GETARAN BEBAS
Oleh:
KELOMPOK A4
DODI ABRAR 1307114609
ALFADENY ANJER FARINO 1207121235
LEHET R. PANDIANGAN 1307114612
AGUNG S. 1307123584
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
akhir pratikum FENOMENA DASAR, khususnya ”GETARAN BEBAS” sebagai
laporan akhir pratikum getaran bebas ini tepat pada waktunya.
Pertama-tama penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan materildalam
proses pembuatan laporan akhir ini.
2. Bapak Mustafa Akbar,ST.,MT,selaku dosen pengampu praktikum
fenomena dasar khususnya dibidang kontruksi.
3. Asisten praktikum fenomena dasar khususnya di laboratorium kontruksi
dan perancangan yang telah membimbing dan memberikan arahan
dalam proses pembuatan laporan ini
4. Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan laporan pratikum
fenomena dasar,khususnya getaran bebas.
Penulis telah berusaha menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Namun, penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis, sehinggamasih
terdapatnya banyak kesalahan dan kekurangan yang luput dari perhatian penulis.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sangatlah diharapkan untuk
membangun kedepannya. atas perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima
kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2. 1 Getaran ..................................................................................................... 3
ii
4.5 Analisis dan Pembahasan ....................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Grafik 4.8 Grafik Percobaan 8 ............................................................................. 27
Grafik 4. 9 Grafik Percobaan 9 ............................................................................. 27
Grafik 4.10 Grafik Percobaan 10 .......................................................................... 27
Grafik 4. 11 Grafik Percobaan 11 ......................................................................... 27
Grafik 4. 12 Grafik Percobaan 12 ......................................................................... 28
Grafik 5. 1 Grafik Hasil pengujian dengan 0,34 kg ............................................. 32
Grafik 5. 2 Grafik Hasil pengujian dengan 0,64 kg ............................................. 32
Grafik 5. 3 Grafik Hasil pengujian dengan 0,64 kg .............................................. 33
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Memahami fenomena getaran bebas baik teredam maupun ta teredam
beserta segala atributnya seperti frekuensi pribadi redaman viskos dan
redaman coulomb (redaman karena efek gesekan).
2. Mengetahui berbagai cara untuk menentukan parameter sistem getaran
seperti konstan kekakuan pegas dan kiefisien redaman viskos melalui
eksperimen.
3. Membandingkan solusi teoritik dengan hasil eksperimen.
1.3 Manfaat
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 Getaran
3
Contoh prinsip getaran lainnya dapat dimodelkan seperti gambar 2.2
dibawah.
4
dan dinyatakan dalam satuan gaya per satuan panjang. Untuk peredam viscous
besarnya gaya redaman sebanding dengan kecepatan dan faktor kesebandingan
disebut koefisien redaman.
Karakteristik Getaran
1. Amplitudo (A)
Amplitudo merupakan simpangan yang terbesar dari posisi
kesetimbangan, yaitu nilai maksimum dari A dengan satuan meter (m).
2. Periode (T)
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan
bolak-balik (siklus), dengan satuan detik (s).
1
𝑇=
𝑓
3. Frekuensi (f)
4. Frekuensi merupakan banyaknya siklus (getaran) yang dilakukan dalam
satuan waktu, dengan satuan Hz.
1 𝑣
𝑇= =
𝑓 𝜆
Frekuensi sudut (ωn) adalah 2π dikalikan frekuensi.
𝑘
𝜔𝑛 = 2𝜋𝑓 = √
𝑚
5
massa tersebut. Sistem massa kontinyu memiliki n derajat kebebasan yang tak
berhingga. Ketiga model klasifikasi getaran tersebut ditunjukkan pada gambar 2.3.
Pada suatu sistem pemasangan pegas ada dua yaitu yang dipasang seri atau
secara pararel atau dengan pemasangan gabungan.
a. Pegas Pararel
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan
mengalami gaya tarik sebesar F1 dan F2. Pertambahan panjang sebesar
∆x1 dan ∆x2. Secara umum konstanta total pegas yang dirangkai pararel
dinyatakan dengan persamaan:
𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 + 𝑘4 … + 𝑘𝑛
dengan
6
Gambar 2.5 Diagram benda bebas Paralel pegas
𝑃𝑒𝑔𝑎𝑠 1 𝐹1 = 𝑘1 𝑥
𝑃𝑒𝑔𝑎𝑠 2 𝐹2 = 𝑘2 𝑥 +
𝐹1 + 𝐹2 = (𝑘1 + 𝑘2 )𝑥
𝐹1 = 𝑘𝑒 . 𝑥 → 𝑘𝑒 = 𝑘1 + 𝑘2
b. Pegas Seri
Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F1, sehingga pegas
akan mengalami pertambahan panjang sebesar ∆x1 dan ∆x2. Secara umum
konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan persamaan.
1 1 1 1 1
= 𝑘 + 𝑘 + 𝑘 + ⋯ + 𝑘 ..................................
𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 2 3 𝑛
7
Gambar 2.6 Pegas Seri
8
Hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pada pegas dapat
ditunjukkan pada diagram pegas (Gambar 2.3), pada sumbu horisontal
adalah perpindahan (x) dan sumbu vertikal adalah gaya (F).
Garis a pada Gambar 2.3 adalah karakteristik dari sebuah pegas, garis
badalahkarakteristik suatu pegas yang lebih kaku, dan garis c adalah
karakteristik sebuah pegasyang kekakuannya lebih rendah. Berarti dari
Gambar 2.3 dan persamaan (2.1) dapatdituliskan rumusan kekakuan pegas:
𝑘
𝐹=
𝑥
Ada dua jenis getaran yang umum diantaranya yaitu getaran bebas dan
getaran paksa. Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai denhgan adanaya
gaya awal, lalu dibiarkan bergetar secara bebas, sedangkan getaran paksa terjadi
bila gaya bolak-balik atau gerakan diterapkan pada sistem mekanis.
1. Getaran Bebas
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang
ada dalam sistem itu sendiri (inherent) dan jika ada gaya luas yang bekerja.
Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi
naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh
distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan
elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau gerakan yang terjadi tanpa
rangsangan luar.
9
Gambar 2.10 Getaran Bebas
1
𝑇 = 2𝜋
𝜔𝑛
1
𝑇 = 2𝜋
√𝑘
𝑚
𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
dan frekuensi natural sistem satu derajat kebebasan ditentukan oleh
penyimpangan statik ∆. Getaran bebas dibagi dengan getaran bebas tanpa
redaman dan getaran bebas dengan redaman.
10
Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami
getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar. Hokum
Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak
sistem.Seperti yang ditunjukkan gambar dibawah, perubahan bentuk
pegas pada posisi kesetimbangan static adalah ∆ dan gaya pegas k∆
adalah sama dengan gaya gravitasi w yang beerja pada massa m
𝑘∆= 𝑤 = 𝑚. 𝑔
dengan mengukur simpangan x dari kesetimbangan static, maka gaya-
gaya yang bekerja pada m adalah k(A+x) dan w dengan x dipilih
positif dalam arah kebawah semua besaran berupa gaya, kecepatan,
dan percepatan juga positif dalam arah ke bawah. Dimana hokum
kedua untuk gerak diterapkan pada massa m sebagai berikut.
ƩF = m.a
ƩF = 0
w - kΔ = 0
ƩF = m.a
w – k (Δ + x) = mẍ
w – kΔ – kx = mẍ
11
w – w – kx = mẍ
dimana :
x = A sin ωt + B cos ωt
ẋ = Aω cos ωt – B w sin ωt
Maka :
mẍ + kx = 0
-mω² x + kx = 0
(-mω² + k ) x = 0
-mω² + k = 0
k = mω²
𝑘
ω² = 𝑚
k k
ω = √m⇒ωn= √m rad/det=
2𝜋 m
𝑇= = 2𝜋√
𝜔𝑛 k
1 1 k
𝑓𝑛 = = √
τ 2𝜋 m
12
dari getaran yang terjadi untuk diingat suatu prinsip D’Alembert yaitu
suatu sistem dinamik dapat diseimbangkan secara static dengan
menambahkan gaya khayal yang disebut sebagai gaya inersia yang
besarnya sama dengan massa dikali percepatan dengan arah melawan
arah percepatan
13
kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini
dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)
𝑑𝑥
𝐹𝑑 = −𝑐𝑣 = −𝑐𝑥̇ = −𝑐
𝑑𝑡
14
hal: faktor eksponensial dan fungsi cosinus. Faktor eksponensial
menentukan seberapa cepatsistem teredam: semakin besar nisbah
redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol. Fungsi kosinus
melambangkan osilasi sistem, namun frekuensi osilasi berbeda
daripada kasus tidak teredam.
Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan
terhubung dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut.
𝑓𝑑 = √1 − 𝜁 2 𝑓𝑛
Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah
takredam, namununtuk banyak kasus praktis nisbah redaman relatif
kecil, dan karenanya perbedaan tersebut dapat diabaikan. Karena itu
deskripsi teredam dan takredam kerap kali tidak disebutkan ketika
menyatakan frekuensi alamiah.
2. Getaran paksa
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar,
jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar
pada frekuensi rangsangan, jika frekuensi rangsangan sama dengan salah
satu frekuensi natural sistem, maka akan dapat keadaan resonansi dan
osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur
besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang merupakan
kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi. Jadi perhitungan
frekuensi natural merupakan hal yang utama.
1. Redaman Viskos
Merupakan jenis redaman mekanik dimana energy diserap melalui
sejumlah fluida cair. Fluida yang biasa digunakan adalah oli. Fluida
15
tersebut diletakkan pada sebuah tabung yang berhubungan dengan batang
yang akan diterima.
2. Redaman Coulomb
Gaya redaman memiliki besaran konstan tetapi arahnya berlawanan
dengan getaran bodi. Hal ini disebabkan karena gesekan antara permukaan
rubbing baik permukaannya sama-sama kering atau dengan yang salah
satunya memiliki cukup pelumasan. Coulomb redaman adalah mekanisme
redaman umum yang terjadi pada mesin.
3. Redaman Struktur
Merupakan redaman yang terdapat pada struktur dari sebuah benda.Setiap
benda memiliki redaman struktur tergantung pada kekakuan struktur
tersebut. Apabila sebuah sistem tidak memiliki redaman struktur, maka
sistem akan bergerak secara continue selama-lamanya.
16
Gambar 2.16 Solid Dumping
𝑥𝑒 −𝜁𝜔𝑛 𝑡1 sin(√1 − 𝜁 2 𝜔𝑛 𝑡1 + 𝜃)
𝛿 = 𝑙𝑛
𝑥𝑒 −𝜁𝜔𝑛 (𝑡1 +𝑡𝑑) sin(√1 − 𝜁 2 𝜔𝑛 (𝑡1 + 𝑡𝑑 ) + 𝜃)
𝑒 −𝜁𝜔𝑛 𝑡1
𝛿 = 𝑙𝑛
𝑒 −𝜁𝜔𝑛 (𝑡1 +𝑡𝑑 )
𝛿 = ln 𝑒 𝜁𝜔𝑛 𝑡𝑑
17
𝛿 = 𝜁𝜔𝑛 𝑡𝑑
𝛿 ≅ 2𝜋𝜁
1. Suspensi Kendaran
Susunan komponennya per spiral, katup dan oli khusus untuk peredam
2. Jembatan
Perencanaan dan perhitungan getaran pada jembatan sangat penting, oleh
karena itu dalam rancang bangun jembatan perlunya suatu perhitungan
yang mendalam sehingga tidak terjadi suatu musibah seperti pada gambar.
3. Timbangan/Neraca
Alat yang digunakan melakukan pengukuran massa suatu benda
18
2.7 Alat Pengukur Getaran
1. Vibration Meter
Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah
dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data
getaran pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah
probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga
dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang
akan diukur. Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya
level getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari
getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak
diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada
umumnya alat ini digunakan untuk memonitor “trend getaran” dari suatu
mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi
level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut
dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.
2. Shock Pulse Meter
Shock pulse meter adalah alat yang khusus untuk memonitoring kondisi
antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode analisa
getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah
mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu benda,
intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan besarnya
kerusakan dari bearing tersebut. Pada sistem SPM ini biasanya memakai
tranduser piezo-electric yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga
mempunyai frekuensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan menggunakan
probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh getaran terhadap
pengukuran besarnya impact yang terjadi.
3. Vibration Analyzer
Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi
getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari
19
satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul
tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut. Alat ini
biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang
biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala
4. Oscilokop
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi
data getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan
sebuah informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin.
Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu: untuk
mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non-contact (proximitor).
20
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
b. Adaptor
Digunakan sebagai penghubung antara kerangka utama alat uji dengan
sumber listrik dan pengaturan arus tegangan.
c. Pegas
Digunakan untuk memberi variasi nilai konstan dar getaran yang diamati
21
Gambar 3.3 Pegas
d. Massa 0,34 kg dan 0,64 kg
Digunakan untuk memberi gaya beban yang akan menyebabkan getaran
nantinya.
e. Pulpen
Digunakan sebagai alat pencatat grafik getaran
22
h. Oli atau redaman
Digunakan sebagai redaman fluida viskos pada praktikum getaran bebas
b) Pasang pegas.
c) Gunakan beban sebesar 0,34 kg.
d) Kertas pencatat dipasang pada alat pengujian getaran bebas.
e) Pulpen pencatat dikontakkan pada kertas pencatat.
f) Beri sedikit simpangan agar dapat menentukan titik awal dari grafik
getaran.
g) Jalankan drum pembawa kertas dengan menghidupkan adaptor, dengan
menekan tombol power dengan memutar tegangan sebesar 4,5V
Gambar 3. 7 Adaptor
23
untuk panjang waktu tertentu catat waktu yang diperlukan, sehingga
diperoleh kecepatan gerak lurus dari kertas pencatat grafik tersebut
h) Beri simpangan pada massa dengan cara menarik kebawah massa tersebut.
i) Hentikan getaran jika grafik pada rol kertas membentuk garis lurus.
j) Setelah diperoleh hasil uji, hentikan drum pembawa kertas.
k) Tambahkan pegas dari satu ke dua lalu ke tiga dengan massa yang sama.
l) Catat hasil pengujian.
m) Ulangi langkah 1 sampai dengan 9 diatas
n) Pasang peredam pada tempat yang telah di tentukan dengan cairan oli
o) Catat hasil pengujian
p) Setelah itu ganti beban yang digunakan menjadi 0,64 kg
q) Lakukan langkah 2 sampai dengan langkah 13 yang ada diatas
r) Analisis dan simpulkan hasil dari praktikum.
24
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
25
Grafik 4. 4 Grafik Percobaan 4
5. Massa 0,34 kg tanpa peredam dan 2 pegas
26
8. Massa 0,64 kg dengan redaman dan 2 pegas
27
12. Massa 0,64 kg tanpa redaman dan 3 pegas
𝑘
𝜔𝑛 = √
𝑚
1769,99 𝑁/𝑚
=√
0,34 𝑘𝑔
= 72,15 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝜔𝑛 = 2𝜋𝑓
𝜔𝑛
𝑓 =
2𝜋
72,15 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑓 =
2 𝑥 3,14
𝑓 = 11,49 𝐻𝑧
28
Pengurangan logaritma
x1
δ = ln 𝑥2
0,012 m
δ = ln 0,007 𝑚 = 0,538
Rasio redaman
𝛿
ζ = 2𝜋
0,538
ζ = 2 𝑥 3,14 = 0,085
Koefisien redaman
c = ζ x ccr = 2 ζ √𝑘𝑚
c =2 x 0,085 x √1769,99 𝑁/𝑚 𝑥 0,34 𝑘𝑔
= 4,21
Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian)
ωn
ωD = √(1 − (ζ2 𝑥 2𝜋 ))
72,15
ωD = √(1 − (0,0852 𝑥 )) =0,956Hz
2𝜋
𝑘
𝜔𝑛 = √
𝑚
1769,99 𝑁/𝑚
=√
0,64 𝑘𝑔
= 52,59 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝜔𝑛 = 2𝜋𝑓
29
𝜔𝑛
𝑓 =
2𝜋
52,59 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑓 =
2 𝑥 3,14
𝑓 = 8,37 𝐻𝑧
frekuensi
𝑛 3
𝑓= = = 1,744𝐻𝑧
𝑡 1,72 𝑠
kecepatan
𝐿 0,185 𝑚 𝑚
𝑣=𝑡= = 0,107
1,72 𝑠 𝑠
Panjang gelombang
𝑣 0,107 𝑚/𝑠
λ=𝑓= = 0,061 𝑚
1,744
ωn= 2πf
𝜔𝑛 52,58 𝑟𝑎𝑑/𝑠
f = 2𝜋 = =8,36 Hz
2 𝑥 3,14
Tabel diatas adalah merupakan getaran tanpa redaman dengan massa 0,34
kg, dan jumlah pegas yang mempengaruhi dalam praktikum getaran. Sehingga
30
didapatkan nilai berupa, frekuensi pribadi teori, panjang gelombang, kecepatan,
dan frekuensi pribari sesuai pengujian.
Tabel diatas adalah merupakan getaran tanpa redaman dengan massa 0,64
kg, dan jumlah pegas yang mempengaruhi dalam praktikum getaran. Sehingga
didapatkan nilai berupa, frekuensi pribadi teori, panjang gelombang, kecepatan,
dan frekuensi pribari sesuai pengujian.
31
3 5309.97 0.013 0.005 0.152 17.739 0.814
20
Frekuensi (Hz)
10 Frek. Pribadi
(Pengujian)
5
Frek. Pribadi
0 (Redaman)
0 1 2 3 4
Jumlah Pegas
80
Frek. Pribadi (Teori)
60
40 Frek. Pribadi
(Pengujian)
20
Frek. Pribadi
0
(Peredam)
0 1 2 3 4
Jumlah Pegas
32
4.5 Analisis dan Pembahasan
Adapun analisa yang didapatkan dari hasil praktikum dalam bentuk data
dan grafik adalah sebagai berikut:
80
Frekuensi (Hz)
40 Frek. Pribadi
(Pengujian)
20
Frek. Pribadi
(Peredam)
0
0 1 2 3 4
Jumlah Pegas
33
jadi praktikan menggunakan kertas pencatat yang digulung kembali. Hal ini yang
menyebabkan kertas pencatat tidak berfungsi dengan baik dan menahan laju
getaran dari alat uji yang menyebabkan kurva yang di dapat sangat pendek.
Dari praktikan, kesalahan dalam pengukuran dan pengambilan data yang
tidak akurat yang membuat perhitungan data tidak kongruen dengan
sesungguhnya. Selain itu penggulung kertas grafik tidak berputar dengan konstan
dan tidak lurus terhadap drum pembawa kertas, ini membuat pena pencatat
bekerja dengan tidak presisi. Penghitungan waktu yang dilakukan tidak sesuai,
yaitu ketika stopwatch dimulai dan ketika dihentikan, kesalan ini membuat
panjang gelombang yang tercatat tidak sesuai dengan penghentian waktu dan
mengakibatkan penghitungan data yang tidak akurat terhadap kecepatan dan
panjang gelombang.
Percobaan dengan peredam dapat dilihat pada perhitungan Zeta
(𝜁) berpengaruh terhadap jumlah pegas (konstanta) dan massa benda. Zeta (𝜁)
sebanding dengan jumlah pegas maupun massa bendanya.
Percobaan dengan peredam terbukti dapat menurunkan getaran suatu
benda sehingga frekuensi pribadinya pun turun. Pada grafik jika dibandingkan
dengan tanpa peredam nilai frekuensi peredam lebih rendah.
34
BAB V
DISKUSI DAN KESIMPULAN
35
DAFTAR PUSTAKA
http://taufiqurrokhman.com/2011/07/12/bahan-kuliah-getaran-mekanik/ (diakses :
10 November 2015)
http://www.sperdirect.com/electro-luminescent-stopwatch-186-prd1.htm(diakses :
10 November 2015)
https://enhilmy.wordpress.com/2011/05/29/berkenalan-dengan-pegas/ (diakses :
10 November 2015)
https://yefrichan.wordpress.com/2010/10/13/getaran-bebas/ (diakses: 10
November 2015)
36
LAMPIRAN
37
1. Turunkan solusi persamaan diferensial gerak sistem getaran bebas yang
dinyatakan di persamaan (3.7) untuk kondisi awal berupa simpangan
Jawab :
1
Diketahui : 𝐼0 = 12 𝑀𝐿2
sin 𝜃 ≈ 𝜃 sin 𝜃 ≈ 𝜃
𝑥 = 𝑎 sin 𝜃 𝑥 = 𝑏 sin 𝜃
𝑥=𝑎𝜃 𝐶𝑥̇ = 𝐶𝑎 𝜃̇ 𝑥=𝑏𝜃 𝐶𝑥̇ = 𝐾𝑏 𝜃̇
𝑥 = 𝑎 𝜃̇ 𝑘𝑥 = 𝑏 𝜃
𝛴𝑀 = 0
1 𝑀𝐿 𝐿
[𝑀𝑃𝑎. 𝑎 + 𝑀𝐿2 + ̈ 𝐶𝑎 𝜃̇. 𝑎 + 𝐾𝑏 𝜃.̇ 𝑏 = 0
∗ ]𝜃 +
12 2 2
𝑀𝐿2 𝑀𝐿2
[𝑀𝑃𝑎 + 2
+ ̈ 𝐶𝑎2 𝜃̇ + 𝐾𝑏 2 𝜃̇ = 0
]𝜃 +
12 4
𝑀𝐿2 + 3 𝑀𝐿2
[𝑀𝑃𝑎 + 2 ̈ 𝐶𝑎2 𝜃̇ + 𝐾𝑏 2 𝜃̇ = 0
]𝜃 +
12
𝑀𝐿2
[𝑀𝑃𝑎 + 2
] 𝜃̈ + 𝐶𝑎2 𝜃̇ + 𝐾𝑏 2 𝜃̇ = 0
3
2𝜋
𝜔𝑛 = 2𝜋𝑓 →
𝑇
2𝜋 𝑘 𝑘 2𝜋 2 4𝜋 2
= √ → =( ) → 𝑘 𝑚
𝑇 𝑚 𝑚 𝑇 𝑇𝑛
38
Jawab :
𝑑2 𝑥
Dari persamaan gerak newton 𝛴𝐹 = 𝑚. 𝑎 = 𝑚 𝑑𝑡 2 → Percepatan
4. Dari pengolahan data, dapat dipastikan bahwa hasil uji akan mempunyai
perbedaan dengan solusi teoritik. Menurut anda, mana yang lebih bisa
Jawab :
Yang bisa dipercaya adalah solusi teoritik karena solusi teoritik ini telah
laju getaran. Dan juga faktor human eror yang meliputi ketiadak selarasan
sebagainya.
39
40