Anda di halaman 1dari 25

“Prinsip Metalurgi”

KELAS II A
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK MESIN UN PGRI KEDIRI
Mata Kuliah : METALURGI I
Oleh Kelompok 1 :
 Agus Dika Saputra. ( 18.1.03.01.0003 )
 Lutfi Andri Saputro. ( 18.1.03.01.0010 )
 Gandi Kurniawan. ( 18.1.03.01.0029 )
 M. Wahyu Prasetyo. ( 18.1.03.01.0016 )
Materi Prinsip Metalurgi

A. Ikatan Atom dan Struktur Kristal.

B. Ikatan Logam.

C. Struktur Mikro.
Konsep Dasar Struktur Atom :

 Atom terdiri atas inti yang dikelilingi oleh elektron

 Inti tersusun atas proton dan netron

 Proton bermuatan positif, netron bermuatan netral, dan


elektron bermuatan negatif
Ikatan Atom
 Ikatan atom dapat diilustrasikan dengan menganalisis
interaksi 2 atom yang didekatkan dari jarak pisah
yang jauh

 Jika atom terpisah pada jarak yang jauh maka interaksi 2


atom tersebut diabaikan, sedangkan jika jarak atom semakin
dekat maka terjadi gaya (gaya tarik & tolak) antara 2 atom
tersebut.
Terdapat 3 tipe ikatan primer pada bahan padat :

1. Ikatan ion

2. Ikatan kovalen

3. Ikatan logam
1. Ikatan ion
- paduan antara unsur logam dgn non logam
- elektron valensi atom unsur logam diberikan
ke atom unsur
Skema yang menggambarkan ikatan ion :
2. Ikatan kovalen :
- 2 atom atau lebih melakukan sharing elektron.
- ikatan kovalen dapat mempunyai ikatan yang
sangat kuat seperti pada intan & juga dapat
lemah seperti bismuth.
Skema yang menggambarkan ikatan kovalen :
3. Ikatan logam
- elektron valensi tidak terikat kuat ke atom sehingga
dapat bergerak bebas di seluruh logam.
- Ditemukan pada logam & paduannya.
Skema yang menggambarkan ikatan logam
 Di dalam logam padat, atom-atom tersusun secara
teratur dan berulang dalam pola tiga dimensi.
Struktur seperti itu disebut dengan kristal.

 Struktur kristal berpengaruh terhadap sifat bahan.

 Untuk mendeskripsikan struktur kristal, atom


dianggap sebagai bulatan (bola) padat yang
memiliki diameter tertentu.
Sel Satuan adalah Pola geometri terkecil dan berulang.
1. FCC (Face Centered Cubic).
1. BCC (Body Centered Cubic)
1. Hexagonal Close Packed
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk
akibat penggunaan bersama electron elektron
valensi antara tomatom logam. Contoh: logam
besi, seng, dan perak.

Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan


elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas
dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk
lautan elektron. Karena muatannya berlawanan
(Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik
antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini.
Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan
logam.
1.Atom-atom logam bisa diibaratkan seperti bola
pingpong yang terjejal rapat satu sama lain.
2.Atom logam memiliki sedikit elektron valensi,
sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan
membentuk ion positif.
3.Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas,
sehingga elektron valensi logam mengalami
suatu delokalisasi
4.Elektron-elektron valensi tersebut berbaur
membentuk awan elektron yang menyelimuti
ion-ion positif logam.
1. Memiliki konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.

2. Berkilau dan memantulkan cahaya.

3. Dapat ditempa.

4. Memiliki variasi kekuatan mekanik.


Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa
yang dapat diamati melalui teknik metalografi.
Struktur mikro suatu logam dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop.
a. Ukuran dan bentuk butir

b. Distribusi fasa yang terdapat dalam material khususnya


logam

c. Pengotor yang terdapat dalam material


1. Baja karbon rendah

Baja karbon rendah mengandung kurang dari 0,2%


karbon. Struktur mikronya mengandung perlit (α +
Fe3C) dan ferit (α). Paduan baja karbon rendah
relatif lunak tetapi memiliki keuletan dan
ketangguhan yang tinggi.
2. Baja karbon medium

Baja karbon medium memiliki kadar karbon 0,3%-


0,5%. Pada gambar mulai terlihat jelas perlit yang
berwarna hitam. Terdapat juga fasa 1 yang sempat
menginti dan tumbuh..
3. Baja karbon tinggi

Baja karbon medium memiliki kadar karbon lebih dari


0,5%. Struktur perlit terlihat semakin banyak dan
jelas. Karena kadar karbonnya tinggi, kekerasan
baja karbon tinggi melebihi baja karbon lainnya
(diasumsikan laju pendinginan berlangsung
lambat).
Callister, W.D., Material Science and Engineering An Introduction, 6th Edition,
John Wiley & Sons, New York, 2003.
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai