Anda di halaman 1dari 19

CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019

p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA


PT. GLOSTAR INDONESIA 2 DEPARTEMEN GUDANG

Mochamad Afrizal Maulana 1) dan Agisna Tri Munandar 2 )


1
Program Studi Administrasi Bisnis, Institut Manajemen Wiyata Indonesia
m.afrizal@imwi.ac.id
2
Program Studi Administrasi Bisnis, Institut Manajemen Wiyata Indonesia
Agisna.trimunandar@imwi.ac.id

Abstract

This research is motivated by the problem of turn over that continues to occur at PT Glostar
Indonesia 2 Department of Warehouse. The results of interviews with managers and staff show
the assumption that they generally think turn is normal. Then the purpose of this study was to
determine the effect of job satisfaction on employee performance. The research method used
is quantitative and associative methods. The sampling technique uses population sampling
method, with 25 respondents. Data analysis used multiple regression analysis, t test, which
was preceded by validity test, reliability test, normality test, heteroscedasticity test. The results
of this study are job satisfaction has a significant positive effect on employee performance.

Keywords : Job Satisfaction, Employee Performance.

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya permasalahan turn over yang terus terjadi di PT
Glostar Indonesia 2 Departemen Gudang. Hasil wawancara dengan manajer dan staff
menunjukkan anggapan bahwa secara umum mereka beranggapan turn adalah hal biasa. Maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja pada kinerja
karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan asosiatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode sampling populasi, dengan jumlah responden
sebanyak 25 responden. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda, uji t, yang
didahului oleh uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji heterokedastisitas. Hasil dari
penelitian ini adalah kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan pada kinerja karyawan.

Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Kinerja Karyawan.

PENDAHULUAN memiliki sektor perekonomian serta sektor


industri yang cukup besar. Prediksi
Bangsa Indonesia merupakan bangsa perekonomian indonesia tahun 2017 Bank
yang mempunyai latar belakang panjang, Indonesia (BI) menyatakan sangat optimis
Selain sejarahnya Negara Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia.

47
48
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Gubernur BI, Agus Martowardoyo Berbagai sektor usaha telah tumbuh


menyebutkan, pertumbuhan ekonomi sejak kebangkitan dari masa krisis
indonesia pada tahun 2017 akan berada keuangan 1998, misalnya industri makan
pada kisaran 5 – 5,4 %. Pertumbuhan dan minuman, industri logam dasar, industri
ekonomi tersebut akan ditopang oleh manufaktur dan lainya. Selain perusahaan
permintaan domestik, dengan perkiraan nasional, perusahaan asing juga turut masuk
tersebut, pada tahun 2017 ekonomi ke Indonesia untuk berinvestasi dalam
indonesia diprediksi cenderung kondusif berbagai sektor industri. Hal ini sangat
pada tahun yang akan datang. menguntungkan pemerintah dalam
Seiring pertumbuhan ekonomi nasional meningkatkan invesatasi asing dan PDB
yang cenderung meningkat telah nasional. Perusahaan asing dapat dengan
mendorong investasi dalam bidang bisnis leluasa mendirikan perusahaan di Indonesia
diberbagai sektor. Namun hal itu juga sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain
mendorong perubahan lingkungan kerja itu, dengan berdirinya industri baik lokal
serta lingkungan organisasi yang semakin maupun asing membantu pemerintah dalam
kompleks dan kompetitif, menuntut setiap menampung tenaga kerja yang ada di
organisasi dan perusahaan bersikap lebih Indonesia dalam berbagai tingkat
responsif serta menghadapi persaingan pendidikan dan keahlian. Pertumbuhan
yang tinggi agar mampu bertahan dan terus industri dapat dilihat dari laporan
berkembang untuk mendukung perubahaan Kementerian Perindustrian (2015), sebagai
organisasi yang lebih maju dan berikut:
berkembang. Berikut di bawah ini adalah
tabel pertubuhan ekonomi 1998 – 2018.

Grafik 1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
1998 – 2018.
Sumber : BPS (2018)
49
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Tabel 1 mewajibkan karyawannya untuk


Pertumbuhan Sektor Industri 2011-2015 meningkatkan keunggulannya dalam segala
hal maupun dalam segala bidang untuk
No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**
pencapaian kinerja (performance) yang
1 Industri Makanan dan Minuman 10.98 10.33 4.07 9.49 7.54
maksimal.
2 Industri Pengolahan Tembakau -0.23 8.82 -0.27 8.33 6.43
Satu hal yang harus di perhatikan oleh
3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6.49 6.04 6.58 1.56 -4.79 perusahaan agar tercapainya kinerja yang
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan
4
Alas Kaki
10.94 -5.43 5.23 5.62 3.98 baik, sesuai dengan standar kinerja yang di
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
5 Gabus dan Barang Anyaman dari -2.72 -0.8 6.19 6.12 -1.84 tetapkan oleh organisasi, dalam pencapaian
Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; keberhasilan, perusahaan hendaknya
6 Percetakan dan Reproduksi Media 3.89 -2.89 -0.53 3.58 -0.11
Rekaman melakukan tindakan yang tepat untuk
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
7 8.66 12.78 5.1 4.04 7.36
Tradisional menghadapi tantangan yang muncul di
Industri Karet, Barang dari Karet dan
8
Plastik
2.08 7.56 -1.86 1.16 5.05
masa yang akan datang. Maka setiap
9 Industri Barang Galian bukan Logam 7.78 7.91 3.34 2.41 6.18 organisasi selalu berusaha meningkatkan
10 Industri Logam Dasar 13.56 -1.57 11.63 6.01 6.48 kinerja pegawai, dengan harapan apa yang
Industri Barang Logam; Komputer,
11 Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan 8.79 11.64 9.22 2.94 7.83
menjadi tujuan organisasi akan tercapai
Listrik
(Sopiah, 2008). Sehingga tujuan perusahaan
12 Industri Mesin dan Perlengkapan 8.53 -1.39 -5 8.67 7.49
untuk lebih maju dan berkembang lebih
13 Industri Alat Angkutan 6.37 4.26 14.95 4.01 2.33
besar bisa dicapai, tentu saja tujuan
14 Industri Furnitur 9.93 -2.15 3.64 3.6 5
karyawan untuk bekerja diperusahaan dapat
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa
15 Reparasi dan Pemasangan Mesin dan
Peralatan
-1.09 -0.38 -0.7 7.65 4.89
pula dicapai dan dipuaskan, seperti yang
Industri Pengolahan Non Migas 7.46 6.98 5.45 5.61 5.04 dikatakan Nelson (1998) "People may take
Produk Domestik Bruto 6.17 6.03 5.58 5.02 4.79 a job for more money, but they often leave
it for more recognition"
Sumber : BPS, Diolah Pusdatin Selain mendapatkan uang, salah satu
Kemenperin (2018) tujuan orang bekerja adalah untuk
Struktur perekonomian yang kuat tidak mengimplementasikan kompetensi yang
hanya bergantung pada sumber daya alam, dimilikinya secara maksimal, dan tujuan
namun juga harus mengedepankan lainnya yaitu untuk mendapatkan
keunggulan berupa riset dan teknologi, serta kompensasi karena manusia dikendalikan
meningkatkan sumber daya manusia. oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan-
Sumber daya manusia dalam suatu kebutuhannya seperti keinginan untuk
organisasi merupakan penentu yang sangat mendapatkan uang yang lebih banyak,
penting bagi keefektifan berjalannya peningkatan karir (promosi), dan
kegiatan di dalam organisasi. Efendi (2014) kekuasaan. (Mathis dan Jackson, 2002)
menjelaskan dalam manajemen ada Kompensasi adalah faktor yang
6(enam) unsur yang disingkat dengan 6 M, mempengaruhi bagaimana dan mengapa
yaitu man, money, methods, materials, orang-orang bekerja pada suatu organisasi
machines, market. Sumber daya manusia dan bukan pada organisasi lainnya.
menempati posisi pertama, sehingga Pengusaha harus cukup kompetitif dengan
banyak perusahaan di indonesia beberapa jenis kompensasi untuk
50
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

mempekerjakan, mempertahankan, dan tampak ada masalah pada karyawannya.


memberikan imbalan terhadap kinerja Untuk sementara hal ini diduga berkaitan
setiap individu di dalam organisasi. dengan kepuasan kerja karyawan (job
PT. Glostar Indonesia 2 yang berlokasi satisfaction) yang pada akhirnya
di Cimangkok, Kabupaten Sukabumi memengaruhi kinerja (performance)
adalah perusahaan yang bergerak di bidang karyawannya. Luthans, (2006) menyatakan
industri sepatu dengn brand internasional kepuasan kerja pegawai akan baik, melalui
“Nike” dan “Converse”. Perusahaan ini pemberian gaji yang sesuai, pekerjaan yang
memiliki beberapa divisi atau departemen, diberikan sesuai dengan keahliannya, dan
di mana setiap departemen memiliki hubungan dengan atasan terjalin dengan
karyawan yang sesuai dengan tugas pokok baik, hal ini akan meningkatkan kinerja
dan fungsi dari departemennya masing- para pegawai. Maka penelitian masalah turn
masing, seperti departeman Gudang. over di PT Glostar Indonesia 2 Departemen
Tampaknya di departemen gudang ada Gudang yang diduga ada akibat hubungan
masalah yang berkaitan dengan karyawan, antara kepuasan kerja terhadap kinerja
dugaan sementara masalah ini berdasarkan karyawan perlu dilakukan.
observasi awal, bahwa jumlah karyawannya
mengalami turn over pada tahun Juli 2017 TINJAUAN PUSTAKA
sampai dengan Juni 2018 yang cukup
tinggi. Misalnya pada Januari 2018 Sebuah penelitian harus memiliki
mencapai 25 % dan bulan Febuari 2018 landasan teori yang merupakan pendapat
mencapai 21.1 %. Hal ini dapat yang didasarkan pada penelitian dan
menggambarkan kurang baiknya penemuan, didukung oleh data dan
pengelolaan sumber daya manusia, turn argumentasi yang relevan, digunakan untuk
over yang terus berulang dan cenderung menjelaskan tentang variabel yang akan
tinggi akan memboroskan biaya rekrutmen diteliti dan sebagai dasar untuk memberi
dan pelatihan karyawan baru. jawaban sementara terhadap rumusan
Demikian pula data absensi yang masalah yang diajukan (hipotesis).
fluktuatif dari Juli 2017 – Juni 2018 yang Kerlinger (dalam Rakhmat 2004)
menunjukan tingkat ketidakhadiran yang menjelaskan teori merupakan himpunan
cukup menggangu operasional. Toleransi konstruk (konsep) definisi, dan proposisi
absensi adalah batas diperbolehkan yang mengemukakan pandangan sistematis
karyawan tidak masuk kerja biasanya tentang gejala dengan menjabarkan relasi
karena sakit dan kematian keluarga. Namun atau hubungan di antara variabel untuk
tingkat kehadiran di bawah 90 % setiap menjelaskan dan meramaikan gejala
bulannya selama periode Juli 2017 – Juni tersebut.
2018 .
Setelah memperhatikan data turn over Kepuasan Kerja
dan data absen karyawan PT. Glostar Kepuasan kerja karyawan merupakan
Indonesia 2 dari Departemen Gudang cara pegawai merasakan dirinya atau
selama periode Juli 2017 – Juni 2018, pekerjaanya, dapat di simpulkan bahwa
kepuasan kerja merupakan perasaan yang
51
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

menyokong atau tidak menyokong dalam 1. Teori Pertentangan (Discrepancy


diri pegawai yang berhubungan dengan Theory). Teori ini dipelopori oleh
pekerjaan maupun kondisinya. Karyawan Porter (1961) dimana kepuasan ini
yang memiliki dedikasi tinggi berupaya diukur dengan menghitung selisih dari
memperioritaskan apa yang menjadi apa yang seharusnya dengan kenyataan
tugasnya. Mangkunegara (2013) yang ada (dirasakan).
menyatakan bahwa kepuasan kerja (Job 2. Equity Theory. Pendahulu teori ini
Satisfaction) adalah suatu perasaan yang adalah Zeleznik (1958) dan
menyokong atau tidak menyokong diri dikembangkan oleh Adams (1963).
pegawai yang berhubungan dengan Prinsip dari teori ini adalah bahwa puas
pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya. atau tidaknya seseorang itu tergantung
Perasaan yang berhubungan dengan pada apakah ia merasakan adanya
pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti keadilan (equity) atau tidak atas suatu
upah dan gaji di terima, kesempatan situasi, diperoleh orang dengan cara
pengembangan karir, hubungan dengan membandingkan dirinya dengan orang
pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis lain.
pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, 3. Two Factor Theory. Teori ini pertama
mutu pegawai. kali dikembangkan oleh Hazberg
Handoko (2008) menyatakan bahwa (1969), Hazberg mempengaruhi sikap
kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah seseorang terhadap pekerjaannya
keadaan emosional yang menyenangkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok
atau tidak menyenangkan dengan mana satisfiers atau motivator dan kelompok
para karyawan memandang pekerja mereka. dissatisfers atau hygiene factors.
Kepuasaan kerja mencerminkan perasaan a. Satisfiers (memotivator) atau
seseorang terhadap pekerjaanya. Ini tampak intrinsic factor, job content dan
dalam sikap positif karyawan terhadap motivator, adalah faktor-faktor
pekerjaan dan segala sesuatu yang di hadapi atau situasi yang dibuktikan
di lingkungan kerjanya. Hasibuan (2014) sebagai sumber kepuasan kerja
mengemukakan bahwa kepuasan kerja terdiri dari : achievement,
adalah sikap emosional yang recognition, work it self,
menyenangkan dan mencintai pekerjaan. responsibility and advancement.
Sikap ini di cerminkan oleh moral kerja, b. Dissatisfiers (hiegiene factor) atau
kedisplinan dan prestasi kerja. Kepuasan extrinsic factor, job content adalah
kerja di nikmati dalam pekerjaan, luar faktor- faktor yang terbukti
pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar menjadi sumber ketidakpuasan
pekerjaan. yang terdiri dari : company policy
and administration, supervision
Aspek-aspek Kepuasan Kerja technical salary, interpersonal
Wexley dan Yukl (2005) menjelaskan relation, working conditing, job
secara umum ada 3 (tiga) teori tentang security dan status.
kepuasan kerja yaitu :
52
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Selanjutnya Mangkunegara (2013) pada pegawai yang menduduki tingkat


menjelaskan faktor-faktor kepuasan kerja pekerjaan lebih rendah.
merupakan aspek-aspek yang di ukur 5. Ukuran organisasi perusahaan, ukuran
melalui yaitu : organisasi perusahaan dapat
1. Faktor Pegawai mempengaruhi kepuasan kerja. Hal ini
Faktor-faktor dari pegawai yaitu karena basar kecil suatu perusahaan
kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, berhubungan pula dengan koordinasi,
umur, jenis kelamin, kondisi fisik, komunikasi dan partisifasi pegawai.
pendidikan, pengalaman kerja, masa
kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir, Kinerja
persepsi dan sikap kerja. Sebuah organisasi memerlukan
2. Faktor Pekerjaan manusia sebagai sumber daya pendukung
Faktor-faktor pekerjaan yaitu jenis utama untuk mencapai tujuan yang telah
pekerjaan, sturktur organisasi, pangkat ditetapkan. Sumber daya manusia yang
( golongan), kedudukan, mutu berkualitas akan turut memajukan
pengawasan, jaminan finansial, organisasi sebagai suatu wadah peningkatan
kesempatan promosi jabatan, interaksi produktivitas kerja. Kedudukan strategis
soisal dan hubungan kerja. untuk meningkatkan produktivitas
organisasi adalah karyawan, yaitu individu
Dimensi Kepuasan Kerja - individu yang bekerja pada suatu
Menurut Mangkunegara (2014) organisasi atau perusahaan. Kinerja
mengemukakan bahwa variabel-variabel merupakan suatu fungsi dari motivasi dan
yang berhungan kepuasan kerja adalah : kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas
1. Turn Over, Kepuasan kerja lebih tinggi atau pekerjaan seseorang harus memiliki
di hubungkan dengan turn over yang tingkat kesediaan dan tingkat kemampuan
rendah, sedangkan pegawai-pegawai tertentu. Hersey and Blanchard, (2004)
yang kurang puas bisanya turn over nya menyimpulkan bahwa kinerja adalah
tinggi. kesediaan dan ketrampilan seseorang
2. Tingkat ketidakhadiran (absen) tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
Pegawai-pegawai yang kurang puas sesuatu tanpa pemahaman yang jelas
cenderung tingkat ketidakhadiran tentang apa yang akan dikerjakan dan
tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja bagaimana mengerjakannya.
dengan alesan yang tidak logis dan Sedarmayanti (2011) pengertian kinerja
subjektif. (performance) adalah hasil kerja yang dapat
3. Umur, Ada kecenderungan pegawai dicapai oleh seseorang atau sekelompok
yang lebih tua lebih merasa puas dari orang dalam suatu organisasi sesuai dengan
pada pegawai yang berumur relatif wewenang dan tanggung jawab masing-
muda. masing dalam upaya mencapai tujuan
4. Tingkat pekerjaan, Pegawai-pegawai organisasi yang bersangkutan secara legal
yang menduduki tingkat pekerjaan tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
lebih tinggi cenderung lebih puas dari moral dan etika. Mangkunegara (2013)
53
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

bahwa istilah kinerja dari kata job Pengertian komunikasi disini adalah
performance atau actual performance kemampuan menerima ataupun
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya menyampaikan informasi dapat
yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil mempengaruhi kinerjanya, terutama
kerja secara kualitas dan kuantitas yang kinerja kelompok.
dicapai oleh seorang pegawai dalam 6) Kemampuan karyawan bekerjasama
melaksanakan tugasnya sesuai dengan dengan karyawan lainnya. Seorang
tanggungjawab yang diberikan padanya. karyawan yang tidak dapat
bekerjasama dengan karyawan lain
Faktor – faktor yang mempengaruhi cenderung mempunyai kinerja tidak
inerja baik, karena bekerja sama
Prawirosentono (1999) mencerminkan saling percaya antar
mengungkapkan, faktor – faktor kinerja teman.
karyawan yang perlu dinilai antara lain 7) Kehadiran dalam rapat disertai dengan
sebagai berikut : kemampuan menyampaikan gagasan –
1) Pengetahuan karyawan tentang gagasan kepada orang lain mempunyai
pekerjaan yang menjadi tanggung nilai tersendiri dalam menilai kinerja
jawabnya. Hal ini perlu dinilai karena seorang karyawan.
akan mempengaruhi efisiensi 8) Kemampuan mengatur pekerjaan yang
pekerjaan administrative pada manajer. menjadi tanggung jawabnya, termasuk
2) Pengetahuan teknis atas pekerjaan yang membuat jadwal kerja, umumnya
menjadi tugas seorang karyawan harus mempengaruhi kinerja karyawan.
dinilai, karena hal ini berkaitan dengan 9) Kepemimpinan menjadi faktor yang
mutu pekerjaan dan kecepatan seorang harus dinilai dalam menilai kinerja
karyawan menyelesaikan suatu terutama bagi karyawan yang berbakat
pekerjaan yang menjadi tanggung memimpin sekaligus memobilitasi dan
jawabnya. memotivasi teman – temannya untuk
3) Ketergantungan kepada orang lain dari bekerja lebih baik.
seorang karyawan perlu dinilai, karena 10) Minat memperbaiki kemampuan diri
berkaitan dengan kemandirian (self seorang karyawan menjadi faktor lain
confidence) seorang dalam untuk menilai kinerja seorang
melaksanakan pekerjaannya. karyawan
4) Kebijakan (judment) yang bersifat
naluriah yang dimiliki karyawan. Indikator Kinerja
Faktor ini penting karena karyawan Indikator kinerja menurut
dapat diketahui mempunyai Mangkunegara (2013) adalah hasil kerja
kemampuan menyesuaikan dan menilai secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
tugasnya dalam menunjang tujuan oleh seseorang pegawai dalam
organisasi. melaksanakan tugasnya sesuai dengan
5) Kemampuan karyawan berkomunikasi tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
baik dengan sesama karyawan. Adapun indikator dari kinerja karyawan
54
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

menurut Mangkunegara (2013) adalah 5) Interpersonal Impact, terkait dengan


sebagai berikut: kemampuan individu dalam
1) Kualitas kerja adalah seberapa baik meningkatkan perasaan harga diri,
seorang karyawan mengerjakan apa keinginan baik, dan kerja sama diantara
yang seharusnya dikerjakan. sesama pekerja adan anak buah.
2) Kuantitas kerja adalah seberapa lama
seorang pegawai bekerja dalam satu METODE PENELITIAN
harinya. Kuantitas kerja ini dapat
dilihat dari kecepatan kerja setiap Tahapan-tahapan desain penelitian
pegawai itu masing-masing. yang berurutan sangat dibutuhkan dalam
3) Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh suatu penelitian dan harus di susun secara
karyawan mampu melakukan terstruktur supaya lebih memudahkan
pekerjaannya dengan akurat atau tidak penelitian dalam melakukan penelitiannya
ada kesalahan. dan agar penelitian tersebut bisa
4) Tanggung jawab terhadap pekerjaan menghasilkan suatu penelitian yang akurat.
adalah kesadaran akan kewajiban Langkah-langkah penelitian tersebut di
karyawan untuk melaksanakan desain dalam gambar berikut ini :
pekerjaan yang diberikan perusahaan. .
Sedangkan indikator dari kinerja
karyawan menurut Bernardin (2001) dalam
Sudarmanto (2009) adalah sebagai berikut:
1) Quality, terkait dengan proses atau
hasil mendekati semprna/ ideal dalam
memenuhi maksud atau tujuan.
2) Quantity, terkait dengan satuan jumlah
atau kuantitas yang dihasilkan.
3.Timeliness, terkait dengan waktu Gambar 1
yang diperlukan dalam menyeleseaikan Langkah-langkah Penelitian
aktivitas atau menghasilkan produk. Sumber : Sugiama (2008)
3) Cost Effectiveness, terkait dengan
tingkat penggunaan sumbersumber Populasi dan Sampel Penelitian
organisasi ( orang, uang, material, Sampel ialah sebagian atau wakil
teknologi ) dalam mendapatkan hasil populasi yang di teliti. Namun sampel untuk
atau pengurangan pemborosan dalam penelitian harus di ambil dari semua
populasi yang ada. Hal ini sebagaimana
penggunaan sumber-sumber
dalam teori Arikunto (2013) yang
organisasi.
mengemukakan bahwa jika populasi kurang
4) Need For Supervision, terkait dengan
dari 100 (seratus) orang, lebih baik semua
kemampuan individu dapat populasi tersebut diambil untuk dijadikan
menyelesaikan pekerjaan atau fungsi sampel sehingga penelitiannya merupakan
pekerjaan tanpa pengawasan dari penelitian populasi.
pimpinan.
55
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Operasionalisasi Variabel Tingkat


tanggung jawab
Tanggung
Tabel 2 jawab Dapat membagi
waktu dengan
Operasionalisasi Variabel baik
VARIABEL
DAN DIMENSI INDIKATOR
KONSEP
Kepuasan Tingkat
Anlisis Data
Kerja (X) Turn over kepentingan Pengujian Validitas
pribadi Suatu penelitian dikatan valid jika
Mangkunegara penelitian tersebut menjalankan fungsi
(2013) Tingkat Tingkat
ketidakhadiran kehadiran ukurannya atau memberikan hasil ukur
menyatakan
bahwa sesuai dengan makna dan tujuan peneliti
kepuasan kerja Kesesuaian usia tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan
adalah suatu Umur dengan kuesioner sebagai alat ukur, maka
perasaan yang pekerjaan
menyokong pertanyaan-pertanyaan yang di susun pada
Tingkat
atau tidak kuesioner merupakan alat ukur yang
Tingkat peranan dan
menyokong Pekerjaan kesulitan menjadi tujuan dalam penelitian. Menurut
diri pegawai pekerjaan Azwar (2014) bahwa validitas mengacu
yang
berhubungan sejauh mana akurasi suatu tes atau skala
dengan dalam menjalankan fungsi pengukurannya.
pekerjaan Ukuran Kordinasi dan
Organisasi komunikasi Valid tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji
maupun
dengan kondisi dari penjumlahan semua skor pernyataan,
dirinya apabila r hitung lebih besar daripada r tabel
Kinerja Tingkat (r hitung > r tabel) maka dapat disimpulkan
Karyawan (Y) kesesuaian
bahwa alat pengukur tersebut valid..
dengan kualitas
kerja yang telah
Kualitas ditentukan. Pengujian Reliabilitas
Mangkunegara Hasil kerja Uji realibitas menurut Sugiyono (2013)
(2013) tidak pernah
di lakukan untuk mengetahui seberapa jauh
menyatakan mengecewakan
kinerja adalah perusahaan hasil pengukuran tetap konsisten apabila di
adalah hasil Jumlah hasil lakukan pengukuan dua kali atau lebih
kerja secara kerja sesuai terhadap gejala yang sama dengan
kualitas dan dengan yang
kuantitas yang telah
menggunakan alat ukur sama. Instrumen
dicapai oleh Kuantitas ditentukan. yang baik tidak akan bersifat tendensius
seseorang Jumlah hasil mengarahkan reponden untuk memilih
pegawai dalam kerja sesuai jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya
melaksanakan tidak
tugasnya mengecewakan. dapat di percaya juga dapat di andalkan
sesuai dengan Penyelesaian sehingga beberapa kali diulangpun hasilnya
tanggung tugas sesuai akan tetap sama (konsisten). Pengujian
jawab yang waktu yang
diberikan Pelaksanaan reabilitas dapat dilakukan secara eksternal
ditetapkan
kepadanya. tugas
Penyelesaian (stability/test retest equivalen atau
tugas dapat gabungan keduanya) dan secara internal
lebih cepat (analisis konsisten butir-butir yang ada pada
instrumen). Di dalam penelitian ini
56
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

pengujian reabilitas dapat dilihat dari nilai kompensasi dan kepuasan kerja
koefesien alpha cronbach s ≥ 0,6 maka pegawai tidak mengandung situasi
kriteria alat ukur yang digunakan adalah heterokedastisitas. Pengujian situasi
baik (andal). heterokedastitas juga di lakukan
dengan pendekatan grafik.
Uji Asumsi Klasik
Merupakan persyaratan statistik yang
Teknik Analisis Data
harus di penuhi pada analisis regresi linear
Analisis Regresi Sederhana
berganda yang berbasis Ordinary Least
Menurut Kurniawan mengemukakan
Square ( OLS). Uji ini di lakukan untuk
bahwa Regresin Sederhana di dasarkan
memperoleh hasil regresi yang dapat di
pada hubungan fungsional ataupun kausal
pertanggung jawabkan dan mempunyai
antara satu variabel independen dengan satu
hasil yang pasti. Uji asumsi kalsik yang
variabel independen. Persamaan umum
sering di gunakan yaitu uji normalitas.
regresi linier sederhana yaitu :
Menurut Ghozali (2012) Pengujian asumsi
klasik atas data penelitian, dengan
menggunakan 2 (dua) model penguji yaitu : Y = a + bX

1. Uji Normalitas
Di mana :
Model rergresi yang baik yaitu yang
Y = Subyek dalam variabel dependen
memiliki nilai residual yang
yang di predisikan
terdisribusi normal. Jadi, uji normalitas
a = Konstanta
bukan di lakukan pada masing-masing
b = Koefisien Regresi
variabel tetapi pada nilai residualnya.
X = Variabel Independen
Terdapat dua cara untuk mengetahui
apakah residual berdistribusi normal
Uji T Hitung (Uji Koefiensi Regresi
atau tidak, yaitu dengan menggunakan
Secara Parsial)
analisis garfik dan uji statistik.
Menganalisis hipotesis kepuasan kerja
(X) terhadap kinerja karyawan (Y) secara
2. Uji Heteroskedastitas
parsial menggunakan Uji t. Pada dasarnya,
Uji heteroskedastitas ini bertujuan
uji t digunakan untuk menunjukkan
untuk menguji apakah dalam model
seberapa jauh pengaruh satu variabel
jalur terjadi ketidaksamaan varian dari
independen secara parsial dalam
residual suatu pengamatan yang lain.
menerangkan variasi variabel dependen
Uji heteroskedastitas dalam peneliti ini
(Ghozali, 2013).
di majsudkan agar prisnsip BLUE
(Best, Linier, Unbias, Estimator) dapat
Rumusan hipotesis operasional secara
terpenuhi. Model yang baik yaitu
parsial (βYZ)
homokedastitas atau yang tidak
Ho : βYZ = 0, Tidak terdapat pengaruh
heterokedastitas. Jika nilai probabilitas
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
≥ nilai alpa nya (0,05), maka dapat di
Karyawan.
simpulkan model pengujian
57
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Ha : βYZ ≠ 0, Terdapat pengaruh Kepuasan Tabel 3


Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Validitas Variabel Kepuasan Kerja
Kriteria pengujian :
Tolak Ho jika thitung ≤ ttabel r r
Ket
Hitung Tabel
Terima Ha jika thitung ≥ ttabel Kepuasan_1 Pearson
,572* ,380 Valid
Correlation
Kepuasan_2 Pearson
Koefisien Determinasi ,867* ,380 Valid
Correlation
Ghozali menyatakan bahwa analisis Kepuasan_3 Pearson
,750* ,380 Valid
Correlation
koefisien determinasi (R2) dalam regersi Kepuasan_4 Pearson
,405* ,380 Valid
linear berganda di gunakan untuk mengukur Correlation
Kepuasan_5 Pearson
seberapa jauh kemampuan model dalam Correlation
,726* ,380 Valid
menerangkan variasi variabel dependen. Kepuasan_6 Pearson
,599* ,380 Valid
Correlation
Nilai koefiensi determinasi merupakan Kepuasan_7 Pearson
,439* ,380 Valid
antara nol atau satu. Jika R2 sama dengan Correlation
Kepuasan_8 Pearson
nol, maka tidak ada sedikitpun persentase Correlation
,405* ,380 Valid
sumbangan pengaruh yang di berikan Kepuasan_9 Pearson
,767* ,380 Valid
Correlation
variabel independen terhadap variabel Kepuasan_10 Pearson
,676* ,380 Valid
dependen. Nilai R2 yang kecil berarti Correlation
kemampuan variabel-variabel independen *. Correlation is significant at
the 0.05 level (2-tailed).
dalam menejelaskan variasi variabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
dependen begitu terbatas dan sebaliknya,
nilai yang mendekati atau sama dengan 1
Tabel 4
berarti sumbangan pengaruh yang di
Validitas Variabel Kinerja Karyawan
berikan variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen maka sempurna r r
Ket
dan memberikan informasi yang di Hitung Tabel

butuhkan. Pearson
Kinerja_1 ,812* ,380 Valid
Correlation
Pearson
Kinerja_2 ,525* ,380 Valid
. Correlation
HASIL DAN PEMBAHASAN Pearson
Kinerja_3 ,621* ,380 Valid
Correlation
Uji Validitas Kinerja_4
Pearson
,476* ,380 Valid
Hasil uji validitas dari setiap butir soal Correlation
Pearson
ditetapkan berdasarkan perbandingan Kinerja_5
Correlation
,551* ,380 Valid
antara r hitung dengan r tabel. Item soal Pearson
Kinerja_6 ,410* ,380 Valid
dinyatakan valid ketika diperoleh r hitung ≥ r Correlation

tabel. Diketahui r tabel = untuk jumlah sampel Kinerja_7


Pearson
,779* ,380 Valid
Correlation
n = 25 pada α = 0,05 adalah 0.380.
Pearson
Selanjutnya dapat ditetapkan bahwa butir Kinerja_8 ,702* ,380 Valid
Correlation
soal dinyatakan valid jika diperoleh r hitung ≥ *. Correlation is significant at the 0.05
0.380. level (2-tailed).
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
58
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Tabel 3 dan 4 di atas dapat diketahui Tabel 5 dan 6 di atas, memperlihatkan


bahwa semuanya item kuesioner valid hasil uji reliabilitas dari 2 variabel, dengan
untuk variabel kepuasan kerja dengan nilai cronbach alpha dari variabel kepuasan
nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel
kerja (X) adalah 0,806, artinya dapat
= 0,380 ( r hitung > 0,380) untuk jumlah
sampel sebanyak 25 reponden. diterima. Variabel kinerja karyawan (Y)
yang memiliki nilai hitung cronbach alpha
Uji Reliabilitas 0,736 juga bisa diterima. Output
Reliabilitas atau keandalan suatu perhitungan yang dihasilkan menunjukkan
pengukuran menunjukan sejauh mana bahwa semua nilai cronbach alpha dari
pengukuran tersebut tanpa bias (bebas dari kedua variabel sudah memasuki kondisi
kesalahan) dan karena itu menjamin reliabel.
pengukuran yang konsisten lintas waktu
dan lintas beragam item dalam instrument. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji realiabilitas dilakukan dengan
Hasil dari output pengujian normalitas
menggunakan metode digunakan adalah
dengan Kolmogorov Smirnov dapat dilihat
menggunakan batas nilai Alpha 0,6.
pada tabel 7.
Nunnally dalam Imam Ghozali mengatakan
bahwa suatu konstruk atau variabel Tabel 7
dikatakan reliable jika memberikan nilai One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Cronbach Alpha > 0,60. Test
Kepuasa Kinerja
n Kerja Karyawan
Tabel 5 N 25 25
Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja Mean 36,6800 30,8000
Normal
Parametersa, Std.
b Deviatio 4,27902 3,17543
Cronbach's N of n
Alpha Items Most Absolute ,197 ,167
Extreme Positive ,099 ,157
Differences Negative -,197 -,167
,806 10
Test Statistic ,197 ,167
Asymp. Sig. (2-tailed) ,114c ,169c
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018 Sumber : Hasil Pengolahan Data. 2018

Berdasarkan tabel 7 diatas diperoleh


Tabel 6 nilai Asymp. Sig. (2-tailed) variabel
Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan kepuasan kerja > 0,05 ( 0,114 > 0,005) dan
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) variabel kinerja
Cronbach's N of karyawan lebih besar dari 0,05 ( 0,169 >
Alpha Items
0,05). Hal tersebut di atas menunjukkan
,736 8 bahwa data sampel berdistribusi secara
normal. Sehingga dapat digunakan sebagai
pertimbangan analisis data.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
59
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Uji normalitas juga dapat dilihat


dengan memperhatikan hasil hitungan pada
grafik P-plot sebagai berikut :

Grafik 3
Scatterplot Dependent Variabel Kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan Data. 2018

Uji Hipotesis
Grafik 2 Uji Analisis Regresi Linier
Hasil analisis regresi linear
P-plot Dependent Variabel Kinerja
memperoleh model regresi sebagai berikut :
Sumber : Hasil Pengolahan Data. 2018
Tabel 8
Analisis Regresi Linear
Pada grafik P-plot terlihat data
menyebar di sekitar garis diagonal pada
koordinat kiri bawah (0,0 : 0,0) menuju
koordinat kanan atas (1,0 : 1,0) dan
mengikuti garis histograf menuju pola
distribusi normal maka variabel dependen a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Y ( kinerja karyawan ) memenuhi asumsi Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
normalitas.
Uji Heterokedastisitas
Persamaan regresi linear dapat dilihat
Uji Heteroskedastisitas bertujuan
pada tabel 8 di atas. Berdasarkan analisis
menguji apakah dalam regresi terjadi
dengan diperoleh hasil persamaan regresi
ketidaksamaan variance dari residual suatu
sebagai berikut:
pengamatan ke pengamatan yang lain.
Untuk menguji heteroskedastisitas
Y = 13.071 + 0.483X
menunjukkan variabel dapat disimpulkan
tidak mengandung adanya
Persamaan regresi tersebut mempunyai
heterokedastisitas. Uji Heterokedastisitas
makna sebagai berikut:
juga dapat dilihat pada grafik scatterplot.
1. Konstanta = 13.071
60
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Jika variabel kepuasan kerja memiliki Koefisien Determinasi (R²)


nilai (=) sama dengan nol, maka Koefisien determinasi digunakan untuk
variabel kinerja karyawan adalah mengukur seberapa besar pengaruh
13.071 variabel Independen terhadap variabel
2. Koefisien X = 0.483 dependen. Hasil dapat dilihat pada tabel 10.
Jika variabel kepuasan kerja
mengalami kenaikan sebesar satu Tabel 4.11
tingkat, maka akan menyebabkan Koefisien Determinasi (R²)
kenaikan kinerja karyawan sebesar
0.483 Std.
Mode R Adjusted Error of
R
l Square R Square the
Uji t Estimate

1 ,651a ,424 ,399 2,46134


. Uji t dilakukan untuk mengetahui
apakah secara individual (parsial) variabel a. Predictors: (Constant), Kepuasan_Kerja
independen mempengaruhi variabel b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
dependen secara signifikan atau tidak. Hasil
dapat dilihat pada tabel 9 Pada tabel di atas diperoleh nilai
Adjusted R² = 0.424 = 42,4%, hal ini berarti
Tabel 9
variabel kepuasan kerja mempengaruhi
Uji t
variabel kinerja karyawan sebesar 42,4%,
dan sisanya 57,6% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak masuk dalam
penelitian ini.

b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan Pembahasan Penelitian


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Berdasarkan ringkasan uji t seperti Pendapat Prawirosentoso (1999),
yang dikemukakan pada tabel di Hasil faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pengujian statistik pada variabel X karyawan adalah sebagai berikut:
kepuasan kerja diperoleh nilai t hitung 1. Efektifitas dan Efisiensi
4,117 > 1,713 dengan tingkat signifikansi Dalam hubungannya dengan kinerja
0,000. Karena mempunyai nilai signifikansi organisasi, maka ukuran baik buruknya
0,000 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha kinerja diukur oleh efektivitas dan
diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara efisiensi. Masalahnya adalah
parsial bahwa : variabel kepuasan kerja bagaimana proses terjadinya efektivitas
berpengaruh positif signifikan terhadap dan efisiensi organisasi. Dikatakan
variabel employee performace. efektif bila mencapai tujuan, dikataka
efisien apabila hal itu memuaskan
sebagai pendorong mencapai tujuan,
terlepas apakah efektif atau tidak.
61
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Artinya, efektivitas dari kelompok ketetapan perusahaan, menggambarkan


(organisasi) adalah tujuan kelompok adanya kondisi disiplin yang baik.
tersebut dapat dicapai sesuai dengan d. Inisiatif
kebutuhan yang direncanakan. Inisiatif seseorang berkaitan dengan
Sedangkan efisien berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk ide
jumlah pengorbanan yang dikeluarkan untuk merencanakan sesuatu yang
dalam upaya mencapai tujuan berkaitan dengan tujuan organisasi.
organisasi. Agar tercapai tujuan yang Setiap inisiatif sebaliknya mendapat
diinginkan organisasi, salah satu yang perhatian atau tanggapan positif dari
perlu mendpat perhatian adalah hal atasan, kalau memang dia atasan yang
yang berkaitan dengan wewenang dan baik.
tanggung jawab para peserta yang Hasil pengujian dan analisis yang telah
mendukung organisasi tersebut. dilakukan pada penelitian ini dapat
b. Otoritas dan Tanggung Jawab diketahui bahwa variabel bebas kepuasan
Dalam organisasi yang baik wewenang kerja yang digunakan berpengaruh terhadap
dan tanggung jawab telah kinerja karyawan. Kreitner dan Kinicki
didelegasikan dengan baik, tanpa (2005)menyatakan kinerja karyawa adalah
adanya tumpang-tindih tugas. Masing- suatu efektifitas atau respon emosional
masing karyawan jawab dalam rangka terhadap aspek pekerjaan. Hal itu
mencapai tujuan organisasi. Kejelasan menunjukan bahwa kinerja karyawan
wewenang dan tanggung jawab setiap dipengaruhi kepuasan kerja Hasil penelitian
orang dalam suatu organisasi akan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
mendukung kinerja karyawan tersebut. Garry Surya Changgriawan (2017) yang
Kinerja karyawan akan dapat terwujud menunjukkan adanya pengaruh positif atas
apabila karyawan mempunyai variabel independen kepuasan kerja
komitmen dengan organisasinya dan terhadap variabel dependen kinerja
ditunjang dengan disiplin kerja yang karyawan.
tinggi.
c. Disiplin SIMPULAN DAN SARAN
Secara umum disiplin menunjukkan
suatu kondisi atau sikap hormat yang Simpulan
ada pada diri karyawan terhadap Berdasarkan hasil penelitian mengenai
peraturan dan ketetapan perusahaan. pengaruh kepuasan kerja terhadap Kinerja
Disiplin meliputi ketaatan dan hormat Karyawan pada PT. Glostar Indonesia 2
terhadap perjanjian yang dibuat antara Sukabumi, maka dapat ditarik kesimpulan
perusahaan dan karyawan. Dengan sebagai berikut:
demikian, bila peratuan atau ketetapan 1. Variabel Independen Kepuasan Kerja
yang ada dalam perusahaan diabaikan yang memiliki 5( lima dimensi) :
atau sering dilanggar, maka karyawan a. Turn Over (Pergantian)
mempunyai disiplin yang buruk. b. Level of absence (Tingkat
Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada ketidakhadiran (absen) karyawan)
c. Age (Umur)
62
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

d. Level of work (Tingkat pekerjaan) mendorong untuk melakukan


e. The size of the organization ( penelitian lebih dalam lagi, untuk
Ukuran organisasi perusahaan ) mendapatkan pengetahuan yang lebih
Setelah diproses dalam uji intrumen, uji dalam lagi di bidang ini.
asumsi klasik dan uji hipotesis 2. Manfaat Parktis
menunjukkan bahwa kepuasan kerja Untuk memberikan pemahaman
berpengaruh secara signifikan terhadap kepada perusahaan PT Glostar
kinerja karyawan. Indonesia 2 arti penting dari kepuasan
2. Variabel kepuasan kerja mendorong kerja bagi seorang karyawan untuk
kinerja karyawan, hal itu dapat dilihat tetap bertahan serta meningkatkan
dari besaran hasil uji. Akan tetapi kualitas kerjanya.
terdapat beberapa indikator yang a. Perusahaan perlu meninjau
berada pada katagori kurang baik yaitu kembali cara rekrutmen agar hanya
dalam hal kuantitas, hal ini meneriman calon karyawan yang
menandakan bahwa karyawan PT. memiliki komitmen pada
Glostar Indonesia 2 Departemen perusahaan. Berdasarkan hasil
Gudang Sukabumi harus lebih penelitian menunjukkan bahwa
meningkatkan masing-masing turn over memberikan petunjuk
indikator kinerja karya terutama dalam bahwa cara rekrutmen harus
hal kualitas dalam pencapaian lama diperbaiki untuk meningkatkan
kerja dan kuantitas dari segi kualitas karyawan yang diterima.
pencapaian target bekerja. b. Perusahaan harus secara
berkesinambungan mengadakan
Saran penilaian kinerja karyawan, baik
Berdasarkan kesimpulan di atas untuk pimpinan dan staf supaya
diperoleh pengaruh yang positif dan bisa meningkatkan kualitas dan
signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja kuantitas kerja para karyawan,
karyawan PT. Glostar Indonesia 2 sehingga karyawan cenderung
Departemen Gudang Sukabumi. Ada produktif dan dapat berkontribusi
beberapa manfaat yang dapat diambil oleh dengan stabil bagi perusahaan.
peneliti dan oleh perusahaan. c. Perusahaan dapat melakukan
1. Manfaat Teoritis penelitian lanjutan dalam rangka
Penelitian ini memperkaya bukti menyempurnakan penelitian ini
empiris hubungan kepuasan kerja agar dapat mengetahui faktor
terhadap kerja kinerja karyawan, lainnya uang mendukung
khususnya di PT Glostar Indonesia 2, kepuasan kerja, misalnya
Departemen Gudang. Hal ini dapat kepemimpinan, komitmen dan
dijadikan sebagai referensi untuk lainnya yang berkaitan dengan
mahasiswa atau akademisi untuk bidang sumber daya manusia.
menambah khasanah pengetahuan
dibidang yang relevan. Bagi peneliti ini
63
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

DAFTAR PUSTAKA Semarang: Badan Penerbit Universitas


Diponegoro.
Agus Martowardoyo. (2017). Membangun Gunawan, Iman. 2013. Metode Penelitiaan
Kesadaran dan Kepedulian Sukarela Kualitatif : Teori dan Pratilik. Jakarta:
Wajib Pajak. Bumi Aksara.
Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Hale, Judith. (2012). Performance – Based
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Certification How to Design a Valid,
Rineka Cipta. Defensible, Cost Effective Program (
As’ad, M. (2008). Psikologi industri. Second Edition ). United States of
Yogyakarta : Yogyakarta Lyberty. Amerika : Pfeiffer
Azwar, Saifuddin. (2014). Reabilitas dan Handoko, T. Hani. (2008). Manajemen
validitas. edisi 4. Yogyakarta. Pustaka Personalia dan Sumber Daya Manusia.
pelajar Liberty: Yogyakarta
Bob Nelson. (1998). 1001 Cara Hasibuan, Malayu. S.P. (2014). Manajemen
Menghargai Karyawan. Jakarta. Sumber Daya Manusia (EdisiRevisi).
Pustaka Delapratasa. Jakarta BumiAksara.
Budiyono. (2009). Statistika untuk Hartatik, I. P. (2014). Buku Praktis
Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret Mengembangkan SDM. Yogyakarta:
University Press. Laksana.
BPS. (2018) Hersey and Blanchard. (2011) Management
Emron, Yohny, dan Imas. (2016). Of Organizational Behavior Utilizing
Manajemen Sumber Daya Manusia. Human Resources. New Jersey.
Bandung: ALFABETA. Prentice Hall.
Endang, Maria, dan Edward. (2016). Indriantoro, Nur. dan Supomo, Bambang.
Analisis Pengaruh Gaya (2013). Metodologi Penelitian Bisnis
Kepemimpinan, Motivasi, Kualitas Untuk Akuntansi & Manajemen.
Kehidupan Kerja terhadap Kinerja Yogyakarta. BPFE
Karyawan. Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya
Garry Surya Changgriawan (2017). Manusia. PT. Gramedia Pustaka
Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Utama, Jakarta.
Motivasi Kerja Tehdapap Kinerja Kemenperin. (2018).
Keryawan Di One Way Production. Kerlinger. (2006). Asas-Asas Penelitian
AGORA Vol. 5, No. 3, Behaviour. Edisi 3, Cetakan 7.
Sugiama, Gima (2008). Metode Riset Bisnis Yogyakarta: Gadjah Mada Universty
dan Manajemen. Bandung: Guardaya Pres
Intimarta Komalasari, Gantina., Eka Wahyuni., dan
George dan Jones. (2005). Understanding Karsih. (2011). Teori dan Teknik
and Managing Organizational Konseling. Jakarta: Indeks.
Behavior. New Jersey: Upper Saddle Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo.
River. (2005). Perilaku Organisasi. Buku 1
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis dan 2, Jakarta : Salemba Empat.
Multivariate dengan program SPSS.
64
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Mangkunegara AA. Anwar Prabu (2013). dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Kelima. Bandung. PT Refika
Perusahaan. Bandung. Bandung. Aditama.
Nawawi. (2011). Manajemen Sumber Daya Sudarmanto. (2014). Kinerja dan
Manusia, Untuk Bisnis Yang Pengembangan Kompetensi SDM.
Kompetitif. Jogjakarta. Gadjah Mada Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
University Press Sugiyono (2010). Statistik untuk
Narimawati, Umi. (2010). Metodologi Pendidikan. Bandung. Alfabeta,
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Toeri dan Aplikasi. Bandung. Alfabeta. Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Panggabean, M. S. (2002). Manajemen Kualitatif dan R&D. Bandung:
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia ALFABETA.
Indonesia. Sugiyono. (2016). Statistika Untuk
Rakhmat, Jalaluddin, (2004). Metode Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Penelitian komunikasi : Di lengkapi Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi.
Contoh Analisis Statistik, Bandung PT Jogjakarta : Andi
Remaja Rosdakarya Undang-undang No. 17 tahun 2007.
Robert Kurniawan. (2016). Analisis Tentang Rencana Pembangunan
Regresi. Jakarta. Prenada Media Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
Prawirosentono. (1999). Kebijakan Kinerja 2005-2025.
Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Usman Effendi. (2014). Asas Manajemen.
PT. Glostar Indoensia 2. (2018). Laporan Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
Data Karyawan. Turn Over dan Wexley KN, & Yukl GA. (2005). Perilaku
Kehadairan. Departemen Gudang. organisasi dan psikologi personalia,
Rivai, & Basri. (2005). Performance Jakarta: Bina Aksara.
Appraisal : Sistem yang tepat untuk Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja.
menilai kinerja karyawan dan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
meningkatkan daya saing perusahaan. Yunus, H. S. (2010). Metodologi Penelitian
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:
Riza Ovita Risqi, Mirwan Ushada, dan Pustaka Pelajar.
Wahyu Supartono (2015). Analisis
Pengaruh Kepuasan Terhadap Kinerja Garry Surya Changgriawan (2017).
Karyawan Dengan Pendekatan Kansei Pengaruh Kepuasan Kerja Dan
Enginnering Perusahaan XYZ. Motivasi Kerja Tehdapap Kinerja
AGRITECH, Vol. 35, No. 1, Februari. Keryawan Di One Way Production.
Robbins. (2006). Perilaku Organisasi. Iva Chandraningtyas, M. Al. Musadieq, dan
Jakarta: Indeks , Kelompok Gramedia. Hamidah Nayati Utami (2015).
Suad, H. (2004). Teori Pengembangan Pengruh Kepuasan Kerja Dan
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Karyawan Melalui Komitmen
Daya Manusia. Reformasi Birokrasi Organisasional.
65
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Kamala Saranya. (2014). Influence of Job


Satisfaction on Employees’
Performance – A general Perspective.
Riza Ovita Risqi, Mirwan Ushada, dan
Wahyu Supartono (2015). Analisis
Pengaruh Kepuasan Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Pendekatan Kansei
Enginnering Perusahaan XYZ.
Rosseleny dan Ratna, A. (2012). Pengaruh
Kompensasi Finansial dan Non-
Finansial terhadap Kinerja karyawan
di PT Taspen (Persero) cabang
Malang.
Theresa Ifeyinwa Ndulue dan Henry
Chinonso Ekechukwu. (2016). Impact
Of Job Satisfaction On employess
Performance : A Study Of Nigerian
Breweries PLC Kaduna State Branch
Nigeria.
Wanda Febriyana (2015). Pengaruh
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Kabepe Chakra.

Indonesia-Invesment. (2018). Pertumbuhan


Investasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai