Anda di halaman 1dari 14

BANK DARAH RUMAH SAKIT

Definisi : Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit
yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk tranfusi yang aman, berkualitas
dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit .

Fungsi Bank Darah Rumah Sakit Sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan
kebutuhan darah untuk transfusi di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah
sakit secara keseluruhan.
Tugas BDRS
•Merencanakan kebutuhan •Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji
saring (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah. •Menyimpan darah dan
memantau suhu simpan darah •Memantau persediaan darah harian/mingguan. •Melakukan
pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan darah resipien
•Melakukan uji silang serasi . •Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan
golongan darah ABO/Rhesus ke UTD secara berjenjang
• Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien pada dokter yang meminta atau petugas
rumah sakit yang diberi kewenangan. • Melacak penyebab terjadinya reaksi tranfusi •
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas BDRS dalam pendidikan dan
pelatihan di bidang tranfusi darah. • Turut aktif dalam sub komite tranfusi darah.
• Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia RS dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan transfusi darah di rumah sakit. • Melaksanakan
penelitian praktis untuk peningkatan mutu pelayanan transfusi darah. • Melakukan
pencatatan, dan pelaporan.
Organisasi Bank Darah Rumah Sakit
Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan yang berada di bawah wakil
direktur pelayanan medik/ bagian pelayanan /bagian dari laboratorium RS Dikepalai
oleh seorang dokter dan memiliki petugas pelaksana. Rumah sakit tipe A dan B, bank
darah berupa instalasi tersendiri, rumah sakit tipe C dan D dapat merupakan bagian
dari instalasi Laboratorium (Patologi Klinik). Dalam pelaksanaan teknis, unit
berkoordinasi dengan UTD setempat dan jejaring pelayanan darah setempat.
Ketenagaan
Bank Darah Rumah Sakit dipimpin oleh seorang dokter yang telah dilatih dalam bidang
transfusi darah (minimal 80 jam). Sebagai pelaksana teknis laboratorium/ tenaga
teknis medik adalah Paramedis Teknologi Transfusi Darah (PTTD) atau analis yang
sudah dilatih di bidang transfusi darah sesuai standar (minimal 120 jam) yang
tersertifikasi melalui pusdiknakes/ pusdiklat Depkes. Selain itu diperlukan pula
tenaga administrasi dan tenaga pekarya untuk mendukung kegiatan yang dilaksanakan
oleh BDRS.
Monitoring dan Evaluasi
-

Sistem monitoring dan evaluasi kinerja Bank Darah Rumah Sakit dilakukan melalui
supervisi, laporan rutin BDRS dan Pemantapan Mutu internal dan eksternal Pembinaan
secara berjenjang dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari : Tim Pusat Tim Provinsi,
Kab/Kota Dinas Kesehatan Kab/Kota Unit Transfusi Darah Cabang Balai Laboratorium

-
Pencatatan dan Pelaporan
Bank Darah Rumah Sakit harus melakukan pencatatan dan pelaporan yang mencakup
seluruh kegiatan dalam penyelenggaraan pelayanan darah di rumah sakit. Pencatatan
Dilakukan pada setiap tahap kegiatan,setiap hari, Mencakup : permintaan darah,
penerimaan darah, penyimpanan, pencatatan suhu, permintaan dari tiap unit,
pemeriksaan golongan darah (ABO/Rhesus) dan uji silang serasi, pengeluaran darah
serta kegiatan lain yang dilaksanakan oleh BDRS sesuai dengan standar yang dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan pelacakan.
Pelaporan
Laporan terdiri dari laporan harian, bulanan dan triwulanan. Yang dilaporkan :
persediaan darah, pelayanan permintaan darah ( jumlah permintaan, jumlah darah yang
diberikan, jenis darah, pengembalian darah dan alasannya serta darah kadaluarsa)
dan reaksi transfusi. Laporan dikirim secara berjenjang : BDRS – UTD dan RS -
kepala Dinas Kesehatan Provinsi,Kab/kota .
ALUR PELAPORAN Direktur

RL Dinkes

Ka Lab/Inst

BDRS

UTD

Unit

RS
Pembiayaan
1. Biaya pelayanan darah di Rumah Sakit adalah Biaya Pengganti Pengolahan Darah
(BPPD) dan jasa pelayanan dengan tidak untuk mencari keuntungan 2. Biaya pelayanan
darah di rumah sakit ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atau Pemda setempat
dengan tidak untuk mencari keuntungan. 3. Biaya pemeriksaan ulang uji saring darah
terhadap penyakit infeksi menular tidak dimasukkan kedalam biaya pelayanan darah di
RS 4. BDRS mengganti biaya pengolahan di UTD sebesar BPPD tanpa biaya uji silang
serasi dan pemeriksaan golongan darah.
Standar Prosedur Operasional :

Dalam melaksanakan tugas, BDRS wajib membuat dan melaksanakan tugasnya sesuai
Standar Prosedur Operasional (SPO) yang meliputi:al SPO perencanaan kebutuhan darah
SPO permintaan darah ke UTD SPO Penyimpanan darah/komponen darah SPO Monitoring
suhu alat penyimpanan darah SPO validasi reagen SPO kalibrasi alat SPO perawatan
alat SPO cara pemakaian alat SPO persiapan sampel pemeriksaan
SPO Pemeriksaan golongan darah ABO /Rhesus SPO uji silang serasi SPO penerimaan
sampel darah dan format permintaan darah SPO darah titipan yang telah dilakukan uji
silang serasi SPO pengeluaran darah SPO pengembalian darah SPO pelacakan reaksi
transfusi SPO pencatatan SPO pelaporan SPO rujukan SPO permintaan darah cito SPO
penanganan limbah infeksius SPO kewaspadaan universal

Anda mungkin juga menyukai