Anda di halaman 1dari 52

Pertemuan 2

Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan


Struktur Elektronik

Divisi Kimia Anorganik


Dept Kimia FMIPA IPB
1
Kimia Koordinasi
1. Pendahuluan Komplek Koordinasi
a. Sejarah dan kompleks klasik
b. Jenis Ligand
c. Nomenklatur
d. Isomerisme

2. Ikatan Kimia Dalam Komplek Koordinasi


a. Konfigurasi elektronik logam transisi
b. Teori Ikatan Valensi
c. Teori Medan Kristal
d. Teori Medan Ligan
e. Spektra elektronik dan magnetism

3. Kinetika dan Mekanisme Reaksi Komplek Koordinasi


a. Stabilitas vs labilitas
b. Reaksi subtitusi
Latihan

3
Lanjutan pertemuan pertama : logam dalm biokimia
Transport/storage proteins : Transferrin (Fe)
Structural
Skeletal roles via biomineralization Ferritin (Fe) , Metallothionein (Zn)
Ca2+, Mg2+, P, O, C, Si, S, F as anions, e.g. PO43−, CO32−. O2 binding/transport: Myoglobin (Fe), Hemoglobin (Fe)
Charge neutralization. Hemerythrin (Fe), Hemocyanin (Cu)
Mg2+, Ca2+ to offset charge on DNA - phosphate anions
Enzymes (catalysts)
Charge carriers: Na+, K+, Ca2+
Transmembrane concentration gradients ("ion-pumps and Hydrolases: Carbonic anhydrase (Zn)
channels") Carboxypeptidase (Zn)
Trigger mechanisms in muscle contraction (Ca). Electrical
impulses in nerves (Na, K)
Heart rhythm (K). Oxido-Reductases: Alcohol dehydrogenase (Zn)
Superoxide dismutase (Cu, Zn, Mn, Ni
Hydrolytic Catalysts: Zn2+ , Mg2+
Lewis acid/Lewis base Catalytic roles. Small labile metals. Catalase, Peroxidase (Fe)
Redox Catalysts: Fe(II)/Fe(III)/Fe(IV), Cu(I)/Cu(II), Nitrogenase (Fe, Mo)
Mn(II)/Mn(III)/(Mn(IV), Mo(IV)/Mo(V)/Mo(VI),
Co(I)/Co(II)/Co(III) Cytochrome oxidase (Fe, Cu)
Transition metals with multiple oxidation states facilitate
electron transfer - energy transfer. Biological ligands can Hydrogenase (Fe, Ni)
stabilize metals in unusual oxidation states and fine tune
redox potentials. Isomerases: B12 coenzymes (Co)
Activators of small molecules. Aconitase (Fe-S)
Transport and storage of O2 (Fe, Cu)
Fixation of nitrogen (Mo, Fe, V) Oxygenases: Cytochrome P450 (Fe)
Reduction of CO2 (Ni, Fe)
Nitric Oxide Synthases (Fe)
Organometallic Transformations.
Cobalamins, B12 coenzymes (Co), Aconitase (Fe-S) Electron carriers: Cytochromes (Fe)
Iron-sulfur (Fe)
Blue copper proteins (Cu) 4
Lanjutan pertemuan pertama : logam dalm biokimia
Hemoglobin

• metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi


dalam sel darah merah semua vertebrata.
• hemoglobin dalam darah membawa oksigen dari organ
pernapasan (paru-paru atau insang) ke seluruh tubuh.

5
Lanjutan pertemuan pertama : logam dalm biokimia
Nitrogenase

Fe7MoS9 cluster

Reduksi N2 menjadi 2NH3 + H2

• Mekanismenya belum diketahui sepenuhnya.


• Mo terkadang diganti dengan V atau Fe.
• Dihambat oleh CO.

6
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Ciri-khas golongan logam transisi

Rubi: sebanyak 1% ion Al3+ dalam


Al2O3 diganti dengan Cr3+.

Emeralds: sebanyak 1% ion Al3+


dalamBe3Al2(SiO3)6 diganti dengan
Cr3+.

7
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik

Kompleks logam biasanya memiliki warna yang kuat dan atau


bersifat paramagnetik. Sifat tersebut merupakan hasil dari
struktur elektronik dari komplek tersebut.

8
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Dari Pertemuan Sebelumnya:

Ikatan koordinasi

Tapi bagaimana menjelaskan ikatan koordinasi


tersebut pada tahap molekular? 9
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik

• Unsur transisi merupakan unsur yang mempunyai orbital d yang terisi


sebagian. Golongan 3 sampai 11.
• Unsur tersebut semua berupa logam → logam transisi .
• Orbital d yang terisi sebagian merupakan penyebab dari timbulnya warna dan
sifat magnetism 10
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik

Logam transisi
Mengingat: urutan orbital untuk atom

11
⚫ Baris pertama keadaan orbital logam transisi
*****

12
latihan
Tuliskan konfigurasi elektron keadaan dasar untuk Zr

Tuliskan konfigurasi elektron untuk Co3+.

13
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Warna dihasilkan dari transisi elektronik yang melibatkan orbital d.

Warna kompleks ditentukan dari kombinasi logam dan ligan yang digunakan

Larutan Logam yang mempunyai orbital d kosong / penuh tidak berwarna

Logam transisi dengan orbital d terisi sebagian mempunyai warna

14
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik

Untuk menjelaskan ikatan koordinasi:

1. Hasil eksperimental
a. Data termodinamika
b. Sifat Magnetik
c. Spektra elektronik (pertemuan 4)

2. Teori ikatan
a. Teori Ikatan Valensi
b. Teori Medan Kristal
c. Teori Medan Ligan
d. Teori Overlap Angular

15
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Data Termodinamika
Kekuatan ikatan koordinasi ditentukan dari parameter konstanta stabilitas/konstanta
pembentukan

16
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Data Termodinamika
• Besarnya konstanta stabilitas/konstanta pembentukan suatu kompleks ditentukan
oleh jenis ion pusat dan ligan sesuai teori HSAB atau «Asam Basa Lunak Keras»
• Perhatikan reaksi di bawah ini:

Diketahui nilai K untuk kompleks Ag+ dan Cu2+ dengan ligan-ligan dibawah ini:

Ion Ag+ = Sifatnya asam Lunak


Ion Cu2+ = Sifatnya diantara asam lunak dan asam keras
• Dari sini anda bisa melakukan prediksi secara kualitatif kompleks apa saja yang
akan terbentuk 17
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Data Termodinamika
• konstanta stabilitas/konstanta pembentukan suatu kompleks dengan ligan
multidentate akan lebih besar dibandingkan ligan monodentate yang sejenis. Efek
ini disebut efek kelat

• Penyebab efek kelat yaitu: Entropi

18
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan:

19
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Sifat kemagnetan
• Sifat kemagnetan suatu kompleks akan memberikan informasi mengenai dengan
level energi orbital. Ingat efek Hund!

• Dua jenis kompleks: Diagmanetik dan Paramagnetik

• Menentukan jenis kompleks tersebut dengan mengukur nilai kerentanan magnet


(χ).

• Kompleks paramagnetik mempunyai elektron tak berpasangan, akan tertarik oleh


medan magnet sehingga mempunya nilai χ yang besar. Sebaliknya untuk
kompleks diamagnetik, tidak terpengaruh medan magnet

• Nilai χ Diukur menggunakan metode Gouy (perlu neraca analitik dan medan
magnet)
Χm = kerentanan per massa
Χg = kerentanan magnetic per mol
Mm = bobot molekul
20
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Sifat kemagnetan
• Dalam atom dan ion bebas, angular momen orbital dan spin menghasilkan
momen magnetik (μ) yang berkaitan dengan kerentanan magnet (χ).

• Sehingga, kita bisa memprediksi sifat kemagnetan dari nilai momen magnetik (μ)

Rumus momen magnetik (μ)

21
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Sifat kemagnetan
• Prediksi sifat kemagnetan pada logam transisi tidak perlu memperhatikan nilai L
(karena nilai kontribusinya yang kecil) sehingga rumus tersebut bisa di
sederhanakan menjadi momen magnetik spin (μs)

• Dengan n adalah jumlah elektron yang tidak berpasangan dan satuan dari dari
momen magnetik spin (μs) adalah bohr magneton (μB)

Contoh: carilah momen magnetik spin (μs) dari Fe dan ion Fe2+

22
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Sifat kemagnetan
• Bagaiamana dengan sifat kemagnetan kompleks??

Kita akan kembali dengan sifat kemagnetan kompleks setelah kita bisa
menentukan konfigurasi elektron dalam kompleks tersebut, sehingga kita bisa
menentukan jumlah elektron tidak berpasangan (n)

Contoh:
carilah momen magnetik spin (μs) dari Cr dan ion Cr3+

23
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan:

24
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Ikatan Valensi
Linus Pauling mengusulkan bahwa campuran orbital atom membentuk orbital
hybrid. Seperti pada molekul organik (ex: CH4 = sp3)

25
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Ikatan Valensi
Aplikasi teori ikatan valensi untuk menjelaskan komplek oktahedral dari Cr(III)
(d3) dan Fe(III) (d5)

Ion Cr(III) (d3): 6xL

Komplek [Cr(L)6]3+

Hibridisasi: d2sp3
26
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Ikatan Valensi
Ion Fe(III) (d5)
bebas:

Terdapat dua jenis kompleks Fe yang diketahui yaitu Kompleks High Spin dan
Low Spin, bagaimana teori ikatan valensi dapat menjelaskannya?
Untuk kompleks low spin seperti [Fe(CN)6]3-

Hibridisasi: d2sp3

Untuk kompleks high spin seperti [Fe(F)6]3-dibutuhkan orbital 4d untuk


hibridisasi

Hibridisasi: sp3d2
Tidak realistik, karena orbital 4d mempunyai energi yang jauh lebih tinggi
27
dibanding orbital 3d
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Ikatan Valensi
Untuk kompleks Ni, ada tiga bentuk, komplek tetrahedral (ML4) dan oktahedral
(ML6) yang bersifat paramagnetik. Dan komplek segi empat planar (ML4) yang
diamagnetik

komplek tetrahedral (ML4)


→ High Spin

komplek tetrahedral (ML6)


→ High Spin

komplek segi empat


planar (ML4) → low spin

BANYAK KELEMAHAN DARI TEORI INI


28
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan:

Hibridasi untuk [Ag(NH3)2]+

sp hybridization

4d 5s 5p

Hibridisasi untuk [Zn(NH3)4]2+

sp3 hybridization

3d 4s 4p
29
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Teori berdasarkan interaksi elektrostatik yang dapat menjelaskan sifat warna dan
magnet dari suatu kompleks

Orbital d
30
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Ide: interaksi orbital d ion/logam pusat dengan muatan negatif ligan dalam
medan kristal yang mengakibatkan 5 orbital d logam yang awalnya terdegenerasi
akan terbelah tingkat energinya tergantung dengan tingkat repulsi orbital d
dengan muatan negatif ligan.

31
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal

32
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal

• Barycenter adalah energy rata-rata dari orbital d.


a. Tiga orbital distabilisasi sebesar 0.4Δo = -1.2Δo.
b. Dua orbital didestabilisasi sebesar 0.6Δo = 1.2Δo.
• Perbedaan energi disebut Δo (juga “10 Dq”), energi pembelahan
medan kristal
• Energi stabilisasi medan kristal oktahedral (CFSE)

CFSE oktahedral = (# e t2g) (-0.4 Δo) + (# e eg) (0.6 Δo)


33
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Pembelahan medan kristal tetrahedral

34
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Pembelahan medan kristal tetrahedral

Δt=0.44 Δo
Komplek High Spin

• Energi stabilisasi medan kristal tetrahedral (CFSE)


CFSE tetrahedral = (# e eg) (-0.6 Δt) + (# e t2g) (0.4 Δt)
35
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Pembelahan medan kristal segi empat planar

Δsp= 1.74Δo
Komplek low spin

Biasanya ion logam pusat yang konfigurasi d8 :Rh(I), Ir(I), Pd(II), Pt(II), and Au(III).
Contoh kompleks: cis-platin [PtCl2(NH3)2]
36
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Pembelahan medan kristal

37
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Contoh:
Apakah ion Co(III) akan memilih bentuk kompleks oktahedral atau tetrahedral?

Untuk menjawab itu, maka bisa kita cek CFSE dari masing masing konfigurasi
Co(III) (d6)

Terlihat bahwa konfigurasi okahedral lebih stabil dan lebih dipilih untuk ion
Co(III)
38
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Besarnya Δo tergantung dari kekuatan ligan/ligand
strength dan jenis ion logam
Ligan medan Kuat
Ligan medan lemah

Komplek High Spin Komplek Low Spin 39


Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Tren kenaikan ∆O dari ligan donor π lalu ligan σ, dan ligan akseptor π
merupakan dasar dari Spectrochemical Series. Untuk kompleks
[ML6]n+ bertambah:

∆O meningkat
I– < Br– < Cl– < OH– < RCO2– < F– < H2O < NCS– < NH3 < en < NO2– < phen < CN– ≅ CO

Ligan donor π Ligand σ Ligan akseptor π

• Ligan medan lemah


• Ligan medan kuat
• Komplek high-spin
• Komplek lowspin
• untuk logam 3d *

40
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Konfigurasi elektron untuk komplek oktahedral
Hanya untuk kasus d4 sampai d7 yang bisa punya konfigurasi high-spin atau low spin.

41
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Contoh:
Untuk ion kompleks [Fe(Cl)6]3- tentukan CFSE dan apakah bersifat diamagnetik
atau paramagnetik, serta hitung perkiraan nilai kerentanan magnetnya (μs).

• Cari bilok dari ion Fe untuk komplek tsb, yaitu Fe(III) maka konfigurasinya d5.
• Ligan Cl merupakan ligan medan lemah, sehingga nilai Δo kecil, maka HS
• Sehingga konfigurasi elektronnya adalah

Nilai μs = 5(5 + 2)
= 5.9 μB

42
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Menentukan konfigurasi HS atau LS pada kompleks (
Bila kita mempunyai komplek [Fe(H2O)6] 3+ apakah komplek tersebut bersifat
kompleks High Spin atau Lowspin?

• Prinsipnya adalah: konfigurasi paling stabil adalah yang mempunyai tingkat


energi total paling rendah

• Energi total: CFSE + Energi Pairing elektron (Π total)

• Atau:
∆o > Πtotal ----- > konfigurasi Low-SPIN lebih stabil
∆o < Πtotal ----- > konfigurasi High-SPIN lebih stabil
(kita akan jelas kan lebih lanjut )

Terus apa itu Energi Pairing elektron (Π total)?

43
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Energi Pairing Elektron (Πtotal)
Ditimbulkan karena konfigurasi pasangan elektron, terdapat dua jenis energi
pairing:
1. Energi pairing columbic (Πc) : Energi destabilisasi karena ada dua elektron
dalam satu orbital
2. Energi pairing exchange (Πe): Energi stabilisasi karena pertukaran elektron
yang mempunyai spin dam dalam level energi orbital yang sama

Contoh:

44
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Menentukan konfigurasi HS atau LS pada kompleks
Menjadi masuk akal:
∆o > Πtotal ----- > konfigurasi Low-SPIN lebih stabil
∆o < Πtotal ----- > konfigurasi High-SPIN lebih stabil

45
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Menentukan konfigurasi HS atau LS pada kompleks

46
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan di kelas :
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai
μs dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).
1. [Ti(H2O)6]2+
2. [NiCl4]2-
3. Rh[Cl(NH3)3]
4. [CoF6]3-
5. [Co(NH3)6]3+

47
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan di kelas :
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai μs
dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).

[Ti(H2O)6]2+
• Kompleks M(L)6, maka geometri oktahedral
• Ligan = H2O, ligan netral, Maka, biloks Ti2+ atau Ti(II)
• Konfigurasi e valensi Ti(II) = d2, karena d2 maka tidak ada HS or LS

48
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik

[Ni(Cl)4]2-
• Kompleks M(L)4, maka geometri bisa tetrahedral atau segi empat planar
• Ligan = Cl-, ligan anionik , Maka, biloks Ni2+ atau Nii(II)
• Konfigurasi e valensi Ni(II) adalah d8,
ingat dari slaid: yang hanya mengadopsi segi empat planar adalah ion d8 Rh(I),
Ir(I), Pd(II), Pt(II), and Au(III). Juga Ni(II) dengan ligan medan kuat
• Ligan Cl merupakan ligan lemah, maka komplek [Ni(Cl)4]2- mempunyai
konfigurasi tetrahedral. Ingat semua konfigurasi tetrahedral adalah HS karena Δt
yang kecil

49
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai μs
dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).

Rh[Cl(NH3)3]
• Kompleks M(L)4, maka geometri bisa tetrahedral atau segi empat planar
• Ligan = Cl-, ligan anionik , dan ligan (NH3) netral, Maka, biloks: Rh(I)
• Konfigurasi e valensi Rh(I) adalah d8, ingat: ion Rh(I), Ir(I), Pd(II), Pt(II), and
Au(III) merupakan logam d8 yang mengadopsi segiempat planar (slaid kuliah)

50
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai μs
dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).

Co[F6]3-
• Kompleks M(L)6, maka geometri oktahedral
• Ligan = F-, ligan anionic. Maka, biloks: Co(III)
• Co(III) merupakan ion logam d6, sehingga bisa konfigurasi HS or LS
• Ligan F merupakan ligan lemah, maka Δo kecil, sehingga konfigurasinya adalah
HS

51
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai μs
dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).

[Co(NH3)6]3+
• Kompleks M(L)6, maka geometri oktahedral
• Ligan = NH3, ligan netral. Maka, biloks: Co(III)
• Co(III) merupakan ion logam d6, sehingga bisa konfigurasi HS or LS
• Ligan NH# merupakan ligan kuat, maka Δo besar, sehingga konfigurasinya
adalah LS

52

Anda mungkin juga menyukai