Anda di halaman 1dari 34

Inorganic Chemistry

TRANSITION METALS
CHEMISTRY
Meeting 9.

Johnson N. Naat
Inorganic Chemistry
Pengertian Unsur Transisi
s p

L d Nonlogam
O
G
A LOGAM TRANSISI
M

2
Unsur transisi:unsur yang dalam atom netralnya atau dalam
senyawanya mengandung konfigurasi elektonik
BELUM PENUH pada orbital d
Ada tiga kelompok unsur transisi d

3d

4d
5d

3
Unsur-unsur golongan 12 Zn,Cd dan Hg bukan termasuk
unsur-unsur transisi melainkan kelompok unsur representatif
Unsur-unsur golongan 3(Sc-Y-Lu-Lr),khususnya tiga unsur
pertama hanya dikenal membentuk senyawa dengan tingkat
oksidasi +3,tidak menunjukkan variasi peran orbital d

Dikeluarkan dari unsur transisi 4


Sifat-sifat Unsur Transisi

❖ Dalam periode elektron-elektron mengisi orbital (n-1)d yang


semakin banyak dengan naiknya nomor atom,sehingga jari-jari
atomiknya relatif semakin pendek.
❖ Logam transisi mempunyai titik didih,titik leleh,densitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalium dan kalsium
5
Sifat logam dari unsur transisi lebih kuat jika dibandingkan dengan
sifat logam dari golongan utama. Mengapa?
Hal ini disebabkan pada unsur-unsur transisi terdapat lebih banyak
elektron bebas dalam orbital d yang tidak berpasangan
Mengapa jumlah elektron yg tidak
berpasangan menjadi ukuran
kekuatan logam?

Semakin banyak elektron bebas dalam suatu


atom logam memungkinkan ikatan antaratom
semakin kuat sehingga sifat logam dari unsur
itu juga semakin kuat

Pengaruh nyata dari kekuatan ikatan antaratom pada logam transisi


tercermin dari sifat kekerasan tinggi,kerapatan tinggi,titik didih dan
leleh tinggi serta sifat hantaran listrik yang baik 6
❑ Energi ionisasi pertama hampir sama,hal itu terjadi karena muatan
inti efektif yang dialami elektron terluar adalah sama(+2)
❑ Adapun energi ionisasi Zink yang mencolok tinggi dapat terjadi
karena zn mempunyai konfigurasi elektron penuh,suatu bentuk
konfigurasi elektron yang relatif stabil. 7
1. Oksida dan hidroksida logam transisi (M2+, M3+) kurang
basa & sukar larut.
2. Garam logam transisi kurang bersifat ionik & kurang stabil
terhadap pemanasan.
3. Garam & ion logam transisi dalam air lebih mudah
terhidrat & terhidrolisis menghasilkan sifat asam.
4. Ion logam transisi lebih mudah tereduksi.
Logam-logam transisi dengan tingkat oksidasi +2 dan +3, ionik

Tingginya muatan kation atau tingginya tingkat oksidasi dan pengaruh


pada polarisasi anion mengakibatkan beberapa oksida menunjukkan sifat
asam dan bersifat kovalen
Cr2O3,Mn2O3
8
Konfigurasi Elektronik
Bagian dalam atom dibangun oleh konfigurasi elektronik gas mulia
sebelumnya

9
Prinsip Aufbau : Elektron dalam suatu atom berusaha untuk
menempati subkulit-subkulit yang berenergi rendah ,kemudian baru
ketingkat energi yang lebih tinggi

Orbital 3d yang terisi elektron energinya selalu lebih rendah daripada


orbital 4s yang sudah terisi,oleh karena itu urutan penulisan juga
mendahuluinya
Konfigurasi
Pengecualian konfigurasi elektronik setengah penuh

10
Kecenderungan dalam periode

Variasi tingkat oksidasi mengalami penggelembungan pada


pertengahan deret
Tingkat oksidasi Mn
semakin banyak

11
Mengapa terjadi
pengelembungan biloks
di pertengahan deret?

Jumlah elektron pada orbital 3d pada awal deret


terlalu sedikit sedangkan pada akhir deret terlalu
banyak.

Kestabilan tingkat oksidasi tinggi dari awal hingga akhir seri


menunjukkan kecenderungan yang menurun. Mengapa?

Kuatnya pengaruh muatan inti terhadap elektron 3d. Elektron 3d


semakin tertarik kuat ke inti sehingga makin sukar dilepas.
12
Kecenderungan dalam golongan

❖ Unsur-unsur periode 5 & 6 memiliki kemiripan yang sangat kuat


dalam satu kelompok.
❖ Unsur-unsur seri 4d & 5d memiliki tingkat oksidasi yang lebih
tinggi daripada unsur seri 3d.

13
Warna ion logam transisi

Kation logam unsur-unsur transisi umumnya


berwarna. Hal ini disebabkan oleh adanya
elektron tidak berpasangan dan tingkat energi
orbital tidak berbeda jauh.

14
15
Sifat Magnetik
Menurut teori fisika klasik setiap benda atau partikel yang berputar
pada porosnya akan menghasilkan sifat magnet
Magnetik spin

BUMI Atom H

16
Sifat magnet zat berkaitan dengan konfigurasi elektronnya. Arah rotasi
elektron dinyatakan oleh bilangan kuantum spin.

Oleh karena elektron mengemban muatan listrik,gerakan rotasinya akan


menghasilkan medan magnet.

Namun,jika semua elektron berpasangan,medan magnet yang


ditimbulkan akan saling meniadakan.Hanya atom yang mempunyai
elektron tak berpasangan yang akan bersifat sebagai magnet.

17
Sifat diamagnetik

Sifat yang selalu dimiliki oleh setiap atom dalam


materi atau senyawa tanpa memandang tipe sifat
magnetik total senyawa yang bersangkutan

Elektron-elektron yang berpasangan dalam


kulit/orbital,menurut teori klasik dapat
diperlakukan sebagai loop-loop arus,sehingga
berinteraksi menolak medan magnetik luar

Sifat diamagnetik tidak dipengaruhi oleh temperatur maupun besarnya


kuat medan magnetik luar,melainkan hanya ditentukan oleh ukuran dan
bentuk orbital
18
Dalam molekul,nilai sifat magnetik total merupakan jumlah dari
masing-masing atomnya

Besarnya suseptibilitas diamagnetik tiap atom :

= -2,83 x

R = rata-rata jari-jari elektron

Harga ini untuk tiap-tiap atom,unsur,molekul,ion,gugus ion maupun


berbagai jenis ikatan telah berhasil ditentukan,dan kemudian disebut
sebagai tetapan pascal

19
Sifat paramagnetik
Sifat paramagnetik bersifat permanen. Hal ini karena sifat magnetik yang
bersangkutan ditimbulkan oleh spin elektron,bukan karena induksi medan magnet dari
luar.

Menurut aturan Hund dalam orbital-orbital yang belum penuh,elektron-elektronnya


tidak berpasangan dan tertata dengan spin saling paralel.

Sifat paramagnetik
semakin kuat

Untuk menyatakan ukuran besar sifat paramagnetik dipakai besaran momen


magnetik,𝜇𝑠 dengan satuan Bohr Magneton(BM)
e = muatan elektron
eh
1 BM = = 9,27408x10 − 21 JT −1 h = tetapan planck
4 π mc m = masa elektron diam
c = kecepatan cahaya
20
Hubungan jumlah elektron tak-berpasangan dengan sifat paramagnetik
spin atau momen magnetik spin yaitu:

𝝁𝒔 = 2 𝒏𝒔 𝒏𝒔 + 𝟏 BM atau 𝝁𝒔 = 𝒏 𝒏 + 𝟐 BM

Dengan s = ± 1/2 = bilangan kuantum spin


n = banyaknya elektron tak berpasangan

Contoh soal
Tentukanlah harga momen magnetik dari ion Mn 2+ !
Penyelesaian :
𝝁𝒔 = 𝒏 𝒏 + 𝟐 BM
𝝁𝒔 = 𝟓 𝟓 + 𝟐 BM
𝝁𝒔 = 𝟑𝟓 BM = 5,92 BM 21
Suseptibilitas magnetik dan pengukurannya

Suseptibilitas(kerentanan atau sifat kemudahan) magnetik.


Pengukurannya didasarkan atas perbedaan masa sampel.
Karena dalam hal ini besaran masa atau besaran molar lebih instruktif,
maka suseptibilitas volume,k diubah menjadi suseptibilitas massa, Xg,
atau suseptibilitas molar,XM:

= 𝑥𝑀 = 𝑥𝑔 .𝑀𝑟
Hubungan massa sampel dan kuat medan magnetik yang
menunjukkan pada gaya magnetik yang bekerja pada sampel dapat
dinyatakan dalam rumusan berikut :

22
∆𝑾𝟏 = perbedaan antara masa sampel + tabung yang ditimbang dengan dan
tanpa medan magnetik
∆𝑾𝟐 = perbedaan antara masa tabung yang ditimbang dengan dan tanpa medan
magnetik(berharga negatif)
W = massa sampel yang ditimbang tanpa medan magnetik
l = tinggi/panjang sampel dalam tabung
M = berat molekul sampel
H = kuat medan magnetik
g = gaya gravitasi bumi di mana dilakukan pengukuran

Harga ini tentu masih harus dikoreksi dengan suseptibilitas


diamagnetik,Xa,sehingga diperoleh :

XM’ = XM – XA
Selanjutnya nilai momen magnetik,dihitung menurut rumus:
𝜇𝑠 = 2,828 (XM’.T)
23
CONTOH SOAL ( soal ON MIPA-PT 2015)

Diketahui atom besi dan atom zeng dalam keadaan gas


memiliki elektron pada subkulit 3d berturut-turut 6 dan 10
elektron.Kedua jenis atom itu bisa bereaksi dengan larutan
yang mengandung asam klorida,untuk menghasilkan larutan
FeCl2 yang berwarna hijau dan ZnCl2 yang bening.

1. Gambarlah diagram subkulit 3d atom besi dan atom zeng untuk


menjelaskan perbedaan sifat kemagnetan kedua atom!

2. Ketika atom besi bereaksi dengan HCl untuk menghasilkan


larutan berwarna, apa yang terjadi pada tingkat-tingkat energi
orbital pada subkulit 3d?
24
Penyelesaian:

1. Untuk menentukan perbedaan sifat kemagnetan kedua unsur diatas


maka kita membandingkan konfigurasi elektronik kedua unsur

Sifat diamegnetik muncul sebagai akibat adanya interaksi medan


magnetik dari luar yang dikenakan pada atom yang bersangkutan
dengan medan terinduksi dalam kulit-kulit yang terisi PENUH.

Elektron-elektron dengan spin yang tidak saling meniadakan atau


dengan konfigurasi diagram orbital paralel bersifat Paramagnetik.

25
2. Unsur transisi membentuk senyawa –senyawa berwarna dan hal
ini berkaitan dengan adanya subkulit d yang terisi tidak penuh.
Kehadiran ligan menyebabkan pemisahan tingkat energi pada
orbital-orbital besi.

26
Sifat katalitik logam transisi

• Banyak unsur golongan transisi digunakan sebagai


katalisator(katalis) dalam berbagai reaksi.
• Berperan menurunkan energi aktifasi suatu reaktan
• Tidak berperan sebagai pembentuk produk Dengan
katalis

27
Cara kerja katalisator

Molekul reaktan Reaktan mengalami Interaksi antar


menempel pada perpindahan molekul/atom
permukaan katalis menuju sisi aktif terjadi lebih aktif

Pelepasan produk
Pembentukan
Produk + katalis dari permukaan
produk
katalis

28
Katalisator homogen
Reaktan dan katalis berfase sama
Membentuk kompleks antara
Keterlibatan proses redoks katalis
Reaktan +
katalis • Reaktan menjadi aktif karena
pengaruh proses perubahan
Kompleks antara bilok (menerima 1 elektron)
• Contoh : Cu2+ menjadi Cu+
Aktifnya reaktan Co3+ menjadi Co2+
dalam kompleks
Mn3+ menjadi Mn2+
Produk +
katalis
29
Contoh reaksi katalitik homogen

• Reaksi hidrocarbonilasi alkena menjadi aldehid :

• Reaksioksidasi etena menjadi metanal :

• Sintesis asam asetat dengan proses karbonilasi metanol :

30
Katalisator heterogen
• Biasanya berwujud padatan (logam murni, paduan/alloy,
dan senyawa oksidanya).
• Dapat langsung terpisah dengan produk setelah reaksi
berlangsung.
• Menyediakan permukaan serap kepada reaktan untuk
dapat bereaksi dengan cepat.
• Contoh : paduan Pt-Rh dalam alat gas buang kendaraan.
logam Pt dalam persenyawaan hidrogen dan
oksigen.

31
Sintesis AMONIA
Pelepasan produk dari
katalis

Reaktan
menempel pada
Katalis
katalis

32
Interaksi molekul reaktan dengan logam katalis

kemisorpsi
Fisisorpsi • Ikatan antar molekul reaktan
melemah karena berikatan
• Reaktan mengumpul pada lemah dengan logam katalis.
permukaan katalis.

33

Anda mungkin juga menyukai