategori kuat dengan rata-rata sebesar strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa
3,100. Kemampuan yang mutlak diperlukan PT. pasar untuk produk katekin dan tanin saat ini
GAF dalam menjalankan bisnis masa depannya melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih
adalah kemampuan dalam mendapatkan besar. Menurut David (2009) pentrasi pasar
informasi perkembangan dan kemajuan teknologi meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan,
ekstraksi gambir menjadi katekin dan tanin serta peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran
kemampuan dalam menggunakan teknologi produk-produk promosi penjualan secara
katekin dan tanin terbaru yang tepat guna. ekstensif, atau pelipatgandaan upaya-upaya
Aktivitas pembelian merupakan suatu pemasaran. Pengembangan produk adalah
kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan, strategi yang bertujuan untuk meningkatkan
pemasokan, pelayanan dan kebutuhan penjualan dengan cara memperbaiki atau
sumberdaya dari luar untuk mendukung PT. memodifikasi produk yang ada saat ini (David,
GAF dan aktivitasnya. Kemampuan aktivitas 2009). Strategi pengembangan produk akan
pembelian yang dimiliki PT. GAF tergolong memiliki pengeluaran yang besar untuk
sedang dengan rata-rata aktivitas sebesar 2,625. penelitian dan pengembangan (Litbang).
Kondisi di atas dipengaruhi kekuatan atau
kelemahan yang dimiliki perusahaan yang
berkaitan dengan aktivitas pembelian. rlnggi
Rancangan Strategik
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi
perusahaan maka diperlukan suatu sasaran dan Sedans
Indonesia. Dalam raarsngka memenuhi tanaman gambir akan tetapi berasal dari
kebutuhan pasar, di mana mutu dan kualitas perusahaan yang menggunakan tanaman lain
katekin dan tanin menjadi perhatian utama, maka yaitu teh, dimana katekin dari dari bahan teh saat
diperlukan sebuah proses teknologi ektraksi yang ini paling banyak tersedia di pasaran. Namun
mutakhir. Teknologi tersebut sedang dipatenkan katekin dan tanin yang dihasilkan dari gambir
oleh pakar teknologi Institut Pertanian Bogor, memiliki keunggulan dibandingkan bahan baku
Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Sa‘id. MA. Dev dan substitusinya yaitu tingkat kemurnian yang tinggi
kelompok penelitiannya. Untuk itu diperlukan dan terstandar untuk mendukung kualitas produk
suatu kerjasama antara PT. GAF dengan pemilik hilir pengguna.
paten. Setelah paten teknologi telah dikeluarkan, Standariasi yang digunakan dalam produksi
maka PT. GAF dapat memasarkan produk tanin mengacu pada standar tanin GB 5308-85
katekin dan taninnya. untuk industrial grade. Tanin di pasaran
Untuk menunjang kemampuan yang telah memiliki pesaing yang banyak terutama tanin
dimiliki perusahaan, penerapan Just In Time yang diekstrak berasal dari bahan baku lain yaitu
(JIT) sangat diperlukan. JIT dipergunakan untuk nabati dan sintesis, akan tetapi industri penghasil
memperbaiki kinerja perusahaan terutama dalam tanin murni di Indonesia saat ini belum ada.
aktivitas ke dalam, operasional produk hingga Faktor-faktor tersebut merupakan sebuah
logistik ke luar dan digunakan untuk peluang bagi PT. GAF untuk melakukan
mendapatkan GMP (Good Manufacturing penetrasi pasar dalam memasarkan produk
Practice). katekin dan tanin di Indonesia. Dalam upaya
Selain itu, pada saat kegiatan logistik melakukan penetrasi pasar nasional maka strategi
kedalam, operasional produk, hingga logistik yang tepat adalah dengan menawarkan harga
keluar, keselamatan kerja karyawan juga perlu katekin dan tanin di bawah harga pasar saat ini.
diperhatikan oleh perusahaan. Kecelakaan kerja Harga jual katekin yang beredar di pasaran pada
dapat menyebabkan kerugian secara langsung tingkat pengecer adalah berkisar antara Rp.
maupun tidak langsung. Secara langsung, 6,000,000,- - Rp. 8,000,000,- per kg, sedangkan
perusahaan harus mengganti kerusakan yang ada harga jual tanin pada tingkat pengecer berada
dan juga memberikan biaya pengobatan serta pada kisaran harga Rp. 3,000,000,- - Rp.
perawatan. Semantara secara tidak langsung, 4,000,000,- per kg (Gumbira-Sa‘id et al., 2010).
perusahaan akan mengalami ketidakproduktifan Saat ini, kemampuan pemasaran dan penjualan
karena karyawan yang mengalami kecelakaan PT. GAF dalam bisnis katekin dan tanin masih
kerja tidak dapat berkontribusi pada perusahaan. belum menunjang, untuk itu dalam melakukan
Apabila satu proses berhenti maka akan penetrasi pasar internasional, PT. GAF harus
mengakibatkan proses lain tidak bisa berjalan. bekerja sama dengan pihak lain seperti swasta
Untuk itu, dalam mengatasi hal ini penerapan maupun BUMN lainnya.
OHSAS 18001 tentang sistem manajemen Strategi-strategi di atas diharapakan dapat
kesehatan dan keselamatan kerja sangat memenuhi indikator keberhasilan strategi yaitu
diperlukan untuk memperhatikan karyawan. perusahaan mendapatkan sertifikat GMP (Good
OHSAS atau Occupational Health and Safety Manufacturing Practice), HACCP (Hazard
Assesment Series merupakan standar Analysis Critical Control Point), OHSAS 18001,
internasional untuk penerapan sistem manajemen ISO 14001 dan ISO 9001. Indikator-indikator
keselamatan dan kesehatan kerja. OHSAS tersebut dirumuskan untuk mengatasi ancaman-
bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan ancaman yang timbul dari hasil analisis PEST,
kerja dan mencegah terjadinya potensi seperti keharusan memiliki produk ramah
kecelakaan kerja dan mencegah terjadinya lingkungan serta adanya meningkatnya
potensi kecelakaan kerja. kesadaran manusia akan gaya hidup sehat yang
Produk katekin dan tanin dari gambir asalan lebih mementingkan mutu produk. Rancangan
yang dihasilkan oleh PT. GAF memiliki pesaing strategik bisnis katekin dan tanin dapat dilihat
kuat di dalam industri hilir. Pesaing utama PT. pada Gambar 3.
GAF bukan berasal dari perusahaan yang yang
167 MAULIDIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Ratekm den
Tania Produk
Oengttn
Harg•
T1nglc3t Rend ah
Kemurman Aplilcui
Tmgg,t dan Jusz In lllff•
Tersrender (111)
baik, serta memberikan penghargaan bagi adalah strategi pengembangan produk dan
karyawan yang akan pensiun. Kemampuan penetrasi pasar. Diharapkan dalam jangka waktu
dalam aktivitas pembelian seperti mencari bahan lima tahun PT. GAF telah memperbaiki kinerja
baku pengganti yang berkualitas dan mengajak perusahaan sehingga mampu berada pada
supplier menjadi mitra usaha. kuadran IV atau dalam kondisi tumbuh dan
Pada saat ini posisi PT. GAF dalam bangun yang merupakan sasaran jangka panjang
menjalankan bisnisnya berada pada kondisi hold bagi perusahaan. Untuk itu, rancangan strategik
and maintain, atau didalam kondisi yang dapat yang dirumuskan merupakan penghubung yang
dipertahankan dan dipelihara. Strategi yang baik sangat penting bagi kondisi PT. GAF saat ini
bagi PT. GAF dalam kurun waktu lima tahun dengan sasaran masa depan.
DAFTAR ACUAN
David FR. 2004. Manajemen Strategis : Konsep- Barat Dalam Upaya Peningkatan Mutu dan
konsep. Alih Bahasa oleh Kresno Saroso. Daya Saing Bisnis Gambir Indonesia.
Jakarta.. Edisi Kesembilan. Penerbit PT. Prosiding LPPM.
Indeks. Lemmens RHMJ, NW. Soetjipto. 1992. Dye and
David FR.. 2009. Strategic Management tanin-producting plant. Di dalam : Plant
Concepts and Cases. Tenth Edition. New Resources of South-East Asia. Bogor.
Jersey. Pearson Prentice Hall,. PROSEA.
Diratpahgar. 2008. Mengenal Budidaya Gambir. Nazir N. 2000. Gambir, budidaya, pengolahan
http://ditjenbun.deptan.go.id/rempahbun/re hasil dan prospek diversifikasinya.
mpah/index.php Padang. Yayasan Hutanku..
Gordon I. 1994. Functional Food, Food Design, Porter ME. 1994. The Competitive Advantage of
Pharmafood. New York: Champman dan Nations. . New York. The Free Press.
Hall. Porter ME. 2007. Strategi Bersaing (Competitive
Gumbira-Sa‘id, E, K. Syamsu, E. Mardliyati, Strategy) : Teknik Menganalisis Industri
AHB. Adi, NA. Evalia, DL. Rahayu, dan Pesaing. Jakarta . Karisma
AAAR. Puspitarini, A. Ahyarudin, A. Publishing..
Hadiwijoyo. 2009. Agroindustri Bisnis Pratama SR. 2010. Kajian Tekno Ekonomi
dan Gambir Indonesia. Bogor. IPB Press. Pendirian Industri Katekin dan Tanin dari
Gumbira-Sa‘id, E., K. Syamsu, E. Mardliyati, A. Gambir (Uncaria gambir Roxb.). Skripsi.
H. B. Adi, dan N. A. Evalia. 2010. A Bogor Fakultas Teknologi Pertanian.
Global Strategy For Indonesian Gambier Institut Pertanian Bogor.
Agro-Industry Development. AFBE Tahir I, K. Wijaya, D. Wdianingsih, B. Purwono.
Journal, Volume 3, No. 1. Hal 145 – 165. 2003. Terapan Analisis Hansch Untuk
Gumbira-Sa‘id, E, NA. Evalia, K. Syamsu, E. AKtivitas Antiosidan Senyawa Turunan
Mardliyati, A. Herryandie. 2011. Flavon / Flavonol. Jogjakarta. Makalah
Perencanaan Pengembangan Rantai Pasok Seminar Khemometri. Jurusan Kimia
Agroindustri Gambir di Propinsi Sumatera FMIPA UGM.