Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN

BANTUAN PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY


SMK NEGERI 2 PEKALONGAN
TAHUN 2019
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
PEKALONGAN
Jalan Perintis Kemerdekaan No. 29 Telp./Fax (0285) 423200 Pekalongan 51118
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kemajuan Pekerjaan


Bantuan Pengembangan Teaching Factory
SMK NEGERI 2 PEKALONGAN
Kota Pekalongan - Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2019

Telah dikoreksi kebenarannya

Ketua Komite Ketua TEFA

APRILIYANTO DWI PURNOMO, SE, M.Si CASIKIN, S.Pd

Mengetahui / Mengesahkan
Kepala SMK Negeri 2 Pekalongan

ISNIHARSIH FERIANY, S.Pd, M.Si


NIP. 19690202 199403 2 009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas hidayah dan perkenan-Nya laporan
pelaksanaan Bantuan Pengembangan model pembelajaran Teaching faktory di SMK Negeri 2
Pekalongan telah selesai.

Laporan ini berisikan tentang hasil kegiatan : Sosialisasi Model Pembelajaran Teaching Factory,
Penyelarasan Kurikulum Kompetensi Keahlian Bisnis daring dan Pemasaran, Magang Guru di
Industri, Pelaksanaan Model Pembelajaran TEFA, Pembelajaran Industri 4.0 dan , Pengkondisian
Bahan dan Setting Bengkel SMK sesuai Standar Industri di lingkungan SMK Negeri 2 Pekalongan.

Demikian, laporan ini dibuat, kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan
kegiatan ini khususnya keluarga besar SMK Negeri 2 Pekalongan , saya haturkan terima kasih.

Pekalongan, 25 Agustus 2019


Kepala SMKN 2 Pekallongan

ISNIHARSIH FERIANY, S.Pd, M.Si


NIP. 19621101 199403 2 009
BAB I :
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Teaching Factory dimaknai juga sebagai “Pabrik dalam sekolah” adalah sarana produksi yang
dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk
menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata di Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) dan
tidak berorientasi mencari keuntungan.
Grand Design TeFa SMK di definisikan sebagai “suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis
produksi (barang/jasa) yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di DUDI
serta dilaksanakan dalam suasana seperti di lingkungan DUDI”, dalam pelaksanaannya
menuntut kemitraan pihak DUDI serta dukungan Pemerintah Daerah, orang tua murid,
masyarakat serta pihak-pihak terkait lainnya.
Diterapkannya pembelajaran berbasis produksi model TeFa pada Kompetensi Keahlian Bisnis
Daring dan Pemasaran, SMK Negeri 2 Pekalongan maka lingkungan, ekosistem dan atmosfir
sekolah dikondisikan seperti keadaan di DUDI. Di luar kegiatan pembelajaran, sekolah dan
peserta didik wajib melakukan kegiatan proses produksi berupa layanan jasa perdagangan
terhadap masyarakat.
Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan sinkronisasi dunia pendidikan
kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses
pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan
kebutuhan pasar kerja.
Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK, saat ini menjadi trending topic permasalahan
yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana mayoritas dari mereka masih kurang
memiliki pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran pola Teaching
Factory yang hakekatnya memboyong sistem industry sebagai pendekatan pembelajaran di
SMK diharapkan terjadi transfer teknologi dari industry, yang pada gilirannya kualitas guru
akan meningkat.
Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/jasa dengan
mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, akan memberi
pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan terutama soft skill seperti etos kerja disiplin,
jujur, bertanggungjawab, kreatif- inovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama,
berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat sulit diperoleh
melalui pendidikan kejuruan yang diselenggarakan secara konvensional.

LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Presiden nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional
Indonesia (KKNI).
4. Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumberdaya Industri.
5. Instruksi Presiden nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.
6. Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran Satuan kerja Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah kejuruan No. NOMOR : 1156/D5.3/KU/2019 Tentang Pentunjuk Pelaksanaan
bantuan Pemerintah Teaching Factory Tahun 2019
7. Perjanjian Kerjasama Bantuan Pengembangan Teaching Factory tahun anggaran 2019
antara Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembinaan SMK Subdit Kurikulum,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dan Kepala SMK Negeri 2 Pekalongan,
Nomor 7795/D5.3/KU/2019, Tanggal 25 April 2019.
B. TUJUAN
Membekali lulusan Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran - SMK Negeri 2
Pekalongan dengan kompetensi teknis yang utuh dan riil serta karakter kinerja yang sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja, berjiwa wirausaha serta memiliki kesiapan untuk memasuki
dunia kerja dan atau mengembangkan usaha secara mandiri, sehingga terjadi peningkatan
kebekerjaan lulusan SMK.
Secara rinci tujuan Teaching Factory adalah sebagai berikut :
1. Membekali lulusan agar siap kerja dan menjadi pelaku wirausaha.
2. Menumbuhkembangkan kreativitas siswa Kompetensi Keahlian Bisnia Daring dan
Pemasaran dalam menghasilkan layanan jasa sesuai dengan kompetensinya.
3. Membekalkan keterampilan sesuai yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
4. Memperluas cakupan peluang kerja bagi lulusan SMK.
5. Memfasilitasi siswa memulai usaha (star up) secara mandiri dan atau berkelompok sesuai
dengan kompetensi keahliannya
6. Menanamkan etos dan budaya kerja DUDI.
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Adanya Keselarasan antara Kompetensi Lulusan Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan
Pemasaran dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
2. Terselenggaranya model pembelajaran Teaching Factory.
3. Meningkatnya hubungan kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI);
4. Meningkatnya kemampuan siswa dalam menghasilkan produk (barang/jasa) sesuai
dengan standar pasar.
5. Terbangunnya mekanisme pasar antara produk barang/jasa Teaching Factory dengan
pelanggan.

BAB II :
KONSEP TEACHING FACTORY

A. PENGERTIAN
Teaching factory dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran berbasis industri (produk
dan jasa) melalui sinergi sekolah dengan DUDI untuk menghasilkan lulusan yang kompeten
sesuai dengan kebutuhan pasar. Model pembelajaran berbasis industri berarti bahwa setiap
produk praktik yang dihasilkan adalah sesuatu yang berguna dan bernilai ekonomi atau daya
jual dan diterima oleh pasar. Sinergi antara SMK dengan industri merupakan elemen kunci
sukses utama dalam teachingfactory, dimanaTeaching factory akan menjadi sarana
penghubung untuk kerjasama antara sekolah dan industry
B. TUJUAN
Meningkatkan kesiapan kerja, menyelaraskan kompetensi dan membangun berkarakter kerja
lulusan SMK sesuai tuntutan dunia Usaha dan Industri (DUDI) melalui proses pembelajaran
berbasis produk/jasa (rekayasa Perangkat Pembelajaran) yang diselenggrakan di lingkungan,
suasana, tatakelola dan aturan standar DUDI atau tempat kerja/usaha sebenarnya
C. PRINSIP – PRINSIP MODEL PEMBELAJARAN TEFA
1. Perangkat pembelajaran dirancang berbasis produk/jasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada umumnya.
2. Siswa terlibat sepenuhnya secara langsung dalam proses pembelajaran berbasis produksi,
sehingga kompetensi siswa terbangun melalui pengalaman pribadi dalam membuat,
mengerjakan dan atau menyelesaikan produk/jasa berdasarkan standar, aturan dan
norma-norma kerja di DUDI.
3. Sesuai dengan tingkatannya, perangkat pembelajaran dirancang dengan berorientasi
pada pembuatan produk/jasa sesuai faktor psikologi peserta didiknya (CBT – PBT)
sehingga mampu meningkatkan kompetensi, meningkatkan kesiapan kerja dan
membangung karakter kerja serta peserta didik sesuai kebutuhan DUDI.
4. Sertifikasi kompetensi siswa dapat atau dimungkinkan diterbitkan disetiap tingkatan
kompetensinya sesuai dengan KKNI yang telah diselesaikan.
5. Fungsi dan keberadaan semua sumber daya sekolah mulai dari fasilitas, tenaga pengajar,
staff, bahan dan tata kelola dioptimalkan pembedayaannya untuk membangun lingkungan
dan suasana DUDI atau tempat kerja/usaha yang sebenarnya.
6. Pelaksanaan kegiatan layanan jasa bersifat nirlaba/non-profit karena merupakan bagian
dari proses pembelajaran TeFa yang dilakukan oleh siswa.
7. Pemanfaatan produk/jasa hasil pembelajaran berbasis TeFa dilakukan sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang berlaku.
D. CIRI-CIRI SMK MODEL PEMBELAJARAN TEFA
1. Produk baik barang maupun jasa selaras dengan kompetensi keahlian dan dibutuhkan
masyarakat pada umumnya, dibuat oleh siswa dengan kualitas standard DUDI (mutu,
proses, waktu pengerjaannya), layak pakai dan jual.
2. Pengerjaan dan penyelesaian pembuatan barang atau jasa seluruhnya telah
menggunakan perangkat pembelajaran yang dirancang khusus untuk pembelajaran
model TeFa (silabus, RPP, Instrument penilaian, Lembar pembelajaran dan Jadwal blok).
3. Worksop/ruang praktek/bengkel/lahan untuk melaksanakan model pembelajaran TeFa
telah dikondisikan sesuai dengan standar DUDI atau tempat kerja/usaha sebenarnya
termasuk lingkungan, suasana, tatakelola dan aturannya (SOP).
4. Adanya organisasi dan sistem manajemen produksi (analisa produk, proses, evaluasi,
pengembangan/inovasi produk dan penyimpanan/pemanfaatan produksi baik barang
maupun jasa) internal maupun eksternal memenuhi kebutuhan masyarakat.
5. Mempunyai sistem atau tata kelola pemanfaatan produk baik barang maupun jasa (outlet,
business center, show room, pemasaran daring/online atau strategi lainnya.
6. Bermitra atau berpartner kerja dengan DUDI yang sesuai dengan kompetensi keahlian
TeFa.
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN PENGEMBANGAN TEFA

1. Sosialisasi dan Penyusunan program implementasi Teaching Factory


Untuk memastikan Kesuksesan Pengembangan Model Pembelajaran Teaching Factory di SMK
Negeri 2 Pekalongan diawali dengan upaya mempersiapkan semua sumber daya yang ada
terutama sumber daya manusia yang meliputi tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan. Upaya
yang telah ditempuh SMK Negeri 2 Pekalongan adalah sebagai berikut :
1.1. Sosialisasi Model Pembelajaran Teaching Factory
Sosialisasi model pembelajaran Teaching factory dilaksanakan melalui 2 (dua) tahap :
1.1.1. Tahap Pertama
Sosialisasi diperuntukan bagi Pengawas Calon pendamping SMK Penerima Bantuan
Pengembangan Teaching Factory yang diselenggarakan pada 24 – 27 Juni 2019 di
Kudus ( Jawa Tengah ) atas nama Drs. Sugiyono
1.1.2. Tahap Kedua
Sosialisasi Oleh Pengawas Pendamping SMK Penerima bantuan Pengembangan
Teaching Faktory dalam bentuk Workshop Sosialisasi Teaching Factory kepada
unsur Pendidik, Tenaga Kependidikan, Perwakilan Dunia usaha/Dunia Industri serta
Perwakilan SMK Se Kota Pekalongan. Diselenggarakan pada 28 juni 2019 Dengan
rincian peserta sebagai berikut :
No. Unsur Jumlah
Pendidik
1 Komp. keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
2 Komp. Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
3 Komp. Keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
4 Komp. Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
5 Komp. Keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi
6 Normatif dan Adaptif
Dunia Usaha / Dunia Industri
1 Ramayana Pekalongan Square
2 Matahari Dept. Store
3 Hypermart
Tenaga Kependidikan
SMK sekitar ( Kota Pekalongan )
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah berupa :
(1) Seluruh peserta workshop memahami tentang Konsep Model Pembelajaran
Teaching Factory
(2) Menetapkan pengembangan model pembelajaran teaching factory (TEFA)
pada Kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran.
(3) Pembentukan Tim Pelaksana Teaching Factory
1.2. Penyusunan Program Implementasi Pengembangan Model Pembelajaran Teaching Factory
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk workshop Implementasi dan penyusunan
Perangkat pembelajaran Teaching Factory (TEFA), dari kegiatan ini diharapkan guru dapat
lebih matang dalam merancang, menyusun dokumen perangkat pembelajaran yang
merupakan komponen utama model pembelajaran teaching factory yang terdiri dari
Produk, Jadwal blok, dan Job sheet.
Workshop Implementasi dan Penyusunan Perangkat pembelajaran Teaching Factory
dulaksanakan pada 1 Juli 2019 dengan rincian sebagai berikut :
1.2.1. Narasumber : Drs. Sugiyono ( Pengawas Pendamping )
1.2.2. Peserta :
No. Unsur Jumlah
Pendidik
1 Komp. keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
2 Komp. Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
3 Komp. Keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
4 Komp. Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
5 Komp. Keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi
6 Normatif dan Adaptif
Dunia Usaha / Dunia Industri
1 Ramayana Pekalongan Square
2 Matahari Dept. Store
3 Hypermart
1.2.3. Hasil Yang dicapai :
Hasil Kegiatan Workshop Implementasi dan penyusunan perangkat model
pembelajaran Teaching Factory adalah :
1.2.3.1. Implementasi Teaching Factory SMK Negeri 2 Pekalongan dilakukan
melalui pengembangan Toko Swalayan Sakpore (Lab. Pengelolaan Bisnis
Ritel)
1.2.3.2. Pengembangan pembelajaran Teaching Factory SMK Negeri 2 Pekalongan
dilaksanakan melalui program Kelas Industri yang bekerja sama dengan
Ramayana Pekalongan Square, Hypermart Pekalongan dan Matahari Dept.
Store Pekalongan.
1.2.3.3. Menetapkan mata pelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel, Penataan Produk,
Administrasi Transaksi, Bisnis Online serta mata pelajaran Produk Kreatif
dan Kewirausahaan dijadwalkan dengan sistem Blok
1.2.3.4. Tersusun perangkat pembelajaran Teaching Factory
2. Penyelarasan Kurikulum Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
Sebagai Konsekuensi logis dari kerjasama SMK Negeri 2 Pekalongan dengan Matahari
Departmen Store, Hypermart dan Ramayana Pekalongan Square maka perlu dilakukan
penyelarasan kurikulum Kompetensi keahlian Pemasaran dengan Standar Kompetensi di ketiga
mitra dua/di.
Kegiatan Penyelarasan dilaksanakan di Ruang Pertemuan SMK Negeri 2 Pekalongan pada 28 –
29 Mei 2019
2.1. Narasumber
2.1.1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jawa Tengah : 1 Peserta
2.1.2. Kepala Cabang Dinas Wilayah XIII : 1 Peserta
2.1.3. Kepala Sekolah : 1 Peserta
2.2. Peserta
2.2.1. Komp. keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran : 6 Peserta
2.2.2. Perwakilan Du/Di : 3 Peserta
2.3. Hasil Yang dicapai
2.3.1. Dokumen kurikulum Kompetensi Keahlian yang diselaraskan dengan standar
kompetensi Dunia Usaha / Dunia Industri
2.3.2. Tiga Mata Pelajaran Produktif yaitu Pengelolaan Bisnis Ritel, Penataan Produk
dan Administrasi Transaksi dilaksanakan di Dunia usaha/Dunia Industri sesuai
jadwal yang disepakati kedua belah pihak.
3. Program Guru Magang
Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK, saat ini menjadi trending topic permasalahan
yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana mayoritas dari mereka masih kurang memiliki
pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran pola Teaching Factory yang
hakekatnya memboyong sistem industry sebagai pendekatan pembelajaran di SMK diharapkan
terjadi transfer teknologi dari industry, yang pada gilirannya kualitas guru akan meningkat.
Langkah–langkah program guru magang dilakukan tahapan sebagai berikut :
3.1. Persiapan Guru magang
Rapat persiapan Guru magang dilaksakan pada 14 Juni 2019 , membahas tentang
Rancangan guru Magang.
3.1.1. Peserta :
3.1.1.1. Kepala Sekolah
3.1.1.2. Ketua Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
3.1.1.3. Guru kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
3.1.1.4. Tim Pelaksana Tefa
3.1.2. Hasil yang dicapai adalah menyepakati :
3.1.2.1. Ramayana Pekalongan Square, Hypermart dan Matahari Dept. Store
sebagai tempat magang
3.1.2.2. 3 Guru Mata Pelajaran Produktif sebagai peserta Guru Magang
No. Nama Tempat Magang
1 Tutik Hartiningsih, S.Pd Ramayana Pekalongan Square
2 Trismiyati, S.Pd Hypermart Pekalongan
3 Drs. Wirawan Matahari Dept. Store Pekalongan
3.2. Koordinasi dengan Tempat Magang (DU/DI)
Koordinasi Tempat magang dilaksanakan pada 17 – 18 Juni 2019
3.2.1. Peserta :
3.2.1.1. Kepala Sekolah
3.2.1.2. 3 Mitra Du/Di
3.2.1.3. Ketua Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
3.2.1.4. Guru kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
3.2.1.5. Peserta Guru magang
3.2.1.6. Tim Pelaksana Tefa
3.2.2. Hasil Koordinasi menyepakati hal – hal sebagai berikut :
3.2.2.1. Pelaksanaan magang diupayakan dilakukan juga diluar jam mengajar
3.2.2.2. Peserta magang tunduk pada peraturan dan tata tertib yang berlaku di
tempat magang
3.2.2.3. Jadwal magang ditetapkan atas kesepakatan dengan pihak du/di
3.2.2.4. Magang dilaksanakan selama 30 hari efektif
3.3. Pelaksanaan Guru Magang
3.3.1. Waktu : mulai 20 juni s.d 9 Juli 2019
3.3.2. Tugas Guru Magang
3.3.2.1. Melaksanakan tugas magang
3.3.2.2. Mengisi / Agenda Magang
3.3.2.3. Menyusun modul pembelajaran sesuai Kompetensi Dasar yang dipelajari
selama magang
3.3.2.4. Menyusun Laporan magang
3.4. Diseminasi Hasil Magang
3.4.1. Waktu : 11 Juli 2019
3.4.2. Peserta :
3.4.2.1. Kepala Sekolah
3.4.2.2. Guru Magang ( 3 Orang )
3.4.2.3. Guru Kompetensi Keahlian ( 3 Orang )
3.4.2.4. Tim Pelaksana Tefa
3.4.3. Hasil yang dicapai dari kegiatan diseminasi adalah :
3.4.3.1. Tersosialisasinya hasil kegiatan magang guru
3.4.3.2. Masukan dan saran perbaikan terhadap draft modul pembelajaran yang
disusun oleh peserta guru magang
3.5. Finalisasi Modul Pembelajaran
3.5.1. Waktu : 12 – 13 Juli 2019
3.5.2. Peserta :
3.5.2.1. Kepala Sekolah
3.5.2.2. Pengawas Pembina
3.5.2.3. Guru Magang ( 3 Orang )
3.5.2.4. Guru Kompetensi Keahlian ( 3 Orang )
3.5.2.5. Tim Pelaksana Tefa
3.5.3. Hasil yang dicapai adalah tersusun modul pembelajaran
4. Pembelajaran Teaching Factory
Merupakan kegiatan untuk mengembangkan perangkat model pembelajaran Teaching Factory
di Kompetensi Keahlian Pemasaran
4.1. Waktu :
4.2. Peserta : Guru Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
4.3. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah berupa Perangkat Model Pembelajaran Tefa
5. Pembelajaran Industri
5.1. Persiapan Pendampingan, pelatihan dan penyusunan modul pembelajaran industri 4.0
5.2. Pendampingan, pelatihan dan penyusunan modul pembelajaran industri 4.0
Pembelajaran Industri 4.0
5.3. Sosialisasi (seminar dan pameran/desiminasi ke warga sekolah)
6. Pengkondisian Fasilitas dan Sarana Prasarana Teaching Factory
6.1. Revitalisasi Peralatan
6.2. Pembenahan Tempat Praktek/Bengkel
6.3. Pengadaan Bahan
7. Sosialisasi/Pembekalan/Koordinasi/Pameran
7.1. Sosialisasi hasil pengembangan program
7.2. Pembekalan/Koordinasi/Pameran
PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran - Saran

Anda mungkin juga menyukai