Mata Kuliah Pemilihan Bahan Dan Proses PDF
Mata Kuliah Pemilihan Bahan Dan Proses PDF
Unit struktural dasar paling kecil dari satu materi adalah atom. Atom terdiri
dari inti (yang bermuatan positif) yang dikelilingi elektron (yang bermuatan negatif)
atom dan menjadi identitas suatu unsur. Ada lebih dari 100 unsur (lihat tabel periodik
Unsur-unsur logam (metal) ada di sebelah kiri dan tengah dari tabel periodik.
Sedangkan unsur non-logam ada di sebelah kanan. Di antara area metal dan non-
metal ada area transisi yang berisi unsur-unsur yang disebut metaloid atau semi-
metal.
Persamaan dan perbedaan ini dapat dijelaskan oleh struktur atomnya masing.
Dalam gambar di bawah, diperlihatkan model struktur atomik yang paling sederhana,
terlihat atom Hidrogen (H) mempunyai satu elektron yang berputar dalam satu lapis
orbit. Helium (He) mempunyai dua elektron dan satu lapis orbit. Florid (F)
mempunyai 9 elektron dalam dua orbit. Neon (Ne) mempunyai 10 elektron dalam
dua orbit. Sedangkan Natrium (Na, yang disebut juga Sodium) mempunyai 11
Dua unsur dapat bersenyawa menjadi satu molekul. Dalam moleklu natrium-
florid (lihat gambar di bawah), satu elektron dari Natrium ditransfer ke Fluor untuk
“dipakai bersama”.
Atom-atom dalam molekul diikat dalam beberapa jenis ikatan, yaitu ikatan
Ikatan primer sendiri dapat dibagi tiga: (1) ikatan ionik, (2) ikatan kovalen ,
Ikatan ionik. Contoh molekul yang mempunyai ikatan ionik adalah garam
meja (NaCl). Sifatnya antara lain konduktivitas listriknya rendah dan ductility yang
buruk.
Ikatan kovalen. Contoh molekul dengan ikatan kovalen adalah gas Fluorin
(F2) dan intan. Berkenaan dengan intan, yang dibangun oleh atom karbon (nomor
atom 6), setiap atom mempunyai 4 tetangga dengan mana mereka berbagi elektron.
Ini yang membuat suatu struktur tiga dimensi yang yang yang sangat kaku dan
membuat intan mempunyai kekerasan yang sangat tinggi. Bentuk lain dari karbon
(misalnya grafit) tidak mempunyai struktur atomik yang kaku seperti intan. Bahan
padat dengan ikatan kovalen umumnya mempunyai kekerasan yang tinggi dan
Ikatan metalik. Ikatan metalik adalah mekanisme ikatan terjadi pada logam
murni dan logam paduan. Atom-atom dari kelompok logam umumnya mempunyai
jumlah elektron yang kurang dari jumlah maksimum, pada orbit terluarnya. Jadi
terluar, oleh seluruh atom yang ada pada blok itu. Elektron-elektron tersebut
elektron untuk bergerak bebas dalam blok logam itu, maka ikatan metalik membuat
konduktivitas listrik menjadi tinggi. Sifat umum lain karena ikatan metalik ini adalah
adalah ikatan yang terjadi karena tarik menarik antar molekul. Jadi tidak ada transfer
elektron ataupun pemakaian elektron secara bersama, sehingga ikatannya pun tidak
sekuat ikatan primer. Ada tiga jenis ikatan yang termasuk dalam ikatan sekunder: (1)
dipole forces, (2) London forces, dan (3) ikatan Hidrogen. Jenis ikatan 1 dan 2
positif dan kutub negatif pada setiap molekul, sehingga terjadi tarik menarik antar
Ikatan Hidrogen terjadi karena dua atom Hidrogen yang ada dalam satu
molekul (misalnya molekul H2O), posisinya ada pada satu sisi dari molekul. Sisi
molekul yang ada dua Hirogen itu tarik menarik dengan sisi lain dari molekul
terbentuknya polimer.
bangunan makroskopik dari suatu materi. Ketika suatu bahan berubah dari cair
menjadi padat, atom atau molekul ini akan menyusun dirinya sendiri, ke atas dan
bawah, serta ke kiri dan kanan. Ada yang membuat susunannya teratur, ada juga
yang tidak.
Jika strukturnya beraturan dan berulang, maka disebut struktur kristalin. Unit
terkecil dari perulangan ini disebut sel, sebagaimana diperlihatkan dalam gambar di
bawah ini. Salah satu bentuk konfigurasi atom-atom dalam sel adalah BCC (body-
(Figure 2.7(a)). Pada kenyataannya, proporsi ukuran atom terhadap ukuran sel
adalah lebih besar, seperti yang diperlihatkan dalam gambar (c). Di atas dan bawah,
kanan dan kiri setiap sel, akan ada sel-sel serupa dalam posisi yang teratur,
sehingga terlihat seperti gambar (c). Hal ini terjadi pada logam, keramik dan polimer.
Jenis-jenis struktur kristal. Selain bentuk BCC, ada juga bentuk dua lain
Tabel 2.1 memperlihatkan bentuk struktur kristal untuk beberapa logam, pada
temperatur kamar. Ada kasus-kasus dimana satu logam bisa berubah struktur
kristalnya, tergantung pada temperaturnya. Misalnya, struktur kristal besi, pada suhu
kamar berbentuk BCC, di atas 9120C bentuknya berubah menjadi FCC, tapi di atas
dibicarakan adalah bentuk kristal yang sempurna, dalam arti unit-unit sel tersusun
rapi. Dalam beberapa hal, kristal yang sempurna lebih disukai karena alasan estetis
(misalnya intan), atau alasan teknik (misalnya kristal silikon pada integrated circuit).
karena pemadatan logam cair tidak bisa terjadi tanpa ketika bahan menjadi padat,
terjadi interupsi. Padahal pada saat pemadatan inilah terjadi replikasi unit sel secara
Ada tiga macam cacat : (1) cacat titik, (2) cacat garis dan (3) cacat
permukaan.
Cacat garis. Kalau beberapa cacat titik dapat terhubungkan maka akan
terbentuk suatu cacat garis atau dislokasi. Ada dua bentuk cacat garis, yaitu (1)
Deformasi pada kristal metalik. Ketika kristal ada dalam tekanan yang
makin lama makin besar, respon pertama yang akan terjadi adalah deformasi
elastik. Lihat ilustrasinya pada Figure 2.11(a) dan (b). Kristal akan miring, lalu
terjadi deformasi plastis. Disini, ada sejumlah atom yang berpindah lokasinya. Lihat
Figure 2.11(c). Deformasi yang digambarkan disini disebut slip, yaitu pergerakan
relatif dua kelompok atom yang berada di dua sisi berbeda dari satu bidang. Bidang
Deformasi plastis relatif lebih sulit terjadi pada logam yang mempunyai
struktur kristal HCP ketimbang pada yang berstruktur BCC dan FCC. Ini ada
Bahan logam yang mempunyai banyak dislokasi ujung, relatif lebih mudah
dislokasi ujung (lihat Figure 2.12), dimana energi yang diperlukan lebih rendah.
Dengan demikian, di satu pihak, cacat dislokasi ujung merupakan hal yang
baik, karena membuat bahan logam menjadi lebih ductile, sehingga memudahkan
pekerjaan deformasi yang terjadi pada proses manufaktur. Tapi di pihak lain, logam
yang mempunyai banyak cacat artinya tidak sekuat logam yang tanpa cacat, dan ini
yang lain, yaitu twinning. Hasil dari deformasi ini adalah bahwa atom-atom di satu
sisi dari bidang twinning (twinning plane), menjadi bayangan cermin dari atom-atom
di sisi yang lain. Deformasi ini penting pada struktur kristal HCP (seperti Mg dan Zn)
Butir dan batas-butir pada logam. Satu blok logam bisa dibangun dari
jutaan individu kristal, yang disebut butir (grain). Setiap butir mempunyai orientasi
latis uniknya sendiri. Secara kolektif, arah latis dari butir-butir tersebut bersifat
random. Struktur seperti ini disebut polikristalin. Ini terjadi karena ketika logam cair
(grain boundary). Batas ini tebalnya hanya beberapa atom, dan arah orientasinya
Ukuran butir dalam satu blok logam ditentukan antara lain oleh jumlah inti
yang terjadi dan kecepatan pendinginan dari logam cair tersebut. Dalam proses
pembuatan logam cor, inti butir sering terjadi karena dinding cetakan yang relatif
yang cepat akan membuat butir menjadi lebih kecil, sedangan pendinginan lambat
akan berpengaruh sebaliknya. Ukuran butir merupakan hal yang penting dalam
logam karena berpengaruh pada sifat mekanikal. Logam yang mempunyai butir-butir
batas butir pada logam. Batas butir ini perwujudan dari cacat pada struktur kristal,
butir (yang berarti lebih banyak butir dan lebih banyak batas butir), meningkatkan
kekuatan logam.
kontribusi pada sifat mekanikal dari satu logam, sehingga logam menjadi bertambah
kuat setelah mengalami deformasi. Sifat ini disebut strain-hardening, yang akan
Bahan logam akan kehilangan struktur kristalinnya ketika bahan ini menjadi
cair. Walaupun begitu ada beberapa bahan teknik yang mempunyai struktur
nonkristalin dalam fase padatnya. Sifat bahan seperti ini disebut amorf. Yang
mempunyai sifat ini antara lain adalah kaca, beberapa jenis plastik, dan karet.
dan nonkristalin..
Ketika satu bahan logam murni memadat dari fase cairnya, atom-atomnya
akan mengatur dirinya sehingga terjadi struktur yang teratur dan berulang (lihat
Figure 2.14 (a)), sehingga volumenya menjadi lebih kecil, untuk satu jumlah masa
Berikut ini adalah sifat umum masing-masing sistem bahan ditinjau dari aspek
dalam keadaan padat. Unit sel dari kristal ini hampir selalu BCC, FCC atau HCP.
Atom-atom logam terikat dengan ikatan metalik, dimana elektron valen dapat
bergerak kemana-mana dengan relatif bebas. Struktur dan ikatan ini pada umumnya
Banyak dari logam bersifat cukup liat (ductile) sehingga mudah dibentuk, sifat
mana berguna dalam proses manufaktur. Ini terjadi khususnya pada logam dengan
struktur FCC.
Sifat-sifat umum yang lain dari logam, yang berhubungan dengan struktur dan
ikatan, mencakup tingginya konduktivitas listrik dan panas, tidak tembus sinar dan
Keramik. Molekul keramik dicirikan oleh ikatan ionik atau ikatan kovalen, atau
terluarnya ke atom-atom non-metalik. Dan, ada daya tarik-menarik yang kuat terjadi
di dalam molekul.
Sifat-sifat umum yang dihasilkan dari mekanisme ikatan seperti itu, mencakup
kimiawi.
mempunyai struktur kristal, sementara kaca yang berbasis silika (SiO2) bersifat
amorf. Dalam kasus tertentu, kedua struktur dapat muncul pada satu bahan keramik
yang sama. Misalnya, silika ada di alam sebagai kuarsa kristalin. Ketika mineral ini
dilelehkan dan lalu didinginkan, maka akan terjadi solidifikasi dan membentuk
Polimer. Sebuah molekul polimer terdiri dari banyak mer yang berulang
sehingga membentuk molekul yang sangat besar yang terikat dengan ikatan
beberapa elemen lain seperti hidrogen, nitrogen, oksigen dan klor. Ikatan kedua (van
Polimer mempunyai apakah satu struktur glassy (mirip gelas) atau campuran antara
Ada perbedaan di antara tiga jenis polimer. Dalam polimer jenis thermoplastic,
molekul-molekul terdiri dari rantai panjang mer dalam satu struktur linier. Bahan-
bahan dari kelompok ini dapat dipanaskan dan lalu didinginkan lagi tanpa terjadi
bertransformasi menjadi satu struktur tiga dimensi yang kaku. Jika plastik
thermosetting dipanaskan kembali, plastik ini bukannya menjadi lunak, tapi menjadi
menggulung, Melepas gulungan dan menggulung kembali molekul ketika ada dalam
elastiknya,
Struktur dan ikatan molekular dari polimer memberi mereka sifat-sifat khas
berikut: masa jenis yang rendah, resistivitas listrik yang rendah (beberapa polimer
digunakan sebagai bahan insulasi), dan konduktivitas panas yang rendah. Kekuatan
(strength) dan kekakuan (stiffness) polimer mempunya variasi yang lebar. Beberapa
mempunyai kekuatan yang tinggi dan kaku (walaupun tidak bisa bandingkan dengan
kekuatan dan kekakuan logam dan keramik), sementara yang lain memperlihatkan
sifat-sifat elastik.
2. SIFAT-SIFAT MEKANIKAL
Pada tahap disain, fungsi dan kinerja suatu produk/komponen dinilai dari
tegangan yang melebihi kekuatan tarik, agar bahan dapat diubah bentuknya.
Sifat bahan dalam tarikan. Uji tarik adalah prosedur paling umum dalam
L0 = panjang awal
Ketika diuji,
Rumus-rumus :
Hukum Hooke:
s = Ee
Modulus elastisitas adalah konstanta yang nilainya berbeda untuk setiap bahan.
Makin kuat suatu bahan, makin tinggi nilai E-nya, karena untuk membuatnya
• bersifat linier
• ketika beban dilepaskan, panjang bahan tidak kembali ke asal, jadi tetap
Batas antara elastic region dan plastic region adalah titik y (yield point, yield
stress, yield strength). Ketika beban mencapai maksimum, tegangan mencapai yang
disebut tensile strength (TS). Setelah itu, akan terjadi necking, lalu fracture
Berikut ini adalah besaran y dan TS untuk beberapa macam logam. Pada
keramik sulit dilakukan uji tarik (tensil test). Pada polimer juga tidak lazim dilakukan
tensil test.
manufaktur.
bengkok
Sifat-sifat geser
Gambar di bawah ini memperlihat bentuk kurva yang berbeda untuk berbagai
macam bahan.
2.2. Kekerasan
tergores atau aus. Metoda yang umum dipakai untuk menguji kekerasan adalah (1)
Uji kekerasan Brinell. Lihat Figure 3.14(a). Sebuah bola berbahan baja atau
(sebesar 500, 1500 atau 3000 kg). Lekukan yang terjadi pada permukaan spesimen
uji, diukur diameternya. Lalu Brinell Hardness Number (BHN) dihitung dengan rumus
berikut.
2F
HB = -------------------------------------------
________
π Db (Db - √ Db2 – Di2 )
F = beban, dalam kg
Angka BHN mempunyai unit kg/mm2, tapi biasanya tidak ditulis. Untuk bahan yang
kekerasannya lebih dari 500 BHN, dipakai bola cemented carbide. Beban 1500 kg
dan 3000 kg biasa dipakai untuk menguji permukaan yang lebih keras. Karena beda
beban akan menghasilkan beda angka BHN, maka biasanya angka BHN
Uji Kekerasan Rockwell. Pada metoda Rockwell, bola yang dipakai lebih
kecil ketimbang yang dipakai pada metoda Brinell. Atau, lebih sering lagi dipakai
penekan (indenter) yang berbentuk konik (lihat Figure 3.14(b)). Penekan ini dibebani
dua kali, pertama dengan beban 10 kg (beban minor), lalu dengan beban 60 kg atau
diukur.
dibuat dari intan (lihat Figure 3.14(c)). Angka Vickers Hardness dihitung sebagai
berikut.
1,854 F
HV = ----------
D2
dalam Figure 3.14(d). Memakai beban yang lebih ringan ketimbang yang dipakai
dalam metoda Vickers. Biasanya dipakai untuk spesimen uji yang kecil, atau keras
F
HK = 14,2 x ----------
D2
Logam. Angka kekerasan logam (terutama yang diukur dengan Brinell atau
Keramik. Metoda Brinell tidak cocok jika dipakai untuk menguji kekerasan
keramik, karena banyak bahan keramik malah lebih keras ketimbah bola penekan
keramik. Tabel 3.8 memperlihatkan hasil uji dengan menggunakan metoda Brinell.
Walaupun metoda ini tidak lazim dipakai untuk polimer, tapi disini dipakai agar
Temperatur mempunyai efek signifikan hampir pada semua sifat bahan, baik
itu ketika dalam pengerjaan, maupun ketika dalam pemakaian. Pada umumnya
kekuatan akan menurun ketika temperatur naik. Pada saat yang sama ductility akan
Jadi, logam lebih mudah dibentuk ketika temperaturnya panas, ketimbang ketika
temperaturnya tinggi.
lingkungan bertemperatur tinggi seperti komponen turbin, alat potong, dan refraktori.
Kulit luar pesawat luar angkasa dilapisi lempengan keramik untuk menahan panas
akibat friksi badan pesawat dengan atmosfir ketika pesawat kembali ke bumi.
3. SIFAT-SIFAT FISIKAL
Sifat-sifat yang dibahas disini berhubungan dengan volume dari satu benda
pemilihan bahan. Tapi umumnya dipakai dalam gabungan dengan sifat lain.
ketika memilih bahan untuk aplikasi struktur pesawat dan mobil, dimana
temperatur. Dengan demikian, masa jenisnya akan turun. Beberapa aplikasi dimana
dua jenis bahan dipasang (misalnya, kaca mobil dengan framenya) koefisien kedua
bahan harus diperhitungkan. Dalam prose manufaktur, sifat pemuaian dipakai dalam
Karakteristik pelelehan.
penerusan panas. Berikut ini adalah perbandingan panas jenis dan konduktivitas
panas.
Panas jenis dan konduktivitas panas. Panas jenis adalah jumlah energi yang
diperlukan untuk menaikan temperatur dari satu unit masa sebuah bahan, sebesar satu
derajat. Panas jenis volumetrik adalah energi panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur dari satu unit volume sebuah bahan, sebesar satu derajat.
dengan sendirinya.
proses manufatur seperti pengecoran, perlakuan panas, atau hot metal forming.
Informasi ini berguna untuk menghitung energi yang diperlukan untuk proses.
Difusi masa adalah perpindahan masa, di dalam satu bahan, atau antar dua
konduktor listrik paling baik, karena mempunyai metalic bonding. Resistivitas logam
merupakan insulator listrik. Keramik dan polimer mempunyai resistivitas listrik yang
tinggi
4. SIFAT-SIFAT KIMIAWI
Komposisi. Seperti juga para konsumen produk makanan yang peduli dan
akan memeriksa pada kemasan, bahan-bahan apa yang dipakai untuk membuat
produk dalam kemasan tersebut, para perancang produk teknik juga akan
dipakainya.
berikut.
hasil pengelasan.
seperti itu.
sifatnya yang tidak mudah bereaksi secara kimia. Lithium bereaksi secara
eksotermal, jika udara lembab. Kebanyakan plastik bereaksi , dalam arti yang buruk,
Di pihak lain ada gas-gas yang berguna karena dalam bidang teknik karena
tidak mudah bereaksi. Misalnya gas Argon dipakai untuk pengisi ban mobil.Gas
Helium, Neon dan Argon, yanmg digolongkan sebagai inert gas, dipakai untuk
Ikatan primer <> ikatan sekunder <> ikatan ionik <> ikatan kovalen <> ikatan
metalik <> struktur kristalin <>body centered cubic (BCC) <> face centered cubic
(FCC ) <> hexagonal close-packed (HCP) <> struktur non-kristalin (amorf) <>
keliatan (ductility) <> kekakuan (stiffness) <> kekakuan (rigidness) <> masa jenis
<> resistivitas listrik <>konduktivitas listrik <>insulator listrik <> insulator panas
(refraktori) <>
TANTANGAN
1. Sebutkan
BAHAN BACAAN
1. Budinski, K.G. dan Budinski M.K., 2010, Engineering Materials, Properties and
3. Surdia, Tata dan Saito, Shinroku, 1992, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya
Paramita, Jakarta
Trisakti