3
Lanjutan pertemuan pertama : logam dalm biokimia
Transport/storage proteins : Transferrin (Fe)
Structural
Skeletal roles via biomineralization Ferritin (Fe) , Metallothionein (Zn)
Ca2+, Mg2+, P, O, C, Si, S, F as anions, e.g. PO43−, CO32−. O2 binding/transport: Myoglobin (Fe), Hemoglobin (Fe)
Charge neutralization. Hemerythrin (Fe), Hemocyanin (Cu)
Mg2+, Ca2+ to offset charge on DNA - phosphate anions
Enzymes (catalysts)
Charge carriers: Na+, K+, Ca2+
Transmembrane concentration gradients ("ion-pumps and Hydrolases: Carbonic anhydrase (Zn)
channels") Carboxypeptidase (Zn)
Trigger mechanisms in muscle contraction (Ca). Electrical
impulses in nerves (Na, K)
Heart rhythm (K). Oxido-Reductases: Alcohol dehydrogenase (Zn)
Superoxide dismutase (Cu, Zn, Mn, Ni
Hydrolytic Catalysts: Zn2+ , Mg2+
Lewis acid/Lewis base Catalytic roles. Small labile metals. Catalase, Peroxidase (Fe)
Redox Catalysts: Fe(II)/Fe(III)/Fe(IV), Cu(I)/Cu(II), Nitrogenase (Fe, Mo)
Mn(II)/Mn(III)/(Mn(IV), Mo(IV)/Mo(V)/Mo(VI),
Co(I)/Co(II)/Co(III) Cytochrome oxidase (Fe, Cu)
Transition metals with multiple oxidation states facilitate
electron transfer - energy transfer. Biological ligands can Hydrogenase (Fe, Ni)
stabilize metals in unusual oxidation states and fine tune
redox potentials. Isomerases: B12 coenzymes (Co)
Activators of small molecules. Aconitase (Fe-S)
Transport and storage of O2 (Fe, Cu)
Fixation of nitrogen (Mo, Fe, V) Oxygenases: Cytochrome P450 (Fe)
Reduction of CO2 (Ni, Fe)
Nitric Oxide Synthases (Fe)
Organometallic Transformations.
Cobalamins, B12 coenzymes (Co), Aconitase (Fe-S) Electron carriers: Cytochromes (Fe)
Iron-sulfur (Fe)
Blue copper proteins (Cu) 4
Lanjutan pertemuan pertama : logam dalm biokimia
Hemoglobin
5
Lanjutan pertemuan pertama : logam dalm biokimia
Nitrogenase
Fe7MoS9 cluster
6
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Ciri-khas golongan logam transisi
7
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
8
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Dari Pertemuan Sebelumnya:
Ikatan koordinasi
Logam transisi
Mengingat: urutan orbital untuk atom
11
⚫ Baris pertama keadaan orbital logam transisi
*****
12
latihan
Tuliskan konfigurasi elektron keadaan dasar untuk Zr
13
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Warna dihasilkan dari transisi elektronik yang melibatkan orbital d.
Warna kompleks ditentukan dari kombinasi logam dan ligan yang digunakan
14
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
1. Hasil eksperimental
a. Data termodinamika
b. Sifat Magnetik
c. Spektra elektronik (pertemuan 4)
2. Teori ikatan
a. Teori Ikatan Valensi
b. Teori Medan Kristal
c. Teori Medan Ligan
d. Teori Overlap Angular
15
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Data Termodinamika
Kekuatan ikatan koordinasi ditentukan dari parameter konstanta stabilitas/konstanta
pembentukan
16
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Data Termodinamika
• Besarnya konstanta stabilitas/konstanta pembentukan suatu kompleks ditentukan
oleh jenis ion pusat dan ligan sesuai teori HSAB atau «Asam Basa Lunak Keras»
• Perhatikan reaksi di bawah ini:
Diketahui nilai K untuk kompleks Ag+ dan Cu2+ dengan ligan-ligan dibawah ini:
18
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan:
19
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Sifat kemagnetan
• Sifat kemagnetan suatu kompleks akan memberikan informasi mengenai dengan
level energi orbital. Ingat efek Hund!
• Nilai χ Diukur menggunakan metode Gouy (perlu neraca analitik dan medan
magnet)
Χm = kerentanan per massa
Χg = kerentanan magnetic per mol
Mm = bobot molekul
20
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Sifat kemagnetan
• Dalam atom dan ion bebas, angular momen orbital dan spin menghasilkan
momen magnetik (μ) yang berkaitan dengan kerentanan magnet (χ).
• Sehingga, kita bisa memprediksi sifat kemagnetan dari nilai momen magnetik (μ)
21
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Sifat kemagnetan
• Prediksi sifat kemagnetan pada logam transisi tidak perlu memperhatikan nilai L
(karena nilai kontribusinya yang kecil) sehingga rumus tersebut bisa di
sederhanakan menjadi momen magnetik spin (μs)
• Dengan n adalah jumlah elektron yang tidak berpasangan dan satuan dari dari
momen magnetik spin (μs) adalah bohr magneton (μB)
Contoh: carilah momen magnetik spin (μs) dari Fe dan ion Fe2+
22
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Hasil eksperimental: Sifat kemagnetan
• Bagaiamana dengan sifat kemagnetan kompleks??
Kita akan kembali dengan sifat kemagnetan kompleks setelah kita bisa
menentukan konfigurasi elektron dalam kompleks tersebut, sehingga kita bisa
menentukan jumlah elektron tidak berpasangan (n)
Contoh:
carilah momen magnetik spin (μs) dari Cr dan ion Cr3+
23
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan:
24
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Ikatan Valensi
Linus Pauling mengusulkan bahwa campuran orbital atom membentuk orbital
hybrid. Seperti pada molekul organik (ex: CH4 = sp3)
25
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Ikatan Valensi
Aplikasi teori ikatan valensi untuk menjelaskan komplek oktahedral dari Cr(III)
(d3) dan Fe(III) (d5)
Komplek [Cr(L)6]3+
Hibridisasi: d2sp3
26
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Ikatan Valensi
Ion Fe(III) (d5)
bebas:
Terdapat dua jenis kompleks Fe yang diketahui yaitu Kompleks High Spin dan
Low Spin, bagaimana teori ikatan valensi dapat menjelaskannya?
Untuk kompleks low spin seperti [Fe(CN)6]3-
Hibridisasi: d2sp3
Hibridisasi: sp3d2
Tidak realistik, karena orbital 4d mempunyai energi yang jauh lebih tinggi
27
dibanding orbital 3d
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Ikatan Valensi
Untuk kompleks Ni, ada tiga bentuk, komplek tetrahedral (ML4) dan oktahedral
(ML6) yang bersifat paramagnetik. Dan komplek segi empat planar (ML4) yang
diamagnetik
sp hybridization
4d 5s 5p
sp3 hybridization
3d 4s 4p
29
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Teori berdasarkan interaksi elektrostatik yang dapat menjelaskan sifat warna dan
magnet dari suatu kompleks
Orbital d
30
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Ide: interaksi orbital d ion/logam pusat dengan muatan negatif ligan dalam
medan kristal yang mengakibatkan 5 orbital d logam yang awalnya terdegenerasi
akan terbelah tingkat energinya tergantung dengan tingkat repulsi orbital d
dengan muatan negatif ligan.
31
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
32
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
34
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Pembelahan medan kristal tetrahedral
Δt=0.44 Δo
Komplek High Spin
Δsp= 1.74Δo
Komplek low spin
Biasanya ion logam pusat yang konfigurasi d8 :Rh(I), Ir(I), Pd(II), Pt(II), and Au(III).
Contoh kompleks: cis-platin [PtCl2(NH3)2]
36
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Pembelahan medan kristal
37
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Contoh:
Apakah ion Co(III) akan memilih bentuk kompleks oktahedral atau tetrahedral?
Untuk menjawab itu, maka bisa kita cek CFSE dari masing masing konfigurasi
Co(III) (d6)
Terlihat bahwa konfigurasi okahedral lebih stabil dan lebih dipilih untuk ion
Co(III)
38
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Besarnya Δo tergantung dari kekuatan ligan/ligand
strength dan jenis ion logam
Ligan medan Kuat
Ligan medan lemah
∆O meningkat
I– < Br– < Cl– < OH– < RCO2– < F– < H2O < NCS– < NH3 < en < NO2– < phen < CN– ≅ CO
40
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Konfigurasi elektron untuk komplek oktahedral
Hanya untuk kasus d4 sampai d7 yang bisa punya konfigurasi high-spin atau low spin.
41
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Contoh:
Untuk ion kompleks [Fe(Cl)6]3- tentukan CFSE dan apakah bersifat diamagnetik
atau paramagnetik, serta hitung perkiraan nilai kerentanan magnetnya (μs).
• Cari bilok dari ion Fe untuk komplek tsb, yaitu Fe(III) maka konfigurasinya d5.
• Ligan Cl merupakan ligan medan lemah, sehingga nilai Δo kecil, maka HS
• Sehingga konfigurasi elektronnya adalah
Nilai μs = 5(5 + 2)
= 5.9 μB
42
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Menentukan konfigurasi HS atau LS pada kompleks (
Bila kita mempunyai komplek [Fe(H2O)6] 3+ apakah komplek tersebut bersifat
kompleks High Spin atau Lowspin?
• Atau:
∆o > Πtotal ----- > konfigurasi Low-SPIN lebih stabil
∆o < Πtotal ----- > konfigurasi High-SPIN lebih stabil
(kita akan jelas kan lebih lanjut )
43
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Energi Pairing Elektron (Πtotal)
Ditimbulkan karena konfigurasi pasangan elektron, terdapat dua jenis energi
pairing:
1. Energi pairing columbic (Πc) : Energi destabilisasi karena ada dua elektron
dalam satu orbital
2. Energi pairing exchange (Πe): Energi stabilisasi karena pertukaran elektron
yang mempunyai spin dam dalam level energi orbital yang sama
Contoh:
44
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Menentukan konfigurasi HS atau LS pada kompleks
Menjadi masuk akal:
∆o > Πtotal ----- > konfigurasi Low-SPIN lebih stabil
∆o < Πtotal ----- > konfigurasi High-SPIN lebih stabil
45
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Teori Ikatan: Teori Medan Kristal
Menentukan konfigurasi HS atau LS pada kompleks
46
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan di kelas :
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai
μs dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).
1. [Ti(H2O)6]2+
2. [NiCl4]2-
3. Rh[Cl(NH3)3]
4. [CoF6]3-
5. [Co(NH3)6]3+
47
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Latihan di kelas :
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai μs
dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).
[Ti(H2O)6]2+
• Kompleks M(L)6, maka geometri oktahedral
• Ligan = H2O, ligan netral, Maka, biloks Ti2+ atau Ti(II)
• Konfigurasi e valensi Ti(II) = d2, karena d2 maka tidak ada HS or LS
48
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
[Ni(Cl)4]2-
• Kompleks M(L)4, maka geometri bisa tetrahedral atau segi empat planar
• Ligan = Cl-, ligan anionik , Maka, biloks Ni2+ atau Nii(II)
• Konfigurasi e valensi Ni(II) adalah d8,
ingat dari slaid: yang hanya mengadopsi segi empat planar adalah ion d8 Rh(I),
Ir(I), Pd(II), Pt(II), and Au(III). Juga Ni(II) dengan ligan medan kuat
• Ligan Cl merupakan ligan lemah, maka komplek [Ni(Cl)4]2- mempunyai
konfigurasi tetrahedral. Ingat semua konfigurasi tetrahedral adalah HS karena Δt
yang kecil
49
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai μs
dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).
Rh[Cl(NH3)3]
• Kompleks M(L)4, maka geometri bisa tetrahedral atau segi empat planar
• Ligan = Cl-, ligan anionik , dan ligan (NH3) netral, Maka, biloks: Rh(I)
• Konfigurasi e valensi Rh(I) adalah d8, ingat: ion Rh(I), Ir(I), Pd(II), Pt(II), and
Au(III) merupakan logam d8 yang mengadopsi segiempat planar (slaid kuliah)
50
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai μs
dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).
Co[F6]3-
• Kompleks M(L)6, maka geometri oktahedral
• Ligan = F-, ligan anionic. Maka, biloks: Co(III)
• Co(III) merupakan ion logam d6, sehingga bisa konfigurasi HS or LS
• Ligan F merupakan ligan lemah, maka Δo kecil, sehingga konfigurasinya adalah
HS
51
Kimia Koordinasi: Teori Ikatan dan Struktur Elektronik
Untuk setiap kompleks di bawah ini, gambarkan level energi orbital dan distribusi
elektronnya, tuliskan geometri kompleks tersebut, sifat magnetiknya, hitung nilai μs
dan tentukan konfigurasi HS atau LS (jika memungkinkan).
[Co(NH3)6]3+
• Kompleks M(L)6, maka geometri oktahedral
• Ligan = NH3, ligan netral. Maka, biloks: Co(III)
• Co(III) merupakan ion logam d6, sehingga bisa konfigurasi HS or LS
• Ligan NH# merupakan ligan kuat, maka Δo besar, sehingga konfigurasinya
adalah LS
52