Presentasi-Tourism Planning Forum PDF
Presentasi-Tourism Planning Forum PDF
I Pendahuluan
Isu Tata Ruang dan G. Bromo, Jawa TImur Pantai Nunuhu, Morotai
Pertanahan di
Kawasan Pariwisata
➢ Daya tarik wisata, khususnya yang
berbasis alam, biasanya berada di
pesisir pantai, hutan dan pegunungan,
dimana lokasi-lokasi tersebut pada
umumnya berada di kawasan lindung
dan rentan terhadap ancaman bencana. Lokasi wisata pada umumnya berada di kawasan yang rentan terhadap ancaman bencana.
➢ Peruntukan ruang atau zonasi belum
sesuai untuk kegiatan pariwisata. Satuan
Kemampuan
➢ Status lahan berupa tanah adat Lahan (SKL)
dan/atau merupakan kawasan ketersediaan
kehutanan. air sangat
rendah-rendah
➢ Daya dukung dan daya tampung
lingkungan yang terbatas, seperti
kondisi fisik lahan, ketersediaan air dan
sumber energi.
➢ Minimnya aksesibilitas dan konektivitas Lokasi usulan pengembangan kawasan
dari dan menuju objek wisata. pariwisata masuk dalam peruntukan
ruang hutan lindung dan perkebunan.
“
A new age of planning must dawn, which arrests the over-development of
tourism and prevent the over-use of local resources for private gain and
focuses on community well-being, equitable uses of land and resources,
and full involvement of communities in planning.
Spatial planning as a pre-requisite to ecologically and socially-
sound sustainable tourism products.
Arahan Kebijakan Pembangunan Nasional
Perpres No. 2 Tahun 2015
tentang RPJMN 2015-2019
“Pastikan kemajuan di
lapangan pada 10
Butir 3 Kebijakan
Percepatan pengembangan pusat- Destinasi Wisata
“Membangun Indonesia dari pinggiran pusat pertumbuhan ekonomi
dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.”
wilayah dengan memaksimalkan Nasional!”
keuntungan aglomerasi, menggali – 1 dari 8 arahan Presiden
potensi dan keunggulan daerah Tahun 2016 adalah tahun percepatan.
• Penataan • Keberlanjutan
Kawasan penataan
Tahap Kajian tata
ruang dan
Tahap • Penyusunan Tahap kawasan
I kewilayahan II Masterplan
dan III • Kelembagaan
dan tata
Pentahapan kelola
Tahap awal dimulai dengan Tahap kedua penataan kawasan Tahap ketiga adalah keberlanjutan
identifikasi wilayah secara makro dilakukan dengan pemilihan penataan kawasan (ekonomi-
dan mezzo serta review tata lokasi, program prioritas, sosial budaya-lingkungan) dan
ruang. penyusunan masterplan dan penataan kelembagaan tata kelola
tahapan pembangunan. kawasan.
Pelibatan ekonomi lokal ▪ Pelibatan ekonomi lokal ▪ Kebijakan tata ruang
Rencana pembiayaan ▪ Rencana pembiayaan Tinjauan ▪ Sistem perkotaan dan perdesaan
Keterlibatan masyarakat ▪ Keterlibatan masyarakat ▪ Keterkaitan antar wilayah
Pelestarian sosial dan budaya ▪
Aspek
Pelestarian sosial dan budaya
Kewilayahan
Daya dukung dan daya tampung ▪ Keberlanjutan
Daya dukung dan daya tamping dan Tata
lingkungan lingkungan Ruang
Kebencanaan ▪ Kebencanaan
3 1
Organisasi dan tata kelola ▪ Organisasi dan tata kelola 4 2 ▪ Penetapan tema kawasan
Peraturan/panduan ▪ Peraturan/panduan Penyusunan ▪ Perencanaan dan penataan kawasan
▪ Kelembagaan ▪
Program dan rencana aksi Program dan rencana aksi Rencana Kebijakan penatagunaan tanah
Dokumen kesepakatan multipihak ▪ dan Tata
Dokumen kesepakatan multipihak ▪ Smart code
Induk
Kelola
Kawasan
Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah Perpres No. 56 Tahun 2014 Tentang RTR Kepulauan Nusa
mengarahkan KEK Mandalika sebagai pusat kegiatan MICE bertaraf Tenggara: pengembangan Kepulauan Nusa Tenggara sebagai pusat
internasional, yang didukung oleh industri kreatif penunjang pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata.
kawasan, serta aksesibilitas dan konektivitas kawasan. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Nusa Tenggara
Pada tahun 2016, Mandalika ditetapkan sebagai salah satu dari 10 Barat, telah menetapkan Kawasan Kute dan Sekitarnya sebagai
destinasi pariwisata prioritas nasional, dengan visi sebagai World's Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan
Best Halal Tourism and Cruise Destination. ekonomi.
KSP Kawasan
Kute dan Sekitarnya
Lember-Bali Pelabuhan
38 mil 4-6 Jam 03 Lember
KEK Mandalika merupakan salah satu
destinasi wisata berdaya saing internasional,
yang menjadi bagian dalam strategi GREAT BALI:
Keterpaduan pengembangan destinasi Bali, 04
Lombok-NTB, dan Flores-NTT.
02
Bandara Internasional Lombok
01
Mandalika
Aksesibilitas
01
Lember-Mandalika
52 km 1-1,5 jam
02
BIL-Mandalika
21 km 0,5-1 jam
1 03
BIL-Mataram
30 km 0,5-1 jam
04 Jalan Strategis Nasional;
Mataram-Lember Rencana Pembangunan Bypass
20 km 0,5-1 jam Bandara-KEK Mandalika
Konsep rencana pengembangan kawasan sekitar KEK Mandalika
2
Daya dukung dan daya tampung lingkungan
3
➢ Identifikasi isu strategis;
➢ Pengumpulan data informasi;
➢ Penyepakatan delineasi;
➢ Pembentukan Tim Pokja; 4
➢ Konsultasi publik:
✓ Perumusan konsep RTR
✓ Perumusan konsep pengendalian dan
peraturan zonasi.
Participatory Mapping
liputan6.com
© Sekdenas, 2017
Keterangan:
3 1
4 2
WP E
Keterangan:
Keluaran
Status • Pertimbangan teknis terhadap RPerpres tentang BOP berupa analisis
tanah kesesuaian lahan dan analisis pertanahan dengan tetap
clean and mempertimbangkan upaya konservasi kawasan dan potensi kawasan
clear yang ada.
• Peta lampiran Kawasan BOP (kawasan koordinatif dan otoritatif) sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari RPerpres tentang BOP tersebut.
Prospek
pengembangan Lokasi
• BOP Borobudur (Prov. Jawa Tengah)
• BOP Labuan Bajo (Prov. Nusa Tenggara Timur)
• BOP Wakatobi (Prov. Sulawesi Tenggara)
• BOP Bromo-Tengger-Semeru (Prov. Jawa Timur)
Contoh Peta Lampiran Rperpres BOP Bromo-Tengger-Semeru
Kesimpulan
1. Dalam rangka mendorong peran sektor pariwisata dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing kawasan, Pemerintah
telah menetapkan kawasan pariwisata sebagai prioritas nasional;
3. Pengembangan kawasan pariwisata harus memperhatikan ketentuan pemanfaatan dan peraturan zonasi, serta pengendalian
pemanfaatan ruang.
4. Pengembangan kawasan pariwisata akan berimplikasi terhadap dinamika pembangunan di kawasan sekitarnya sehingga perlu segera
disusun rencana rinci tata ruang di sekitar kawasan pariwisata agar pembangunan antar kawasan dapat saling bersinergi; serta
5. Penataan kawasan, khususnya kawasan pariwisata, dilakukan dengan holistik, integratif dan tematik dengan mempertimbangkan
tinjauan kewilayahan dan tata ruang; penyusunan rencana induk kawasan; aspek keberlanjutan; serta kelembagaan dan tata kelola,
tidak hanya di dalam kawasan pengembangan tetapi juga di kawasan sekitarnya.
terima kasih