TRANSITION METALS
CHEMISTRY
Meeting 9.
Johnson N. Naat
Inorganic Chemistry
Pengertian Unsur Transisi
s p
L d Nonlogam
O
G
A LOGAM TRANSISI
M
2
Unsur transisi:unsur yang dalam atom netralnya atau dalam
senyawanya mengandung konfigurasi elektonik
BELUM PENUH pada orbital d
Ada tiga kelompok unsur transisi d
3d
4d
5d
3
Unsur-unsur golongan 12 Zn,Cd dan Hg bukan termasuk
unsur-unsur transisi melainkan kelompok unsur representatif
Unsur-unsur golongan 3(Sc-Y-Lu-Lr),khususnya tiga unsur
pertama hanya dikenal membentuk senyawa dengan tingkat
oksidasi +3,tidak menunjukkan variasi peran orbital d
9
Prinsip Aufbau : Elektron dalam suatu atom berusaha untuk
menempati subkulit-subkulit yang berenergi rendah ,kemudian baru
ketingkat energi yang lebih tinggi
10
Kecenderungan dalam periode
11
Mengapa terjadi
pengelembungan biloks
di pertengahan deret?
13
Warna ion logam transisi
14
15
Sifat Magnetik
Menurut teori fisika klasik setiap benda atau partikel yang berputar
pada porosnya akan menghasilkan sifat magnet
Magnetik spin
BUMI Atom H
16
Sifat magnet zat berkaitan dengan konfigurasi elektronnya. Arah rotasi
elektron dinyatakan oleh bilangan kuantum spin.
17
Sifat diamagnetik
= -2,83 x
19
Sifat paramagnetik
Sifat paramagnetik bersifat permanen. Hal ini karena sifat magnetik yang
bersangkutan ditimbulkan oleh spin elektron,bukan karena induksi medan magnet dari
luar.
Sifat paramagnetik
semakin kuat
𝝁𝒔 = 2 𝒏𝒔 𝒏𝒔 + 𝟏 BM atau 𝝁𝒔 = 𝒏 𝒏 + 𝟐 BM
Contoh soal
Tentukanlah harga momen magnetik dari ion Mn 2+ !
Penyelesaian :
𝝁𝒔 = 𝒏 𝒏 + 𝟐 BM
𝝁𝒔 = 𝟓 𝟓 + 𝟐 BM
𝝁𝒔 = 𝟑𝟓 BM = 5,92 BM 21
Suseptibilitas magnetik dan pengukurannya
= 𝑥𝑀 = 𝑥𝑔 .𝑀𝑟
Hubungan massa sampel dan kuat medan magnetik yang
menunjukkan pada gaya magnetik yang bekerja pada sampel dapat
dinyatakan dalam rumusan berikut :
22
∆𝑾𝟏 = perbedaan antara masa sampel + tabung yang ditimbang dengan dan
tanpa medan magnetik
∆𝑾𝟐 = perbedaan antara masa tabung yang ditimbang dengan dan tanpa medan
magnetik(berharga negatif)
W = massa sampel yang ditimbang tanpa medan magnetik
l = tinggi/panjang sampel dalam tabung
M = berat molekul sampel
H = kuat medan magnetik
g = gaya gravitasi bumi di mana dilakukan pengukuran
XM’ = XM – XA
Selanjutnya nilai momen magnetik,dihitung menurut rumus:
𝜇𝑠 = 2,828 (XM’.T)
23
CONTOH SOAL ( soal ON MIPA-PT 2015)
25
2. Unsur transisi membentuk senyawa –senyawa berwarna dan hal
ini berkaitan dengan adanya subkulit d yang terisi tidak penuh.
Kehadiran ligan menyebabkan pemisahan tingkat energi pada
orbital-orbital besi.
26
Sifat katalitik logam transisi
27
Cara kerja katalisator
Pelepasan produk
Pembentukan
Produk + katalis dari permukaan
produk
katalis
28
Katalisator homogen
Reaktan dan katalis berfase sama
Membentuk kompleks antara
Keterlibatan proses redoks katalis
Reaktan +
katalis • Reaktan menjadi aktif karena
pengaruh proses perubahan
Kompleks antara bilok (menerima 1 elektron)
• Contoh : Cu2+ menjadi Cu+
Aktifnya reaktan Co3+ menjadi Co2+
dalam kompleks
Mn3+ menjadi Mn2+
Produk +
katalis
29
Contoh reaksi katalitik homogen
30
Katalisator heterogen
• Biasanya berwujud padatan (logam murni, paduan/alloy,
dan senyawa oksidanya).
• Dapat langsung terpisah dengan produk setelah reaksi
berlangsung.
• Menyediakan permukaan serap kepada reaktan untuk
dapat bereaksi dengan cepat.
• Contoh : paduan Pt-Rh dalam alat gas buang kendaraan.
logam Pt dalam persenyawaan hidrogen dan
oksigen.
31
Sintesis AMONIA
Pelepasan produk dari
katalis
Reaktan
menempel pada
Katalis
katalis
32
Interaksi molekul reaktan dengan logam katalis
kemisorpsi
Fisisorpsi • Ikatan antar molekul reaktan
melemah karena berikatan
• Reaktan mengumpul pada lemah dengan logam katalis.
permukaan katalis.
33