Anda di halaman 1dari 5

SIMULASI MIKROMAGNETIK DENGAN MODEL ATOMIK PADA

SENYAWA Fe90Gd10 MENGGUNAKAN SOFTWARE VAMPIRE


Yuningtyas Nely Kusuma Dewi1
1
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail : yuningtyasnely@gmail.com

ABSTRAK
Bahan magnetik merupakan bahan yang dapat ditarik oleh magnet. Salah satu jenis bahan
magnetik yaitu ferromagnetik yang merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas
magnetik 𝑋𝑚 positif, yang sangat tinggi. Senyawa FeGd adalah salah satu jenis bahan
ferromagnetik yang dapat ditentukan temperature Curie, kurva histerisisnya dan simulasi spin
atomnyamodel atomiknya. Simulasi senyawa Fe90Gd10 menggunakan software Vampire
untuk mendapatkan hasil tempertaure curie, spin, kurva histerisis saat temperature 0K, 10K
300K dan 700K. Temperature Curie pada Fe90Gd10 yang diperoleh yaitu pada suhu 300K.
Saat dibawah temperature Curie, kurva histerisis akan semakin menyempit jika suhunya
semakin besar dan saat diatas temperature Curie kurva histerisis yang terbentuk semakin
tidak teratur atau acak. Selain itu, spin domain yang terbentuk semakin acak saat suhu
semakin tinggi.

Kata Kunci: magnetik, ferromagnetik, temperature Curie, kurva histerisis, spin domain,
Vampire

Pendahuluan sehingga atom mereka memiliki momen


Paduan (Alloy) adalah campuran
magnet bersih.
unsur yang mempunyai sifat-sifat logam,
Teori feromagnetik pertama kali
terdiri dari dua atau lebih unsur, dan
dikemukakan oleh Pierre Weiss, yang
sekurang-kurangnya satu unsur utamanya
berkhusus pada hipotesis berikut : “Suatu
adalah logam. Bahan Magnetik adalah
sampel bahan feromagnetik berisi
bahan yang dapat ditarik oleh magnet.
sejumlah daerah kecil yang disebut ranah
Berdasarkan perilaku molekulnya di dalam
(domain), yang termagnetisasi secara
medan magnetik luar, bahan terdiri atas
spontan. Besar magnetisasi spontan sampel
tiga kategori, yaitu paramagnetik,
bahan itu secara keseluruhan ditentukan
diamagnetik, dan feromagnetik. Bahan
oleh jumlah vector dari momen-momen
feromagnetisme merupakan bahan yang
magnetic domain”.
memiliki nilai suseptibilitas magnetik 𝑋𝑚
Magnetisasi masing-masing domain
positif, yang sangat tinggi. Ferromagnetik
disebabkan oleh adanya perputaran, 𝑩𝐸
memiliki elektron tidak berpasangan
yang cenderung menghasilkan sususan
dipole-dipole atomic yang sejajar. Medan
pertukaran 𝑩𝐸 dianggap sebanding dengan sebagai magnetisasi jenuh (saturation
magnetisasi M masing-masing domain. magnetization).
𝑩𝐸 = 𝜆 𝑴 (1) Dalam bidang Fisika tepatnya
Bahan ferromagnetic terdiri dari bahan suhu Curie (Tc ) atau titik Curie
bagian-bagian kecil dimana tiap-tiap adalah satu suhu di mana bahan
bagian memiliki arah momen-momen feromagnet atau ferimagnet menjadi
magnet yang searah, bagian-bagian ini paramagnet semasa dipanaskan. Dapat
disebut domain. Momen-momen magnet juga dikatakan bahwa suhu Curie adalah
tiap domain yangs earah ini dikatakan suhu kritis terjadinya transisi fase
telah termagnetisasi jenuh. Magnetisasi feromagnetik suatu bahan padat menjadi
emrupakan penjumlahan dari seluruh paramagnetik akibat pemanasan[3], dan
momen magnet persatuan volume. dapat diamati dengan terlepasnya suatu
Menurut teori Weiss, jumlah momen bahan feromagnetik, yang dipanasi, dari
magnet tiap domain berkisar antara 1012 magnet perrnanen,
sampai 1015. Sifat magnetik makroskopik dari
Domain-domain terdekat dibatasi material adalah akibat dari momen-momen
oleh batas domain atau dinding domain. magnet yang berkaitan dengan elektron-
Dinding domain terdiri dari sederet elektron individual. Setiap elektron dalam
momen magnet dengan orientasi 0o sampai atom mempunyai momen magnet yang
180o. Untuk material ferromagnetik terdiri berasal dari dua sumber. Yang pertama
dari banyak domain dimana tiap domain berasal dari gerakan elektron mengelilingi
memiliki arah magnetisasi tertentu. Bila inti. Elektron yang mengelilingi inti ini
bahan belum diamagnetisasi, maka jumlah dapat dianggap sebagai loop arus kecil,
vektor magnetisasi seluruh domain adalah yang menghasilkan medan magnet yang
nol. kecil pula, dan emmpunyai momen magnet
Magnetisasi merupakan salah satu sepanjang sumbu rotasinya yang disebut
karakteristik dari suatu material magnetic sebagai momen magnet orbital. Momen
dan secara mikroskopis tergantung dari magnet spin memiliki dua arah yaitu up
jumlah momen-momen magnet, dengan dan down. Karena itu setiap elektron
persamaan: dalam atom memiliki momen magnet
𝑚 orbital dan momen magnet spin.
𝑀= (2)
𝑉
Histeresis adalah suatu sifat yang
Bila seluruh momen magnet memiliki
dimiliki oleh sistem dimana sistem tidak
orientasi yang sama, maka dapat dikatakan
secara cepat mengikuti gaya yang
diberikan kepadanya, tetapi memberikan pada senyawa Fe90Gd10 dilakukan dengan
reaksi secara perlahan, atau bahkan sistem menggunakan Software VAMPIRE.
tidak kembali lagi ke keadaan awalnya. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Karakteristik suatu material ferromagnetic Fisika Komputasi Jurusan Fisika Fakultas
dapat dilihat dari ebntuk kurva histerisis Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
yang menggambarkan hubungan antara Universitas Jember pada bulan Mei 2016.
medan magnet luar, induksi magnet dan Peralatan yang digunakan antara lain 1 set
magnetisasi dengan persamaan: komputer dengan beberapa software yaitu
𝐵 = 𝜇𝑜 (𝐻 + 𝑀) (3) Vampire, Origin dan Povray.
Karena: Penelitian ini dilakukan seperti
𝐽 = 𝜇𝑜 𝑀 (4) pada diagram berikut :
Maka persamaan (3) menjadi :
𝐵 = 𝜇𝑜 𝐻 + 𝐽 (5)
Bentuk kurva histerisis magnet permanen
terlihat pada Gambar 1. Br ditentukan pada
titik b dan koersivitas pada titik c. Kurva
kuadran kedua menentukan besarnya nilai
energi produk maksimum (BH)max.

Gambar 1. Kurva Histerisis Magnet


Permanen Gambar 2. Skema Penelitian Simulasi
Makromagnetik Atom Fe90Gd10

Hasil Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian terkait simulasi Hasil yang diperoleh pada
makromagnetik dengan model atomik penelitian ini didasarkan pada penentuan
temperature Curie, kurva histerisis dan
Kurva histerisis yang terbentuk pada suhu
simulasi arah spin domain pada bahan
0 K, 10 K, 300 K dan 700 K menggunakan
Fe90Gd10.
medan eksternal sebesar 5 Tesla. Pda
a. Temperature Curie yang diperoleh pada
kurva histerisis tersebut menunjukkan
material Fe90Gd10 yaitu pada suhu 300 K.
bahwa semakin tinggi suhu maka kurva
Kurva temperature curie ditunjukkan pada
histerisis yang terbentuk semakin
Gambar 3.
menyempit. Hal tersebut dikarenakan
bentuk spin atomnya semakin acak apabila
suhunya semakin tinggi. Saat suhu
melebihi temperature Curie maka kurva
histerisisnya tidak karuan atau acak seperti
terlihat pada kurva histerisis saat suhunya
700 K.
c. Visualisasi spin domain Fe90Gd10
Gambar 3. Grafik temperature Curie
Fe90Gd10
Grafik tersebut merupakan grafik
temperature curie pada Fe90Gd10 yang
menunjukkan hubungan suhu terhadap
magnetisasi. Temperature Curie (a) (b)

memisahkan material ferromagnetic


dengan non-ferromagnetik.
b. Kurva Histerisis yang diperoleh pada
Fe90Gd10 yaitu pada suhu 0 K, 10 K, 300 K
dan 700 K.

(c) (d)

Gambar 4. Kurva Histerisis Fe90Gd10 saat


0 K, 10 K, 300 K dan 700 K
Gambar 5. Visualisasi spin domain Tidak hanya itu, peneliti harus lebih
senyawa Fe90Gd10 saat temperature (a) 0 K
memahami metode yang digunakan dalam
(b) 10 K (c) 300 K dan (d) 700 K
penelitian ini.
Hasil visualisasi spin domain saat
temperature curie, suhu 0 K, 10 K, 300 K Daftar Pustaka
[1]
dan 700 K menunjukkan bahwa spin Cullity, B.D. 1972. Introduction to
Magnetic Materials. United Sattes
domain yang dihasilkan akan semakin
of America: Cambrige University
acak apabila suhunya semakin tinggi. Press.
Maka, pengaruh suhu begitu terlihat pada [2]
Jiles, D. 1998. Introduction to
perubahan spin pada Fe90Gd10. Magnetism and Magnetic
Materials. Cheltenham: Nelson
Kesimpulan Thornes, UK.
Kesimpulan yang dieproleh pada [3]
Kittel, C. 1996. Introduction To Solid
penelitian ini adalah : State Physics, 7th Edition. New
1. Temperature Curie pada Fe90Gd10 yaitu York: John Willey and Sons.

pada suhu 300 K. [4]


Puri, R.K. dan Babbar, V. K. 1997. Solid
2. Semakin tinggi suhu, maka kurva States Physics. New Delhi: S.
Chand & Company Ltd.
histerisis yang terbentuk akan semakin
[5]
menyempit dan saat suhu diatas Yani, Ahmad, Ridwan dan Mujamilah.
2014. Simulasi Histerisis pada
temperature Curie yaitu 700 K, kurva Bahan Ferromagnetik dengan
histerisis yang terbentuk tidak teratur Model JILES-ATHERTON. Jurnal
Sains Materi Indonesia,
atau acak. Akan tetapi saat suhu ISSN:1411-1098:85-90.
dibawah temperature Curie yaitu 0 K,
10 K dan 300 K, kurva histerisis yang
terbentuk masih teratur.
3. Spin domain yang terbentuk semakin
acak apabila suhunya semakin tinggi.
Saran yang yang dapat diberikan
yaitu variasi suhu lebih banyak agar dapat
mengetahui perbandingan kurva histerisis
dan spin domain yang terbentuk. Selain
itu, medan magnet eksternal yang
digunakan juga lebih divariasi agar dapat
diketahui kurva histerisis yang lebih detail.

Anda mungkin juga menyukai