Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis Ortopedi

Ortopedi adalah ilmu yang berkaitan dengan tulang, sendi, otot,


tendon dan saraf – sistem skeletal (rangka) dan semua yang
membuatnya bergerak. Kondisi yang mempengaruhi dibagi dalam
tujuh bagian yang mudah diingat, yaiu :

1. Kelainan bawaan (congenital) dan perkembangan.


2. infeksi dan peradangan
3. Arthritis dan kelainan pada sendi (rheumatic)
4. Kelainan metabolik dan endokrin.
5. Tumor dan lesi yang menyerupai
6. Kelainan neurologis dan kelemahan otot
7. Cedera dan derangement (gangguan) mekanis.
Diagnosis dalam ortopedi, seperti dalam pengobatan lainnya, adalah
identifikasi suatu penyakit. Identifiaksi dimulai sejak pertemuan pertama
dengan pasien dan secara bertahap dimodifikasi dan dikembangkan
sampai kita memiliki gambaran, tidak hanya dari proses patologis tetapi
juga dari kehilangan fungsional dan kecacatan yang terjadi. Dalam
pemahaman dilakukan pengumpulan informasi secara sistematis dari
anamnesa (riwayat penyakit), pemeriksaan fisik, pencitraan dan
pemeriksaan khusus. Dalam menentukan diagnosis harus melibatkan hal
yang tersirat dalam benak pasien disebutkan juga ‘hati cerdas' oleh
Lawrance. Dan yang tidak boleh dilupakan bahwa pasien memiliki
kepribadian yang unik, pekerjaan dan hobi, keluarga dan rumah; Semua
memiliki keterkaitan dalam proses timbulnya kelainan dan proses
perawatannya kemudian.

HISTORI

Menerima informasi apa adanya dari pasien merupakan sebuah kekeliruan.


Dokter sebagai pendengar harus mampu mengkonstruksikan informasi dari
pasien dengan baik. Keluhan harus disusun secara sistematis, Cermat dan
sabar yang kemudian dikompilasi dengan pemeriksaan fisik atau
laboratorium.
Pada saat penyampaian keluhan pasti ada suatu keluhan yang sangat
dominan berupa: cedera, nyeri, kekakuan, pembengkakan, kelainan
bentuk, ketidakstabilan, kelemahan, perubahan sensibilitas dan hilangnya
fungsi atau ketidakmampuan untuk melakukan hal tertentu yang mudah
dilakukan sebelumnya.
Symtoms (Gejala)
Nyeri adalah gejala yang paling umum dalam ortopedi. Hal ini biasanya
dijelaskan dalam ungkapan yang berkisar dari anekspresif samapi dengan
rasa skait yang sulit digambarkan yang akan memberitahu gambaran
tentang keadaan pasien lebih dominan dari pikirannya dibandingkan
dengan gangguan fisik. Namun jelas ada perbedaan antara rasa sakit
berdenyut pada abses dan rasa nyeri pada arthritis kronis, antara ' nyeri
terbakar ' neuralgia dan ' rasa tertusuk ' dari ruptur tendon.
Tingkat rasa nyeri sangatlah subjektif. Tinggi dan rendah sangat sulit
ditentukan batasannya akan tetapi sangat mengganggu untuk pasien dan
setiap sistem tingkatan nyeri harus memperhitungkan hal tersebut. Nilai
utama dalam memperkirakan tingkatan nyeri adalah menilai kemajuan
kelainan atau respon terhadap terapi. Metode yang paling umum
menentukan rasa nyeri menggunakan skala dari 1 – 10, dengan 1 yang
ringan dan mudah diabaikan dan 10 yang sama sekali tak tertahankan.
Masalah tingkatan nyeri yang sering terjadi adalah bahwa pasien yang tidak
pernah mengalami rasa sakit yang sangat parah hanya tidak mampu
menilai apakah 8,9 atu 10. Berikut ini system penentuan nyeri yang lebih
sederhana :
 Grade I (ringan) nyeri yang dapat dengan mudah diabaikan.
 Grade II (moderat) nyeri yang tidak dapat diabaikan, mengganggu
fungsi dan membutuhkan perhatian atau perawatan dari waktu ke
waktu.
 Kelas III (parah) nyeri yang hadir hamper sepanjang waktu, menuntut
perhatian terus-menerus atau pengobatan
 Grade IV (sangat berat) rasa sakit yang tidak bias ditahan.
Proses identifikasi lokasi rasa sakit mungkin agak sulit. Namun lokasi yang
tepat penting dalam penentuan diagnosis ortopedi. Dalam menentukan
lokasi akan lebih penting bila pasien menunjuk dimana rasa sakitnya. Akana
tetapi jangan selalu beranggapan bahwa lokasi nyeri yang disampaikan
menrupakan lokasi patologis; bisa saja nyeri tersebut merupakan ' referred
pain’ dan ' autonomic pain’.
Referred pain. Nyeri yang timbul pada atau di dekat kulit biasanya
dilokalisasi secara akurat. Rasa sakit yang timbul dari struktur yang lebih
dalam akan lebih menyebar dan terkadang didistribusikan secara tidak
terduga; seperti penyakit pinggul (hip) dapat memanifestasikan dengan
rasa sakit di lutut (kemungkinan suatu hernia obturatorius). Ini bukan karena
saraf sensorik menghubungkan dua lokasi tersebut; itu adalah karena
ketidakmampuan korteks serebral untuk membedakan jelas antara pesan
sensorik dari lokasi yang terpisah tapi terkait secara embriologi. Contoh
umum adalah ' Skiatika ' – nyeri pada berbagai titik di pantat, paha dan kaki,
diduga mengikuti jalannya saraf skiatik. Rasa sakit tersebut tidak selalu
disebabkan oleh tekanan pada saraf skiatik atau akar saraf lumbal; itu
mungkin ' berasal (referred) ' dari salah satu dari sejumlah struktur di tulang
belakang lumbal, panggul dan kapsul posterior sendi pinggul.
Nyeri otonom (autonomic pain). kami sangat terbiasa untuk mencocokkan
rasa sakit dengan beberapa struktur anatomis dan persarafan sensoriknya
yang dikenal bahwa kita cenderung untuk menghilangkan rasa sakit yang
tidak sesuai dengan pola biasa sebagai ' atipikal ' atau ' tidak pantas
(inapropiate) ' (yaitu secara psikologis ditentukan). Tapi rasa sakit juga
dapat mempengaruhi saraf otonom yang menyertai pembuluh darah perifer
dan ini jauh lebih samar, lebih luas dan sering dikaitkan dengan perubahan
vasomotor dan trofik. Hal ini kurang dipahami, sering meragukan, tapi tetap
nyata.

Kekakuan (stiffness)
Kekakuan dapat bersifat general (biasanya dalam gangguan sistemik
seperti rheumatoid arthritis dan Ankylosing Spondylitis) atau terlokalisasi
pada sendi tertentu. Pasien sering mengalami kesulitan dalam
membedakan kekakuan lokal dari Gerakan yang menimbulkan rasa sakit;
keterbatasan gerakan tidak boleh diasumsikan sampai diverifikasi oleh
pemeriksaan. Tanyakan kapan kekakuan terjadi: kekakuan dari banyak
sendi di pagi hari merupakan salah satu cardinal sign dari rheumatoid
arthritis, sedangkan kekakuan sementara satu atau dua sendi setelah
istirahat adalah khas untuk osteoarthritis.
Locking 'Locking ' adalah istilah yang diterapkan pada ketidakmampuan
tiba-tiba untuk melakukan gerakan tertentu. Ini menunjukkan blok mekanik-
misalnya, karena kelemahan tubuh atau robrksn meniskus menjadi terjebak
antara permukaan artikular lutut. Sayangnya, pasien cenderung
menggunakan istilah untuk setiap keterbatasan pada Gerakan yang
menimbulkan rasa sakit.
Pembengkakan
Pembengkakan mungkin terjadi pada jaringan lunak, sendi atau tulang;
akan tetapi menurut pandangan pasien semua itu sama saja. Hal ini penting
untuk menetapkan apakah muncul setelah cidera, apakah itu muncul
dengan cepat (hematoma atau haemarthrosis) atau perlahan-lahan (
peradangan, efusi sendi, infeksi atau tumor), apakah itu menyakitkan
(peradangan akut, infeksi atau tumor), apakah itu konstan atau datang dan
pergi, dan apakah itu mengalami pembesaran.
Kelainan Bentuk (deformitas)
Kelainan bentuk yang umum yang dikeluhkan oleh pasien oleh pasien
seperti bahu bundar, kelengkungan tulang belakang, knock knees, kaki
busur (bow leg), jari kaki merpati (pigeon toes) dan kaki datar (flat feet).
Deformitas dari satu tulang atau sendi dijelaskan dan pasien mungkin
hanya menyatakan bahwa tungkai ' bengkok '. Beberapa ' deformitas '
variasi dari normal (misalnya perawakan pendek atau pinggul lebar); pada
beberapa kasus dapat menghilang secara spontan dengan pertumbuhan
(misalnya kaki datar atau kaki bandy pada bayi). Namun, jika kelainan yang
bersifat progresif, atau jika itu mempengaruhi hanya satu sisi tubuh
sementara sendi atau tungkai berlawanan adalah normal, hal ini merupakan
suatu gangguan yang serius..

Anda mungkin juga menyukai