Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

GURIRANG: GULA RAFINASI ALTERNATIF DARI UMBI PORANG


(Amorphophallus muelleri) SEBAGAI SOLUSI
PENGURANGAN IMPOR GULA

BIDANG KEGIATAN:
PKM KEWIRAUSAHAAN

DIUSULKAN OLEH:
Alysa Nur Chasanah Alam Majid NIM: K4318006 / Angkatan 2018

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2020

i
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat..................................................................................................... 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Analisis Pasar............................................................................................3
2.2 Analisis SWOT......................................................................................... 3
2.3 Analisis Keuangan.................................................................................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Perencanaan dan Pelaksanaan Produksi....................................................6
3.2 Publikasi dan Pemasaran ..........................................................................7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya........................................................................................ 8
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................ 8
Daftar Pustaka........................................................................................................ 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Impor Indonesia memiliki jumlah yang cukup besar. Informasi
perkembangan statistik impor Indonesia pada laman situs web Kementrian
Perindustrian Republik Indonesia Kemenperin.go.id (2020) menjelaskan sektor
impor migas memiliki peran sebesar 13,81% sedangkan sisanya sebesar 86,19%
berasal dari impor non migas. Sektor industri memiliki peranan sebesar 92,58%
dalam mempengaruhi besaran impor non migas, sedangkan 7,42% berasal dari
impor disektor lainnya. Kelompok industri yang berpengaruh besar terhadap
impor non migas dalam lima tahun terakhir diantaranya adalah industri bahan dan
barang kimia dari bahan kimia, industri mesin dan perlengkapan, industri
komputer barang elektronik dan optik, industri logam dasar, serta industri
makanan.
Sub sektor yang memiliki pengaruh paling besar dalam industri makanan
adalah sub sektor makanan olahan lainnya dengan komoditi terbesar berupa gula
tebu mentah yang tidak ditambahkan pewarna dan perasa. Impor komoditi gula
tebu dari tahun 2012 hingga tahun 2016 berkisar diantara 1.4 juta US$-1.9 juta
US$. Dikutip dari laman portal berita nasional detikFinance detik.com (2020)
Kementian Perdagangan (KEMENDAG) telah menerbitkan surat izin impor gula
pasir sebesar 438 ribu ton. Penerbitan izin impor gula dilakukan untuk
menanggapi ajuan impor gula oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) sebesar 130
ribu ton dan Badan Urusan Logistik (Bulog) sebesar 200 ribu ton (detik.com;
cnnindonesia.com., 2020).
Tingginya permintaan impor gula di Indonesia juga berkaitan dengan
tingginya permintaan gula dari sektor industri yang memanfaatkan gula sebagai
bahan pengolahan. Pelaku industri mengakui lebih menyukai gula impor karena
kualitas gula impor yang lebih baik, masa ketersediaan gula yang selalu ada, dan
harga yang lebih terjangkau (Repbulika.co.id., 2020). Kualitas gula impor diakui
lebih baik karena tidak mengandung molasis sehingga makanan dapat bertahan
lebih lama. Mengenai masa ketersedian gula kondisi cuaca di Indonesia yang

1
berubah-ubah menyebabkan hasil panen tebu tidak maksimal sehingga produksi
gula terhambat.
Tumbuhan yang mengandung pati tinggi dapat dimanfaatkan untuk dibuat
gula dengan memecah pati menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti glukosa
atau fruktosa melalui proses enzimatik. Tumbuhan yang banyak mengandung pati
umumnya berasal dari umbi-umbian. Umbi yang mengandung kadar pati tinggi
sehingga memiliki potensi dijadikan gula, Indonesia memiliki salah satu komoditi
ekspor umbi yang telah mendunia yaitu umbi porang (Amorphophallus muelleri).
Nilai ekspor umbi porang pada akhir tahun 2018 seperti dikutip pada laman berita
KOMPAS regional.kompas.com. (2021) mencapai 1 triliun rupiah dengan
produksi sebanyak 11.000 ton. Pada awal November 2019 ekspor porang telah
mencapai 504 ton dengan keuntungan mencapi 11,2 miliar.
GURIRANG hadir sebagai solusi tingginya impor gula di Indonesia dengan
menghadirkan gula rafinasi dengan kebersihan yang terjamin dan harga yang
tidak jauh berbeda dengan gula rafinasi dari tebu. Selain itu, kandungan
glukomanan pada umbi porang yang tinggi yaitu sekitar 67% (Anggraeni dkk,
2014) memiliki mekanisme dalam memperbaiki mRNA gen pro insulin.
Perbaikan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan terapi
penderita diabetes mellitus (Wulandari & Rahardjo, 2012)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana prospek usaha GURIRANG di masyarakat?
1.2.2 Bagaimana strategi usaha GURIRANG dapat diterima di masyarakat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui prospek usaha GURIRANG di masyarakat.
1.3.2 Mengetahui strategi usaha GURIRANG dapat diterima di masyarakat.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mengurangi impor gula tebu rafinasi yang semakin meningkat
1.4.2 Membantu terapi penderita diabetes mellitus
1.4.3 Mendapatkan keuntungan finansial
1.4.4 Menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang lain
1.4.5 Membantu para petani umbi porang yang

2
BAB 2
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Analisis Pasar


GURIRANG selain memiliki kadar kemanisan yang tidak jauh berbeda
dengan gula tebu, juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita karena
mengandung glukomanan dapat dijadikan sebagai terapi penderita diabetes
mellitus. Oleh karena itu, target pasar kami adalah produsen makanan yang
membutuhkan bahan baku gula, dan para penderita diabetes mellitus, namun
tidak memungkiri digunakan bagi semua orang.

2.2 Analisis SWOT


2.2.1 Strength
2.2.1.1 Harga yang tidak jauh berbeda dengan gula tebu rafinasi
2.2.1.2 Adanya kandungan glukomanan yang dapat digunakan sebagai
terapi diabetes mellitus
2.2.1.3 Pemanfaatan gula yang tidak terbatas golongan
2.2.2 Weakness
2.2.2.1 Kandungan kalsium oksalat yang perlu penanganan khusus
2.2.2.2 Penggunaan alat yang masih sederhana
2.2.3 Opportunity
2.2.3.1 Sektor ekspor umbi porang yang semakin meningkat
2.2.3.2 Sumber daya produksi yang melimpah
2.2.3.3 Penggunaan bahan baku gula yang tinggi di sektor pangan
2.2.4 Threat
2.2.4.1 Produk yang masih asing bagi masyarakat awam
2.2.4.2 Gula impor yang memiliki harga lebih murah

2.3 Analisis Keuangan


Analisis keuangan dihitung berdasarkan GURIRANG seberat 1 kilogram, yang
kemudian diperoleh perhitungan seperti tabel 2.1, 2.2 dan 2.3 dengan perincian
sebagai berikut:

3
Tabel 2.1 Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Baku (Variabel Cost)
No Nama Bahan Kuantitas Harga Total Biaya (Rp)
Per Unit
1 Umbi porang 350 kg 4.000 1.400.000
2 Enzim alfa amilase 100 ml 11.000 110.000
3 Kertas pembungkus 1 rim 140.000 140.000
Jumlah 1.650.000

Tabel 2.2 Biaya Overhead Pabrik


Biaya Overhead Pabrik
No Nama Bahan Satuan Kuantitas Harga Total Biaya
Per Unit (Rp)
1 Iodin gram 10 7.500 75.000
2 Gas tabung 1 54.500 54.500
3 Spatula buah 2 9.000 18.000
4 Panci buah 2 37.00 74.000
5 Pisau buah 1 8.963 8.963
6 Baskom buah 2 5.500 11.000
Jumlah 241.463

Tabel 2.3 Modal Tetap dan Penyusutan


Modal Tetap (Fixed Cost) dan Penyusutan
No Deskripsi Jumlah Harga Total Masa Penyusutan
satuan (Rp) Pakai per bulan
(Rp) (Bulan) (Rp)
1 Blender 1 125.000 125.000 12 10.417
2 Saringan 2 4.000 8.000 1 8.000
3 Spinner 1 1.288.000 1.288.000 24 53.700
4 Kompor 1 265.000 265.000 24 11.042
5 Termometer 1 114.500 114.500 12 9.542
6 Sugar 1 301.200 301.200 12 25.100
concentration
meter
7 Ultrasonic 1 2.400.000 2.400.000 24 100.000
cleaner bath
8 Tabung gas12 1 280.000 280.000 24 12.000
kg
Total 4.777.700 229.801

Bahan Baku
Persediaan bahan baku Rp. 1.650.000
Biaya overhead pabrik (Rp. 241.463)
Total biaya produksi Rp. 1.408.437
Total produk yang dihasilkan 100 unit

4
HPP Rp. 14.100/unit
Harga jual (Rp. 14.100 x 82%) + Rp. 14.100 = Rp. 25.700
Proyeksi Laba Rugi
Penjualan
Penjualan Rp. 2.570.000
HPP
HPP (Rp. 1.408.437)
Laba Kotor Rp. 1.161.563

Biaya Operasional Lainnya


Biaya Pemasaran Rp. 150.000
Biaya Lain lain Rp. 500.000
Total Biaya Operasional Lainnya (Rp.650.000)
Laba Bersih Rp. 511.563

BEP (Biaya tetap) / (Harga per unit - Biaya variabel per unit)
(Rp. 4.777.400)/(Rp. 25.700 - Rp. 14.100) = 411.90
BEP Rp (Biaya tetap) / (Kontribusi margin per unit - Harga per unit)
(Rp. 4.777.400)/(Rp. 11.600 - Rp. 25.700) = 339
Artinya, GURIRANG mencapai Break event Point setelah terjual 339 Produk
PP (Total HPP + Total biaya) / Total penjualan
Rp. 14.100 + Rp. 1.408.437 / Rp. 2.570.000 = 0.554
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa jumlah investasi / modal usaha
akan terlunasi atau dikembalikan dalam jangka waktu 1 bulan dihitung dari
penjualan.
BCR Harga Jual / Harga Produksi
Rp. 25.700 / Rp.14.100 = 1.82
Artinya, setiap satuan biaya yang dikeluarkan akan memperoleh hasil penjualan
sebesar 1,82 kali lipat. Dengan demikian penjualan GURIRANG layak untuk
dikembangkan.
RCC Total Penjualan / Total HPP
Rp. 2.570.000 / Rp. 1.408.437 = 1.82

5
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1. Perencanaan dan Pelaksanaan Produksi


3.1.1. Perencanaan
Tahap persiapan dan survei pasar diawali dengan mengetahui kondisi pasar,
minat konsumen, dan harga bahan baku yang akan digunakan. Pada tahap ini,
kami akan melakukan survei pasar tempat bahan baku dijual. Kami akan
melakukan pemilihan bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat
produk. Selanjutnya, kami mencari perkebunan porang dengan harga
seminimal mungkin untuk memproduksi GURIRANG dalam jumlah besar.
Untuk mengetahui minat konsumen, kami akan melakukan survei kepada
para mahasiswa dan masyarakat umum untuk mengetahui seberapa besar
minat dan ketertarikan mereka terhadap produk kami.
3.1.2. Produksi
Proses produksi merupakan kegiatan inti dari aktivitas wirausaha, kegiatan
produksi memiliki beberapa tahapan, tahapan tersebut meliputi persiapan
bahan baku, kegiatan pengolahan dan pembuatan produk, serta pengemasan.
a. Persiapan bahan baku
Setelah melakukan survei bahan baku umbi porang, kami akan
mempersiapkan pengerjaan dengan mempertimbangkan kualitas produk
yang baik.
b. Kegiatan pengolahan produk
a) Persiapan umbi porang
Umbi porang dilakukan penyortiran dengan berat sekitar 1
kilogramyang selanjutnya dicuci supaya bersih dari sisa-sisa tanah.
Setelah bersih dari tanah, umbi porang diiris dengan ketebalan
sekitar 2mm. Pengirisan umbi porang bertujuan untuk mengurangi
kadar kalsium oksalat pada umbi porang. Setelah diiris, kemudian
porang dikeringkan dan digiling menjadi tepung porang
b) Pengolahan menjadi tepung porang

6
Porang yang sudah menjadi tepung, selanjutnya dipanaskan lagi
menggunakan waja supaya kadar airnya benar-benar menghilang.
c) Pengolahan tepung menjadi gula
Tepung porang yang sudah kering selanjutnya memasuki tahap
likuifikasi, sakrifikasi, pemucatan pemurnia, penguapan, kristalisasi,
pemutaran, pengeringan dan pendinginan. Tahap pengolahan tepung
menjadi gula dilakukan secara higienis sehingga menghasilkan gula
yang putih bersih yang disebut gula rafinasi.
c. Pengemasan
Setelah produk siap,kami melakukan pengemasan menggunakan eco
packaging yaitu dengan mengganti plastik menjadi kertas samson yang
kuat dan tidak bereaksi kimia dengan produk kami.
3.2. Publikasi dan Pemasaran
Pemasaran dilakukan sesuai dengan segmen pasar yang telah ditentukan
sebelumnya. Untuk memperluas pemasaran maka diperlukan media promosi
sebagai pemberian informasi kepada konsumen secara update. Promosi secara
langsung dapat dilakukan melalui pengadaan stand pameran, sponsor, serta
penyebaran pamflet pada event-event tertentu. Seiring berkembangnya teknologi
informasi yang berupa sosial media, maka konsumen dengan mudah untuk
mengakses informasi secara luas. Untuk mengetahui informasi yang mendalam
mengenai GURIRANG, akan dapat diakses melalui Whatsapp, Instagram,
Facebook, Email, dan Website.

7
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-K
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Perlengkapan yang diperlukan 4.889.663
2. Bahan habis pakai 1.779.000
3. Perjalanan 800.000
4. Lain-lain 650.000
Jumlah 8.118.663

4.2. Jadwal Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Survei pasar
2 Persiapan bahan baku
3 Persiapan umbi porang
4 Pengolahan menjadi tepung porang
5 Pengolahan menjadi gula
6 Pengemasan
7 Pemasaran

8
Daftar Pustaka

Alamsyah, I.E. (2019). Industri jelaskan Alasan terus Bergantung Gula Impor.
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/19/01/21/ploxht349-indus
tri-jelaskan-alasan-terus-bergantung-gula-impor. (Diakses 3 Januari 2021).
Anggraeni, D. A., Widjanarko, S. B., & Ningtyas, D. W. (2014). Proporsi Tepung
Porang (Amorphophallus Muelleri Blume): Tepung Maizena terhadap
Karakteristik Sosis Ayam [In Press Juli 2014]. Jurnal Pangan dan
Agroindustri, 2(3), 214-223.
Citradi, T. (2020). Pantas RI candu Impor Gula 10 Tahun Lahan Tebu Itu-Itu
Saja.https://www.cnbcindonesia.com/news/20200218173823-4-138801/pant
as-ri-candu-impor-gula-10-tahun-lahan-tebu-itu-itu-saja. (Diakses 3 Januari
2021).
Kompas.com. (2019). Ekspor Porang Capai Rp. 1 Triliun Pemerintah
Kembangkan Bibit dengan Kultur.
https://regional.kompas.com/read/2019/12/05/09581941/ekspor-porang-capai
-rp-1-triliun-pemerintah-kembangkan-bibit-dengan-kultur. (Diakses 3
Januari 2021).
Lidyana, V. (2020). RI Impor 438.000 Ton Gula.
https://finance.detik.com/industri/d-4923609/ri-impor-438000-ton-gula.
(Diakses 3 Januari 2021).
Wulandari, A. A., & Rahardjo, S. J. (2012). SEBAGAI PANGAN TERAPI
BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS (GUMMY DIETERY FIBER).

Anda mungkin juga menyukai