Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tata letak atau layout merupakan salah satu strategi yang harus

digunakan saat ini. Setiap strategi dan inovasi perusahaan merupakan kunci

untuk bersaing dengan dunia industri yang bergerak cepat dengan inovasi,

teknologi, dan strategi yang mendukung kebijakan yang dikembangkan

perusahaan yang akan membentuk pertumbuhan perusahaan. Perusahaan

harus menentukan perencanaan strategis yang tepat untuk meningkatkan

produktivitas dan menghasilkan produk yang berkualitas. Dengan kebijakan

dan strategi yang tepat, perusahaan dapat bersaing dengan menghasilkan

produk berbiaya rendah dan berkualitas tinggi. Persaingan bisnis yang

sedang berlangsung menuntut perusahaan untuk mengambil berbagai

keputusan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, salah satunya adalah

keputusan manajemen operasional.

Tata letak merupakan keputusan penting yang menentukan efisiensi

operasional jangka panjang. Tata letak memiliki banyak implikasi strategis

karena menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,

fleksibilitas dan biaya, serta kualitas kerja, koneksi pelanggan, dan citra

perusahaan. Tata letak yang efektif memfasilitasi strategi yang

mempromosikan diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Salah satu

tujuan dari strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak ekonomi

1
2

yang memenuhi kebutuhan kompetitif perusahaan (Padmantyo et al. 2018).

Dalam produksi, pengaturan stasiun kerja Ini menempati posisi

penting dalam kegiatan produksi. Desain ulang tata letak workstation baru

perlu observasi memahami hubungan antar stasiun kerja (Hartari &

Herwanto 2021). Desain tata letak melibatkan pengaturan tata letak fasilitas

operasi dengan area yang tersedia untuk menempatkan mesin,

mengoperasikan peralatan, dan semua peralatan yang digunakan selama

operasi. Salah satu tujuan perancangan tata letak suatu fasilitas produksi

adalah untuk menggunakan ruang secara lebih efisien (Irmanto et al. 2017).

Permasalahan yang kerap terjadi dalam industri manufaktur pada

proses produksi perusahaan adalah hambatan pada pergerakan material

handling yang mengakibatkan ketidakmampuan mencapai target produksi

Sato et al., (2019), hal ini merupakan salah satu akibat dari tata letak yang

belum digunakan secara efektif dan efisien. Faktor lain akibat dari masalah

strategi layout ialah produktivitas karyawan, ini merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu usaha.

Produktivitas yang tinggi sangat bermanfaat baik bagi pengusaha maupun

karyawan. Produktivitas juga mencerminkan etos kerja karyawan, yang juga

tercermin dari pola pikir yang baik. Oleh karena itu, pemberi kerja dan

karyawan terkait berupaya untuk meningkatkan produktivitasnya melalui

berbagai kebijakan seperti penataan tata letak untuk mendekatkan antar

divisi produsen atau bisa melakukan pemberian bonus tambahan bagi


3

karyawan yang memiliki etos kerja yang baik, yang secara efektif dapat

meningkatkan produktivitas karyawan (Padmantyo et al., 2018).

Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah usaha produktif mandiri yang

didirikan oleh orang perseorangan atau badan usaha, bukan anak perusahaan

atau cabang milik sendiri. Usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai

barometer perdagangan rakyat, telah menjadi unit usaha yang berperan

penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Usaha kecil dan

menengah juga memiliki masalah dalam tata letak fasilitas, sehingga

keselamatan dan kesehatan pekerja tidak terjamin karena ketidaknyamanan

dalam bekerja, sehingga menghasilkan produk yang kurang ideal dan

menurunkan produktivitas dan efisiensi (Niluh Putu Hariastutim Suparjo

2019).

Hasil penelitian Irmanto et al. (2017) Semakin besar biaya

pemindahan material yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka semakin

besar pula biaya operasi produksi perusahaan tersebut. Oleh karena itu,

perlu dilakukan evaluasi yang baik terhadap tata letak awal area produksi

perusahaan dan mencari alternatif tata letak baru yang lebih efektif dan

efisien untuk mengurangi jarak antar departemen dan mengurangi hambatan

dalam proses produksi. Sedangkan dalam penelitian lain yang di tulis oleh

Erni et al. (2017) Secara keseluruhan, desain tata letak yang baik akan

memberikan kontribusi positif untuk mengoptimalkan proses operasional

perusahaan, dan jika terstruktur dengan baik, operasi kerja akan lebih efektif

dan efisien, yang pada akhirnya akan menjaga kelangsungan dan


4

kesuksesan perusahaan. Ketidakteraturan tata letak mesin mengakibatkan

jarak jalur perpindahan material antar aktivitas proses produksi yang jauh,

sehingga menurunkan efisiensi biaya produksi bagi perusahaan.

Menurut hasil wawancara, Griya Shiny Batu merupakan salah satu

usaha manufaktur yang memproduksi beragam produk batik, seperti sepatu,

kemeja, jaket, dll. UKM Shinny Batik ini ada sejak tahun 2017, perusahaan

ini didirikan oleh Bapak Andik. Tiap departemen memiliki tempat masing

masing dengan berbeda alamat, namun untuk tempat produksi benang sutra

di perusahaan Griya Shiny Batu berada di Jalan teratai gang 6 no 13 RT 03,

Jalan teratai Gg. I No.13, RT.02/RW.05, Songgokerto, Kota Batu, Jawa

Timur. Beliau memilih mendirikan UKM ini dikarenakan melihat peluang

batik menggunakan kain sutra masih sedikit memiliki pesaing di kawasan

Batu dengan produk yang mempunyai kualitas. Mereka memproduksi

benang sutra untuk digunakan dalam produksi batik mereka. Mereka juga

tidak menolak jika ada supplier yang inign membeli produk benang sutra

mereka.

Untuk perusahaan yang sedang berkembang seperti Griya Shinny

Batu, diperlukan analisis yang lebih mendalam untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi perusahaan. Peneliti akan fokus pada

penerapan yang sesuai untuk strategi tata letak untuk mengidentifikasi

strategi yang cocok untuk proses produksi ulat sutera Shinny Batu.
5

Proses produksi benang sutra mereka ditempatkan disamping rumah

penanggung jawab departemen peternakan ulat sutra yang bernama Pak

Agus. UKM ini memiliki total karyawan sebanyak 33 karyawaan. dalam

penelitian ini saya memfokuskan pada departemen penghasil benang sutra,

dalam departemen ada pembagian tempat produksi yang saling berkaitan

satu sama lain. Adapula layout tempat produksi benang sutra di Griya

Shinny Batu sebagai berikut:

Sumber: Griya Shinny Batu (2022)


Gambar 1. 1 Layout Tempat Produksi Benang Sutra
6

Berdasarkan Gambar 1.1, dapat diketahui total luas area produksi

benang sutra dengan lebar 10 Meter dan panjang 15 Meter. Diketahui proses

produksi di tempat pemintalan benang sutra batu sebagai berikut.

Sumber: Griya Shinny Batu (2022)


Gambar 1. 2 Proses Produksi Benang Sutra Griya Shinny Batu

Dari kebun makanan ulat selanjutnya di kandang ulat umur 0-14

hari, langkah selanjurnya ulat yang sudah berumur 14 hari akan dipindahkan

ke kandang yang lain. setelah ulat siap memproduksi kepompong, ulat

tersebut akan dipindahkan ke kandang kepompong. Setelah kepompong

sudah tercipta, kepompong tersebut akan dibawa ke dapur kepompong

untuk dimasak, setelah kepompong tersbut matang selanjutnya akan dibawa

ke tempat pemintalan. Setelah proses pemintalan selesai benang tersebut

akan dibawa ke gudang penyimpanan produk. Kendala yang terjadi pada

area produksi benang sutra ialah, Dikandang kepompong ini mempunyai

permsalahan, yang seharusnya kandang kepompong harus mempunyai

tempat yang sunyi agar kualitas produksi kepompong tetap terjaga namun

dalam lapangan kandang kepompong terlalu dekat dengan tempat

pemintalan benang sutra yang mempunyai tingkat kebisingan suara yang

tinggi dan tentu hal ini sangat mempengaruhi kualitas kepompong menurun
7

dan hingga mengalami gagal produksi kepompong dan seharusnya

diperusahaan mempunyai beberapa ketentuan yang harus diterapkan agar

produksi kepompong bisa berjalan dengan semestinya, sehingga hal

tersebut mempengaruhi target produksi yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Dalam penelitian Erni et al. (2017) secara keseluruhan, desain tata

letak yang baik akan memberikan kontribusi positif untuk mengoptimalkan

proses operasional perusahaan, dan jika terstruktur dengan baik, operasi

kerja akan lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya akan menjaga

kelangsungan dan kesuksesan perusahaan. Pada tabel dibawah ini akan

menunjukkan target produksi perusahaan dan realitas produksi yang terjadi

di perusahaan:

Tabel 1. 1 Data Produksi Griya Shinny Batu

Target Realita Produksi


Produksi (Tgl-Bulan-Tahun)
Produksi (KG) (KG)
9 - 15 Januari 2022 1 0,8
16 - 22 Januari 2022 1,5 0,75
23 - 29 Januari 2022 1,5 1,05
30 Januari – 5 Februari 2022 1,5 1,4
6 – 12 Februari 2022 0,5 0
13 – 19 Februari 2022 1,5 0,7
20 – 26 Februari 2022 1,5 0,7
27 Februari – 5 Maret 2022 1,5 0,6
6 – 12 Maret 2022 1 0,8
13 – 19 Maret 2022 1 0,9
20 – 26 Maret 2022 1 1
27 Maret – 2 April 2022 1 0,7
Sumber: Griya Shinny Batu (2022)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui taget prouksi perusahaan sulit

untuk bisa berkembang dan belum pernah mencapai target produksi

perusahaan. Dalam penelitian Marina (2017) tata letak memiliki banyak


8

dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam

hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas kerja, kontak

pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu

mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau

respons cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak

yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

Dikarenakan masalah tersebut mengakibatkan kapasitas

produksi tidak mudah untuk berkembang dan mempengaruhi lambatnya

perkembangan produksi di Shinny Batu. Berdasarkan uraian latar belakang

diatas, maka perlunya penelitian ini diperlukan untuk mengatasi masalah

yang terjadi di perusahaan tersebut. Maka dari itu penulis memiliki

ketertarikan dalam melakukan penelitian yang berjudul “PENGATURAN

ULANG LAYOUT TEMPAT PEMINTALAN BENANG SUTRA DI

UMKM GRIYA SHINNY BATU”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di perusahaan yang telah

dijelaskan dalam pendahuluan, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana layout baru Pada Tempat Produksi Benang

Sutra di UMKM Griya Shinny Batu?”

C. Batasan Masalah

Agar penulisan dalam penelitian ini jelas dan tidak menyimpang

dari tema dan tujuan penelitian, maka penelitian ini dibatasi hanya di tempat

produksi benang sutra di UMKM Shinny Batu. yang mempunyai


9

permasalahan pada tata letak, yang dilakukan untuk menata kembali tata

letak yang ada dan fasilitas di sana.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarakan inti masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan yang

diingkan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui layout yang akan digunakan untuk meningkatkan

produksi perusahaan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang bisa diambil dan diperoleh dalam

penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa membantu manajemen

perusahaan dalam pengambilan kebijakan terkait tata letak dikarenakan

hal itu mempengaruhi kinerja dan kapasitas produksi perusahaan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi peneliti selanjutnya mengenati strategi tata letak.

Anda mungkin juga menyukai