Bab Iii C
Bab Iii C
Disusun oleh:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi farmasi rumah sakit adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian dirumah sakit dan
dipimpin oleh seorang apoteker sebagai penanggung jawab. Pelayanan
kefarmasian itu sendiri merupakan suatu pelayanan angsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
dan kualitas hidup pasien. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di rumah sakit
harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau.
Instalasi farmasi rumah sakit mempunyai dua tanggungjawab yaitu
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dan juga melakukan
pelayanan farmasi klinik. Salah satu satelit farmasi RSMS adalah satelt farmasi
atau apotek rawat inap dimana satelit tersebut juga menjalankan tugas pengelolaan
atau manajemen farmasi dan pelayanan resep yang termasuk kedalam farmasi
klinik (Permenkes Nomor 72, 2016).
Dalam pengelolaan atau manajemen farmasi, apotek rawat inap melakukan
kegiatan permintaan atau pengadaan ke gudang, penerimaan dari gudang,
peyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan. Sedangkan kegiatan
pelayanan resep yang dilakukan yaitu skrinning resep, compounding dan
dispensing sampai dengan penyerahan sediaan ke perawat maupun pasien dan
atau keluarga pasien.
Kegiatan pelayanan kefarmasian di satelit rawat inap RSMS didukung
oleh sumber daya manusia yang berkompetensi baik apoteker maupun tenaga
teknis kefarmasian. Selain itu juga didukung oleh sarana prasana yang diharapkan
sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan pelayanan kefarmasian. Pelayanan resep
di satelit farmasi atau apotek rawat inap dilakukan berdasarkan beberapa tahapan
mulai dari penerimaan resep dan kartu obat, skrinning resep, compounding dan
dispensing, pengemasan hingga penyerahan sediaan farmasi ke perawat maupun
pasien. Beberapa tahapan dilakukan sesuai SOP dan standar yang berlaku tetapi
tidak luput pula dari ketidaksesuaian. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan
dan evaluasi terkait pelayanan resep di satelit rawat inap dan evaluasi manajemen
farmasi.
B. Tujuan
Mempelajari dan memahami manajemen farmasi dan alur pelayanan resep di
satelit farmasi rawat inap RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien
rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian obat dapat
diminimalkan sampai kurang dari 5% dibandingkan dengan sistem floor stock
atau Resep individu yang mencapai 18% (Menkes RI 2016).
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien
dengan mempertimbangkan: a. Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada;
dan b. Metode sentralisasi atau desentralisasi. (MENKES, 2016).
Sistem distribusi dosis unit dapat dioperasikan dengan salah satu dari 3 metode di
bawah ini, yang pilihannya tergantung pada kebijakan dan kondisi rumah sakit.
a. Sistem distribusi dosis unit sentralisasi. Sentralisasi dilakukan oleh IFRS
sentral ke semua unit rawat inap di rumah sakit secara keseluruhan. Artinya, di
rumah sakit itu mungkin hanya satu IFRS tanpa adanya depo/satelit IFRS di
beberapa unit pelayanan.
b. Sistem distribusi dosis unit desentralisasi dilakukan oleh beberapa
depo/satelit IFRS di sebuah rumah sakit. Pada dasarnya sistem distribusi
desentralisasi ini sama dengan sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang,
hanya saja sistem distribusi desentralisasi ini dikelola seluruhnya oleh apoteker
yang sama dengan pengelolaan dan pengendalian oleh IFRS sentral.
c. Dalam sistem distribusi dosis unit kombinasi sentralisasi dan
desentralisasi, biasanya hanya dosis awal dan dosis keadan darurat dilayani
depo/satelit IFRS. Dosis selanjutnya dilayani oleh IFRS sentral. Semua pekerjaan
tersentralisasi yang lain, seperti pengemasan dan pencampuran sediaan intravena
juga dimulai dari IFRS sentral.
(DIRJEN BINFAR, 2010)
BAB III
PEMBAHASAN
Resep Masuk
Pemberian no antrian ke
perawat atau keluarga
pasien Entry resep, pembuatan
dan pencetakan etiket
Skrining resep
Dispensing, peracikan,
Entry resep, pembuatan pengemasan obat dan
dan pencetakan etiket pemasangan etiket
Dispensing, peracikan,
pengemasan obat dan Checking ( Double
pemasangan etiket checking)
Checking ( Double
checking) Penyerahan obat atau
alkes ke perawat atau
keluarga pasien beserta
Penyerahan obat atau
informasi obat
alkes ke perawat atau
keluarga pasien beserta
informasi obat
Checking ( Double
checking)
Dikumpulkan obatnya
KESES
N KEGIA UAI KETERAN
O TAN Y Ti GAN
a da
k
1 Penyer Diterima oleh √
ahan apoteker atau
kartu TTK
obat Dilakukan √
pencatatan di
buku
penerimaan
untuk
obat cito kirim
dan
non cito
Diberi nomor √
antrian dan
tanda
2 Skr Dilakukan oleh √ Terkadan
inin apoteker g
g dilakukan
rese oleh TTK
p
Memeriksa √
kelengkapan
administratif
resep
Memeriksa √
kelengkapan
farmasetis
Memeriksa √
kelengkapan
klinis
Memeriksa √
ketersediaan
obat
di stok
computer
Menghitung √
kebutuhan
dosis obat
Mengkonsulta √
sikan apabila
terdapat
problem
Mengisi form √
skrining dan
memberi paraf
3 Entry Dilakukan √
data oleh
apoteker atau
TTK
Dilakukan √
entry
obat ke sistem
Membuat √
etiket
sesuai resep
Melakukan √
pencetakan
etiket
4 Dispensi Menyiapkan √
ng dan obat sesuai
Compou data yang di
nding entri
Mengemas √
obat sesuai
warna
kemasan
yang
ditentukan:
Obat UDD :
Pagi plastik
kuning Siang
plastik biru
Sore plastik
hijau
Malam
plastik
putih
Obat ODD:
Kemasan
berwarna
bening
Obat High
Alert
Kemasan
berwarna
merah
Melakukan √
penempelan
etiket
Dilakukan √
oleh
TTK, apoteker,
reseptir
5 Doubl Dilakukan oleh √ Terkadan
e apoteker g dilakukan
checki TTK
ng Kesesuaian 5 √
benar (benar
pasien, obat,
dosis, cara
pemberian dan
waktu
pemberian).
6 Pengem Dilakukan √
asan oleh
dan TTK
pemberi Dikemas √
an dalam plastik
identitas dan ditempel
identitas
pasien
meliputi
nama dan
kamar
perawatan
7 Distrib Dilakukan √
usi obat oleh
dan alkes transporter
Diberikan √
langsung ke
perawat atau
keluarga
pasien untuk
CITO
TUNGGU
Diantar ke √
ruang
perawatan
untuk
CITO KIRIM
atau
NON CITO
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA