Anda di halaman 1dari 57

PERBEDAAN MENGGOSOK GIGI SECARA VERTIKAL DAN

HORIZONTAL TERHADAP INDEKS PLAK PADA MURID


KLAS IV SDN 1 KAWAK KABUPATEN JEPARA

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Kepada
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang
Untuk Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Studi Diploma III Keperawatan Gigi

Oleh :
Endang Puji Sukarsih
P1337425118061

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Endang Puji Sukarsih NIM. P1337425118061 Dengan
judul Perbedaan Menggosok Gigi Secara Vertikal Dan Horizontal Terhadap
Indeks Plak Pada Murid Klas IV SDN 1 Kawak Kabupaten Jepara Tahun 2018,
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Semarang, ............................

Pembimbing I

Yodong, S.ST,M.Hkes
NIP. 196512091985032003

Pembimbing II

Sulur Joyo Sukendro, S.Si.T,M.Kes


NIP. 197403301994031994031002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Endang Puji Sukarsih NIM. P1337425118061 Dengan
judul Perbedaan Menggosok Gigi Secara Vertikal Dan Horizontal Terhadap
Indeks Plak Pada Murid Klas IV SDN 1 Kawak Kabupaten Jepara , telah
dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal…………….

Tim Penguji

Sadimin,S.Si.T,M.Kes
NIP. 197608271997031001 Evaluator

Yodong, S.ST,M.Hkes
NIP. 196512091985032003 Pembimbing I

Sulur Joyo Sukendro, S.Si.T,M.Kes


NIP. 197403301994031002 Pembimbing II

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Tri Wiyatini, SKM, M.Kes,( Epid)


NIP. 19700105 199101 2 001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Endang Puji Sukarsih

NIM : P1337425118061

Program : D-III Keperawatan Gigi

Institusi : Politeknik Kesehatan Semarang

Jurusan : Keperawatan Gigi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah dengan judul


Perbedaan Menggosok Gigi Secara Vertikal Dan Horizontal Terhadap
Indeks Plak Pada Murid Klas IV SDN 1 Kawak Kabupaten Jepara yang saya
tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar rujukan. Apabila dikemudian hari terbukti aau
dapat dibuktikan karya tulisan ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan saya.

Semarang, ............................

Yang Membuat Pernyataan

Endang Puji Sukarsih

iv
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah “perbedaan menggosok gigi secara vertikal dan
horizontal terhadap indeks plak pada murid Klas IV SDN 1 Kawak” dengan
lancar.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat menyelesaikan pendidikan
Diploma III Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun rasa terima kasih penulis ucapkan
kepada :
1. Marsum, BE, SPd.MHP selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
2. Tri Wiyatini, SKM,M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
3. Prasko, S.Si,T,M.H. selaku Ketua Prodi D III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang.
4. Yodong, S.ST,M.Hkes selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan petunjuk dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Sulur Joyo Sukendro, S.Si.T,M.Kes. selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Sadimin, S.SiT,M.Kes, selaku evaluator yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan petunjuk dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh staf Program DIII Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang yang telah memberikan motifasi dan dukungan sepenuh hati.
8. Suami dan anak-anakku, menantu dan cucu tersayang yang telah banyak
memberikan bantuan motivasi, perhatian, semangat, canda, kasih sayang dan
do’anya agar peneliti dapat menyelesaikan program pendidikan ini.

v
9. Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta yang selalu mendo’akan, memberikan
dorongan serta membantu peneliti baik secara moril maupun spiritual
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
10. Teman seperjuangan semua yang telah memberikan semangat dan atas
kebersamaannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, serta bagi perkembangan
pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dimasa yang akan datang.

Semarang,...................2019

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
INTISARI ............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Perumusan Masalah ..............................................................................4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................4
E. Penjelasan Keaslian Penelitian ..............................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Telaah Pustaka ........................................................................................7
1. Menyikat Gigi ..................................................................................7
2. Plak Gigi ............................................................................................... 11
B. Kerangka Konsep ................................................................................21
C. Pertanyaan Penelitian ...........................................................................21

BAB III METODE STUDI KASUS


A. Jenis Penelitian ....................................................................................22
B. Subyek Penelitian .................................................................................23
C. Identifikasi Variabel ............................................................................23
D. Definisi Operasional ...........................................................................24
E. Alat atau Instrument Penelitian ..........................................................27
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .........................................................27
G. Analisa Data ........................................................................................29
H. Waktu Penelitian ................................................................................29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ...................................................................................30
B. Pembahasan ..........................................................................................34

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................37
B. Saran .....................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1. Alat atau Instrumen Penelitian ........................................................................27
4.1. Distribusi plak indeks sebelum menyikat gigi teknik vertikal .......................30
4.2. Distribusi plak indeks sesudah menyikat gigi teknik vertikal .........................31
4.3. Distribusi plak indeks sebelum menyikat gigi teknik horizontal ..................32
4.4. Distribusi plak indeks sesudah menyikat gigi teknik horizontal ....................32
4.5. Distribusi Frekuensi Selisih Indeks Plak ........................................................33

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Teknik Penyikatan Vertikal .............................................................................9
2.2. Teknik Penyikatan Horizontal ..........................................................................9
4.1. Distribusi Frekuensi Plak Sebelum Menyikat Metode Vertikal ....................30
4.2. Distribusi Frekuensi Plak Sesudah Menyikat Metode Vertikal .....................31
4.3. Distribusi Frekuensi Plak Sebelum Menyikat Metode Horizontal .................32
4.4. Distribusi Frekuensi Plak Sebelum Menyikat Metode Horizontal .................33
4.5. Distribusi Frekuensi Selisih Plak Vertikal dan Horizontal ............................34

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Jadwal Penelitian

Lampiran 3. Lembar Persetujuan

Lampiran 4. Lembar Pemeriksaan

Lampiran 5. Lembar Checklist

Lampiran 6. Surat Permhonan Ijin Penelitian

Lampiran 7. Surat Rekomendasi Penelitian dari BAKESBANGPOL

Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian dari SDN 1 Kawak

Lampiran 9. Rekap Data Penelitian

Lampiran 10. Dokumentasi

x
INTISARI
Sukarsih, E.P, 2019. Perbedaan Menggosok Gigi Secara Vertikal dan Horizontal
Terhadap Indeks Plak Pada Murid Klas IV SDN 1 Kawak Kapubaten
Jepara, Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang, Pembimbing: (I) Yodong, S.ST,M.Hkes,
(II) Sulur Joyo Sukendro, S.Si.T,M.Kes.
Kata kunci : Plak, vertikal, horizontal
Penyebab utama terjadinya penyakit karies gigi dan periodontal adalah
plak. Plak dapat dibersihkan dengan cara menggosok gigi. Salah satu yang
mempengaruhi keberhasilan penyikatan gigi adalah metode menggosok gigi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan menggosok gigi
secara vertikal dan horizontal terhadap penurunan indeks plak pada murid Klas
IV SDN 1 Kawak.
Rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini murid klas IV SDN 1 Kawak. Sampel
dikeompokkan menjadi 2 yaitu Kelompok dengan metode vertikal berjumlah
18 siswa dan kelompok dengan metode horizontal berjumlah 18 siswa jadi total
siswa adalah 36.
Hasil penelitian menunjukkan selisih plak indeks sebelum dan sesudah
dengan menggunakan metode vertikal sebesar 1,26. Selisih plak indeks
sebelum dan sesudah dengan menggunakan metode horizontal sebesar 2,10.
Kesimpulan penelitian ini metode horizontal lebih efektif menurunkan indeks
plak dibandingkan metode vertikal. Saran untuk penelitian ini adalah bagi siswa
SD khususnya SDN 1 Kawak mengadakan kegiatan sikat gigi yang rutin dan
berkelanjutan melalui program UKGS.

xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gigi memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan anak, antara


lain sebagai alat pengunyahan makanan, membantu melumatkan makanan
dalam mulut dan berfungsi dalam membantu alat pencernaan sehingga
makanan dapat diserap tubuh dengan baik (Tioritz, 2010). Seorang anak
dikatakan sehat jika kebersihan mulutnya terjaga. Jika kebersihan mulut tidak
terjaga maka akan timbul berbagai permasalahan pada gigi seperti gigi
berlubang atau karies (Paulus, 2010)
Penyakit gigi dan mulut di Indonesia yang bersumber dari karies gigi
menjadi urutan tertinggi yaitu sebesar 45,68% dan termasuk dalam 10 besar
penyakit yang diderita oleh masyarakat.Di Indonesia sebanyak 89% anak
dibawah 12 tahun menderita penyakit gigi danmulut. Penyakit gigi dan mulut,
akan sangatberpengaruh pada derajat kesehatan, prosestumbuh kembang
bahkan masa depan anak.Anak-anak rawan kekurangan gizi. Rasa sakitpada
gigi dan mulut jelas menurunkan seleramakan mereka. Dampak lainnya,
kemampuanbelajar mereka pun turun sehingga jelas akanberpengaruh pada
prestasi belajar hinggahilangnya masa depan anak (Zatnika, 2009).
Karies gigi danradang gusi (gingivitis) merupakan penyakitgigi dan
jaringan pendukung gigi yang banyakdijumpai pada anak-anak sekolah dasar
diIndonesia, serta cenderung meningkat setiap dasawarsa (Zatnika,
2009).Berdasarkan kelompok usia, golongan usia muda lebih banyak
menderita karies dibandingkan dengan usia 45 tahun keatas (Prasada,dkk,
2014).
Karies merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, mulai dari permukaan gigi hingga meluas ke arah pulpa
(Rifki dan Hermina, 2016). Menurut penelitian di negara-negara Eropa,
Amerika, dan Asia, termasuk Indonesia, 80%-90% anak-anak dibawah umur
18 tahun terserang karies gigi (Utami, 2010). Menurut data dari Direktorat

1
2

Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan,


Kementerian Kesehatan RI 2013 prevalensi nasional masalah gigi – mulut
adalah 25,9%, prevalensi pengalaman karies adalah 72,3%, prevalensi
nasional karies aktif adalah 53,2%.Penyakit gigi dan mulut menjadi penyakit
tertinggi ke-6 yang dikeluhkan masyarakat Indonesia dan penyakit dengan
peringkat ke-4 penyakit termahal dalam perawatannya (Kemenkes RI, 2013).
Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS ( Kemenkes 2018)
mencatat proporsi masalah gigi dan mulut di Provinsi Jawa Tengahsebesar
57,6% dan mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%.
(Kemenkes RI, 2018). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara tahun 2017
didapatkan data penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut berjumlah
22.448 prevalensi karies sebesar 14.041.
Prevalensi karies di Indonesia masih cenderung tinggi, yakni 90,90%,
dimana penyebab utama karies adalah adanya akumulasi plak berkaitan
dengan kebersihan mulut yang buruk (Indirawati, 2010).
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk
dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan (Pintauli,
2009). Plak sangat tipis, baru terlihat setelah dilakukan pewarnaan, dan plak
tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur-kumur, semprotan air atau
udara, tetapi plak dapat dibersihkan secara mekanis yaitu membersihkan plak
dengan menggosok gigi (Farani dan Sudarso, 2008). Hasil laporan Riset
Kesehatan Dasar RISKESDAS (Kemenkes, 2018)mencatat proporsi perilaku
menggosok gigi dengan benar di Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,8%
Menggosok gigi sebagai salah satu kebiasaan dalam upaya menjaga
kesehatan gigi dan mulut anak dibutuhkan selama proses sosialisasi dan
sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Peran serta orang tua diperlukan dalam
membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, serta menyediakan
fasilitas agar anak dapat memelihara kesehatan gigi dan mulutnya (Rifki dan
Hermina 2016).
Menggosok gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk
penyingkiran plak secara mekanis. Terdapat 5 metode menggosok gigi yaitu,
3

Bass, S Stillman, Horizontal, Vertical, dan Roll.Metode Bass dan Roll yang
paling sering direkomendasikan yang umum digunakan adalah metode
horizontal, dan metode vertical. Metode horizontal dilakukan dengan cara
semua permukaan gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan.
Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke
belakang (Putri,dkk, 2014).
Metode horizontal terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk
anatomis permukaan oklusal. Metode ini lebih dapat masuk ke sulkus
interdental dibanding dengan metode lain (McDonal, 2010).Metode ini cukup
sederhana sehingga dapat membersihkan plak yang terdapat di sekitar sulkus
interdental dan sekitarnya ((Putri,dkk,2014). Metode vertikal dilakukan untuk
menggosok bagian depan gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan
gerakan keatas dan kebawah. Untuk permukaan gigi belakang gerakan
dilakukan dengan keadaan mulut terbuka (Pintauli dan Hamada, 2008).
Metode ini sederhana dan dapat membersihkan plak, tetapi tidak dapat
menjangkau semua bagian gigi seperti metode horizontal dengan sempurna
sehingga apabila penyikatan tidak benar maka pembersihan plak tidak
maksimal (Pintauli dan Hamada, 2008).
Metode penyikatan gigi horizontal, vertical adalah metode yang paling
sering digunakan dalam penyikatan gigi.Pada anak sekolah dasar belum
didapatkan teknik menggosok gigi yang efektif terhadap penurunan plak
((Pintauli dan Hamada, 2008).
Berdasarkan data laporan Puskesmas Pakis Aji pada tahun 2017
penyakit dengan jumlah kejadian karies gigi sebesar 216 kasus menempati
peringkat ke 18 dan, kejadian gangguan gigi dan jaringan penyangga sebesar
214 kasus menempati peringkat ke 19 dari 20 besar penyakit. Dari 8 wilayah
kerja Puskesmas Pakis Aji tahun 2017, jumlah kejadian penyakit gigi dan
mulut terbanyak berdasarkan penduduk terdapat di Desa Kawak sebanyak
141 kasus atau 3,20 %.
Berdasarkan data penjaringan dari SDN 1 Kawak didapatkan rata-
rata plak indek 4,3. Hal ini disebabkan oleh kurang optimalnya upaya
preventif dan promotif kesehatan gigi dan mulut anak sekolah. Sehingga
4

banyak anak-anak sekolah yang tidak tahu cara menjaga kebersihan gigi dan
mulutnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui perbedaan menggosok gigi secara vertikal dan horizontal
terhadap indeks plak pada murid Klas IV SDN 1 Kawak.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah perbedaan
menggosok gigi secara vertikal dan horizontal terhadap indeks plak pada
murid Klas IV SDN 1 Kawak”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan menggosok gigi secara vertikal dan
horizontal pada murid Klas IV SDN 1 Kawak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui skor indeks plak sebelum dan sesudah menggosok
gigi dengan menggunakan metode vertikal
b. Untuk mengetahui skor indeks plak sebelum dan sesudah menggosok
gigi dengan menggunakan metode horizontal
c. Untuk mengetahui selisih skor indeks plak menggosok gigi dengan
menggunakan metode vertikal dan horizontal
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang
bermanfaat bagi siswa sekolah dasar di bidang kesehatan gigi dan mulut,
khususnya mengenai tekhnik menggosok gigi dapat membersihkan semua
permukaan gigi dan gusi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman
langsung dalam melakukan penelitian penulisan karya tulis ilmiah.
5

b. Bagi Siswa SDN 1 Kawak


Meningkatkan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan cara
menggosok gigi metode vertikal dan horizontal.
c. Bagi Jurusan Keperawatan Gigi
Menambah kajian pustaka tentang perbedaan menggosok gigi secara
vertikal dan horizontal terhadap indeks plak.
E. Penjelasan Keaslian Tulisan
Penelitian yang berjudul “Perbedaan menggosok gigi secara vertical
dan horizontal terhadap indeks plak pada murid Klas IV SDN 1 Kawak”
merupakan penelitian lanjutan. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan
sebagai berikut :
1. Ristika dan Eri (2010)
a. Judul : Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi
Antara Metode Bass dan Metode Roll
Terhadap Plak Gigi di SDIT
Muhammadiyah Al-Kautsar Sukoharjo
b. Variabel Pengaruh : Efektivitas Menyikat Gigi Antara
Metode Bass dan Metode Roll
c. Variabel Terpengaruh : Plak Gigi
d. Variabel Tak Terkendali : Pola makan, ph saliva, morfologi gigi
e. Lokasi : SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar
Sukoharjo
f. Jenis Penelitian : Penelitian eksperimental dengan
pendekatan klinis
g. Hasil : Terdapat perbedaan pengaruh antara
metode Bass dan metode Roll
(p<0,05). Sikat gigi meggunakan
metode Bass lebih efektif dibandingkan
dengan metode Roll dalam menurunkan
plak gigi walaupun tidak signifikan.
2. Muthia Choirunnisa, dkk (2015)
a. Judul : Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi
6

Metode Horizontal dan Metode Roll


Terhadap Penurunan Indeks Plak Gigi
Pada Anak Tuna Netra Usia 6-13
Tahun di Semarang
b. Variabel Pengaruh : Efektivitas Menyikat Gigi Metode
Horizontal dan Metode Roll
c. Variabel Terpengaruh : Penurunan Indeks Plak Gigi
d. Variabel Tak Terkendali : Pola makan, ph saliva, morfologi gigi
e. Lokasi : Anak Tuna Netra Usia 6-13 Tahun di
Semarang.
f. Jenis Penelitian : penelitian quasy eksperimental
laboratory dengan rancangan pre test
dan post test klinis.
g. Hasil : Hasil pengukuran rata-rata indeks plak
awal dan indeks plak akhir pada
kelompok menyikat gigi metode
horizontal dan metode fones
memperlihatkan penurunan rata-rata
nilai indeks plak pada kelompok
metode horizontal dari 2.5571 menjadi
0.9500 dan pada kelompok metode
fones dari 3.0286 menjadi 1.6786.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu :
1. Variabel pengaruh dan variabel terpengaruh
2. Tempat penelitian ini di SDN 1 Kawak Jepara
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental,
dengan rancangan Pre-Post Test one group design.Jumlah sampel yang
digunakan adalah 60 Siswa.Rancangan yang digunakan dengan
pendekatan pretest dan posttest (Notoatmodjo, 2012). Sampel tersebut
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok I menggosok gigi teknik
vertikal dan kelompok II menggosok gigi teknik horizontal.
7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Menggosok gigi
a. Pengertian menggosok gigi
Menurut Setyaningsih (2010) menggosok gigi adalah membersihkan
seluruh permukaan gigi dari sisa-sisa makanan dengan menggunakan
bantuan sikat gigi dan pasta gigi.
b. Waktu menggosok gigi
Frekuensi menggosok gigi sebaiknya 3 kali sehari, setiap kali
sesudah makan dan sebelum tidur. Namun, dalam hal tersebut tidak
selalu dapat dilakukan, terutama pada siang hari ketika seseorang
berada dikantor, sekolah, atau tempat lain menurut Manson 1971,
dalam (Putri,dkk 2014) berpendapat bahwa menggosok gigi
sebaiknya dua kali sehari, yaitu setiap kali setelah makan pagi dan
sebelum tidur.Meskipun demikian menurut Loe 1965 dalam
(Putri,dkk,2014) melalui suatu percobaan menunjukkan bahwa
frekuensi menggosok gigi satu kali sehari dengan teliti sehingga
semua plak hilang, gusi dapat dipertahankan tetap sehat. Lamanya
menggosok gigi yang dianjurkan adalah 5 menit, tetapi ini terlalu
lama.Umumnya orang melakukan menggosok gigi maksimum 2
menit.
c. Alat dan bahan menggosok gigi
1) Sikat gigi
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk
sikat kecil dengan pegangan, penggunaan sikat yang lembut
karena sikat keras dapat merusak lapuisan enamel dan melukai
gusi (Kusumawardani, 2011). Sikat gigi yang baik adalah
bulunya rapi, saat menggosok gigi kotoran-kotoran yang berada
di dalam mulut akan mudah terangkat oleh bulu sikat
(Kusumawardani, 2011). Menurut Machfoedz (2008), syarat-
syarat sikat gigi yang baik adalah tangkai lurus dan mudah

7
8

dipegang, kepala sikat kecil, bulu sikat gigi harus lembut dan
datar.
2) Pasta gigi
Pasta gigi yang baik digunakan adalah pasta gigi yang
mengandung fluoride.Flouride adalah zat yang berguna untuk
menguatkan gigi. Perlindungan fluoride di lapisan email akan
melindungi gigi dari asam yang menempel di permukaan gigi
(Setyaningsih, 2010).
3) Gelas kumur
Gelas kumur digunakan untuk tempat air bersih (Setyaningsih,
2010).
4) Air bersih
Menggosok gigi harus menggunakan air bersih (Setyaningsih,
2010).
5) Cermin
Cermin digunakan untuk melihat sudah bersih atau belum gigi
setelah menggosok gigi (Setyaningsih, 2010).
d. Teknik menggosok gigi
Teknik menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan
untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi,
merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan
kesehatan rongga mulut yang optimal. Oleh karena itu, teknik
menggosok gigi harus dimengerti dan dilaksanakan secara aktif dan
teratur.Ada beberapa teknik yang berbeda-beda untuk membersihkan
gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi. Menurut Putri dkk (2014)
teknik menggosok gigi ada enam macam berdasarkan gerakan yang
dilakukan yaitu :
1) Teknik vertikal
Teknik Vertikal dilakukan untuk menggosok bagian depan gigi,
kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas
dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang
dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka. Sedangkan
9

pada metode horizontal semua permukaan gigidisikat dengan


gerakan ke kiri dan ke kanan.Kedua metode tersebut cukup
sederhana, tetapi tidak begitu baik untuk dipergunakan karena
dapat mengakibatkan resesi gingiva dan abrasi gigi.

Gambar 2.1 Teknik Penyikatan Vertikal; A. dari atas ke


bawah, B. dari bawah ke atas
2) Teknik horizontal
Teknik menggosok gigi dengan arah horizontal ini biasanya
dianjurkan pada anak - anak dan gerakannya dalam arah
horizontal pada permukaan oklusal gigi. Permukaan bukal dan
lingual disikat dengan gerakan horizontal yang sering disebut
“scrub brush technic” dapat dilakukan dan terbukti merupakan
cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal.
Orang-orang yang belum diberi pendidikan khusus menggosok
gigi dengan teknik vertical dan horizontal dengan tekanan yang
keras, cara ini tidak baik karena dapat menyebabkan resesi gusi
dan abrasi gigi.

Gambar 2.2 Teknik Penyikatan Horizontal


10

3) Teknik rollatau modifikasi stillman


Teknik Rollujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah
ke akar gigi dan arah bulu sikat pada margin gingiva, sehingga
sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat digerakkan
perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk
lengkungan melalui permukaan gigi.Permukaan atas mahkota
juga disikat.Gerakan ini diulangi 8-12 kali pada setiap daerah
dengan sistematis.Cara pemijatan ini terutama bertujuan untuk
pemijatan gusi dan untuk pembersihan daerah interdental.
4) Vibaratory technic
a) Teknik charter
Ujung bulu sikat diletakkan pada permukaan gigi (oklusal),
membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi
dan ke atas.Sikat gigi digetarkan membentuk lingkaran kecil,
tetapi ujung bulu sikat harus berkontak dengan tepi
gusi.Setiap bagian dapat dibersihkan 2-3 gigi. Metode ini
merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan
pendukung gigi, walaupun agak sukar untuk dilakukan.
b) Teknik bass
Bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat
dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga
menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian sakugusi dapat
dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi
digerakkan dengan getaran kecil-kecil ke depan dan ke
belakang selama kurang lebih 15 detik. Teknik ini hampir
sama dengan teknik Roll, hanya berbeda pada cara
pergerakan sikat giginya dan cara penyikatan permukaan
belakang gigi depan. Untuk permukaan belakang gigi depan,
sikat gigi dipegang secara vertikal.
5) Teknik fones atau teknik sirkuler
Bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada permukaan gigi. Kedua
rahang dalam keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan
11

membentuk lingkaran-lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi


rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2
gigi tidak mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan belakang
gigi, gerakan yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil.
6) Teknik stillman dimodifikasi
Dianjurkan untuk pembersihan pada daerah dengan resesi gingiva
yang parah disertai tersingkapnya akar gigi, guna menghindari
dekstruksi yang lebih parah pada jaringan akibat abrasi sikat
gigi.Jenis sikat gigi yang dianjurkan adalah sikat gigi dengan
kekerasan bulu sikat sedang sampai keras, yang terdiri dari dua
atau tiga baris rumpun bulu sikat. Teknik penyikatan gigi yang
dilakukan pada usia sekolah adalah teknik roll. Metode
penyikatan gigi pada anak lebih ditekankan
2. Plak gigi
a.. Definisi dan klasifikasi
Plak gigi adalah suatu masa bakteri yang tebal dan tidak
mengalami klasifikasi, melekat erat pada permukaan gigi atau
restorasi. Plak ini tetap melekat meskipun ada gerakan otot, aksi
pembersihan saliva, ataupun berkumur. Sumber utama mikrobial plak
adalah mikroorganisme mulut dan komponen saliva (Sariningsih,
2012).
Plak gigi didefenisikan oleh Dawes sebagai penimbunan bakteri
pada gigi atau struktur jaringan keras dalam mulut lainnya. Namun
definisi ini belum digunakan secara universal meskipun untuk
keperluan klinis, defenisi ini lebih adekuat dan sederhana. Defenisi
lain membedakan plak gigi dari materi alba yaitu, terdiri dari material
putih lunak, lekosit dan sel-sel epitel mulut yang berdeskuamasi dan
berakumulasi dalam rongga mulut pada permukaan gigi yang tidak
bersih (Putri, dkk, 2014).
Deposit bakteri plak terbentuk pada gigi yang tidak cukup
bersih. Plak dapat menumpuk pada permukaan gigi yang terlindung
dari gerakan pembersihan mekanis yang normal dari pipi, bibir, lidah
12

dan makanan. Komposisi plak bervariasi sesuai dengan lokasinya


(Putri, dkk, 2014).
Istilah plak digunakan secara umum untuk menggambarkan
hubungan atau perlekatan bakteri pada permukaan gigi. Berdasarkan
hubungannya dengan margin gingival, plak dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva (Putri, dkk,
2014).
a) Plak supragingiva
Plak supragingival didefenisikan sebagai plak yang
menumpuk mahkota klinis gigi di atas gingiva margin. Plak
supragingiva dalam jumlah yang sedikit tidak terlihat secara klinis
kecuali bila plak tersebut diwarnai oleh pigmen yang berasal dari
rongga mulut atau pewarnaan dengan disclosing solution
(Putri,dkk, 2014).
Selama akumulasi dan pembentukan plak, plak nampak
sebagai massa globular yang terlihat dengan permukaan bernodul
yang bervariasi warnanya mulai abu-abu kekuningan sampai
kuning. Plak supra gingival pada umumnya berkembang pada
daerah 1/3 gingiva terutama pada permukaan yang kasar dan tepi
restorasi yang overhanging (Putri, dkk, 2014).
b) Plak subgingiva
Plak subgingiva adalah plak yang terdapat di bawah gingival
margin dalam sulkus gingival atau periodontal poket. Plak
subgingiva dapat dibedakan atas plak subgingiva yang melekat
pada gigi dan plak subgingiva yang melekat pada epithelium. Pada
permukaan gigi, bakteri plak melekat pada sulkus gingival dan
poket periodontal. Plak subgingiva yang melekat pada epithelium
merupakan komponen plak subgingiva yang berhubungan langsung
dengan epitel subgingiva, dan meluas dari margin gingiva sampai
junctional epithelium (Putri,dkk, 2014).
13

b. Mekanisme pembentukan plak gigi


Proses pembentukan plak ini terdiri atas dua tahap. Tahap
pertama merupakan tahap pembentukan lapisan acquired pelicle
sementara tahap kedua merupakan tahap proliferas bakteri (Putri dkk,
2014).
Pada pertama, setelah acquired pelicle terbentuk, bakteri mulai
berproliferasi disertai dengan pembentukan matriks interbakterial
yang terdiri atas polisakarida ekstraseluler, yaitu levan dan dextran
dan juga mengandung protein saliva. Hanya bakteri yang dapat
membentuk polisakarida ekstraseluler yang dapat tumbuh pada tahap
pertama, yaitu Streptococcus mutans, Streptococcus bovis,
Streptococcus sanguis, Streptococcus salivarius sehingga pada 24 jam
pertama terbentuklah lapisan tipis yang terdiri atas jenis kokus pada
tahap awal proliferasi bakteri. Perkembangbiakan bakteri membuat
lapisan plak bertambah tebal dan karena adanya hasil metabolism dan
adhesi dari bakteri-bakteri pada permukaan luar plak, lingkungan di
bagian dalam plak berubah menjadi anaerob (Putri, dkk, 2014).
Pada tahap kedua, jika kebersihan mulut diabaikan, dua sampai
empat hari, kokus gram negatif dan basilus akan bertambah jumlahnya
(dari 7% menjadi 30%), dengan 15% di antaranya terdiri atas bacillus
yang bersifat anaerob. Pada hari kelima Fusobacterium,
Aactinomyces, dan Veillonella yang aerob akan bertambah jumlahnya
(Putri, dkk, 2014).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan plak
Menurut Carlsson, faktor-faktor yang memengaruhi proses
pembentukan plak gigi adalah sebagai berikut (Putri, dkk, 2014) :
a) Lingkungan fisik, meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi
jaringan sekitarnya, struktur permukaan gigi yang jelas terlihat
setelah dilakukan pewarnaan dengan larutan disclosing. Pada
daerah terlindung karena kecembungan permukaan gigi, pada gigi
yang letaknya salah, pada permukaan gigi dengan kontur tepi gusi
yang buruk, pada permukaan email yang banyak cacat, dan pada
14

daerah pertautan sementoemail yang kasar, terlihat jumlah plak


yang terbentuk lebih banyak.
b) Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi
pada permukaan gigi yang tidak terlindung. Pemeliharaan
kebersihan mulut dapat mencegah atau mengurangi penumpukan
plak pada permukaan gigi.
c) Pengaruh diet terhadap pembentukan plak telah diteliti dalam dua
aspek, yaitu pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai
sumber makanan bagi bakteri di dalam plak. Jenis makanan, yaitu
keras dan lunak, mempengaruhi pembentukan plak pada
permukaan gigi. Ternyata plak banyak terbentuk jika kita
mengkonsumsi makanan lunak terutama makanan yang
mengandung karbohidrat jenis sukrosa, karena akan menghasilkan
dekstran dan levan yang memegang peranan penting dalam
pembentukan matriks plak.
d. Distribusi plak
Distribusi plak pada permukaan gigi meliputi daerah-daerah
yang kurang menerima self cleansing dalam rongga mulut, seperti
permukaan proksimal dan sepertiga mahkota klinis. Secara klinis, plak
supragingiva dapat dideteksi jika telah mencapai ketebalan tertentu,
dan kemudian Nampak sebagai lapisan keputihan dan kekuningan
disepanjang tepi gingival gigi (Megananda, 2010).
Umumnya plak lebih banyak pada bagian posterior gigi dan
permukaan lingual dari semua gigi. Gigi yang crowded juga
merupakan predisposisi dari akumulasi plak. Distribusi plak pada gigi
menggambarkan keseimbangan antara kecepatan pembentukan plak
dengan frekuensi pembersihan gigi. Sehingga, jika plak tidak
dihilangkan maka plak organism mikro yang menempati permukaan
gigi di daerah sulkus gingiva dapat menyebabkan peradangan
periodontal yang menahun dan mendorong penyakit untuk lebih parah
(Putri, 2014).
15

e. Komposisi plak
Plak terdiri dari 20% bahan organik dan anorganik dan sisanya
adalah air. Bahan organik meliputi kompleks protein polisakarida
yang terdiri dari karbohidrat dan protein kira-kira 30% dan lemak
kira-kira 15%. Komponen ini merupakan produk ekstraseluler dari
bakteri plak, sisa-sisa sitoplasmik dan membran sel, hasil
pengunyahan makanan dan derifat glikoprotein. Karbohidrat yang
terbesar ditemukan pada plak supragingiva adalah dextran, levan dan
galaktose, yang diproduksi oleh bakteri polisakarida kira-kira 9,5%
dari total plak (Tambun, 2010).
Komponen anorganik yang terdapat dalam plak adalah
kalsium, fosfor sedangkan magnesium, potassium dan sodium
ditemukan dalam jumlah yang kecil. Kandungan anorganik tertinggi
ditemukan pada permukaan lingual incisivus bawah. Ion kalsium ini
ikut membantu perlekatan antara bakteri dan antar bakteri dengan
pelikel. Sehingga, hampir 70-80% komponen anorganik ditemukan
sebagai kristalin calcium phosphate (Tambun, 2010).
Plak yang terletak terbentuk sempurna, selain bakteri dapat
pula berisi mikroorganisme lain. Mycoplasma telah berhasil
ditemukan, dan sejumlah kecil lagi protozoa juga ada.
Mikroorganisme pada bakteri plak yang hampir selalu ditemukan
adalah golongan streptococcus dan lactobacillus. Selain itu, ditemukan
juga golongan jamur actinomycetes.
Susunan komponen bakteri dan biokimia plak bervariasi dan
tergantung pada konsentrasi bakteri dalam saliva, oksigen komposisi
makanan serta adanya penyakit periodontal (Putri, dkk, 2014).
Plak gigi bukan merupakan sisa makanan dan pembentukannya
tidak ada hubungannya dengan konsumsi makanan. Plak supra
gingivalebih cepat terbentuk pada saat tidur, kemudian pada saat tidak
ada makanan dikunyah, serta pada saat makan. Hal ini terjadi karena
aksi mekanik makanan dan aliran saliva pada saat mastikasi
menyebabkan plak sulit terbentuk (Megananda, 2010).
16

f. Mikroorganisme plak
Plak yang terletak terbentuk sempurna, selain bakteri dapat
pula berisi mikroorganisme lain. Mycoplasma telah berhasil
ditemukan, dan sejumlah kecil lagi protozoa juga ada.
Mikroorganisme pada bakteri plak yang hampir selalu ditemukan
adalah golongan Streptococcus dan Lactobacillus. Selain itu,
ditemukan juga golongan jamur actinomycetes (Tambun, 2010).
Mikroorganisme yang ditemukan pada plak bervariasi pada
setiap orang, serta menurut umur plak itu sendiri. Plak muda (1-2 hari)
sebagian besar terdiri dari bakteri gram-negatif yang berbentuk kokus
dan batang. Organisme ini biasanya tumbuh pada pelikel
mikropolisakarida amorf dengan tebal kurang dari 1 mikron. Pelikel
ini melekat pada email, sementum atau dentin. Setelah 2-4 hari,
perubahan jumlah dan tipe mikroorganisme dalam plak. Selain bakteri
gram-negatif kokus dan gram-negatif batang bertambah banyak, jenis
bacili fusiformis dan filament semakin jelas.
Pada hari ke-4 hingga ke-9, ekologi mikroorganisme plak
menjadi semakin kompleks dengan bertambahnya jumlah bakteri
motil seperti spirilla dan spirochete (Megananda, 2018).
g. Unsur-unsur lain dalam plak
Walaupun organisme terkolonisasi adalah unsur plak, terdapat
komponen lain yang dapat diidentifikasi dengan mikroskop fase
kontras, yaitu:
1) Sel epitel. Sel-sel ini hampir selalu ditemukan pada sampel plak.
Gambaran yang terlihat terdiri dari berbagai tingkat integritas
anatomi, dari bentuk sel terdeskuamasi dengan nuklei yang besar
dan dinding sel jelas hingga gambaran sel “hantu” (ghosts), dengan
bakteri bergerombol mengelilingi sel-sel epitel.
2) Sel darah putih. Leukosit, biasanya sel neutrofil polimorfonuklear
(PMN), dapat ditemukan dalam berbagai tingkatan vitalitas pada
beberapa fase inflamasi.
17

3) Eritrosit. Sel eritrosit ini terlihat pada sampel yang diambil dari
permukaan gigi di sekitar gingival yang mengalami ulserasi.
4) Protozoa. Genera protozoa tertentu, seperti Entamoeba dan
Trichomonas, sering ditemukan pada plak yang diambil dari
permukaan gigi yang mengalami gingivitis akut dan dari dalam
poket periodontal.
5) Partikel makanan. Secara mikroskopis, kadang-kadang terlihat
partikel makanan. Paling sering ditemukan adalah serabut
otot/daging, dengan ciri adanya striae otot.
6) Komponen lain.
Di dalam plak mungkin juga terdapat elemen yang tidak spesifik,
seperti partikel berbentuk kristal (fragmen halus sementum,
kalsifikasi awal atau partikel makanan yang tidak teridentifikasi)
dan apa yang kelihatannya merupakan fragmen sel juga ditemukan
dalam plak.
h. Pengaruh plak terhadap gigi dan jaringan periodonsium
Dari seluruh deposit lunak yang sering terdapat pada gigi, plak
dianggap paling penting sebagai factor utama pada awal
perkembangan karies dan penyakit periodontal. Disamping hal
tersebut diketahui pula bahwa, terdapat factor penyebab lain sebagai
predisposisi akumulasi plak dan modifikasi dari reaksi inflamasi.
Penelitian epidemiologi menunjukkan, tentang hubungan yang
positif antara jumlah plak dengan keparahan gingivitis kronis atau
periodontitis. Penelitian lain, menunjukkan hubungan yang erat antara
plak dan penyakit periodontal (Putri,dkk, 2014).
Efek yang membahayakan dari plak bukanlah dikarenakan
keberadaannya semata, tetapi efek produk bakteri tertentu yang
menentukan.. Bakteri plak yang kariogenik menggunakan karbohidrat,
terutama fruktosa dan galaktosa sebagai sumber energi, yang bila
digunakan dapat meninkatkan produksi asam dari polisakarida ektra
dan intraseluler. Keadaan asam yang dihasilkan dapat melarutkan
18

mineral dalam email gigi. Hal ini merupakan tahap awal dari karies
gigi (Malik, 2010).
Substansi lain yang bertanggung jawab pada tingkatan utama
dari kerusakan jaringan dari penyakit periodontal, seperti produk yang
disintesa oleh bakteri plak termasuk enzim, toxin dan produk buangan
dari hasil metaboisme (Putri, dkk, 2014).
Bakteri pada plak dan produknya membentuk ikatan utama
dalam rantai peristiwa yang menyebabkan destruksi periodonsium.
Kolonisasi awal bakteri pada permukaan gigi terjadi pada daerah
gingiva. Selama beberapa hari, jumlah organism pada permukaan ini
meningkat melalui multiplikasi dan dari retensi organism pada
permukaan ini meningkat melalui multiplikasi dan dari retensi
organism baru. Bila dibiarkan berlanjut dan tidak dihilangkan,
pembentukan plak terus terjadi dengan tambahan lebih banyak bakteri,
khususnya skeling gingiva margin dan daerah interdental.
i. Kontrol plak
a) Definisi kontrol plak
Kontrol plak adalah penyingkiran plak mikrobial dan
pencegahan terhadap akumulasinya ke permukaan gigi sekitarnya.
Kontrol plak juga menghambat pembentukan kalkulus.
Menghilangkan plak akibat mikroba, dapat menyembuhkan
inflamasi gingival yang masih pada stadium awal. Penghentian
pembersihan gigi dapat menyebabkan rekurensi gingivitis. Dengan
demikian kontrol plak merupakan cara efektif untuk merawat dan
mencegah gingivitis, serta merupakan bagian terpenting dari semua
prosedur pencegahan penyakit periodontal. Pada dasarnya plak
dapat dihilangkan dengan pembersihan secara mekanik dan
penghambatan secara kimiawi (Putri, dkk, 2014).
Diantara bermacam-macam kontrol plak, metode yang paling
sederhana, aman, dan efektif adalah menggosok gigi. Faktor yang
mempengaruhi efektifitas penyikatan plak termasuk di dalamnya
tipe sikat gigi dan teknik penyikatan (Anitasari dan Rahayu, 2015).
19

b.) Sikat gigi manual


Sikat gigi manual yang konvensional tersusun dari bulu nilon
yang dikelompokkan ke dalam rangkaian tumpukan-tumpukan bulu
dan disusun ke dalam 2 sampai 4 baris-baris secara parallel,
diameter yang terdapat pada tiap bulu menentukan kekerasan, oleh
karena itu jarak 0,007-0,009 inchi dianggap lembut(Hiremath,
2008) .
Terdapat banyak sikat gigi yang dibuat dalam berbagai ukuran
yang berbeda, tersedia dalam ukuran yang besar, medium dan kecil.
Sikat gigi dengan ukuran-ukuran yang berbeda tersebut dibuat agar
dapat disesuaikan dengan anatomi rongga mulut pada setiap orang.
Sikat gigi juga mempunyai beberapa jenis bulu sikat diantaranya:
bulu yang keras, medium, bulu yang halus atau ekstra halus.
Banyak data awal yang membandingkan manfaat dari berbagai
macam bentuk sikat gigi yang kontradiksi karena (Hiremath, 2008):
1. Kurangnya metode kuantitatif yang digunakan untuk ukuran
pembersihan plak.
2. Banyaknya ukuran dan ketajaman pada sikat gigi yang
digunakan, dan
3. Kurangnya prosedur standarisasi sikat gigi yang digunakan pada
penelitian.
Jika dilihat dari samping, sikat gigi mempunyai tiga profil
dasar lateral, yaitu; cekung, cembung dan multilevel (rippled or
scalloped). Bentuk yang cekung dapat diguanakan untuk
membersihkan permukaan fasial, sedangkan bentuk yang cembung
digunakan untuk membersihkan permukaan lingual gigi. Sikat gigi
dengan profil multilevel sangat bermanfaat pada daerah
interproximal. Saat ini terdapat beberapa bentuk pegangan pada
sikat gigi yang dibuat untuk memperoleh kenyamanan saat
menggosok gigi dan sesuai dengan posisi telapak tangan yang
dapat meningkatkan kualitas penyikatan (Hiremath, 2008).
20

American Dental Association (ADA) menganjurkan bentuk


sikat gigi yang baik harus (Anitasari dan Rahayu, 2015) :
1. Kepala sikat kecil, panjangnya 1-1,25 inci (2,5 cm-3 cm).
Lebarnya 5/16-3/8 inci, dengan 2-4 baris tiap serabut sikat, tiap
serabut terdiri dari 5-12 berkas.
2. Permukaan serabut sikat datar/rata.
3. Serabut sikat elastis
Untuk memelihara keefektifan pembersihan plak, sikat gigi
harus diganti secara periodik. Pemakaian bentuk sikat yang berbeda
secara luas diantara individu dan dengan penggunaan sikat yang
baik, menunjukkan batas pemakaian Sedikitnya dalam beberapa
bulan. Jika semua bulu berjumbai sesudah 1 minggu, penyikatan
mungkin sangat kuat, jika bulu masih lurus sesudah 6 bulan.,
penyikatan dilakukan dengan sangat lembut atau sikat gigi tidak
dipakai setiap hari (Hiremath, 2008).
c) Sikat gigi elektrik
Terdapat bentuk baru dari sikat gigi yang dapat bergerak
secara otomatis, sikat tersebut dinamakan sikat gigi elektrik. Sikat
gigi elektrik adalah sikat gigi yang menggunakan tenaga listrik
untuk menggerakkan kepala sikat. Biasanya pada pola berputar,
meskipun sikat gigi elektrik kadang-kadang disebut “rotary
toothbrushes‟ (Hiremath, 2008).
Bagian kepala sikat gigi elektrik ukurannya lebih kecil bila
dibandingkan dengan ukuran dari kepala sikat gigi manual dan
biasanya bagian kepala sikat gigi elektrik, diantaranya (Hiremath,
2008) :
1. Reciprocating, gerakan maju dan mundur.
2. Arcuate, gerakan naik dan turun.
3. Elliptical, kombinasi dari gerakan reciprocating dan gerakan
arcuate.
Tidak seperti sikat gigi manual, bulu kepala sikat dari sikat
gigi elektrik yang telah bertambah/rusak dapat diganti dengan kepala
21

sikat yang baru. Sikat gigi elektrik dapat menimbulkan gerakan


menggosok di atas 30.000 stroke per menit. Telah diketahui bahwa
tindakan penyikatan gigi dengan kuat dapat menyebabkan kerusakan
pada gingiva (Donly, dkk, 2010).

B. Kerangka Konsep

Variabel Terkendali
1. Teknik menggosok gigi
2. Mengunyah biskuit

Variabel pengaruh

1. Menggosok gigi dengan Variabel Terpengaruh


teknik Horizontal
2. Menggosok gigi dengan INDEKS PLAK
teknik Vertikal

Variabel Tak Terkendali

1. Susunan gigi
2. Pola Makan

Keterangan : = Variabel yang diteliti


= Variabel yang tidak diteliti
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan adalah “Apakah terdapat
perbedaan menggosok gigi secara vertikal dan horizontal terhadap indeksplak
pada murid Klas IV SDN 1 Kawak”.
22

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah experiment dengan metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui skor
indeks plak sebelum dan sesudah menggosok gigi. Metode penelitian ini
menggunakan eksperiment semu (quast experimental designs) yaitu suatu
penelitian dengan desain yang tidak mempunyai pembatas yang ketat terhadap
randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman
validitas. Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak
memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya. Rancangan yang
digunakan dengan pendekatan non randomized control group pretest postest
design (Notoatmodjo, 2012).
Rancangan pre dan post test penelitian ini menggunakan 2 kelompok
sampel dengan melakukan observasi awal yaitu mengukur indeks plak
sebelum dilakukan perlakuan kemudian dilakukan observasi akhir mengukur
indeks plak sesudah dilakukan perlakuan (menggosok gigi teknik vertical dan
teknik horizontal).
Rancangan penelitian :
O1 Xa O2
O1 Xb O2

Keterangan :
O1 : Observasi awal
Xa : Perlakuan Horizontal
Xb : Perlakuan Vertikal
O2 : Pengukuran plak setelah dilakukan perlakuan

22
23

B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,
2013). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Klas IV SDN 1 Kawak
yang berjumlah 36 siswa.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2013) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Jika populasi kurang dari atau sama dengan 100 diambil
semua, tetapi jika lebih dari 100 maka diambil 10%-15% atau 20%-25%
(Arikunto, 2013). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36 siswa.
Sampel dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok I siswa
menggosok gigi dengan teknik vertical dan kelompok II siswa menggosok
gigi dengan teknik horizontal. Dalam pembagian kelompok menggunakan
non random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-
mata hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka
(Notoatmodjo, 2012).. Dengan pembagian sampel yaitu kelompok I
sebanyak 18 siswa dan kelompok II sebanyak 18 siswa.
Sampel dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok I siswa
menggosok gigi dengan teknik vertikal dan kelompok II siswa menggosok
gigi dengan teknik horizontal. Dalam pembagian kelompok menggunakan
random sampling yaitu teknik pengambilan sampel setiap anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai
sampel. Dengan pembagian sampel dari kelas 4 kelompok I sebanyak 18
siswa dan kelompok II sebanyak 18 siswa.
C. Identifikasi Variabel
1. Identifikasi pengaruh
a. Menggosok gigi metode horizontal
Menggosok gigi metode horizontal adalah teknik menggosok bagian
depan gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke
atas dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang
dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka.
24

b. Menggosok gigi metode vertikal


Menggosok gigi metode vertikal adalah teknik menggosok gigi semua
permukaan gigi disikat dengan gerakan ke depan dan ke belakang
2. Variabel terpengaruh
Indeks plak
3. Variabel terkendali
a. Teknik menggosok gigi
b. Mengunyah biskuit
4. Variabel tak terkendali
a. Susunan gigi
b. Pola makan
D. Definisi Operasional
1. Variabel pengaruh
a. Menggosok gigi dengan metode horizontal
b. Menggosok gigi dengan metode vertikal
2. Variabel terpengaruh
a. Indeks plak
Indeks plak PHP (Personal Hygene Performance)adalah angka yang
menunjukkan jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang
diperiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa. Cara pemeriksaan klinis
berdasarkan indeks plak PHP menurut Podshadley dan Haley adalah
sebagai berikut :
1) Digunakan bahan pewarna gigi yang berwarna merah (larutan
disclosing) untuk memeriksa plak yang terbentuk pada permukaan
gigi.
2) Pemeriksaan dilakukan pada gigi bagian fasial atau lingual dengan
membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi
yaitu:
D : distal
G : 1/3 tengah gingival
M : mesial
C : 1/3 tengah
25

I/O : 1/3 tengah insisal atau oklusal


Dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 3.1 Area indeks plak


3) Pemeriksaan dilakukan secara sistematis pada
a) Permukaan labial gigi insisif pertama kanan atas atau 1.1
b) Permukaan labial gigi insisif pertama kiri bawah atau 3.1
c) Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas atau 1.6
d) Permukaan bukal gigi molar pertama kiri atas atau 2.6
e) Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah atau 3.6
f) Permukaan lingual gigi molar pertama kanan bawah atau 4.6
4) Cara penilaian plak adalah sebagai berikut:
Nilai 0 = tidak ada plak
Nilai 1 = ada plak
5) Cara pengukuran untuk menentukan indeks plak PHP yaitu,
Jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa
𝐼𝑃 𝑃𝐻𝑃 =
Jumlah gigi yang diperiksa
Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indeks
plak PHP (Personal Hygene Performance), yaitu:
Sangat Baik =0
Baik = 0,1 -1,7
Sedang = 1,8 -3,4
Buruk = 3,5 - 5
6) Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, lakukan penggantian
gigi tersebut dengan ketentuan sebagai beriku
26

a) Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada


gigi molar kedua, jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada
penilaian dilakukan pada molar ketiga, akan tetapi kalau molar
pertama, kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian
untuk segmen tersebut.
b) Jika gigi insisivus pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti
oleh gigi insisivus kiri dan jika gigi insisivus kiri bawah tidak
ada, dapat diganti dengan gigi insisivus pertama kanan bawah,
akan tetapi jika gigi insisivus pertama kiri atau kanan tidak ada,
maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.
c) Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaanseperti :
gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi
yang merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik
maupun logam, mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari
1
tinggi mahkota klinis.
2

d) Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks


yang dapat diperiksa
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian indek plak
ini adalah skala ordinal.
3. Variabel terkendali
a. Teknik menggosok gigi
Teknik menggosok gigi yang digunakan adalah teknik vertikal dan
teknik horizontal.
b. Mengunyah biskuit
Sebelum diperiksa setiap siswa diberi perlakuan yang sama dengan
diberi makanan ringan yaitu biscuit guna memberi perlakuan yang
sama, yaitu sama-sama sehabis makan biskuit.

E. Alat atau Instrument Penelitian


Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
27

Tabel 3.1 Alat atau Instrument Penelitian


Variabel Metode Alat Penelitian
Pengaruh Demonstrasi Checklist
1. Menggosok gigi Observasi
teknik vertikal
2. Menggosok gigi
teknik horizontal
Terpengaruh Pemeriksaan Lembar Pemeriksaan
Indeks Plak Observasi
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah :
1. Pengumpulan data
a. Tahap persiapan
1) Peneliti melakukan perijinan kepada pihak sekolah
2) Mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian
3) Peneliti menyiapkan instrument penelitian dan melakukan
kalibrasi instrument bersama tim peneliti diantaranya :
a) Menggunakan larutan disclosing untuk memeriksa plak pada
permukaan gigi
b) Observasi menggunakan indera penglihatan dan dibantu
dengan kaca mulut untuk setiap gigi indeks dan diambil skor.
c) Pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa gigi dengan
cara pada mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan
membagi tiap permukaan gigi menjadi lima subdivisi
d) Cara memeriksa dimulai dari permukaan labial gigi insisif
pertama kanan atas dan kiri bawah, permukaan bukal gigi
molar pertama kanan atas dan kiri atas, permukaan lingual gigi
molar pertama kiri bawah dan kanan bawah.
4) Dalam penelitian ini dibantu oleh 2 orang teman dari Mahasiswa
DIII Jurusan Keperawatan Gigi untuk membantu dalam
mendokumentasikan, mencatat hasil penelitian.

b. Tahap pelaksanaan
Tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut :
28

1) Membagi sampel menjadi dua kelompok, yaitu kelompok I


(Kelompok yang menggosok gigi menggunakan teknik vertikal)
sebanyak 18 siswa dan kelompok II (Kelompok yang menggosok
gigi menggunakan teknik horizontal) sebanyak 18 siswa.
2) Memberikan pengarahan dan penyuluhan tentang menggosok gigi
menggunakan teknik vertikal kepada Kelompok I dan teknik
horizontal kepada Kelompok II sebelum dilakukan penelitian.
3) Membagikan biskuit sebanyak 2 potong kepada kelompok I dan
kelompok II untuk dimakan dan dikunyah menggunakan kedua
rahang yang bertujuan supaya keadaan gigi sampel sebelum
dilakukan perlakuan ada plak.
4) Melakukan pemeriksaan indeks plak berupa memberikan
disclosing dioleskan disetiap permukaan gigi yang telah
ditentukan sebelum perlakuan pada kelompok I (Kelompok yang
menggosok gigi menggunakan teknik vertikal) dan kelompok II
(Kelompok yang menggosok gigi menggunakan teknik
horizontal).
5) Setelah selesai pemeriksaan indeks plak sebelum perlakuan,
peneliti menginstruksikan kelompok I untuk menggosok gigi
menggunakan teknik vertikal dan kelompok II menggunakan
teknik horizontal selama 2 menit.
6) Memeriksa kembali indeks plak berupa memberikan disclosing
dioleskan disetiap permukaan gigi yang telah ditentukan pada
kelompok I dan kelompok II sesudah menggosok gigi
menggunakan teknik vertikal dan teknik horizontal, kemudian
menjadi rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah.
2. Pengolahan data
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data,
langkah dalam pengolahan data sebagai berikut :

a. Editing (pemeriksaan)
29

Dilakukan dengan cara mengoreksi data yang diperoleh dari hasil


observasi.
b. Coding
Memasukkan kode-kode pada data hasil pengukuran indeks plak.
c. Entry
Memindahkan data yang berupa kode dari hasil pemeriksaan ke dalam
suatu editan yang mudah diolah dalam bentuk master table.
d. Tabulating
Data yang telah didapat kemudian diolah dalam bentuk table dan
grafik.
G. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan diolah
(Editing) selanjutnya dilakukan pemindahan data ke dalam computer atau entri
data serta memasukkan data ke dalam table (Tabulating). Dalam menganalisa
data, peneliti menggunakan jenis analisa data deskriptif kuantitatif yaitu untuk
menggambarkan hasil penelitian yang diukur dalam tabulasi disajikan dalam
bentuk table dan grafik dengan selisih skor indek plak sebelum dan sesudah
berdasarkan perubahan kriteria teknik menggosok gigi vertikal dan teknik
menggosok gigi horizontal.
H. Waktu Penelitian
Waktu penelitian “Perbedaan Menggosok Gigi Secara Vertical dan
Horizontal Terhadap Indeks Plak Pada Murid Klas IV SDN 1 Kawak adalah
terlampir.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30

A. Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul “Perbedaan menggosok gigi secara vertikal dan


horizontal terhadap indeks plak pada murid Klas IV SDN 1 Kawak” telah
dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25 April 2019 dengan jumlah sampel
sebanyak 36 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok. Dimana masing-
masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda yaitu kelompok 1
menggosok gigi dengan teknik vertikal dan kelompok 2 menggosok gigi
dengan teknik horizontal. Dari pemeriksaan dalam penelitian ini, diperoleh
hasil sebagai berikut:

1. Data plak indeks sebelum menggosok gigi teknik vertikal


Tabel 4.1 Distribusi frekuensi plak indeks sebelum menggosok gigi
pada murid SDN 1 Kawak menggunakan teknik vertikal

No Kriteria plak indeks sebelum Frekuensi Prosentase


menggosok gigi (%)
1 Sangat Baik 0 0
2 Baik 0 0
3 Sedang 5 28
4 Buruk 13 72
Jumlah 18 100

15 Sangat Baik
13
Baik
10
Sedang

5 Buruk
5
0
0
0
Sangat Baik Baik
Sedang
Buruk

Gambar 4.1 Distribusi frekuensi plak indeks sebelum menggosok gigi


pada murid SDN 1 Kawak menggunakan teknik vertikal

Berdasarkan tabel dan gambar 4.1 diketahui dari 18 siswa, plak indeks
sebelum menggosok gigi menggunakan teknik vertikal sebagian besar
30
terdapat 13 siswa (72%) dalam kriteria buruk.
31

2. Data plak indeks sesudah menggosok gigi teknik vertikal


Tabel 4.2 Distribusi frekuensi plak indeks sesudah menggosok gigi
pada murid SDN 1 Kawak menggunakan teknik vertikal

No Kriteria plaks indeks sesudah Frekuensi Prosentase


menggosok gigi (%)
1 Sangat Baik 0 0
2 Baik 10 56
3 Sedang 8 44
4 Buruk 0 0
Jumlah 18 100

10
10 Sangat Baik
8
8 Baik

6 Sedang

4 Buruk

2
0
0 0
Sangat Baik
Baik Sedang
Buruk

Gambar 4.2 Distribusi frekuensi plak indeks sesudah menggosok gigi


pada murid SDN 1 Kawak menggunakan teknik vertikal

Berdasarkan tabel dan gambar 4.2 diketahui dari 18 siswa, plak indeks
sesudah menggosok gigi menggunakan teknik vertikal sebagian besar
terdapat 10 siswa (56 %) dalam kriteria baik.

3. Data plak indeks sebelum menggosok gigi teknik horizontal


Tabel 4.3 Distribusi frekuensi plak indeks sebelum menggosok gigi
pada murid SDN 1 Kawak menggunakan teknik horizontal
32

No Kriteria plak indeks sebelum Frekuensi Prosentase


menggosok gigi (%)
1 Sangat Baik 0 0
2 Baik 0 0
3 Sedang 2 11
4 Buruk 16 89
Jumlah 18 100

20
16
15
Sangat Baik
10
Baik
5
0 2 Sedang
0
0 Buruk
Sangat Baik
Baik Sedang
Buruk

Gambar 4.3 Distribusi frekuensi plak indeks sebelum menggosok gigi


pada murid SDN 1 Kawak menggunakan teknik
horizontal

Berdasarkan tabel dan gambar 4.3 diketahui dari 18 siswa, plak indeks
sebelum menggosok gigi menggunakan teknik horizontal sebagian besar
terdapat 16 siswa (89%) dalam kriteria buruk.
4. Data plak indeks sesudah menggosok gigi teknik horizontal
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi plak indeks sesudah menggosok gigi
pada murid SDN 1 Kawak menggunakan teknik horizontal

No Kriteria plak indeks sesudah Frekuensi Prosentase


menggosok igi (%)
1 Sangat Baik 0 0
2 Baik 13 72
3 Sedang 5 28
4 Buruk 0 0
Jumlah 18 100

15 13 Sangat Baik
Baik
10 Sedang
Buruk
5
5
0
0 0
Sangat Baik
33

Gambar 4.4 Distribusi frekuensi plak indeks sesudah menggosok gigi


pada murid SDN 1 Kawak menggunakan teknik
horizontal

Berdasarkan tabel dan gambar 4.4 diketahui dari 18 siswa, plak indeks
sebelum menggosok gigi menggunakan teknik horizontal sebagian besar
terdapat 13 siswa (72 %) dalam kriteria baik.
5. Data perbandingan menggosok gigi sebelum dan sesudah antara teknik
vertikal dan horizontal pada murid klas IV SDN 1 Kawak
a Data perbandingan menggosokt gigi sebelum dan sesudah antara
teknik vertikal dan horizontal pada murid klas IV SDN 1 Kawak
Tabel 4.5 Rerata frekuensi selisih indeks plak sebelum dan
sesudah menggosok gigi menggunakan teknik vertikal
dengan teknik horizontal

Indeks Plak

No Sebelum Sesudah Selisih


Teknik
Menggosok Gigi
1 Vertikal 3,5 2,24 1,26
2 Horizontal 3,8 1,70 2,10
34

4 3.8
3.5
3.5

2.5 2.24
2 1.7 Teknik Vertikal

1.5 Teknik Horizontal

0.5

0
Sebelum Sesudah

Gambar 4.5 Distribusi frekuensi selisih indeks plak sebelum dan


sesudah menggosok gigi menggunakan teknik
vertikal dengan teknik horizontal

Berdasarkan Tabel dan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa ada


perbedaan Plak Indeks antara menggosok gigi menggunakan teknik
vertikal dengan teknik horizontal, dapat dilihat dari perbedaan selisih
Plak Indeks antara sebelum dan sesudah menggosok gigi menggunakan
teknik vertikal dari 3,50 menjadi 2,24 dengan selisih 1,26 dan teknik
horizontal dari 3,80 menjadi 1,70 dengan selisih 2,10.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan pemeriksaan plak indeks sebelum
menggosok gigi pada kedua teknik menggosok gigi sama-sama memiliki
kriteria buruk yaitu pada teknik vertikal terdapat 13 siswa (72%) dan teknik
horizontal terdapat 16 siswa (89%). Hal ini disebabkan karena kurangnya
kesadaran responden dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Beberapa
faktor yang mempengaruhi angka plak juga menjadi salah satu penyebab
perbedaan angka plak. Beberapa faktor tersebut yaitu lingkungan fisik seperti
anatomi dan posisi gigi, gesekan dengan makanan, hadirnya nutrient seperti
cairan saliva (Carlsson, 2010).
Hasil penelitian tentang skor indeks dapat diketahui bahwa antara
sebelum dan sesudah menggosok gigi teknik vertikal memiliki rata-rata dari
3,50 menjadi 2,24 dengan selisih 1,26 dan teknik horizontal dari 3,80 menjadi
1,70 dengan selisih 2,10, sehingga perbedaan plak dari sebelum dan sesudah
35

menggosok gigi menggunakan teknik horizontal lebih besar dibandingkan


menggunakan teknik vertikal. Hal ini diperkuat dengan teori yang menyatakan
bahwa sejak kecil manusia sudah belajar menggosok gigi untuk
membersihkan gigi dan mungkin tetap menggunakan teknik yang sama
sampai usia dewasa nanti. Teknik horizontal juga terbukti merupakan teknik
yang sesuai dengan bentuk anatomis gigi. Metode ini lebih dapat masuk ke
sulcus interdental dibandingkan metode lain dan cukup sederhana sehingga
dapat membersihkan plak yang terdapat di daerah sulcus interdental (Putri,
2010).
Perubahan perilaku dapat teridentifikasi dalam proses belajar dengan
praktik atau latihan yang dilakukan dengan sengaja, disadari dan bukan secara
kebetulan. Jadi, perubahan perilaku yang terjadi dalam keadaan sadar
merupakan perubahan hasil belajar. Ada dua proses yang bertanggung jawab
atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka yaitu asimilasi
dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika anak memasukkan pengetahuan baru
kedalam pengetahuan yang sudah ada, sedangkan akomodasi terjadi ketika
anak menyesuaikan diri dengan informasi baru (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rusmali (2013) menyatakan bahwa
menggosok gigi dengan teknik horizontal terdapat selisih sebesar 44 lebih
besar dibandingkan dengan teknik roll sebesar 29,22 dan teknik vertikal
sebesar 34,37.
Sesuai dengan teori Setyaningsih (2010) yang menyebutkan bahwa
pada metode horizontal, sikat ditempatkan secara horizontal pada permukaan
bukal dan lingual, kemudian digerakkan kebelakang dan kedepan dengan
gerakan menggosok. Metode ini sederhana, mudah ditiru dan dilatih pada
anak. Metode menggosok gigi dapat berpengaruh terhadap penyingkiran plak,
oleh karena itu pemilihan metode menggosok gigi perlu diketahui oleh anak
dan orang tua, sehingga dengan pemilihan metode yang tepat hasil
penyingkiran plak dapat lebih optimal. Dan satu cara menggosok gigi yang
diusulkan pada kegiatan UKGS adalah menggosok gigi secara horizontal
dengan gerakan pendek-pendek sepanjang tepi gusi, sehingga anak-anak
mudah melakukannya (Rifki, 2010). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang
36

dilakukan oleh Anaise dan pendapat Tan HH dalam jurnal kesehatan


masyarakat Andalas (2017) yang menunjukkan bahwa teknik horizontal
dianggap sebagai teknik tebaik untuk menghilangkan plak dan mudah ditiru
atau dipelajari oleh anak.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Farani (2008) menunjukkan
metode horizontal terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk
anatomis permukaan oklusal. Metode ini lebih dapat masuk ke sulkus
interdental dibanding dengan metode lain. Metode ini cukup sederhana
sehingga dapat membersihkan plak yang terdapat di sekitar sulkus interdental
dan sekitarnya.
Sejalan dengan teori Nio Be Kien dalam jurnal kesehatan masyarakat
Andalas (2017) menyebutkan bahwa teknik horizontal memiliki kelebihan
dapat membersihkan permukaan labial, buccal, oclusal, lingual, palatinal.
37

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan plak indeks antara menggosok
gigi teknik vertikal dengan teknik horizontal pada murid Klas IV SDN 1
Kawak maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Adanya perbedaan menggosok gigi secara vertikal dan horizontal terhadap
penurunan indeks plak pada murid Klas IV SDN 1 Kawak, penurunan
rata-rata indeks plak pada teknik horizontal lebih besar dibandingkan
menggunakan teknik vertikal.
2. Rata-rata skor plak indeks siswa sebelum menggosok gigi dengan
menggunakan teknik vertikal sebesar 3,50 dan sesudah menggosok gigi
dengan menggunakan teknik vertikal sebesar 2,24.
3. Rata-rata skor plak indeks siswa sebelum menggosok gigi dengan
menggunakan teknik horizontal sebesar 3,80.dan sesudah menggosok gigi
dengan menggunakan teknik horizontal sebesar 1,70.
4. Selisih skor plak menggosok gigi dengan menggunakan metode vertikal
sebesar 1,26 dan selisih skor indeks plak menggosok gigi dengan
menggunakan metode horizontal sebesar 2,10.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan plak indeks antara menggosok
gigi menggunakan teknik vertikal dengan teknik horizontal, maka saran yang
dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat umum
Bagi masyarakat umum dapat menerapkan teknik menggosok gigi yang
baik dan benar melalui Program UKGM (Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat).
2. Bagi siswa SDN 1 Kawak
Bagi siswa SDN 1 Kawak diharapkan dapat mengadakan kegiatan sikat
gigi yang rutin dan berkelanjutan dengan pendampingan dari guru sekolah
dan pembinaan dari Puskesmas melalui program UKGS.

37
38

DAFTAR PUSTAKA

Alimah S, 2013, Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Timbulnya


Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah Kelas 4-6 di SDN Ciputat 6
Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2013 [sumber online] 2013
[diakses 24 Mei 2019].Tersedia dari URL:http:// reposi-
tory.uinjkt.ac.id/dspace.pdf

Anitasari, S., Rahayu, N.E., 2015,Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi dengan


Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Palaran Kota Madya Samarinda Profinsi Kalimantan Timur.
Maj.Ked.Gigi.(Dent.J.),http://repository.unand.ac.id/20420/1/JURNALm
anda.pdf, diakses pada tgl 2 Januari 2019

Arikunto, S.,2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka cipta,


Jakarta

Asmawati, Pasolon, FA., 2012,Analisis hubungan karies gigi dan status gizi anak
usia 10-11 tahun di SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng dan SDN 3
Bangkala,Availablefrom:URL:http://isjd.pdii.lipi.go.idadminjurnal62077
884.pdf, diakses pada tgl 2 Januari 2019

Choirunnisa, M., Agusmawanti, P., Yusuf, M., Perbedaan Efektivitas Menyikat


Gigi Metode Horizontal dan Metode Roll Terhadap Penurunan Indeks
Plak Gigi Pada Anak Tuna Netra Usia 6-13 Tahun di Semarang.
UNISULA, Semarang

Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara,2017, Laporan Tahunan Dinas Kesehatan


Kabupaten Jepara,Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Jepara

Donly, K.J., Godoy, F.G., 2010,The Use of Resin-Based Composite in Children


Pediatr Dent

Farani, W., Sudarso, ISR., 2008, Pengaruh perbedaan menyikat gigi dengan
metode horizontal dan vertikal terhadap pengurangan plak pada anak
perempuan usia 12 tahun, Dentika Dent J

Hiremath, SS., 2011, Textbook of preventive and community dentistry, 2nd ed,
India: Elsevier

Indirawati, T.N., 2010, Laporan Penelitian: Angka Koreksi Caries Experience di


Kabupaten Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten
Kulon Progo provinsi DIY, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan:
Departemen Kesehatan RI
39

Kemenkes, 2012, Buku Panduan Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut di
Masyarakat, Kementrian Kesehatan RI

________, Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, Jakarta

Kusumawardani, E., 2011, Buruknya Kesehatan Gigi Dan Mulut, Silus,


Yogyakarta
Machfoedz, I., 2008, Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil, Fitramaya, Yogyakarta

Malik, I, 2010, Kesehatan Gigi dan Mulut, Universitas Padjajaran, Bandung

Megananda. H, P, 2010, Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras Dan


JaringanPendukung Gigi, EGC, Jakarta

McDonald, Ralph E , Jeffrey A. Dean., Avery, David R, 2010,Dentistry for the


Child - Adolescent Ninth Edition,Mosby, India

Notoatmodjo, S., 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka


Cipta, Jakarta

Paulus J., 2010, Dental Journal: Volume 43 The Effectiveness of Sharp End and
Rounded End bristle toothbrush, Majalah Kedokteran Gigi, Jakarta

Putri, M.H., Herijulianti, E., Nurjannah, 2014, Ilmu Pencegahan Penyakit


Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, Penerbit Buku
Kedokteran EGD, Jakarta

Pintauli, S., Hamada, T., 2009, Menuju Gigi dan Mulut Sehat, USU Press, Medan

Prasada, KVV.,Bhat Y, M.A., , Trivedi, D., Acharya, A.B., 2014, Dental Plaque
Dissolving Agents: An In Vitro Study, International Journal of Advanced
Health Sciences

Puskesmas Pakis Aji, 2017, Laporan Tahunan Puskesmas Pakis Aji Kabupaten
Jepara, Puskesmas Pakis Aji, Jepara

Riskesdas, 2017, Laporan Hasil Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Tengah 2017,
Jakarta

_______, 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen


Kesehatan, Republik Indonesia, Jakarta

Ristika, Eri., 2010, Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi Antara Metode Bass dan
Metode Roll Terhadap Plak Gigi di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar
Sukoharjo, UMS, Solo
40

Rifki, A., Hermina, T., 2010, Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi Dengan
Metode Roll dan Horizontal Pada Usia 8 Dan 10 Tahun Di Medan,
USU, Medan

Rusmali, 2013, Efektivitas Sikat Gigi Massal di Sekolah Dasar Binaan Jurusan
Keperawatan GigiPoltekkes Pontianak berdasarkan Angka Karies Gigi
URL : http://poltekkespontianak.ac.id/pdf

Sariningsih, E., 2012, Merawat Gigi Anak Sejak Dini, Gramedia, Jakarta

Setyaningsih, D., 2010, Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut,
Hipocrates, Jakarta.

Tambun, LE.,2010, Penyuluhan Kesehatan Gigi pada Anak, Skripsi: USU, Medan

Thioritz, E., 2010, Pengaruh Faktor Sosial-Ekonomi Terhadap Status Karies


Pada Murid Taman Kanak-Kanak Kec. Rappocini, Media Kesehatan
Gigi

Utami, NK., 2010, Indeks DMF T pada Murid-murid Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Muhammadiyah Martapura, Dentino Jurnal Kedokteran Gigi

Yuzar, Yessi., Lisnayetti, Nurul Amelia, 2017, Perbedaan Indeks Plak Menyikat
Gigi Teknik Kombinasi Pada Murid Sekolah Dasar, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas

Zatnika, I., 2009, Anak menderita penyakit gigi dan mulut,


http://www.depkes.go.id/inex.php?option=article&itemid=3, diakses tgl
2 Januari 2019
41

LAMPIRAN
42
Lampiran 3

PERSETUJUAN / PENOLAKAN SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ........................................................
Umur / Jenis Kelamin : ............................. th/ Laki-laki/ Perempuan*
Alamat : ........................................................
Adalah bertindak sebagai orangtua dari anak :
Nama : ........................................................
Umur / Jenis Kelamin : ............................. th/ Laki-laki/ Perempuan*
Alamat :........................................................
Setelah mendapatkan penjelasan dan pengertian tentang manfaat melakukan sikat
gigi yang akan dilakukan berkaitan dengan penelitian maka dengan ini, Saya
menyatakan :

SETUJU / MENOLAK*

Pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran. Demikian pernyataan ini kami
buat, agar dapat dipergunakan seperlunya.

Jepara, ...........................2019
Yang Membuat Pernyataan
Orang tua Murid

..........................................

Keterangan:

*Coret yang tidak perlu


Lampiran 4

Identitas Responden
Nama Responden :
Umur :
A. Jenis Kelamin : A
a. Laki-laki
b. Perempuan
B. Kelompok B
a. Kelompok metode Vertikal
b. Kelompok metode Horizontal
Hasil Pemeriksaan sebelum dan sesudah menggosok gigi teknik vertikal /
Horizontal
1. Gigi Indeks

2. Pemeriksaan Plak

Sebelum

Permukaan Tengah Permukaan Jumlah


(1/3 (1/3 (1/3 Mesial Distal
Gigi
gingival) tengah) oklusal/i
neisal)
Bukal
Labial
Bukal
Lingual
Labial
Lingual

Sesudah

Permukaan Tengah Permukaan Jumlah


(1/3 (1/3 (1/3 Mesial Distal
Gigi
gingival) tengah) oklusal/i
neisal)
Bukal
Labial
Bukal
Lingual
Labial
Lingual
Lampiran 5

LEMBAR CHECKLIST
Perbedaan Menggosok Gigi Secara Vertikal Dan Horizontal Terhadap
Indeks Plak Pada Murid SDN 1 Kawak Kabupaten Jepara
Tahun 2018

I. Identitas
Nama Responden :
No :
Tgl Penelitian` :

II. Petunjuk Pengisian


Berilah tanda centang (V) pada kolom yag sesuai dengan keadaan anda

III. Pertanyaan
Jawaban
No Rincian Kegiatan
Ya Tidak
1. Menyiapkan biscuit
2. Memakan biscuit
3. Berkumur
4. Menyiapkan cermin
5. Menyiapkan sikat gigi sesuai ukuran
6. Menyiapkan sikat pasta gigi yang mengandung flour
7. Memberi pasta gigi sesuai takaran
8. Cara menggosok gigi secara vertikal/ horizontal
(sesuai instruksi)
9. Menggosok gigi sesuai instruksi
Lampiran 2

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan
No Jenis Kegiatan
Nov 2018 Des 2018 Jan 2019 Feb 2019 Mar 2019 Apr 2019 Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019
1 Pengajuan Judul
2 Studi Pendahuluan
3 Pembuatan Proposal
4 Bimbingan
5 Seminar Proposal
6 Pengambilan Data
7 Pengolahan Data
8 Pembuatan KTI
9 Seminar KTI

Anda mungkin juga menyukai