Anda di halaman 1dari 2

ASAS-ASAS PEMIKIRAN LOGIKA

Dalam aktivitas berfikir kita tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika
disebut asas berfikir .

Asas sebagaimana kita ketahui adalah pangkal atau asal dari mana sesuatu itu muncul
dan di mengerti. Maka “asas pemikiran” adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain
muncul dan di mengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berfikir adalah mutlak, dan
salah benar nya suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asas-asas ini. Ia
adalah dasar daripada pengetahuan dan ilmu. Asas pemikiran ini dapat di bedakan
menjadi :

1. asas identitas (principium identitatis =qanun zatiyah).

Ia adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita tidak
mungkin dapat berfikir tanpa asas ini. Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah
dia sendiri bukan lainnya. Jika kita mengakui bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan
bukan A,B atau C. Bila kita beri perumusan akan berbunyi :”bila proposisi itu benar
maka benarlah ia”.

2. asas kontradiksi (principium contradictoris = qanun tanaqud).

Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan
pengakuannya. Jika kita mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin
pada saat itu ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana di sebut oleh asas
identitas. Dengan kata lain: dua kenyataan yang kontradiktoris tidak mungkin bersama-
sama secara simultan. Jika kita hendak rumuskan, akan berbunyi: “tidak ada proposisi
yang sekaligus benar atau salah”.

3. asas penolakan kemungkinan ketiga (principium exclusi tertii =qanun imtina).

Asas ini mengatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya


terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan
mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah
keduanya. Mengapa tidak mungkin salah kedunya ??

Bila pernyataan dalam bentuk positifnya salah berarti ia memungkiri realitasnya, atau
dengan kata lain realitas ini bertentangan dengan pernyataannya. Dengan begitu maka
penyataan berbentuk ingkarlah yang benar, karena inilah yang sesuai dengan realitas.
Juga sebalik nya, jika pernnyataan ingkarnya salah berarti ia mengingkari realitasnya.
Pernyataan kontradiktoris kebenarannya terdapat pada salah satunya (tidak
memerlukan ketiga). Jika kita rumuskan, akan berbunyi “suatu proposisi selalu dalam
keadaan benar atau salah”.

Spesifikasi dari drs. H. Mundiri


PEMBAGIAN LOGIKA

Logika dapat di sistematisasikan menjadi beberapa golongan, tergantung dari mana kita
meninjaunya. Dilihat dari segi kualitasnya, mantiq/ logika dapat dibedakan menjadi
logika naturalis (mantiq al-fitri) yaitu kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal
bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai
hukum-hukum logika dasar. Bagaimanapun rendahnya inteligensi seseorang ia dapat
membedakan bahwa sesuatu itu adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa
kedua kenyataan yang bertentangan tidaklah sama. Kemampuan berlogika naturalis
pada tiap-tiap orang berbeda-beda tergantung dari tingkatan pengetahuannya. Kita
dapati para ahli pidato, politikus dan mereka yang terbiasa bertukar pikiran dengan
mengutarakan jalan pemikiran dengan logis, meskipun barangkali mereka belum
pernah membuka buku logika sekalipun. Tetapi dalam menghadapi menghadapi
masalah yang rumit dan dalam berfikir, manusia banyak dipengaruhi oleh
kecendrungan pribadi di samping bahwa pengetahuan manusia terbatas
mengakibatkan tidak mungkin terhindar dari kesalahan. Untuk mengatasi kenyataan
yang tidak dapat di tanggulangi oleh mantiq al-fitri, manusia menyusun hukum-hukum
patokan-patokan, rumus-rumus berfikir lurus. Logika ini di sebut logika ARTIFISIALIS
atau logika ILMIAH (mantiq as-suri) yang bertugas membantu mantiq al-fitri,mantiq ini
memperhalus, mempertajam serta menunjukan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja
lebih teliti, efisien, mudah dan aman. Mantiq inilah yang menjadi pembahasan kita .

Dilihat dari metodenya dapat di bedakan atas logika tradisional (mantiq al-zadim) dan
logika modern (mantiq al-hadis).

logika tradisional adalah logika aristoteles, dan logika dari pada logikus yang lebih
kemudian, tetapi masih mengikuti sistem logka aristoteles. Para logikus sesudah
aristoteles tidak membuat perubahan atau mencipta sistem baru dalam logika kecuali
hanya membuat komentar yang menjadikan logika aristoteles lebih elegant dengan
sekedar mengadakan perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting
dari logika aristoteles. Logika modern tumbuh dan mulai pada abad XIII.

Pemikiran yang benar dapat di bedakan menjadi dua bentuk yang berbeda secara
radikal yakni cara berfikir dari umum ke khusus dan cara berfikir dari khusus ke umum.
Cara pertama disebut berfikir deduktif dipergunakan dalam logika formal yang
mempelajari dasar-dasar persesuaian(tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran
dengan menggunakan hukum-hukum, rumus-rumus ,patokan-patokan befikir benar.
Cara berfikir induktif di pergunakan dalam logika mateial, yang mempelajari dasar-dasar
persesuaian pikiran dengan kenyataan. Ia menilai hasil pekerjaan logik formal dan
menguji benar tidak nya dengan kenyataan empiris. Cabang logika formal di sebut juga
logika minor, logika material di sebut logika mayor.

Spesifikasi dari drs.H.Mudiri

Anda mungkin juga menyukai