Anda di halaman 1dari 10

PACEMAKER

Pacemaker adalah alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk
mengontrol frekuensi jantung. Alat ini memulai dan mempertahankan frekuensi jantung ketika
pacemaker alamiah jantung tak mampu lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya digunakan bila
pasien mengaami gangguan hantaran atau loncatan gangguan hantaran yang mengakibatkan kegagalan
curah jantung. Pacemaker bias bersifat permanen atau temporer. Pacemaker permanen biasanya
digunakan pada penyekat jantung komplet ireversibel, sedang pacemaker temporer digunakan sebagai
terapi tambahan untuk menyokong pasien yang mengalami penyekat jantung akibat infark miokard atau
setelah pembedahan jantung terbuka. Pada beberapa kasus, pacemaker dapat juga digunakan untuk
mengontrol takikardi disritmia yang tidak berespons terhadap terapi pengobatan.

RANCANGAN PACEMAKER.

Pacemaker tersusun atas dua komponen:

1. Pembangkit pulsa listrik, yang mengandung sirkuit dan baterai yang membangkitkan stimulus
listrik.

2. Elektroda pacemaker juga disebut lead atau kabel, yang menghantarkan impuls pacemaker
ke jantung. Stimulus dari pacemaker berjalan melalui elektroda kateter elastic yang dimasukan langsung
melalui tusukan ke dinding dada. Pembangkit pulsa biasanya ditanam di kantung bawah kulit di daerah
pectoral atau aksiler; kadang-kadang juga dipilih daerah abdomen.

Pembangkit pacemaker diisolasi untuk melindungi dari kelembapan dan panas tubuh. Pembangkit pulsa
(atau pacemaker) mempunyai suplai tenaganya sendiri, yang disediakan oleh sel baterai. Sumber tenaga
utama yang sering digunakan akhir-akhir ini adalah baterai merkuri-seng (bertahan selama 3 sampai 4
tahun), unit sel litium (bertahan samoai 10 tahun) dan pacemaker bertenaga nuklir (sumber
238plutonium) yang bertahan 20 tahun sampai seumur hidup. Ada juga pacemaker yang dapat diisi
diluar. Karena pacemaker bergantung pada baterai, maka kehabisan baterai tak dapat dihindari (kecuali
yang bertenaga muklir danyang dapat diisi ulang). Dengan demikian, pembangkit yang mengandung
baterai harus diganti secara berkala.

JENIS-JENIS PACEMAKER
Pacemaker yang sering digunakan adalah pacemaker demand (sinkronus, nonkompetitif) yang diatur
pada frekuensi tertentu dan menstimulasi jantung saat tidak terjadi repolarisasi jantung normal. Jenis ini
hanya berfungsi bila frekuensi alami jantung berjalan di bawah ambang tertentu. Pacemaker fixed rate
(asinkronus, ompetitif) menstimulasi ventrikel pada frekuensi konstan yang sudah diatur sebelumnya,
dan tidak tergantung irama pasien. Jenis ini jarang dipakai, biasanya pada paien dengan penyekat
jantung komplet atau stabil.

a. Sistem Pacemaker Sementara .

Cetusan sementara biasanya merupakan prosedur gawat darurat dan memungkinkan kita mengobservasi
efek cetusan terhadap fungsi jantung sehingga kecepatan cetusan optimum pasien dapat dipilih sebelum
pacemaker permanen dipasang. Jenis ini digunakan pada asien yang mengalami infark miokard dengan
komplikasi penyekat jantung, pada pasien dengan henti jantung dengan bradikardia dan asistole, atau
pada pasien pasca operasi pembedahan jantung tertentu. Cetusan sementara dapat digunakan selama
berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu dan diteruskan sampai kondisi pasien baik atau sampai
pacemaker permanen dipasang.

Cetusan sementara dapat dilakukan dengan pendekatan endokardial (transvena) atau dengan
pendekatan transtorakal ke miokardium. Elektroda transvena dipasang dibawah pengawasan fluoroskopi
melalui berbagai vena perifer (antekubital, brachial, jugular, subklavia, femoral), dan ujung kateter
diletakkan di apeks ventrikel kanan. Komplikasi yang paling sering terjadi selama pemasangan pacemaker
adalah disritmia ventrikel. Jarang terjadi perforasi jantung. Defibrilator harus selalu tersedia

b. Sisem pacemaker permanen.

Untuk cetusan permanen, lead endokardial dimasukkan secara transvena kedalam ventrikel kanan, dan
pembangkit pulsa dipasang didalam tubuh di bawah kulit di daerah pectoral kiri atau kanan atau di
bawah klavikula. Hal ini disebut implant endokardial atau transvena. Prosedur ini biasanya dilakukan
dengan anastesia local. Metoda lain cetusan permanen adalah memasang pembangkit pulsa ke dinding
abdomen. Elektroda dimasukkan secara transtorakal ke miokardium, dan dijahit. Untuk metoda ini, yang
dinamakan epikardial atau implant miokardial, diperlukan torakotomi untuk mencapai jantung.

Pacemaker Atrioventrikel (cetusan Fisiologis). Teknologi pacameker, malelui perkembangan pacemaker


AV, telah membantu perkembangan terapi pacemaker yang aman dan efektif untuk berbagai masalah
jantung yang kompleks. Pacemaker AV dianggap yang paling disukai karena dapat diprogram agar
menyerupai fungsi intrinsic jantung pasien itu sendiri, sehingga dinamakan pacemaker fisiologis.

Karena kerja pacemaker yang memuaskan, maka telah dibentuk suatu kode umum sebagai wahana
komunikasi yang aman mengenai fungsinya. Pengkodean tersebut didasarkan pada kode ICHD karena
sangsinya dijalankan oleh Inter Society Comission For Heart Disease. Kode yang komplet terdiri atas lima
pernyataan, tapi hanya tiga yang digunakan dalam praktek sehari-hari.

Pernyataan pertama, selalu menyebutkan ruang yang akan dicetuskan, yaitu ruang yang diisi electrode
cetusan. Karakter huruf yang mungkin pada kode ini adalah A (atrium), V (ventrikel), dan D (dual, artinya
A dan V).

Pernyataan kedua, menjelaskan ruang yang diindera oleh pembangkit pacemaker, informasi yang
diindera dihubungkan ke pembangkit untuk diinterpretasi dan ditindaklanjuti. Karakter huruf yang
mungkin di isi adalah A (atrium) V (ventrikel) dan D (dual).

Peryataan ketiga selalu menjelaskan tipe respons yang ditunjukan oleh pacemaker. Adalima huruf untuk
menerangkan respons tersebut, tetapi dari kelima itu hanya dua yang biasa digunnakan: I (inhibitory)
dan T (Triggered). Respons penghambat (ihibitory) berarti respons pacemaker dikontrol oleh aktivitas
jantung pasien itu sendiri; artinya pacemaker tidak kan berfungsi bila jantung pasien berdenyut.
Sebaliknya respons triggered berarti pacemaker akan mencetuskan respons yang berdasarkan pada
aktivitas jantung intrinsic.

Pacemaker Respons aktivitas. Adalah pacemaker yang akan mengubah frekuensi jantung sesuai respons
terhadap perubahan aktivitas yang diselidiki. Rancang awalnya tergantung pada parameter seperti
aktivitas fisik, perubahan asam-basa, dan saurasi oksigen, dan bukan tergantung pada fungsi nodus
sinus. Pacemaker ini mampu memperbaiki curah jantung pasien selama latihan.

KOMPLIKASI.

Komlikasi pacemaker berhubungan dengan

1. Keberadaan dalam tubuh, dan

2. Fungsinya yang tidak sesuai.

Komplikasi berikut dapat timbul akibat adanya pacemaker:

1. Infeksi local (sepsis atau pembentukan hematoma) dapat terjadi di tempat pemotongan vena
atau pada penempatan pacemaker di bawah kulit.

2. Disritmia – aktivitas ektopik ventrikel dapat terjadi akibat iritasi dinding ventrikel oleh
elektroda.

3. Dapat terjadi perforasi miokardium atau ventrikel kanan oleh kateter.

4. Cetusan hilang secara mendadak akibat tngginya ambang ventrikel.

5. Bengkak, memar, atau perdarahan pada lokasi generator, terutama apabila sedang
mengkonsumsi pengencer darah
6. Kerusakan pada pembuluh darah atau saraf yang berada di dekat alat pacu jantung

7. Kolaps paru

8. Tusukan pada otot jantung, yang dapat menjadi sumber perdarahan dalam selaput jantung
dan mungkin dapat membutuhkan penanganan segera.

Malfungsi pacemaker dapat terjadi akibat kegagalan satu atau beberapa komponen system cetusan.
Kebanyakan kegagalan pembangkit pulsa adalah akibat habisnya baterai sumber tenaga (mis, kegagalan
baterai). Pasien harus diberitahu bahwa baterai disegel dala pembangkit pulsa. Bila saatnya tiba untuk
mengganti baterai, irisan baru akan dibuat pada irisan lama. Pembangkit lama pulsa diangkat, dan unit
baru dipasang serta disambungkan ke lead yang sama kemudian dipasang di kantong yang sudah
tersedia. Biasanya dilakukan di bawah anastesia local. Komplikasi lain meliputi fraktur (pecah) atau
dislokasi elektroda atau kegagalan elektronika.

Malfungsi pacemaker dapat juga terjadi bila ada pajanan terhadap medan peralatan teknologi seperti
oven microwave, peralatan MRI dan detector logam pada pos pemeriksaan keamanan seperti di bandara
atau di gedung pemerintah. Pasien harus diingatkan untuk menghindari situasi yang melibatkan pajanan
medan elektromagnetis. Pasien dianjurkan untuk memakai oengenal yang akan mengingatkan personel
tenaga kesehatan gawat darurat mengenai adanya pacemaker.

Perubahan frekuensi dan irama jantung secara mendadak menunjukan adanya komplikasi. Keparahan
gejala yang timbul terhantung pada tingkat ketergantungan pasien pada pacemaker. Diagnosis komplikasi
ini ditegakkan melalui analisa EKG. Manipulasi elektroda atau mengganti pembangkit pacemaker
mungkin diperlukan.

Kenapa perlu dipasang alat pacu jantung?

Pemasangan alat pacu jantung adalah untuk membantu mengontrol irama (denyut) jantung pasien. Alat
ini dapat dipasang untuk sementara untuk memperbaiki denyut jantung lambat akibat serangan jantung,
operasi, atau keracunan obat. Alat pacu jantung juga dapat dipasang secara permanen untuk mengoreksi
denyut jantung yang lambat (bradikardia), atau dalam beberapa kasus, untuk membantu mengobati
gagal jantung. Untuk memahami bagaimana suatu alat pacu jantung bekerja, akan sangat membantu
apabila pasien mengetahui bagaimana jantungnya berdetak.

Bagaimana jantung berdetak?

Jantung adalah organ tubuh yang berukuran sebesar kepalan tangan, memiliki otot-otot, dan memompa
dengan 4 ruang yaitu 2 di kiri dan 2 di kanan. Ruang atas adalah atrium kiri dan kanan, sedangkan yang
dibawah adalah ventrikel kiri dan kanan.
Agar jantung dapat berfungsi sempurna, ruang jantung harus bekerja secara terkoordinasi. Jantung harus
berdetak dengan kecepatan yang sesuai, normalnya pada dewasa adalah 60-100 kali per menit saat
istirahat. Apabila jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat, maka aliran darah yang beredar
dalam tubuh Anda menjadi tidak cukup sehingga akan merasa kelelahan, pingsan, napas pendek,
kebingungan (disorientasi), dan tanda dan gejala lainnya.

Sistem listrik jantung mengontrol aksi pompa ruang jantung. Detak jantung normal dimulai dari atrium
kanan , yaitu pada sinus node. Kumpulan sel-sel ini, yang merupakan pacu jantung alamiah, bekerja
seperti percikan listrik yang mengeluarkan impuls listrik regular yang berjalan melalui serat-serat otot
khusus.

Saat impuls listrik ini mencapai atrium kanan dan kiri, mereka berkontraksi dan memeras darah untuk
masuk ke dalam ventrikel. Setelah delay sepersekian detik, dan ventrikel mulai terisi, maka impuls akan
mencapai ventrikel dan membuatnya berkontraksi sehingga aliran darah dapat berjalan ke seluruh
tubuh.

Apakah yang dilakukan oleh alat pacu jantung?

Alat pacu jantung memantau denyut jantung, dan apabila terlalu lambat, alat pacu jantung akan
mempercepat pengiriman sinyal listrik ke jantung. Sebagai tambahan, sebagian besar alat pacu jantung
memiliki sensor yang dapat mendeteksi gerakan tubuh atau laju napas, yang memberikan sinyal pada
alat pacu jantung untuk meningkatkan denyut jantung selama berolahraga untuk memenuhi kebutuhan
tubuh akan darah dan oksigen.

Pacu Jantung Biventrikular

Selain alat pacu jantung tradisional, alat pacu jantung biventrikular merupakan terapi pilihan bagi
penderita gagal jantung dengan kerusakan sistem listrik jantung. Berbeda dengan alat pacu jantung
biasa, alat pacu jantung biventrikular memacu kedua ruang bawah jantung (serambi kiri dan kanan)
untuk membuat jantung berdetak lebih efisien. Alat pacu jantung biventrikular memacu kedua serambi
sehingga semua atau sebagian besar otot serambi memompa secara bersamaan. Hal ini membantu
jantung Anda untuk memompa secara efektif. Karena terapi ini mengatur ulang mekanisme pompa,
seringkali disebut juga sebagai terapi resinkronisasi jantung atau cardiac resynchronization therapy (CRT).

Persiapan Pasien

Sebelum Dokter memutuskan apakah klien membutuhkan sebuah alat pacu jantung, klien akan
menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebab irama jantung klien yang tidak teratur.
Pemeriksaan ini meliputi:

ü Elektrokardiogram (EKG). Pada pemeriksaan sederhana ini, alas sensor yang terhubung dengan kabel,
yang dinamakan elektroda, akan ditempelkan pada dada klien dan terkadang pergelangan kaki dan
tangan Anda untuk menilai hantaran listrik jantung klien. Gambaran pola jantung klien dapat memberi
petunjuk pada Dokter mengenai jenis irama jantung yang tidak teratur. Selengkapnya dapat dilihat disini.
ü Holter monitoring. Juga dikenal sebagai monitor EKG berjalan, suatu monitor Holter akan merekam
irama jantung selama 24 jam penuh. Kabel dari elektroda di dada akan bekerja dengan tenaga baterai
sebagai alat perekam yang dapat kantongi atau dibawa kemana-mana dengan ikat pinggang atau tali
pengikat di bahu.Selama memakai monitor, klien akan menyimpan buku catatan (diary) mengenai
aktivitas dan gejala yang klien alami. Dokter akan membandingkan buku catatan klien dengan rekaman
untuk mencari penyebab dari keluhan klien.

ü Echocardiogram. Pemeriksaan non-invasif ini menggunakan gelombang suara yang tidak berbahaya
sehingga Dokter dapat melihat jantung tanpa perlu membuat sayatan. Selama tindakan ini berlangsung,
sebuah alat kecil terbuat dari plastik yang dinamakan transducer ditempatkan di dada klien. Alat
tersebut akan mengumpulkan bayangan dari gelombang suara yang direfleksikan (echoes) dari jantung
dan mentransmisikannya ke mesin yang kemudian menampilkan gambar jantung klien yang sedang
berdetak di layar. Gambar ini akan menunjukkan seberapa bagus fungsi pompa jantung klien,dan juga
merekam gambar sehingga Dokter dapat mengukur ketebalan dari dinding otot jantung klien.

ü Stress test. Beberapa masalah jantung hanya terjadi saat berolahraga. Pada stress test, jantung akan
diperiksa terlebih dahulu dengan echocardiogram atau EKG sebelum dan segera sesudah berjalan diatas
treadmill atau bersepeda statis. Tipe treadmill exercise test lainnya juga dapat dilakukan untuk
mengevaluasi jantung, termasuk pemeriksaan konsumsi oksigen untuk mengukur berapa banyak oksigen
yang tubuh butuhkan.

Proses Keperawatan pasien dengan Pacemaker

a. Pengkajian.

Setelah pemasangan pacemaker sementara atau permanen, frekuensi dan irama jantung pasien harus
dipantau dengan EKG. Pengaturan pacemaker harus dicatat; frekuensi jantung pasien dapat bervariasi
sampai lima denyut di atas atau di bawah frekuensi yang telah diatur pada pacemaker. Bila timbul atau
terjadi peningkatan frekuensi disritmia, maka gejala ini harus diamati dan dilaporkan pada dokter.

Periksa adanya perdarahan, pembentukan hematoma atau infeksi pada luka insisi tempat pembangkit
pulsa dipasang (atau tempat masuk elektroda cetusan bila pacemaker bersifat sementara). Infeksi adalah
ancaman utama bagi pasien yang dipasang pacemaker. Tempat pemasangan diperiksa terhadap adanya
pembengkakan, nyeri tekan, dan peningkatan panas. Pasien mungkin mengeluh rasa berdenyut yang
terus menerus atau nyeri. Setiap adanya rabas yang keluar harus dilaporkan pada dokter.
Semua peralatan listrik yang digunakan di dekat pasien harus dihubungkan dengan ground. Peralatan
yang tidak duhubungkan dengan ground dapat menyebabkan kebcoran arus yang dapat menimbulkan
fibrilasi ventrikel.

Perawat harus memeriksa akan adanya potensial bahaya dri sumber listrik. Tidak boleh ada bagian
terminal atau kabel pacemaker yang muncul keluar. Semua logam telanjang harus ditutup rapat dengan
bahan non konduktif untuk mencegah kecelakaan fibrilasi ventrikel dari arus luar. Insinyur biomedis,
tukang listrik, atau orang yang ahli dibidang tersebut harus memastikan bahwa pasien berada dalam
lingkungan yang bebas listrik.

Komplikasi

Pada jam-jam awal setelah pacemaker sementara atau permanen dipasangm komplikasi yang
paling sering adalah berpindahnya lokasi elektroda cetusan. Komplikasi ini dapat dilihat dengan
memeriksa pola EKG; hubungan antara spike cetusan P serta QRS pasien menjadi tidak sinkron.

Perawat dapat membantu mencegah komplikasi ini dengan meminimalkan aktivitas pasien. Apabila yang
dipasanga adalah elektroda sementara, maka ekstremitas tempat kateter dimasukkan harus
diimobilisasi. EKG dipantau dengan sangat teliti untuk melihat adanya spike cetusan. Karena pentingnya
pemantauan tersebut, idealnya pasien harus berada di unit khusus.

Data berikut harus dicatat pada catatan pasien; model pacemaker, tanggal dan jam pemasangan, lokasi
pembangkit pulsa, ambang stimulasi, dan frekuensi pencetus. Informasi inisangat penting untuk
mengatasi setiap masalah disritmia yang tidak wajar.

b. Diagnosa.

Diagnosa Keperawatan.

Berdasar pada data pengkajian, diagnose keperawatn utama pada pasien mencakup yang berikut;

ü Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan kateter atau pembangkit.

ü Kurang pengetahuan mengenai program perawatan diri.

Masalah Kolaborasi

Kompikasi Potensial.

Berdasarkan pada data pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi mencakup;

ü Malfungsi pacemaker yang berakibat turunnya curh jantung.

c. Perencanaan dan Implementasi.


Tujuan. Tujuan utama mencakup tidak adanya infeksi, kepatuhan terhadap program perawatan diri, dan
pemeliharaan fungsi pacemaker.

d. Intervensi Keperawatan

Pencegahan infeksi. Tempat luka harus diperiksa secara teratur akan adanya kemerahan, edema, nyeri,
atau perdarahan tak normal. Dokter melakukan penggantian balutan pertama dan perawat memeriksa
dan mengganti balutan tiap hari setelahnya. Setiap perubahan pada luka harus dilaporkan pada dokter.

Penyuluhan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah. Akibat kebutuhan pacemaker, kebanyakan
pasien biasanya patuh dengan program perawatan kesehatan di rumah. Pasien mengikuti program
pengkajian dan pencatatan frekuensi nadi.

e. Evaluasi.

Hasil yang diharapkan:

1. Bebas infeksi.

a. Suhu normal

b. Nilai leukosit dalam batas normal (5.000 sampai 10.000/mm3)

c. Tidak memperlihatkan kemerahan atau pembengkakan pada tempat pemasangan


pacemaker.

2. Mematuhi program perawatan diri.

a. Menjawab dengan benar bila ditanya mengenai tanda dan gejala infeksi.

b. Mengetahui kapan harus mencari pertolongan medis (seperti yang terlihat pada respons
tanda dan gejala)

3. Memelihara fungsi pacemaker.

a. Mengukur dan mencatat frekuensi nadi dalam interval regular.

b. Tidak mengalami perubahan frekuensi atau irama secara mendadak.

Penyuluhan Pasien: Pasien dengan Pacemaker


1. Melapor pada dokter/klinik pacemaker secara berkala sesuai ketentuan, sehingga frekuensi
pacemaker dan fungsinya dapat dipantau, khususnya selama bulan pertama setelah pemasangan.

a. Mematuhi jadual pemantauan mingguan selama bulan pertama setelah pemasangan.

b. Periksa denyut nadi tiap hari. Laporkan segera bila terjadi percepatan atau perlambatan
mendadak denyut nadi. Hal tersebut menunjukan malfungsi pacemaker.

c. Lakukan pemantauan per minggu saat baterai diperkirakan hampir habis. (waktu
pemasangan kembali tergantung pada tipe baterai yang digunakan)

2. Gunakan pakaian yang lonnggar di daerah pacemaker.

a. Mampu menjelaskan adanya sedikit penonjolan pada daerah pemasangan implant.

b. Beritahukan dokter bila di daerah tersebut mengalami kemerahan atau nyeri.

c. Hindari cedera pada daerah pembangkit pacemaker.

3. Pelajari petunjuk dari pabrik.

4. Mengetahui bahwa biasanya aktivitas fisik tidak perlu dikuragi kecuali olahrahga kontak.

5. Memakai kartu/gelang identitas yang menunjukan nama dokter, nomor tipe dan model
pacemaker, nama pabrik, frekuensi pacemaker, dan rumah sakit dimana pacemaker dipasang.

6. Hindari paparan jarak dekat terhadap microwave, MRI, dan segala sumber medan magnet.

7. Tunjukkan kartu identitas dan minta scanning genggam bila melewati gerbang pengamanan,
mis di bandara, gedung pemerintah.

8. Selalu ingat bahwa perawatan di rumah sakit secara berkala diperlukan untuk mengganti
baterai/mengangkat unit pacemaker.
DAFTAR PUSTAKA

http://biomed.brown.edu/Courses/BI108/BI108_2008_Groups/group10/pacemaker.html

http://kardioipdrscm.com/portfolio/pemasangan-alat-pacu-jantung/

Suzanne C Smeltzer & Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, ed 8 Vol 2, 2005, Penerbit Buku
Kedokteran EGC: jakartas

http://stelajessicastela.blogspot.com/2015/01/pacemaker-alat-pacu-jantung.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai