Anda di halaman 1dari 10

Literature Review 1

Penulis Ratni Sirair


Jurnal
Judul Pengaruh Massa Terhadap Kecepatan dan Percepatan berdasarkan Hukum II
Jurnal Newton Menggunakan Linier Air Track
Halama 7
n Jurnal
Teori Pembahasan mengenai gerakan dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu
kinematika dan dinamika. Kinematika berisi pembahasan tentang gerakan benda
tanpa mempertimbangkan penyebab gerakan tersebut. Sedangkan dinamika berisi
pembahasan tentang gerakan benda dengan memperhatikan penyebab gerakan
benda tersebut, yaitu gaya. (Tjondro dan Tanti, 2009) Dalam kinematika, gerak
benda dapat diselidiki dengan menentukan letak atau posisi benda pada setiap saat.
Dalam gerak yang sederhana, misalnya jika benda bergerak pelan pada garis lurus,
maka kita dapat menggunakan arloji atau stopwatch dan menandai letak titik benda
pada setiap saat. Kemudian dicatat letak benda sebagai fungsi waktu. (Sutrisno,
1984)
Metode Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Vacum cleaner fungsinya untuk mengalirkan udara ke air track rail sehingga
gesekan menjadi kecil.
b. Milisecond timer fungsinya untuk menghitung waktu seperseribu detik.
c. Statif fungsinya sebagai tempat untuk meletakkan pipa lintasan dan sensor gerak
d. Pipa alumunium fungsinya sebagai jalur lintasan gerak.
e. Foto timing gate fungsinya sebagai penanda di mana jarak benda yang ingin
ditentukan.
f. Karet gelang fungsinya untuk mengikat pipa alumunium. g. Beban fungsinya
sebagai penghambat gerak.
h. Penggaris 60 cm fungsinya untuk mengukur jarak lintasan gerak.
Rancangan Penelitian
Pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu
menghubungkan lintasan udara dengan vacuum cleaner dengan memvariasikan
massa beban yang akan dipakai, dengan meletakkan sensor gerak tepat berada di
atas pipa lintasan dengan menggunakan statif. Kemudian meletakkan bahan yang
akan digunakan berada di atas pipa lintasan yang dihubungkan pada vacuum
cleaner yang telah terhubung dengan sumber arus. Selanjutnya hitung waktu beban
bergerak dari keadaan diam hingga melewati sensor. Mengulangi langkah-langkah
tersebut sebanyak delapan kali pada bahan yang sama dan dengan mengganti
massa beban yang berbeda kemudian mencatat hasil yang diperoleh.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan adalah linier air track dengan variabel manipulasi massa
beban dan jarak serta variabel respon adalah waktu yang ditempuh dan kecepatan
beban bergerak
Hasil Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data yang dapat dilihat pada
Penelitia beberapa tabel dan gambar di bawah ini:
n
Tabel 1. Data penelitian untuk beban 128 g
Jarak (cm) Waktu (detik) Kecepatan (m/s)
30 6,42 0,04673
40 7,51 0,05326
50 8,58 0,05828
60 9,67 0,06205
70 10,76 0,06506
80 11,78 0,06791
90 12,87 0,06993
100 13,86 0,07215

Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat kemiringan pada garis
regresi yang artinya terdapat pengaruh ∆x - ∆t yaitu semakin panjang lintasan yang
ditempuh maka waktu beban bergerak semakin lama. Jika dilihat dari nilai korelasi R2 =
0,999 maka hal ini bermakna bahwa terdapat pengaruh sebesar 99,9% antara ∆x - ∆t.
Tabel 2. Data penelitian untuk beban 400,46 g
Jarak (cm) Waktu (sekon) Kecepatan (m/s)

30 7,22 0,04155
40 8,34 0,04796
50 9,46 0,05285
60 10,54 0,05693
70 11,70 0,05983
80 12,86 0,06221
90 13,96 0,06447
100 15,06 0,06640

Gambar 3. Grafik hubungan antara ∆x dan ∆t pada beban 400,46 g

Berdasarkan Gambar 3 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat kemiringan pada garis
regresi yang artinya terdapat pengaruh ∆x - ∆t yaitu semakin panjang lintasan yang
ditempuh maka waktu beban bergerak semakin lama. Jika dilihat dari nilai korelasi R2 =
0,999 maka hal ini bermakna bahwa terdapat pengaruh sebesar 99,9% antara ∆x - ∆t.

(a) (b)
Gambar 4. Grafik hubungan antara ∆v dan ∆t pada beban (a) 128 g dan (b) 400,46 g
Berdasarkan Gambar 4 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat kemiringan pada garis
regresi yang artinya terdapat pengaruh ∆v - ∆t yaitu semakin besar kecepatannya maka
waktu beban bergerak semakin lama, begitu pula sebaliknya. Jika dilihat dari nilai
korelasi R2 = 0,962 maka hal ini bermakna bahwa terdapat pengaruh sebesar 96,2%
antara ∆v - ∆t pada Gambar 4(a) dan nilai korelasi R2 = 0,954 yang bermakna bahwa
terdapat pengaruh sebesar 95,4% antara ∆v - ∆t pada Gambar 4(b). Hal tersebut terbukti
berdasarkan hukum II Newton yaitu:
Fm.a
F t/m
v
Pada perhitungan dengan metode manual didapatkan nilai dari kecepatan rata-rata
dari massa beban 128 dan 400,46 g masing-masing adalah sebesar 0,062 dan 0,056 m/s.
Nilai dari metode perhitungan secara grafik dan manual menunjukkan bahwa kecepatan
massa beban 128 g lebih besar dari kecepatan massa beban 400,46 g. Hal tersebut terbukti
berdasarkan Hukum II Newton yaitu kecepatan berbanding terbalik dengan massa,
artinya semakin besar beban benda maka kecepatan benda akan semakin kecil, begitu
pula sebaliknya.

(a) (b)

Gambar 5. Grafik hubungan antara ∆a dan ∆t pada beban (a) 128 g dan (b)
400,46 g
Berdasarkan Gambar 5 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat kemiringan pada garis
regresi yang artinya terdapat pengaruh ∆a - ∆t yaitu semakin besar percepatannya
maka waktu beban bergerak semakin lama, begitu pula sebaliknya. Jika dilihat dari
nilai korelasi R2 = 0,995 maka hal ini bermakna bahwa terdapat pengaruh sebesar
99,5% antara ∆a - ∆t pada Gambar 5(a) dan

nilai korelasi R2 = 0,972 pada Gambar 5(b) yang bermakna bahwa terdapat pengaruh
sebesar

97,2% antara ∆a - ∆t. Hal tersebut terbukti berdasarkan persamaan a = s/t artinya
percepatan berbanding terbalik terhadap waktu.

Pada perhitungan dengan metode manual didapatkan nilai dari percepatan dari
massa beban 128 dan 400,46 g masing-masing adalah sebesar 0,00625 dan 0,0518 m/s2.
Nilai dari metode perhitungan secara grafik dan manual menunjukkan bahwa percepatan
massa beban 128 g lebih besar dari percepatan massa beban 400,46 g. Hal tersebut
terbukti berdasarkan Hukum II Newton yaitu percepatan berbanding terbalik dengan
massa, artinya semakin besar beban benda maka percepatan benda akan semakin kecil,
begitu pula sebaliknya.
Fma
F
a
m
Sesuai dengan hukum II Newton, di mana besar gaya akan sebanding dengan massa
benda. Artinya semakin besar beban benda maka gaya yang akan dihasilkan akan
semakin besar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan ini, yaitu benda
yang memiliki massa lebih besar mengalami gaya yang lebih besar dibanding dengan
massa benda yang lebih ringan (kecil).

Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jarak terhadap waktu yang dapat
dilihat dari nilai koefisien korelasinya R2 = 0,999 untuk massa 128 dan 400,46 g yang bermakna
bahwa terdapat pengaruh sebesar 99,9%. Serta terdapat pengaruh massa terhadap kecepatan dan
percepatan yaitu kecepatan dan percepatan massa beban 128 g masing-masing adalah sebesar
0,062 m/s dan 0,00625 m/s2 lebih besar dari kecepatan dan percepatan dengan massa beban
400,46 g yaitu masing-masing sebesar 0,056 m/s dan 0,0518 m/s2. Hal tersebut bersesuaian
dengan Hukum II Newton yaitu kecepatan dan percepatan berbanding terbalik dengan massa,
artinya semakin besar beban benda maka kecepatan dan percepatan benda akan semakin kecil
begitu sebaliknya.

Kekuatan Penelitian
1. Jurnal ini disampaikan secara detail, ada beberapa poin yang mudah untuk dipahami ,
sehingga kesimpulan dalam jurnal di jelaskan secara baik
2. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini disampaikan dengan baik

Kelemahan Penelitian
1. Hasil dari penelitian yang disampaikan oleh jurnal ini tidak dijelaskan secara detail
sehingga pembaca ditekankan untuk terlebih dahulu mencari sumber-sumber rumus yang
dipakai
Literature Review 2
Penulis Eli Trisnowati, Rifki Niza, Ismyatun F.
Jurnal
Judul Analisis Kesetimbangan Benda dengan Hukum I Newton
Jurnal
Halama 8
n Jurnal
Teori Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan
momen gaya sama dengan nol. Ada dua kondisi yang harus dipenuhi oleh sebuah
benda untuk dapat mencapai keadaan kesetimbangan statis. Pertama benda tersebut
harus dalam kesetimbangan translasi yang berarti bahwa vektor resultan dari semua
gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Kondisi yang lain adalah
harus dalam kesetimbangan rotasi yang berarti bahwa jumlah torka arah jarum jam
sekitar sumbu putarnya harus sama dengan jumlah torka yang berlawanan arah
dengan jarum jam sekitar sumbu putar. Torka didefinisikan sebagai efek putaran
sekitar sumbu putar oleh akibat beberapa gaya. Jarak tegak lurus dari pusat putaran
terhadap garis gaya aksi disebut dengan lengan gaya. Torka disefenisikan sebagai:6
Torka = gaya x lengan gaya
Kesetimbangan sebuah benda diklasifikasikan menurut tiga kategori, yaitu stabil,
tak stabil, dan netral. Kesetimbangan stabil merupakan kesetimbangan gaya yang
terjadi bila torsi atau gaya yang muncul karena perpindahan kecil dari benda yang
memaksa benda itu kembali kearah posisi kesetimbangannya. Kesetimbangan tak
stabil adalah kesetimbangan gaya yang terjadi bila gaya-gaya atau torsi yang muncul
karena perpindahan kecil dari benda memaksa benda menjauhi posisi
kesetimbangannya. Kesetimbangan netral merupakan kesetimbangan gaya terjadi
bila tidak ada torsi atau gaya yang yang bekerja sehingga tidak memaksa untuk
menjauh dan netral jika tidak ada torsi atau gaya yang menggerakkan ke salah satu
arah, karena sedikit diganggu. Pada umumnya kita akan berhubungan dengan gaya-
gaya yang bekerja pada bidang, sehingga kita biasanya memerlukan komponen x
dan y.
Kesetimbangan biasa terjadi pada benda yang diam (statik), contoh: semua
bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.b) Benda yang bergerak lurus
beraturan (dinamik), contoh: gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar
kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain. Benda tegar adalah benda yang
tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar. Partikel adalah benda yang
ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi (tidak mengalami
gerak rotasi).Syarat kesetimbangan partikel.

Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara
gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.Dirumuskan: Fd
. Putaranmomen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen
gaya positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya
negatif. Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya
yang sama besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.Benda yang
dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.Jika pada suatu benda
bekerja hanya satu gaya, maka benda akan dipercepatsearah dengan arah gaya yang
bekerja. Jika dua buah gaya bekerja pada sebuah bendatanpa mengalami percepatan
maka dikatakan bahwa gaya berada dalam kesetimbangan. Dua gaya yang berada
dalam kesetimbangan harus memenubi tiga persyaratan, yaitu: (1) harus mempunyai
ukuran yang sama, (2) bekerja dalam arah yang berlawanan, dan (3) garis aksi kedua
gaya tersebut harus melewati satu titik. Dua buah gaya tersebut dikatakan
concurrent.
Tiga buah gaya bekerja pada benda dikatakan dalam kesetimbangan (equilibrium)
jika memenuhi sejumlah kondisi, yaitu: (1) gaya harus berada pada bidangyang sama
- coplanar, (2) garis aksi gaya melalui satu titik - concurrent, dan (3) jika arah gaya
dinyatakan dengan arah panah dan besar gaya dinyatakan dengan panjang garis,
maka gaya-gaya tersebut harus membentuk segitiga gaya – triangle. Jika sebuah
sistem gaya melalui satu titik berada dalarn bidang yang sama(coplanar concurrent
force system),maka jumlah aljabar komponen vertikal dan horizontal gaya masing-
masing harus sama dengan nol. Ini dinyatakan dengan persamaan:

Sebaliknya, jika dinyatakan dalam sistem gayakonkuren, makadapat kita katakan


bahwa sistem dalam kesetimbangan dan resultan gaya adalah samadengan nol.
Penelitian ini membahas tentang Hukum I Newton yang menyatakan bahwa “suatu
benda akan tetap diam atau begerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang
bekerja pada benda itu sama dengan nol”. Dari pernyataan di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa benda yang diam atau tidak bergerak, tidak memiliki gaya.
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
Dengan menggunkan alat dan bahan sebagai berikut: papan kayu (1 buah), papan
penyangga (2 buah), katrol (1 buah), besi (1 buah), tali (secukupnya), beban balok
(3 buah), beban koin (20 keping), busur derajad (1 buah), papan penyangga busur (1
buah).

Prinsip kerja sistem dalam kesetimbangan bila memenuhi syarat semua jumlah
gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut ∑F = 0. Sistem memiliki dua
kemungkinan yang pertama adalah diam, yang kedua bergerak lurus atau bergerak
dengan kecepatan tetap.Dalam keadaan diam di namakan kesetimbangan statis,
sedangkan dalam keadaan bergerak di namakan kesetimbangan dinamis. Perubahan
besar massa akan mempengaruhi α dan β .
Langkah Percobaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.1) Menyiapkan
semua peralatan seperti yang tercantum dalam daftar peralatan dan bahan.2)
Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar desain percobaan. 3) Memberi
beban 100 gr pada m1, m2, dan m3. 4) Melihat sampai posisi setimbang
menggunakan busur derajad. 5) Mengukur sudut α dan β . 6) Mengulangi langkah
no. 3-4 dengan penambahan beban pada m1 menggunakan beban koin (30 gr, 40 gr
dan 50 gr). 7) Mengulang langkah no. 5 dengan perubahan jarak yang berbeda. 8)
Mengulangi langkah no. 3-4dengan penambahan beban padam menggunakan beban
koin (30gr, 50gr, dan 100gr). Penelitian ini menggunakan teknik pengukuran
berulang. Analisis dilakukan secara deskriptif informatif yaitu menjelaskan
kesetimbangan gaya. Kemudian kita olah menggunakan analisis data kuantitatif
digunakan untuk meneliti apakah percobaan yang telah dilakukan telah sesuai
dengan teori yang ada.

Hasil Dari percobaan yang kami lakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Penelitia
n

Berdasarkan data peercobaan pada tabel 1.dilakukan perhitungan menggunakan analisis


komparasi untuk mendapatkan perbandingan antara data α dan β hasil penelitian
dengan teori. Dengan penambahan pada m1 yaitu : 0.13 kg, 0.14 kg, dan 0.15 kg dengan
hasil α+β adalah 58o , 65o, dan 65o , dari data tersebut hasil data dengan teori berbeda.
Seperti grafik dibawah ini.
perbanding an antara data α dan β

0,13 kg
0,14 kg
0,15 kg

Gambar 2. Grafik perbandingan α dan β


pada massam1
Berdasarkan data peercobaan pada tabel2.dilakukan perhitungan menggunakan
analisis komparasi untuk mendapatkan perbandingan antara data α dan β hasil
penelitian dengan teori.Dengan penambahan pada m3 yaitu: 0,13 kg, 0,18 kg, dan 2 kg
dengan hasil α+β adalah 550, 550dan 500, dari data tersebut hasil data dengan teori
berbeda.
Dari hasil data, terdapat perbedaan antar teori dan percobaan yang dilakaukan
karena ∑Fx dan ∑Fy ≠ 0. Hal tersebut dikarenakan gaya gesek yang terlalu besar
sehingga gesekan sulit diabaiakan, untuk mengatasi hal tersebut penambahan berat
beban diperbesar tetapi dengan alat peraga yang terlalu pendek maka tidak
memungkinkan untuk menambah beban yang terlalu besar. Seperti grafik dibawah ini.

perbandingan antara data α dan β


hasil penelitian dengan teori

0,13 kg
0,18 kg
0,2 kg

Gambar 3. Grafik perbandingan α dan β


pada massam3
Tali yang digunakan terlalu besar, sehingga tidak bisa melihat besar sudut yang
dilihat. Saat mengukur sudut terjadi kesalahan pengamatan, pada percobaan pengamat
kurang teliti dalam mengamati besar sudut sehingga sudutnya kurang tepat dengan hasil
sudut yang sebenarnya.
Lubang busur sudut terlalu kecil sehingga ada kemungkinan gerak tali tidak bebas,
tegangan tali yang seharusnya diabaikan dalam teori tetapi dalam praktek tegangan tali
mempengaruhi jalannya katrol karena lubang pada busur yang terlalu kecil.

Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbandingan antara αdan β dengan teori.

Kekuatan Penelitian
1. Jurnal ini disampaikan dengan detail, terutama di bagian landasan teori sehingga
pembaca dapat mudah mengetahui asal-usul menggunakan rumus yang dipakai

Kelemahan Penelitian
1. Masih banyak terdapat kesalahan pengetikkan, terutama di bagian spasi sehingga pembaca
terkadang bingung dalam membaca jurnal tersebut
2. Dalam hasil penelitian jurnal tersebut ada beberapa rumus yang harus dicari lagi oleh pembaca
untuk mengetahui rumus yang dipakai

Kesimpulan kedua (Taruh di penutup) :


Dari pembahasan review dua jurnal dalam makalah ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa
kedua jurnal yang di review sama-sama menggunakan Hukum Newton, yang menjadi
perbedaan dari kedua jurnal tersebut ialah penggunaan Hukum Newton yang dipakai
sehingga Jika dikembangkan menjadi sebuah pemodelan sistem akan sangat membantu dan
memberi manfaat yang cukup besar

Anda mungkin juga menyukai