Judul Buku
Terpapar Islam Radikal
Penulis
Ahmad Sarwat, Lc. MA
Editor
Fatih
Setting & Lay out
Fayyad & Fawwaz
Desain Cover
Faqih
Penerbit
Rumah Fiqih Publishing
Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan
Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Cetakan Pertama Desember 2019
Pemesanan Langsung
Isnawati, Lc - 0821-1159-9103
4
Daftar Isi
Pendahuluan ........................................................... 7
Penutup ................................................................ 64
7
Pendahuluan
1
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/15/10/28/nwxugn313-menag-pisahkan-istilah-
radikalisme-dari-ekstrimisme
2
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/03
12
/31/nm2pur-ini-kriteria-radikalisme-menurut-bnpt
13
Oleh karena itu kalau kita mau bicara tentang
paham radikal dalam beragama, kita hanya bisa
bahas dari kulit terluarnya saja. Tidak bisa langsung
masuk ke dalamnya secara teknis, karena harus
dibahas kasus per kasus.
Namun secara umum kita bisa menemukan
beberapa cirinya. Meski tetap dengan asumsi bahwa
tidak mentang-mentang seseorang melakukan apa
yang jadi ciri radikal, lantas bisa divonis dia seorang
radilakis.
Apalagi yang namanya pemikiran itu pun sifatnya
dinamis. Hari ini berpikir dan menilai sesuatu sebagai
A, besok pagi mungkin penilaiannya sudah berubah
jadi B, C, D dan seterusnya.
Dalam kenyataannya banyak kalangan yang
terpapar paham radikal justru orang-orang yang
amat besar perhatiannya kepada masalah agama.
Sehingga kalau dibandingkan yang lainnya justru
yang dibilang terpapar paham radikal umumnya lebih
rajin mengamalkan beberapa sisi perintah agama.
Masalah ini jadi perdebatan hangat, sebenarnya
siapakah yang dimaksud dengan orang berpaham
radikal itu? Apakah mereka yang rajin menjalankan
aktifitas agama lantas bisa dianggap sebagai terpapar
paham radikal? Lalu apa salahnya ketika seorang
menjadi ‘radikal’ dalam menjalankan agama?
14
: َر ُجل أَع َمى فَ َقال َّب َّ ِ أَتَى الن: قَال َعن أَِب ُهَري َرَة
ودِن إِ َل ال َمس ِج ِد فَ َسأَل ِ
ُ س ِل قَائد يَ ُق ِ َِّ َي ر ُسول
َ اّلل إنَّهُ لَي َ
ِِ ِ أَن ي رِخص لَه فَ ي ِاّلل
َ صلي ِف بَيته فَ َر َّخ
ص لَهُ فَلَ َّما َ ُ ُ َ َُ َّ َر ُسول
نَ َعم قَال: لصالَةِ ؟ قَال َّ َهل تَس َم ُع النِ َداءَ ِِب: َوَّل َد َعاهُ فَ َقال
َجب ِ فَأ:
Dari Abi Hurairah radhiyallahuanhu berkata bahwa
Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang
buta dan berkata,"Ya Rasulullah, tidak ada orang
yang menuntunku ke masjid. Rasulullah SAW berkata
untuk memberikan keringanan untuknya. Ketika
sudah berlalu, Rasulullah SAW memanggilnya dan
bertanya,'Apakah kamu dengar adzan shalat?'. 'Ya',
jawabnya. 'Datangilah', kata Rasulullah SAW. (HR.
Muslim)
اب َل تَغلُوا ِف ِدينِ ُكم َغ َْي اِلَ ِق َوَل تَتَّبِعُوا ِ َقُل ي أَهل الكِت
َ َ
ضلُّوا َعن َس َو ِاء َ َضلُّوا َكثِْياا َو
َ ضلُّوا ِمن قَب ُل َوأ
َ أَه َواءَ قَوم قَد
ال َّسبِ ِيل
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu
berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara
tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat
dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan
mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia),
dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". (QS. Al-
Maidah : 77)
b. At-Tanaththu’
Selain istilah ghuluw di atas, ada juga istilah lain
yaitu at-tanaththu’ ()التتتتتنتتطتتع. Maknanya nyaris sama,
yaitu berlebihan dalam masalah agama.
Di dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah
SAW mengancam siapa saja yang berperilaku
berlebihan dalam agama atau disebut dengan istilah
al-mutanaththi’ ( )التتتتتنتطتعterancam akan celaka. Ibnu
Ma’sud radhiyallahuanhu meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
لى أنفسكم فيشدد عليكم فإن قوما شددوا على ع ا
و د ِ لَ تُش
د
َ َ ُ َ
أنفسهم فشدد عليهم فتلك بقايهم ف الصوامع والديرات
Janganlah kalian memberat-beratkan diri kalian,
hingga kamu akan terbebani sendiri. Sesungguh
kaum terdahulu telah memberat-beratkan agama
mereka, sehingga mereka jadi terbebani sendiri. Itu
sisa-sisa peninggalan mereka di sinagog dan gereja.
َوأُف ِط ُر ِ ِ
وم
ُ َص ُ أ ََما َوهللا إِِن ََلَخ َشا ُك ُم هللَ َوأَت َقا ُكم لَهُ لَك ِِن أ
س ِ ِ ِ وأ
َ فَلَي ب َعن ُسن َََّت َ ُصلي َوأَرقُ ُد َو أَتَ َزَّو ُج الن َساءَ فَ َمن َرغ
َ َ
ِم ِِن
Maka Rasulullah SAW mendatangi mereka dan
bertanya,”Benarkah kalian tadi bilang begitu?. Demi
Allah, Aku ini orang yang paling tinggi rasa takut
kepada Allah, paling bertaqqa pula. Namun Aku
puasa tapi juga berbuka. Aku shalat dan tidur juga.
Dan Aku pun menikahi wanita. Siapa yang tidak suka
dengan sunnahku, dia bukan bagian dariku. (HR.
Bukhari dan Muslim)
الَ َصلِي فَلَ َّما َك ََّب ق َ ُضا َن فَ َق َام يَ ِف لَي لَة ِمن َرَم َّب َّ ِت النُ أَتَي
َوت َوالكِ ِبَي ِء َوال َعظَ َم ِة ُثَّ قَ َرأ ِ وت واْلب ِ
ََُ َ اّللُ أَك َبُ ذُو ال َملَ ُك َّ
ِ ِ َ َّالب َقرةَ ُثَّ النِساء ُث
ف َ َآل عمَرا َن لَ ََيُُّر ِِبيَة َت ِويف إِلَّ َوق ََ ََ
َّول ُسب َحا َن َرِ َب ال َع ِظي ِم ِمث َل َما َكا َن قَائِ اما ُث ُ عِن َد َها ُثَّ َرَك َع يَ ُق
ك اِلَم ُد ِمث َل َما َِ اّلل لِمن
َ ََح َدهُ َربَّنَا ل ِ َ رفَع رأسه فَ َق
َ َُّ ال ََس َع َُ َ َ َ
ول ُسب َحا َن َرِ َب اَلَعلَى ِمث َل َما َكا َن ُ َكا َن قَائِ اما ُثَّ َس َج َد يَ ُق
َّب اغ ِفر ِل ِمث َل َما َكا َن قَائِ اما ُث ِ ال ر ِ
َ َ قَائ اما ُثَّ َرفَ َع َرأ َسهُ فَ َق
ول ُسب َحا َن َرِ َب اَلَعلَى ِمث َل َما َكا َن قَائِ اما ُثَّ َرفَ َع ُ َس َج َد يَ ُق
ُي َح ََّّت َجاءَ بِالل فَآذَنَه ِ َصلَّى إِلَّ رك َعت
َ َ َرأ َسهُ فَ َق َام فَ َما
40
.ِلصالة
َّ ِِب
Aku mendatangi Nabi SAW pada suatu malam di
bulan Ramadhan. Maka, beliau pun berdiri untuk
shalat. Ketika takbir, beliau membaca; ‘Allaahu
akbar, dzul malakuuti wal jabaruuti wa kibriyaa`i wal
‘azhamah.’ Kemudian beliau membaca surat Al-
Baqarah, lalu surat An-Nisa’, lalu surat Ali Imran.
َّب العِ َشاءَ ُثَّ يَرِج ُع إِ َل صلِي َم َع النِ ِ َكا َن ُم َعاذُ ب ُن َجبَل يُ َ
اء شَ َخر العِ َّ أ اّللِ
َّ ول س ر َّ
َن أو مقَوِم ِه ب ِِن سلَمةَ فَيصلِيها ِبِِ
َ َ َ َُ َ ََ َُ َ
ورِة ِ
صالَّ َها ُم َعاذ َم َعهُ ُثَّ َر َج َع فَأ ََّم قَوَمهُ فَاف تَتَ َح ب ُس َ ات لَي لَة فَ َذَ َ
ِِ ِ
ف صَر َ صلَّى َوح َدهُ فَلَ َّما ان َ البَ َقَرةِ فَتَ نَ َّحى َر ُجل من َخلفه فَ َ
ت َولَكِ ِِن ِآِت َر ُسول ت َي فُالَ ُن .فَ َقال َ :ما ََنفَق ُ قَالُوا ََ :نفَق َ
اّللِ فَأُخِبه .فَأَتَى النَِّب فَ َقال :ي رسول َِّ
ك اّلل ،إِنَّ َ َ َُ َّ ُُ َّ
َخر ِ
ك ُثَّ َر َج َع صالَّ َها َم َع َ ت الع َشاءَ البَا ِر َحةَ َ ،وإِ َّن ُم َعاذاا َ أ َّ َ
ت َوح ِدي َوإََِّّنَا َن ُن صلَّي ُ
ت فَ َ ورةَ البَ َقَرةِ فَتَ نَ َّحي ُ
فَأ ََّمنَا فَاف تَ تَ َح ُس َ
اّللِ إِ َل ُم َعاذ ِ ِ
ت َر ُسول َّ أَهل نَ َواض َح نَع َمل ِِبَيدينَا .فَالتَ َف َ
ت ؟ اق َرأ بِ َسبِ ِح اس َم ت َي ُم َعاذُ ؟ أَفَتَّان أَن َ فَ َقال :أَفَتَّان أَن َ
السم ِاء ذَ ِ ِ ربِك اَلعلَى و َّ ِ
س وج َوالشَّم ِ ات ال ُبُ ِ الس َماء َوالطَّا ِرق َو َّ َ َ َ
اها َواللَّيل إِذَا يَغ َشى َوَن ِوَها ض َح َ َو ُ
Muadz bin Jabal shalat Isya' biasa shalat bersama
Rasulullah SAW kemudian pulang ke kaumnya, Bani
Salamah, dan shalat (lagi) mengimami mereka.
Suatu ketika Rasulullah SAW mengakhirkan shalat
Isya' dan Muadz ikut shalat berjamaah, kemudian dia
pulang untuk mengimami kaumnya.
42
3
Dr. Yusuf Al-Qaradawi, As-Shahwah Al-Islamiyah Baini Al-
Juhud wa At-Tatharruf, hal. 39
45
5. Eksklusif & Fanatis
Ciri lainnya suka ekslusif dalam berkelompok dan
cenderung merasa kelompoknya saja yang berada di
jalan yang lurus.
a. Fanatisme Kelompok
Semua kelompok di luar kelompoknya selalu
diposisikan pasti keliru, sesat dan diperlakukan
sebagai musuh agama.
b. Kultus Individu
Ini ciri yang selalu melekat, yaitu sangat
mengkultuskan tokoh kelompok mereka sendiri.
Kadang posisinya lebih dari makshum, nyaris tidak
pernah salah.
Seringkali ketaatan yang diberikan kepada
tokohnya mirip ketaatan kepada seorang nabi.
6. Gemar Keributan
Ciri yang sering ditemukan adalah sikap
beragama yang gemar keributan, suka bermusuhan,
dan biasa bikin gara-gara dimana saja. Padahal yang
dihadapi sebenarnya sesama muslim sendiri.
Nampaknya hal-hal semacam ini sudah menjadi
semacam karakter dan jati diri. Ribut adalah bagian
dari perjuangan dan dakwah.
a. Mudah Menyalahkan Sesama Muslim
Sesama muslim seringkali disalahkan, meski pun
sebenarnya hanya merupakan kesalahan yang kecil
atau mungkin ketidak-sengajaan.
46
اب تَ َعالَوا إِ َ ٰل َكلِ َمة َس َواء بَي نَنَا َوبَي نَ ُكم أََّل ِ َقُل ي أَهل ال ِكت
َ َ
ِ اّلل وَل نُش ِرَك بِِه َشي ئاا وَل ي ت ِ
ضا أَرَِب اِب
ضنَا بَع ا ُ َّخ َذ بَع َ َ َ ََّ نَعبُ َد إَّل
اّللِ ۚ فَِإن تَ َولَّوا فَ ُقولُوا اش َه ُدوا ِِب َََّن ُمسلِ ُمو َن ِ ِمن ُد
َّ ون
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang)
kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia
dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah
kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah
49
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS.
Ali Imran : 64)
َ ِاّلل
َآَنء َّ تِ اب أ َُّمة قَائِمة ي ت لُو َن آي
َ َ َ
ِ َلَيسوا سواء ۗ ِمن أَه ِل الكِت
ُ ََ ا
اللَّي ِل َو ُهم يَس ُج ُدو َن
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada
golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-
ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari,
sedang mereka juga bersujud (sembahyang). (QS. Ali
Imran : 113)
اب لَ َمن يُؤِم ُن ِِب َّّللِ َوَما أُن ِزَل إِلَي ُكم َوَما
ِ َوإِ َّن ِمن أَه ِل الكِت
َ
ِ َِّ ت ِ اشعِي َِّّللِ َل يشَتو َن ِِبي
كَ ِاّلل ََثَناا قَل ايال ۗ أُوٰلَئ َ َُ َ
ِ
َ أُن ِزَل إِلَي ِهم َخ
ِ اّلل س ِريع اِلِس ِ ِِ ِ
اب َ ُ َ ََّ ََلُم أَج ُرُهم عن َد َرِبم ۗ إ َّن
Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang
yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan
kepada mereka sedang mereka berendah hati
kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-
ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya
Allah amat cepat perhitungan-Nya. (QS. Ali Imran :
199)
ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ
ين ظَلَ ُموا َ َوَل ُُتَادلُوا أَه َل الكتَاب إَّل ِبل َِت ه َي أَح َس ُن إَّل الذ
آمنَّا ِِبلَّ ِذي أُن ِزَل إِلَي نَا َوأُن ِزَل إِلَي ُكم َوإِ ََٰلُنَا َوإِ ََٰلُ ُكم ِ
َ من ُهم ۖ َوقُولُوا
50
ِ ِ ِِ ِ
َ وهم ۗ َك َٰذل
َ ك َجَزاءُ ال َكاف ِر
ين ُ ُيُ َقاتلُوُكم فيه ۖ فَِإن قَاتَلُوُكم فَاق تُل
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai
mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka
telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih
besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah
kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali
jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika
mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka
bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-
orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 191)
ِ
وهم
ُ ُُث َو َجدُت ُ ي َحي َ فَإِذَا ان َسلَ َخ اَلَش ُه ُر اِلُُرُم فَاق تُلُوا ال ُمش ِرك
صد ۚ فَِإن ََتبُوا َوأَقَ ُاموا
َ وهم َواق عُ ُدوا ََلُم ُك َّل َمرُ صُر ُ وهم َواح ُ َو ُخ ُذ
اّللَ َغ ُفور َرِحيم
َّ الزَكاةَ فَ َخلُّوا َسبِيلَ ُهم ۚ إِ َّن
َّ الص َال َة َوآتَ ُوا
َّ
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka
bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja
kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
Kepunglah mereka dan intailah ditempat
pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan
sholat dan menunaikan zakat, maka berilah
kebebasan kepada mereka untuk berjalan.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha
Penyayang. (QS. At-Taubah : 5)
ۖ ك عُصبَة ِمن ُكم ۚ َل ََت َسبُوهُ َشًّرا لَ ُكم ِ إِ َّن الَّ ِذين جاءوا ِِب ِْلف
َُ َ
ِ بَل ُهو َخْي لَ ُكم ۚ لِ ُك ِل ام ِرئ ِمن ُهم َما اكتَسب ِمن
ۚ اْل ِث َ َ َ َ
َوالَّ ِذي تَ َوَّ ٰل كِبَهُ ِمن ُهم لَهُ َع َذاب َع ِظيم
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita
bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk
bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-
tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari
dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara
mereka yang mengambil bahagian yang terbesar
dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab
yang besar. (QS. An-Nur : 11)
55
ال بَل أَن تُمَ َ أ ََوِمن قِلَّة َن ُن يَوَمئِذ ؟ ق: ال قَائِل َ فَ َق.قَص َعتِ َها
َّ يَوَمئِذ َكثِْي َولَكِنَّ ُكم غُثَاء َكغُثَ ِاء
َولَيَن ِز َع َّن هللاُ ِمن.السي ِل
ِ ِ ِ ُ
.الوَه َنَ ص ُدور َع ُد ِوُك ُم املََهابَةَ من ُكم َولَيَقذفَ َّن ِف قُلُوبِ ُك ُم
ُالدن يَا َوَكَر ِاهيَة
ُّ ب ُّ ال ُح
َ َالوَه ُن؟ ق
َ ا م
َ و
َ
ِول هللا
َ سُ رَ ي
َ ل ِال قَائ
ُ َ فَ َق
ِ امل و
ت َ
Nyaris sudah para umat bersekongkol menghadapi
kalian sebagaimana berkumpulnya orang-orang
yang makan menghadapi bejana makanannya. Lalu
bertanya seseorang, “Apakah kami pada saat itu
sedikit?” Beliau SAW menjawab, “Tidak, bahkan
kalian pada saat itu banyak, akan tetapi kalian itu
buih seperti buih banjir, dan Allah akan
menghilangkan dari musuh-musuh kalian rasa takut
terhadap kalian dan menimpakan ke dalam hati-hati
kalian wahn.” Maka seseorang bertanya, “Wahai
Rasulullaah, apakah wahn itu?”. Kata Beliau SAW,
“Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Daud)
ِ ي الن
َّاس َ َوتِل
َ َك اَل ََّي ُم نُ َدا ِو َُلَا ب
Dan begitulah hari-hari Kami pergilirkan di antara
manusia.
61
10. Negara Islam dan Khilafah
Ciri kesepuluh dari orang yang terpapar Islam
radikal adalah cita-cita yang teramat kuat untuk
mendirikan negara Islam, khilafah atau apapun istilah
dan penamaannya.
Dikesankan ke tengah umat yang awam bahwa
selama kita tidak punya negara Islam sendiri, maka
kita masih kafir dan terus menerus berdosa.
Sementara lusinan dan puluhan negara Islam di
dunia ini, tidak ada satupun yang dianggap
memenuhi syarat.
a. Penggunaan Ayat Quran Bukan Pada Tempatnya
Yang menarik, untuk meyakinkan kalangan
awam, seringkali digunakan ayat-ayat Al-Quran.
Walaupun sebenarnya sama sekali tidak nyambung,
tetapi buat orang awam yang tidak paham ilmu
agama, penafsiran tidak utuh dari ayat-ayat Al-
Quran pun sudah bisa meyakinkan.
Misalnya ketika mengait-ngaitkan kewajiban
membangun khilafah dengan ayat tentang Allah SWT
menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Sama sekali tidak ada hubungannya antara peranan
manusia sebagai khalifah dengan kewajiban
mendirikan khilafah. Khalifah dan khilafah dalam hal
ini merupakan dua hal yang jauh berbeda denga
sama sekali tidak ada hubungannya.
Tetapi karena yang mendengarkannya orang
awam, yang tidak belajar ilmu tafsir, juga tidak
mengerti sejarah, mudah saja mereka diperdaya
62
Penutup