Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN KOLAM RETENSI DI SUNGAI KLASULUK KABUPATEN

SORONG
Azwar Rahmatullah1)
Program Studi Teknik Sipil Uncersitas Muhammadiyah Sorong
Jalan Pendidikan No. 27 Kota Sorong. Propinsi Papua Barat
Email : tekniksipilsorong@gmail.com

ABSTRAK

Kali Klasuluk merupakan salah satu kali di wilayah Kecamatan Mariat, Kabupaten Sorong.
Daerah aliran Kali Klasuluk meliputi hulunya di SP 1 Kabupaten Sorong hingga ke hilir di
SP 2 yang bertemu dengan Sungai Mariat. Daerah aliran Kali Klasuluk secara keseluruhan
memiliki luas 0,744 Km2. Kali Klasuluk yang berada pada Sub DAS Kabupaten Sorong
hampir setiap musim hujan mengalami banjir. Penyebab banjir tersebut dikarenakan oleh
hujan lokal yang tak mampu ditampung oleh sungai pada daerah tersebut. Hal tersebut
dikarenakan adanya tumpukan sampah dan sedimentasi yang terjadi pada saluran
sungainya sehingga menyebabkan saluran tersebut melimpas apabila hujan turun dengan
intensitas yang besar dan dalam waktu yang agak lama, sehingga dapat menimbulkan
genangan dengan kedalaman antara 20 – 50 cm selama ±1 – 2 hari pada daerah seluas ±1,57
ha. Genangan tersebut mengakibatkan beberapa aktivitas vital masyarakat daerah tersebut
atau masyarakat yang ingin melalui kawasan tersebut menjadi terganggu.

Kata Kunci : Kolam Retensi, Banjir, Pengendalian Banjir

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang memiliki potensi untuk pengembangan


irigasi, tetapi juga merupakan ancaman
Kali Klasuluk merupakan salah satu kali
potensial terjadinya banjir di musim
di wilayah Kecamatan Mariat,
hujan karena memiliki debit yang besar.
Kabupaten Sorong. Daerah aliran Kali
Akan tetapi, pada musim kemarau debit
Klasuluk meliputi hulunya di SP 1
aliran Kali Klasuluk cenderung sangat
Kabupaten Sorong hingga ke hilir di SP
kecil hingga terjadi kekeringan.
2 yang bertemu dengan Sungai Mariat.
Kali Klasuluk yang berada pada Sub
Daerah aliran Kali Klasuluk secara
DAS Kabupaten Sorong hampir setiap
keseluruhan memiliki luas 0,744 Km2.
musim hujan mengalami banjir.
Kali Klasuluk memiliki 1 anak kali dan
Penyebab banjir tersebut dikarenakan
oleh hujan lokal yang tak mampu I.4. TINJAUAN PUSTAKA
ditampung oleh sungai pada daerah
2.1 Pengertian Umum Sungai
tersebut. Hal tersebut dikarenakan
Sungai adalah alur di permukaan
adanya tumpukan sampah dan
tanah tempat mengalirnya aliran
sedimentasi yang terjadi pada saluran
permukaan (run off) yang mempunyai
sungainya sehingga menyebabkan
daerah aliran sungai, dengan
saluran tersebut melimpas apabila hujan
mempunyai sifat mengalir daerah yang
turun dengan intensitas yang besar dan
tinggi menuju ke muara laut. Sungai
dalam waktu yang agak lama, sehingga
mengalirkan sebagian air dan sebagian
dapat menimbulkan genangan dengan
aliran dasar (best flow) dari kumpulan
kedalaman antara 20 – 50 cm selama ±1
mata air di dalam DAS (Daerah Aliran
– 2 hari pada daerah seluas ±1,57 ha.
Sungai) -nya mulai dari daerah
Genangan tersebut mengakibatkan
pegunungan sampai ke laut. Fungsi
beberapa aktivitas vital masyarakat
sungai antara lain sebagai badan
daerah tersebut atau masyarakat yang
penerima air dan mengendalikan banjir
ingin melalui kawasan tersebut menjadi
dengan memperhatikan debit
terganggu.
patusannya dan mengendalikan
gangguan dan kerusakan terhadap
I.2. Rumusan Masalah
fasilitas kota.
Permasalahan yang diangkat dari uraian
2.2.1 Pengelolaan Sungai
di atas dalam rangka penelitian adalah:
Yang dimaksud dengan istilah
1. Bagaimana menanggulangi banjir
pengelolaan sungai adalah segala
di Kelurahan Klasuluk, Kecamatan
usaha yang dilakukan untuk
Mariat, Kabupaten Sorong dengan
memanfaatkan potensi sungai,
kolam retensi?
memelihara fungsi sungai dan
2. Bagaimana kecukupan volume
mencegah terjadinya bencana yang
kolam retensi dan kapasitas pompa
dapat ditimbulkan oleh sungai.
dengan mempertimbangkan waktu
Dengan demikian ruang cakup
pemompaan?
pengelolaan sungai luas sekali dan
I.3. Tujuan Penelitian
diantaranya dapat disebabkan :
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Perbaikan dan pengaturan
Merencanakan kolam retensi dalam
sungai
mengatasi banjir di Kelurahan
Klasuluk.
b. Pengoperasian bangunan- a. Zona 1: bagian Sungai mengalir
bangunan sungai sepanjang tahun dan daerah
c. Pengendalian alternatif tempat tumbuhnya rumput dan
seperti pembatasan atau tumbuh tumbuhan lainya serta
pelalangan atas kegiatan- tempat lainya yang mirip
kegiatan yang dapat dengan daerah atau bagian
memberikan dapak negatif sunagai tempat air sungai
terhadap fungsi sungai mengalir secara terus menerus.
d. Pemberian izin atas b. Zona 2: Bagian sungai tempat
pemanfatan air sungai dibangunya tanggul.
e. Pemberian tanda batas - batas Zona 3: Tanah batuan sungai
daerah sungai
Dalam melaksanakan 2.2 Kolam Retensi
pengelolaan sungai, langkah Kolam retensi, kolam retensi dan
langkah yang tepat perlu kolam tandon digunakan untuk
dilaksanakan sehinga dapat dicapai melindungi daerah bagian hilir saluran
/ dipenuhi fungsi dan kegunaan dari kerusakan yang disebabkan karena
/manfaat sungai sebagai milik kondisi saluran sebelah hilir tidak
umum (public properties),menjamin mampu menampung debit dari saluran
kesejahteraan umum, pelestarian sebelah hulu, kelebihan debit tersebut
dan pengembangan lahan serta ditampung dalam kolam retensi.
memberikan rasa aman kepada Berdasarkan hal tersebut, maka tahapan
masyarakat. perencanaan Kolam detensi, kolam
2.2.2 Daerah Sungai retensi dan kolam tandon tergantung
Sesuai dengan undang undang dari lokasi kolam detensi, kolam retensi
Persungaian Jepang definisi dari dan kolam tandon.
daerah sungai adalah bagian bagian 2.4.1 Tipe-Tipe Kolam Retensi
dari sungai yang meliputi alur Ada 4 (empat) tipe lokasi Kolam
sungai ( bagian sungai yang dibatasi detensi, kolam retensi dan kolam
oleh bibir - bibir sungai), bantaran tendon, sebagai berikut:
tanggul - tanggul dan sebagainya. 1. Kolam detensi dan retensi terletak
Beberapa batasan / pengertian yang di samping badan saluran / sungai
berkaitan daerah sungai adalah
sebagai berikut
bentuk padat disebut salju (Suripin
2004, dalam Florince dkk).
Presipitasi yang terjadi di Indonesia
pada umumnya adalah hujan.
2.5.2 Analisis Frekuensi dan
Probabilitas
Gambar 1. Kolam detensi pada Dalam analisis frekuensi
badan sungai diperlukan seri data hujan yang
2. Kolam detensi dan retensi terletak diperoleh dari pos penakar hujan.
pada badan saluran/sungai. Analisis frekuensi ini didasarkan
pada sifat statistik data kejadian yang
telah lalu untuk memperoleh
probabilitas besaran hujan di masa
yang akan datang. Dalam statistik
dikenal beberapa parameter yang
berkaitan dengan analisis data yang
meliputi rata-rata, simpangan baku,
Gambar 2. Kolam detensi pada
koefisien variasi dan koefisien
badan sungai
skewness. Analisis frekuensi yang
3. Kolam detensi dan retensi terletak
sering digunakan dalam bidang
pada saluran/sungai tersebut yang
hidrologi adalah distribusi normal,
disebut channel storage atau long
distribusi log normal, distribusi Log
storage.
Pearson III, dan distribusi Gumbel.
4. Kolam tandon dapat diletakkan
Setiap jenis distribusi atau sebaran
diluar alur sungai.
mempunyai parameter statistik yaitu
2.5 Analisis Hidrologi
yang terdiri dari nilai rata – rata ( µ =
2.5.1 Presipitasi
x ), deviation standar 𝜎 = s, koefisien
Presipitasi adalah istilah yang
variasi ( Cv ), koefisien
digunakan untuk menyatakan uap air
Kemencengan/Skweness dan
yang mengkondensasi dan jatuh dari
koefisien ketajaman/kurtois (Ck)
atmosfer ke bumi dengan segala
yang masing – masing dicari
bentuknya. Jika presipitasi yang jatuh
berdasarkan rumus :
dalam bentuk cair disebut hujan
Nilai rata – rata ( mean )
sedangkan jika yang jatuh dalam
Σ𝑋1 - Distribusi Harpers,
X= 𝑛
mempunyaii harga Cs dan Ck
............................
yang fleksibel
(3)
- Distribusi normal,
Deviasi Standart
mempunyai Cs = 0 dan harga
Σ ( 𝑅𝑖−𝑅 )2
Sd = 𝜎 = √ Ck = 0
𝑛−1

............................ - Distribusi log normal,


(4) mempunyai harga Cs < 0 dan
Koefisien Variasi Ck > 0 pl
𝜎 - Distribusi log person type III,
Cv = 𝑋
mempunyai harga Cs = 0 s/d
Koefisien Skweness atau Koefisien
0,9
Kemencengan
𝑛 Σ ( 𝑥𝑖− 𝑥 )3
2.5.3 Perhitungan Hujan Rencana
Cs = ( 𝑛−1 )( 𝑛−2 )𝜎3
Dengan Metode Gumbel
............................ Parameter - parameter statistik
(5) yang diperlukan oleh distribusi
Koefisien Kurtois atau Kofisien gumbel adalah :
Ketajaman 1. Menentukan harga tengahnya
𝑛 Σ ( 𝑥𝑖− 𝑥 )4
Ck = (R) :
( 𝑛−1 ) . ( 𝑛−2 ) . (𝑛−3)𝜎4
∑ 𝑅𝑖
𝑅= 𝑛

.............. (6)
Dimana : .............. (7)
Xi : data dalam sampel 2. Menentukan harga
X : nilai rata – rata hitung penyimpangan standard (Sx) :
n : jumlah pengamatan ∑(𝑅𝑖 −𝑅)2
𝑆𝑋 = 𝑛−1
Dari hasil diatas kita dapat melihat
parameter karakteristik yang
.............. (8)
memenuhi syarat yang ada dibawah
3. Menentukan faktor frekuensi
ini :
(K) :
- Distribusi Gumbel tipe 1, 𝑌𝑡 −𝑌𝑛
𝐾=
harga Cs = 1,139 dan Ck = 𝑆𝑛

5,402.
.............. (9)
hujan, intensitas curah hujan, dan
dimana : luas daerah pengaliran.
K = faktor frekuensi 1. Metode Modifikasi Rasional
Yt = Reduced Variable Disebut dengan Rasional
(lampiran 4) adalah : Perhitungan
Yn = Reduced Mean menggunakan metode yang
(lampiran 2) sederhana praktis. Bentuk
Sn = Reduced Standard hydrograph banjir dan waktu
Deviation (lampiran 3) terjadinya, tidak di perlukan
Ri = Curah hujan dalam bentuk perencanaan.
n = Jumlah data Yang di perlukan hanya
4. Menentukan curah hujan faktor curah hujan, keadaan
rencana dengan waktu ulang keadaan fisik dan sifat - sifat
yang dipilih, dengan rumus : hidrolika daerah aliran. Pada
𝑅𝑡 = 𝑅 + 𝐾. 𝑆𝑥 umumnya metode ini di terapkan
2.5.4 Debit Rencana pada daerah perkotaan.
Metode yang biasa digunakan Rumus dasar:
1
untuk menghitung debit banjir 𝑄 3,6 . 𝐶 . 𝐼 . 𝐴
rencana umumnya menggunakan
............................ (10)
metode rasional dan metode
Dimana :
Haspers. Metode rasional
Q = Debit Maks. ( nrV dot )
diperuntukkan untuk DAS-DAS
C = koef. Run Off
dengan ukuran kecil, yaitu kurang
I = Intensitas curah hujan
dari 300 ha. Metode rasional
selama waktu konsentrasi ( mm )
dikembangkan berdasarkan asumsi
A = Luas daerah aliran sungai
bahwa hujan yang terjadi
( km )
mempunyai intensitas seragam dan
2. Metode Modifikasi Rasional
merata di seluruh DAS selama
Saluran yang dengan rumus
paling sedikit sama dengan waktu
Rasional yang dimodifikasi.
konsentrasi. Sedangkan
Debit saluran yang akan
perhitungan debit banjir dengan
diperiksa kapasitasnya, dihitung
metode Haspers diberikan sebagai
sebagai berikut:
persamaan yang merupakan fungsi
dari koefisien pengaliran, distribusi
𝑄𝑡 = 0,0278 . 𝐶 . 𝐼 . 𝐴 Dimana :
............................ (11) T = waktu konsentrasi
2𝑡𝑐 L = Panjang sungai/saluran
𝐶𝑆 = 2𝑡
𝑐 +𝑡𝑑
dari hulu sampai titik yang
............................ (12)
diambil debitnya(m)
𝑡𝑐 = 𝑡0 + 𝑡𝑑
S = Kemiringan dasar
............................ (13)
saluran = H/L
Dimana :
2.5.6 Perhitungan Hujan Jam – Jaman
Q = Debit banjir rencana
Untuk menentukan debit banjir
(m3/dtk)
rencana (design flood) perlu
C = Koefisien Saluran
didapatkan harga suatu intensitas
Cs = Koefisien Penyimpangan
curah hujan terutama bila
I = Intensitas Hujan
digunakan metode rasional.
(mm/jam)
Intensitas curah hujan adalah
A = Luas Daerah Aliran
ketinggian curah hujan yang terjadi
Tc = Waktu Konsentrasi
pada suatu kurun waktu di mana air
T0 = Waktu yang diperlukan air
tersebut berkonsentrasi.
untuk mengalir ke saluran
Analisis intensitas curah hujan
terdekat
ini dapat diproses dari data curah
Td = Waktu yang diperlukan
hujan yang telah terjadi pada masa
air untuk mengalir ke
lampau. Untuk menghitung
tempat
intensitas curah hujan dapat
yang direncanakan
digunakan beberapa rumus empiris
2.5.5 Waktu Konsentrasi
seperti rumus Talbot, rumus
Waktu konsentrasi adalah
Sherman, rumus Ishiguro, dan
waktu yang diperlukan oleh air
rumus Mononobe.
untuk mengalir dari titik yang
terjauh ke titik yang akan dihitung
debitnya. Metode Kirpich
1. Menggunakan Metode
merupakan metode yang biasa
Mononobe
digunakan untuk menghitung
Pengamatan sebaran hujan jam -
waktu.
jaman ini perhitungannya
𝐿 0.77
𝑡 = (𝑆) menggunakan rumus sebagai
............................ (14) berikut:
2
𝑹 24 ⁄𝟑 Secara geografis, Kabupaten
𝑹𝒕 = ( 24𝒕 . 𝒕 )
Sorong terletak pada 00° 33' 42" -
............................ (15)
01° 35' 29" lintang selatan dan 130°
dimana:
40' 49" - 132° 13' 48" bujur timur.
RT = Rata - rata hujan pada jam
Secara administrasi berbatasan
ke - n ( mm)
dengan Samudra Pasifik dan Selat
R24 = Curah hujan efektif dalam
Dampir di sebelah Utara, sebelah
1 hari ( mm )
Selatan berbatasan dengan Laut
t = Waktu hujan (jam )
Seram. Sedangkan di sebelah timur
2.5.7 Persamaan unit Hydrograf
berbatasan dengan Kabupaten
1. Pada kurva naik ( 0 <t <tp )
Tambrauw dan Kabupaten Sorong
𝑡
𝑄𝑝 = (𝑇𝑝) 𝑥2 Selatan serta di sebelah barat
............................ (16) berbatasan dengan Kota Sorong,
2. Pada kurva turun Kabupaten Raja Ampat dan Laut
( Tp < t < Tp + T0,3) Seram.
𝐼
𝑄𝑡 = 0,0278 . 𝐶 . .𝐴
𝑡∗60

............................ (17)
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


3.1.1 Luas dan Batas Administratis
Kabupaten Sorong Gambar 3. Peta Kabupaten Sorong
mempunyai luas wilayah 13.603,46 3.1.2 Lokasi Penelitian
Km2, yang terdiri dari daratan Secara umum, lokasi kolam
seluas 845,71 Km2, dan lautan retensi dipilih dengan
seluas 514,65 Km2. Kabupaten memperhatikan kontur lahan.
Sorong terdiri dari 18 ( delapan Lokasi retensi sebaiknya dipilih
belas ) distrik yang memiliki batas – pada lokasi dengan kontur rendah
batas wilayah secara administrative yang berupa lembah atau cekungan.
dalam Pemerintahan , sedangkan Dengan demikian, pembuatan
luas wilayah tinjauan sendiri yaitu tanggul di sekeliling kolam dapat
di Distrik Mariat hanya 118 km2 ( diminimalisir. Dengan
sumber : Bappeda Kabupaten memperhatikan hal tersebut, lokasi
Sorong ).
studi dapat dilihat pada Gambar 4 bahwa hamper setiap hari pada
berikut : bulan – bulan tersebut tahun 2012
rata -rata mengalami hujan.

Gambar 4. Lokasi Rencana Kolam


Retensi Gambar 5. Peta Aliran Sungai
3.1.3 Klimatologi Kabupaten Sorong
Badan Meteorologi 3.2 Pengumpulan Data
Klimatologi dan Geofisika ( BMKG 3.2.1 Jenis Data
) Sorong mencatat rata - rata suhu Ada dua jenis data yang dibutuhkan
minimum selama tahun 2007 adalah dalam penelitian ini, yaitu :
22,40 °C. Angka ini lebih rendah 1. Data Primer
dibandingkan dengan tahun 2017 Merupakan data yang secara
yang tercatat adalah 23,15 °C. langsung bersumber dari
Sedangkan rata - rata suhu udara observasi lapangan,
maksimumnya tercatat 30,50 °C, pengukuran secara langsung di
lebih rendah dibandingkan tahun lapangan, seperti pengukuran
2016. Banyaknya hari hujan yang langsung penampang existing
dicatat oleh Badan Meteorologi kali dengan menggunakan gps
Klimatologi dan Geofisika Sorong dan meteran.
pada tahun 2011 sebanyak 258 hari 2. Data Sekuder
dengan jumlah curah hujan Merupakan data - data yang
maksimum sebanyak 3786 mm. bersumber dari data - data
Kejadian hujan terbanyak adalah yang telah dihimpun oleh
pada bulan Februari dan Maret instansi – instansi terkait
dengan jumlah hari hujan sebanyak seperti luas wilayah, dan data
22 hari untuk masing – masing curah hujan dengan lama
bulan. Hal ini dapat dikatakan pengamatan 10 tahun yang di
ambil dari kantor Badan tertulis yang hanya bisa
Meteorologi Klimatologi dan didapatkan dengan pengamatan
Geofisika ( BMKG ) dengan secara langsung mengenai
stasiun pengamat hujan pada kondisi daerah tersebut.
daerah Jeftnan, , peta lokasi Kegiatan yang dilakukan dapat
tinjauan khususnya peta berupa pengukuran luasan
daerah Distrik Mariat dan penampang kali (A), debit
sekitarnya dan data sekunder existing (Q) dan melihat kondisi
lainnya yang dapat digunakan fisik bentuk penampang.
sebagai data penunjang. 2. Survei Sekunder
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data Merupakan kegiatan pencarian
Teknik pengumpulan data adalah data melalui kajian literatur,
cara - cara yang akan digunakan hasil penelitian terdahulu, peta -
untuk mengumpulkan data, baik peta yang dibutuhkan, data
yang berupa data primer maupun kependudukan, kondisi wilayah
data sekunder, melalui survei yang penelitian, ataupun data tertulis
dilakukan pada wilayah tinjauan. lainnya, yang didapatkan
Adapun survei yang dilakukan langsung dari instansi yang
untuk memperoleh data yang terkaita taupun media..
dibutuhkan tersebut adalah : 3.3 Flow Chart
1. Survei Primer Sebagai tolak ukur dalam melakukan
Bertujuan untuk mencari data suatu penelitian dan melakukan
yang sifatnya tidak tertulis, sebuah penyusunan Tugas Akhir.
ataupun merupakan data yang Adapun flow chart dari tahapan -
memiliki tingkat akurasi yang tahapan kegiatan tinjauan ini adalah
tinggi. Survei yang dilakukan sebagai berikut:
tersebut adalah pengamatan Alur Penelitian dapat dilihat pada
lapangan. Tujuannya untuk Flow Chart di bawah ini :
menghasilkan data - data tidak
DAFTAR PUSTAKA 2012. Buku Jilid I, Tata Cara
Penyusunan Rencana Induk Sistem
Florince, dkk. Studi Kolam Retensi Sebagai Drainase Perkotaan
Upaya Pengendalian Banjir Lampiran Contoh Perhitungan Buku Tata
Sungai Way Simpur Keluraban Cara Prencanaan Kolam
Palapa Kecamatan Tanjung Detensi, Kolam Retensi dan Sistem
Karang Pusat Polder
Dr. Ir. Suripin, M. Eng, Buku Sistem Setiadi, Yohanes S. dkk. Perhitungan
Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan Volume Kolam Retensi Muktiraharjo
Kementerian Pekerjaan Umum, Kidul Semarang Berdasarkan
Direktorat Jendral Cipta Karya, Data Curah Hujan Harian
Direktorat Pengembangan Maksimum Kawasan Kali
Penyebatan Lingkungan Tenggang
Pemukiman.

Anda mungkin juga menyukai