Anda di halaman 1dari 4

BLANKO KTP-E DAN KK DI DISPENDUKCAPIL KOTA KUPANG KOSONG

Illustrasi: http://pribumibersatu.com

Kupang, Gatra.com - Blanko e-KTP dan Kepala Keluarga (KK) di Kantor Dinas kependudukan
dan Catatan Sipil (Dispendukcapil ) Kota Kupang sejak Senin 1 Juli 2019 habis. Kekosongan ini karena
di pusat juga lagi kekurangan blanko. Sejak 1 Juli 2019 stok blanko KTP-E dan KK di kantor kami
kosong. Cukup mengganggu pelayanan kepada masyarakat. Kami berharap kesulitan ini cepat teratasi,
kata Kepala Kantor Dispendukcapil Kota Kupang Agus Ririmase, Selasa (2/7). Agus menyebutkan
blanko KTP-E dan KK mengalami kekosongan ini karena memang keadaan di pusat, Jakarta juga sedang
mengalami kekurangan. "Karena itu semua daerah mengalami kesulitan dan harus menyesuaikan dengan
kondisi pemerintah pusat, jelas Agus Ririmase. Blanko KTP-E kata Agus memang didapat secara gratis di
Kementerian Dalam Negeri. Tetapi untuk blanko KK, harus dibeli sendiri oleh pemerintah daerah. "Soal
kartu keluarga memang dibeli pemerintah daerah. Kita mau beli tetapi blanko di sana juga masih kosong.
Jakarta minta kami bersabar," ujar Agus.
Menurut Agus sejauh ini, pihak Dispendukcapil Kota Kupang sudah berkoordinasi dengan pihak
Kementerian Dalam Negeri untuk bisa memberikan blanko KTP-E, dan sudah dijawab, dan hanya
diberikan 500 keping saja. Kami sudah berupaya untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan kami
dialokasikan hanya 500 keping saja. Padahal kami minta lebih dari 500 keping. Jumlah seperti ini jelas
hanya untuk melayani masyarakat beberapa hari saja, katanya. Menyikapi kekosongan blanko e-KTP dan
KK ini kata Agus akan dijemput dalam waktu dekat ini, agar pelayanan di Dinas Dispendukcapil tidak
terganggu lama. Jika sudah ada kekosongan blanko seperti ini, maka tentunya akan terjadi penumpukan
berkas. Saat blanko sudah tersedia, maka kami staf di Dispendukcapil akan ramai-ramai lembur agar bisa
mengejar ketertinggalan yang ada, ungkap Agus Ririmase.

SUBBAGIAN HUKUM - BPK PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


Soal pelayanan blanko KK, Agus mengatakan rata rata setiap hari minimal melayani 500
pemohon. Dengan kehabisan blanko ini jelas semua berkas pemohon menumpuk. "Kami harap
secepatnya kondisi kekosongan blanko di Jakarta ini segera normal kembali. Agar pelayanan kepada
masyarakat juga kembali normal, katanya. Dia menyebutkan untuk mengantipasi kekuaran ini tidak
terjadi pada tahun depan, maka pihaknya sudah merancang anggarannya untuk dibahas pada Sidang
Anggaran Murni 2020 mendatang. Agus mengakui Dinas Dukcapil sebagai dinas yang melayani
pelayanan publik, selalu didukung oleh Wali Kota Kupang. Sudah sudah didiskusikan terkait perubahan
dan pembenahan yang harus dilakukan demi terwujudnya pelayanan yang lebih baik. Semua aktivitas
kami di Kantor Dispendukcapil kota Kupang didukung penuh oleh Pak Walikota. Beliau selalu
mendorong kami untuk terus membuat gebrakan gebrakan positif untuk melayani masyarakat. Antarnya
dengan sistim menjemput bola, melayani masyarakat di lokasi Kelurahan, ungkap Agus.

Sumber:
1. https://www.gatra.com. Rabu, 3 Juli 2019. Blanko KTP-E dan KK di Dispendukcapil Kota Kupang
Kosong.
2. https://kupang.tribunnews.com. Jumat, 12 Juni 2019. Blanko e-KTP Dukcapil Kota Kupang Sisa 30
Yang Antre Ribuan.
3. http://www.nttonlinenow.com. Senin, 1 Juli 2019. Kadis Dispendukcapil Kota Kupang Akui Stok
Blanko KTP- E dan KK Telah Habis.

Catatan:
Berkaitan dengan, habisnya blangko E-KTP yang ada di Dinas Dukcapil Kota Kupang dikarenakan
Kementerian Dalam Negeri sebagai Institusi yang mempunyai kewajiban menyediakan blangko E-KTP
bagi kabupaten/kota kehabisan. Hal tersebut mengakibatkan pasokan blangko ke kabupaten/kota juga
tersendat, sehingga mempengaruhi pelayanan di sebagian besar Disdukcapil kabupaten/kota.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota seharusnya harus mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut. Karena pemerintah sudah
membuat kewajiban KTP elektronik
1. Pasal 63 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, menyatakan
bahwa, “Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap
yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP.”
2. Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, menyatakan bahwa, “Kartu Tanda
Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP-el, adalah Kartu Tanda Penduduk yang

SUBBAGIAN HUKUM - BPK PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


dilengkapicip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh
Instansi Pelaksana.”
3. Pasal 5 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013, menyatakan bahwa, “Pemerintah melalui Menteri
berwenang menyelenggarakan Administrasi Kependudukan secara nasional, meliputi:
a. koordinasi antarinstansi dan antar daerah;
b. penetapan sistem, pedoman, dan standar;
c. fasilitasi dan sosialisasi;
d. pembinaan, pembimbingan, supervisi, pemantauan, evaluasi dan konsultasi;
e. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional;
f. menyediakan blangko KTP-el bagi kabupaten/kota;
g. menyediakan blangko dokumen kependudukan selain blangko KTP-el melalui Instansi Pelaksana;
dan
h. pengawasan.”
3. Pasal 6 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013, menyatakan bahwa, “Pemerintah provinsi
berkewajiban dan bertanggungjawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang
dilakukan oleh gubernur dengan kewenangan meliputi:
a. koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil;
c. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
d. penyajian Data Kependudukan berskala provinsi berasaldari Data Kependudukan yang telah
dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian yang bertanggung jawab dalam urusan
pemerintahan dalam negeri; dan
e. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.”
4. Pasal 7 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013, menyatakan bahwa, “Pemerintah kabupaten/kota
berkewajiban dan bertanggungjawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang
dilakukan oleh bupati/walikota dengan kewenangan meliputi:
a. koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
b. pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas dan fungsinya di bidang Administrasi
Kependudukan;
c. pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan;
d. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
e. pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang Administrasi Kependudukan;

SUBBAGIAN HUKUM - BPK PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


f. penugasan kepada desa untuk menyelenggarakan sebagian urusan Administrasi Kependudukan
berdasarkan asas tugas pembantuan;
g. penyajian Data Kependudukan berskala kabupaten/kota berasal dari Data Kependudukan yang
telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian yang bertanggungjawab dalam urusan
pemerintahan dalam negeri;dan
h. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.”

SUBBAGIAN HUKUM - BPK PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai