Anda di halaman 1dari 2

MUH. ARHAM YUNUS No.

Urut 43

Dari buku : Dalam kation kompleks tetraamin nikel (II) dijumpai ada 2 elektron yang tidak berpasangan dalam orbital 3d, karena itu senyawa kompleks ini bersifat paramagnetic. Ion kompleks ini mempunyai suatu struktur tetrahedral, dimana ke empat molekul amoniak berada di empat sudut tetrahedral.

Sumber lain : Sifat kemagnetan Diamagnetik (jika semua elektron berpasangan) : ditolak (amat lemah) oleh medan magnet Paramagnetik (jika ada elektron yang tak berpasangan) : ditarik oleh medan magnet Feromagnetik (pada Fe, Co, Ni): ditarik (sangat kuat) oleh medan magnet. Secara kuantitatif ditunjukkan oleh momen magnetik () : = [n(n+2)] BM dengan n = jumlah elektron tak berpasangan BM= Bohr Magneton (satuan untuk momenmagnetik)

Ikatan antara ion pusat dengan ligan merupakan ikatan koordinasi Struktur kompleks ditentukan oleh hibridisasi yang terjadi pada ion pusatnya. linier

sp

sp2 trigonal planar sp3 tetrahedral sp3d bipiramida segitiga

sp3d2 oktahedral dsp2 bujur sangkar (www. Chem.-is-try.org)

Magnetisasi, M, (momen magnet per satuan volume) suatu sampel dalam medan magnet, H, berbanding lurus dengan besarnya H, dan tetapan perbandingannya adalah, , yang bergantung pada sampel. M = H disebut dengan suseptibilitas volume dan hasil kali dan volume molar sampel Vm disebut dengan susceptibilitas molar m. Dinyatakan dalam persamaan menjadi: m = .Vm Semua zat memiliki sifat diamagnetik, dan selain diamagnetisme, zat dengan elektron tidak berpasangan juga menunjukkan sifat paramagnetisme, besar sifat paramagnetisme sekitar 100 kali lebih besar daripada sifat diamagnetisme. Hukum Curie menunjukkan bahwa paramagnetisme berbanding terbalik dengan suhu: T A C m = + T adalah temperatur mutlak dan A dan C adalah konstanta. Dalam metoda Gouy atau Faraday, momen magnet dihitung dari perubahan berat sampel bila digantungkan dalam pengaruh medan magnet. Selain metoda ini, metoda yang lebih sensitif adalah SQUID (superconducting quantum interference device) yang telah banyak digunakan untuk melakukan pengukuran sifat magnet. Paramagnetisme diinduksi oleh momen magnet permanen elektron tak berpasangan dalam molekul dan suseptibilitas molarnya berbanding lurus dengan momentum sudut spin elektron. Paramagnetisme kompleks logam transisi blok d yang memiliki elektron tak berpasangan dengan bilangan kuantum spin 1/2, dan setengah jumlah elektron tak berpasangan adalah bilangan kuantum spin total S. Oleh karena itu, momen magnet hanya berdasarkan spin secara teori dapat diturunkan mengikuti persamaan: = 2 S(S + 1) = n(n + 2)B = 9.274 x 10-24 JT-1 adalah Bohr magneton. Banyak kompleks logam 3d menunjukkan kecocokan yang baik antara momen magnet yang diukur dengan neraca magnetik dan yang dihasilkan dari persamaan di atas. dari hasil pengukuran magnetiknya. sekitar 1.7 B adalah kompleks spin rendah dengan satu elektron tak berpasangan, tetapi Fe3+ d5 dengan momen magnet sekitar 5.9 B adalah kompleks spin tinggi dengan 5 elektron tak berpasangan. (bab-6-kimia-logam transisi-pdf)

Anda mungkin juga menyukai