Bismillah Proposal Alhamdulillah
Bismillah Proposal Alhamdulillah
DISUSUN OLEH:
RIADHA PRATIWI
NIM. PO 5120217025
i
ii
Proposal penelitian ini diajukan sebagai pedoman untuk penyusunan karya tulis
ilmiah pada prodi DIII Keperawatan Bengkulu Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
Disusun oleh:
RIADHA PRATIWI
NIM. P05120217025
ii
iii
Menyatakan bahwa proposal karya tulis ilmiah ini adalah benar – benar karya
saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar.
Riadha Pratiwi
iii
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
RIADHA PRATIWI
NIM. P05120217025
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diperiksa dan Disetujui untuk
Dipresentasikan Dihadapan Tim Penguji Program Studi DIII Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Pada Tanggal : November 2019
Oleh
Dosen Pembimbing
Pembimbing
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Efektivitas Perawatan Luka Ulkus Diabetes Dengan Minyak
Zaitun Terhadap Regenerasi Jaringan Kulit Di Rsud Dr M. Yunus Bengkulu
Tahun 2020”.
Dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini penulis memndapatkan
bimbingan dan bantuan baik materi maupun nasihat dari berbagai pihak sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Darwis S.Kp., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Bengkulu yang telah memberikan esempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
2. Bapak Dahrizal S.Kp., MPH, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
3. Ibu Ns. Mardiani, S.Kep., M.M, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Bengkulu dan selaku pembimbing dalam penyusunan proposal karya tulis
ilmiah ini yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
arahan, dan masukan sehingga proposal karya tulis ilmiah ini bisa
terselesaikan dengan baik.
4. Papah, Mamah, Kakak, dan Adik tercinta yang selalu memberikan
dukungan moril dan spirutal yang sangat berarti bagi penulis.
5. Seluruh mahasisw – mahasiswi seperjuangan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu Prodi DIII Keperawatan.
v
vi
bimbingan dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal
lagi di masa yang akan dating.
Penulis berharap semoga proposal karya tulis ilmiah yang telah pebulis susun
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan positif
terutama bagi penulis dan mahasiswa Prodi Keperawatan Bengkulu lainnya.
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
vii
viii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR GAMBAR
x
xi
DAFTAR TABEL
xi
xii
DAFTAR BAGAN
xii
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin yang berperan
dalam sistem pencernaan. Bagian eksokrin yang terdiri dari sel – sel yang
terkumpul mengeluarkan zat – zat yang diperlukan untuk pencernaan yang
disebut enzim. Sedangkan, bagian endokrin terpisah dari bagian eksokrin
dan terdiri atas pulau – pulau langerhans yang menghasilkan hormon
insulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dan
menimbun glikogen dalam hati (Sherwood, 2013). Namun dalam kondisi
kesehatan tertentu fungsi pankreas akan terganggu salah satunya fungsi
endokrin yaitu defisiensi insulin yang akan menjadi penyakit Diabetes
Mellitus (DM).
Diabetes Mellitus (DM) atau sering disebut sebagai penyakit
kencing manis merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif ( Kemenkes RI,
2018). Diabetes masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
penting dan merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular
prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Data
dari hasil riset International Diabetic Foundation (IDF) menunjukkan
bahwa kasus diabetes setiap tahunnya mengalami peningkatan dan tahun
2017 sekitar 425 juta orang di seluruh dunia, atau 8.8% usia 20 – 79 tahun
diperkirakan menderita diabetes dengan 79% penderita bertempat di
negara dengan pendapatan rendah dan menengah, diperkirakan tahun 2045
kasus diabetes akan semakin meningkat menjadi 629 juta orang. Kasus
diabetes dengan jumlah penderita tertinggi berada di China dengan jumlah
prevalensi 114,4 juta orang dan 61,3 juta orang tidak terdiagnosa diabetes
13
13
14
38
14
14
15
15
16
16
17
B. Batasan Masalah
Agar karya tulis ilmiah ini terarah pada kasus yang dituju, sehingga
batasan masalah yang penulis angkat dalam karya tulis ilmiah ini adalah
asuhan keperawatan yang berfokus penerapan perawatan luka ulkus
diabetes dengan minyak zaitun di RSUD Dr. M Yunus Bengkulu tahun
2020.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan penerapan perawatan luka dengan minyak zaitun
pada pasien Diabetes Mellitus (DM) dengan komplikasi ulkus diabetes
di RSUD Dr. M Yunus Bengkulu tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian kondisi luka pada pasien DM
dengan komplikasi secara holistik di RSUD M. Yunus Bengkulu.
b. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan sesuai prioritas mengenai
perawatan luka pada pasiaen DM dengan komplikasi secara
komprehensif di RSUD M. Yunus Bengkulu.
c. Mendeskripsikan rencana keperawatan mengenai perawatan luka
pada pasiaen DM dengan komplikasi secara komprehensif di
RSUD M. Yunus Bengkulu.
d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan mengenai perawatan
luka pada pasiaen DM dengan komplikasi secara holistik
komprehensif di RSUD M. Yunus Bengkulu.
e. Mendeskripsikan evaluasi perawatan luka pada pasien DM
dengan komplikasi di RSUD M. Yunus Bengkulu dengan tepat.
17
18
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan, bahan masukan dan evaluasi tentang perawatan luka ulkus
diabetes pasien DM berdasarkan EBPN dalam praktek pelayanan
keperawatan.
2. Bagi instansi pendidikan
Sebagai sumber informasi kepustakaan dan referensi tambahan
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan
perawatan luka pasien DM dengan komplikasi.
3. Bagi peneliti lain
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi sumber data dan
informasi untuk melakukan penelitian yang serupa. Selain itu,
diharapkan mahasiswa maupun tenaga keperawatan membuat jurnal
keperawatan mengenai perawatan luka pada pasien DM untuk dapat
mengembangkan praktik keperawatan dan pengembangan penelitian
yang akan mendatang.
18
3819
BAB II
TINJAUAN TEORI
19
20
20
21
3. Klasifikasi
Berbagai macam pengklasifikasian derajat ulkus digunakan oleh
ahli. Sumpio, Schroeder, & Blume (2005) dan Sigh, Pai, & Yuhhui
(2013) mengatakan bahwa pengklasifikasian derajat ulkus yang popular
dan mudah diaplikasikan adalah metode pengaplikasian berdasarkan
wagner dan Texas University. Berikut gambar dan penjelasan dari
berbagai grade :
21
22
4. Patofisiologi
Rodrigues dan Nivedita (2011) dalam laporannya menguraikan
patofisiologi masalah kaki diabetik sebagai berikut. Faktor predisposisi
munsulnya masalah kaki diabetik adalah faktor metabolik
(hiperglikemia), perubahan vaskular, neuropati, dan infeksi. Keadaan
22
23
23
24
Diabetes Melitus
Kulit rapuh
Atrofi otot
Sensasi nyeri
Penyembuhan luka
Aliran darah
Resapan ke tulang
Ulserasi
GANGREN DIABETIK
24
25
25
26
5. Penatalaksanaan
Jeffcoate dan Harding (2005) menjelaskan prinsip
penatalaksanaan masalah kaki diabetic menjadi empat. Prinsip – prinsip
tersebut yaitu (1) atasi/hilangkan infeksi, (2) tentukan apakah iskemik
dapat diperbaiki dengan revaskularisasi, (3) pertahankan tekanan
minimum pada area ulkus, dan (4) perbaiki kondisi luka dengan
pemberian balutan lka, perawatan luka dan pembersihan kalus.
Sementara itu, Perkeni (2015) menetapkan enam prinsip
perawatan ulkus kaki diabetes. Prinsip pertma adalah kontrol metabolik
yaitu pengendalian keadaan metabolik seperti kadar glukosa, lipid, dan
sebagainya. Prinsip kedua adalah kontrol vaskular yaitu mengupayakan
perbaikan suplai vaskular (dengan operasi atau angioplasti) pada ulkus
iskemik. Ketiga adalah kontrol infeksi yaitu mengobati infeksi dengan
segera. Keempat adalah kontrol luka dengan membuang atau
debridement jaringan mati dan terinfeksi secara teratur. Kelima adalah
kontrol tekanan yaitu mengurangi atau menghindari penekanan di
daerah luka dan kaki. Terakhir adalah kontrol edukasi dengan
memberikan penyuluhan tentang pengaturan makanan, aktivitas fisik,
terapi obat, pemantauan kadar gula darah dan perawatan kaki.
26
27
b. Perawatan luka
Perawatan luka ulkus atau gangren diabetik dapat membantu
penyembuhan dengan menghilangkan jaringan nekrotik, eksudat,
bakteri dan sel abnormal. Menurut Jefffcoate dan Harding (2005),
ulkus akan smbuh lebih cepat jika permukaanya bersih, caranya
yaitu dengan melakukan perawatan luka. Debridemen jaringan juga
disarankan untuk dilakukan. Pemberian balutan pada luka membantu
melindungi ulkus dari injuri dan infeksi sekunder serta memberikan
lingkungan yang hangat dan lembab untuk penyembuhan luka.
menurut Nadine (2003), luka infeksi sebaiknya menggunakan
balutan lembab – kering dengan tujuan untuk mengangkat debris dan
drainase abnormal. Idealnya, penggantian balutan dilakukan 3 – 4
kali per hari.
27
28
28
29
29
30
4. Laporan penelitian
Tabel 2.2 Laporan Penelitian Jurnal
Peneliti Judul Penelitian Desain Penelitian Hasil Penelitian
Karimi, Impact of olive oil and honey on Case study design Setelah perawatan dengan minyak
Behnammoghadam, healing of diabetic foot: a zaitun skor penyembuhan luka
Rafiei, Abdi, Zoladl, randomized controlled trial meningkat dari 253.0 ke 330.0
Sharif, Talebianpoor, dengan representasi (p<0.0001)
Arya, Khastavaneh
Nasiri, Fayazi, Jahani, The effect of topical olive oil on the Case study design Setelah perawatan 4 minggu
Yazdanpanah, healing of foot ulcer in patient with minyak zaitun secara signifikan
Haghighizadeh type 2 diabetes: a double-blind mengurangi luas luka (P = 0.01)
randomized clinical trial study in dan kedalaman luka (P = 0.02)
Iran
Candra, Budiman Efek pemberian minyak zaitun (Olea Experimental design Efektivitas extra virgin olive oil
europa) terhadap penyembuhan luka pada penyembuhan luka terjadi
insisi mencit jantan galur swiss peningkatan mulai hari pertama
Webster hingga hari ke- 4 dengan
efektivitas paling baik pada hari
ke- 2 dan hari ke-3
30
31
31
32
c. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas dan istirahat
Lelah, kelemahan, sulit bergerak/berjalan, kram otot,
penurunan kekuatan otot dan tonus otot.
2) Sirkulasi
Adanya riwayat AMI, klaudikasi, hipertensi, kebas,
kesemutan , ulkus kaki dan penyembuhan lama. Selain itu
menunjukkan gejala takikardi, perubahan TD postural,
penurunan atau absen nadi, disritmia JVP, kulit yang kering,
hangat dan mataa cekung.
3) Integritas ego
Stress dan ansietas
4) Eliminasi
Perubahan pola berkemih, polyuria, nocturia, nyeri dan panas
serta kesulitan mengosongkan kandung kemih, infeksi kandung
kemih, diare , perut lunak kembung, urin berwarna kuning
pekat, polyuria menjadi oliguria dan anuri jika terjadi
hypovolemia, urin berbau keruh (infeksi), perut kerat dan
berdistensi, bising usus bekurang atau meningkat.
5) Makan/ Minum
Pasien DM dapat melaporkan gejala penurunan nafsu makan,
mual muntah, anoreksia , penurunan berat badan, haus dan
penggunaan deuretik.
6) Neurosensory
Gejala yang dirasakan dapat berupa pusing, sakit kepala,
kesemutan , kebas kelemahan pada otot, parastesia, dan
gangguan penglihatan.
7) Nyeri/kenyamanan
Pasien DM dapat merasakan nyeri pada perut dan kembung.
Tanda yang muncul yaitu ekspresi muka menyeringai saat
palpasi abdomen dan sikap melindungi.
32
33
8) Pernafasan
Pernafasan dapat menunjukkan nafas cepat (DKA), batuk
dengan atau tanpa sputum prulen (terganggunya adanya
infeksi/tidak).
9) Keamanan
Pada pasien dm sering mengeluh gatal, kulit kering dan ulkus
pada kulit. (Doengoes, 2010)
d. Pemeriksaan luka ulkus
1) Penentuan grade ulkus
Penentuan tingkat/grade ulkus diabetes menggunakan
sistem skor wagner, dengan mengklasifikasian yaitu
Tabel 2.3 Klasifikasi Ulkus Diabetes
Grade Karakteristik
0 terdapat selulitis dengan tidak tampak lesi terbuka
1 ulkus pada daerah superficial
2 ulkus dalam mencapai tendon, tulang, atau tulang sendi
(joint capsule)
33
34
4) Tepi luka
Tepi luka adalah daerah disekitar pinggiran luka dimana
jaringan normal menyatu dengan dasar luka. Dalam penilaian
tepi luka, tenaga kesehatan harus memperhatikan 2 poin penting
yaitu:
a. Ada atau tidaknya tepi luka yang di nilai dengan skala 1-5
untuk menjelaskan samar atau jelasnya tepi luka
b. Ada atau tidaknya pengerasan jaringan tepi luka yang di
nilai dengan skala 1-5 untuk menjelaskan besarnya
pengerasan tepi luka yang di ukur dengan sentimeter (cm).
5) Undermining/Tunneling (GOA)
Undermining/Tunneling merupakan hilangnya jaringan
dibawah permukaan kulit yang utuh sehingga membentuk
ruangan di bawah permukaan kulit. Undermining/Tunneling juga
biasa di devinisikan sebagai GOA pada luka. GOA di nilai
dengan skala 1-5 yang menjelaskan kedalaman yang di ukur
dengan kapas lidi dan besarannya di dokumentasikan dalam
bentuk sentimeter (cm).
6) Tipe dan jumlah eksudat
Eksudat merupakan cairan yang biasanya muncul pada luka.
Pada dasarnya eksudat terdiri dari air, tetapi juga mengandung
elektrolit, nutrisi, protein, mediator inflamasi, faktor
pertumbuhan dan produk limbah, serta berbagai jenis sel
(misalnya neutrofil, makrofag dan platelet). Terkadang eksudat
juga mengadung mikroorganisme di dalamnya. Dalam penilaian
eksudat, tenaga kesehatan harus memperhatikan 2 poin penting
yaitu:
a. Tipe eksudat yang di nilai dengan skala 1-5 yang
menjelaskan eksudat tipe apa yang terkandung pada
34
35
35
36
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang menjadi fokus utama untuk di bahas
dalam penulisan karya ilmiah adalah gangguan integritas kulit/jaringan.
Gangguan integritas kulit/jaringan merupakan diagnosa aktual dan
diagnosa fokus yang di intervensikan. Menurut SDKI (2016) gangguan
integritas kulit/jaringan kulit adalah kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis) atau jeringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon,
tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen). Salah satu faktor yang
berhubungan dengan kerusakan integritas kulit adalah kondisi luka dan
faktor resiko infeksi (NOC, 2012).
Penyebab :
1. Perubahan sirkulasi
2. Faktor mekanis (mis. Penekanan pada tonjolan tulang)
3. Kelembaban
4. Neuropati perifer
5. Kurang terpapar informasi tentang upaya
mempertahankan/melindungi integritas jaringan
Data mayor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1.Kerusakan jaringan
dan/atau lapisan kulit
Data minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1.Nyeri
2. Kemerahan
3. Hematoma
36
37
6. Perencanaan
Tabel 2.2 Intervensi Pada Pasien Ulkus Diabetes
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Kerusakan integritas integritas Setelah dilakukan intervensi NIC : Perawatan luka tekan
kulit keperawatan selama …x 24 jam, Aktivitas Keperawatan :
diharapkan 1. Catat karakteristik luka tekan
1. Pengkajian yang tepat
Berhubungan dengan : NOC : Integritas jaringan setiap hari, meliputi ukuran
terhadap luka dan proses
Perubahan sirkulasi Dipertahankan pada level… (panjang x lebar x dalam),
penyembuhan akan
Faktor mekanis (mis. Ditingkatkan ke level… tingkatan luka (I-1V), lokasi,
membantu dalam
Penekanan pada tonjolan eksudat, granulasi atau
menentukan tindakan
tulang) jaringan nekrotik, dan
Deskripsi level: selanjutnya
Kelembaban epitelisasi
1. Berat
Neuropati perifer
2. Cukup berat 2. Mengidentifikasi indikasi
Kurang terpapar 2. Monitor warna, suhu, udem,
3. Sedang – indikasi kemajuan atau
informasi tentang upaya kelembaban, dan kondisi area
4. Ringan penyimpangan dari hasil
mempertahankan/melind sekitar luka
5. Tidak ada yang diharapkan
ungi integritas jaringan
37
38
38
39
39
38xl
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria yang diharapkan
(Potter & Perry, 2005).
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien DM dengan
ulkus diabetes dapat bersifat mandiri dan kolaborasi. Salah satu
implementasi yang dilakukan adalah melakukan perawatan luka pada
ulkus dengan memperhatikan kelembapan pada luka yang diharapkan
dapat mempercepat proses regenerasi kulit dan penyembuhan luka.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual perawat untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan dan pelaksanaanya sudah dicapai berdasarkan tujuan
yang telah dibuat dalam perencanaan keperawatan (Potter & Perry, 2005).
Hasil evaluasi yang diharapkan setelah pemberian intervensi adalah
adanya perubahan kondisi luka ulkus menjadi lebih baik, luka yang
terbuka berwarna merah tampak adanya repitalisasi, dan luka tidak
mengeluarkan bau busuk (Brunner & Suddart, 2002).
xl
3841
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian
Penelitian kualitatif ini menggunakan desain studi kasus yang
bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas penggunaan minyak zaitun
sebagai pelembab luka pada pasien DM dengan komplikasi gagren.
Pendekatan yang digunakan dalam kasus ini adalah proses asuhan
keperawatan yang meliputi: pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam kasus ini yaitu pasien DM dengan
komplikasi gangren yang menjalani perawatan di Ruang Melati RSUD Dr.
M Yunus Bengkulu. Jumlah subyek penelitian yang direncanakan yaitu 2
orang pasien. Kriteria inklusi dan ekslusi yang ditetapkan pada subyek
penelitian yaitu:
1. Kriteria inklusi
a. Penderita DM dengan ulkus yang di rawat inap di RSUD Dr. M
Yunus Bengkulu
b. Penderita yang berusia lebih dari 20 tahun ke atas
c. Penderita DM dengan ulkus grade I atau II
d. Penderita yang bersedia menjadi responden
2. Kriteria ekslusi
a. Penderita DM dengan ulkus yang memiliki alergi terhadap
minyak zaitun
b. Penderita tidak bersedia menjadi responden
41
42
E. Prosedur Penelitian
Penelitian diawali dengan pengajuan judul proposal atau penelitiann
yang akan diterapkan. Dilanjutkan dengan penyusunan penelitian studi
kasus tentang perawatan luka dengan minyak zaitun untuk mengatasi
kelembapan luka pada pasien ulkus diabetes. Setelah disetujui proposal
oleh penguji penelitian dilanjutkan dengan pembuatan surat perizinan
penelitian, analisa kasus, persetujuan responden, pengkajian, analisa data,
intervensi, implementasi, evaluasi, persiapan klien pulang dan perizinan
telah selesai penelitian.
42
38
42
43
G. Keabsahan Data
Keabsahan data oleh peneliti dilakukan dengan cara peneliti
mengumpulkan data secara langsung pada pasien dengan mengunakan
fomat pengkajian yang telah dibuat terhadap pasien. Kemudian
pengumpulan data dilakukan pada MR (Medical Record) atau status
pasien, bias lewat anamnesa dengan pasien langsung, anamnesa dengan
43
44
H. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menyajikan data hasil pengkajian
keperawatan, yang diperoleh dari hasil anamnesa, observasi, pemeriksaan
fisik, dan studi dokumentasi dan insrumen hasil laboratorium dalam
bentuk narasi. Setelah itu data pengkajian yang berhasil dikumpulkan
tersebut akan dianalisis dengan cara membandingkannya terhadap
pengkajian teori yang telah disusun. Analisis data terhadap diagnosis
keperawatan, intervensi keperawatan, impelementasi, serta evaluasi
keperawatan, yang dilaksanakan pada studi kasus ini peneliti akan
dianalisis dengan membandingkan antara hasil dengan tahapan proses
yang telah diuraikan pada tinjauan teori. Data hasil penelitian didapatkan
dengan membandingan keefektifan intervensi penerapan perawatan luka
ulkus diabetes/gangren dengan minyak zaitun terhadap 2 pasien ulkus
diabetes grade I atau II dengan mengkaji kesembuhan luka serta kondisi
regenerasi jaringan kulit/epitelisasi setiap dilakukan perawatan luka.
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Candra, F. T. K., Budiman I. 2014. Efek Pemberian Minyak Zaitun (Olea europa)
Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Mencit Jantan Galur Swiss Webster,
1-9.
Gitarja, W. S. 2016. Perawatan Luka Student Book CWCCA 2016. Jawa Barat:
Yayasan Wocare Indonesia
International Diabetes Federation. 2017. IDF Diabetes Atlas 8𝑡ℎ edition. Diakses
dari https://www.idf.org/e-library/epidemiology-research/diabetes-
atlas/134-idf-diabetes-atlas-8th-edition.html tanggal 16 Oktober 2019
jam 14.30.
Karimi, Z., Behnammoghadam, Rafein, H., Abdi, N., Zoladl, M., Sharif, M.,
Arya, A., Khastavaneh, M. 2019. Impact Of Olive Oil And Honey On
Healing Of Diabetic Foot: A Randomized Controlled Trial. Clinical,
Cosmetic, and Investigational Dermatology 2019: 12 347-354.
Kementrian Kesehatan RI. 2017. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Diakses dari
http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan-litbangkes/menu-
riskesnas/menu-riskesdas/426-rkd-2018 tanggal 16 Oktober 2019 jam
15.45
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/hari-
diabetes-sedunia-2018.pdf tanggal 17 Oktober 2019 jam 18.35
Nasiri, M., Fayazi, S., Jahani, S., Yazdanpanah, L., Haghighizadeh, M. H. 2015.
The Effect Of Topical Olive Oil On The Healing Of Foot Ulcer In Patient
45
46
Rosikhoh, Nur Ifa. 2016. Gambaran Penderita Gangren Dan Identifikasi Faktor
Pemicu Kejadian Gangren Pada Penderita Diabetes Mellitus [skripsi].
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Sherwood L. 2013. Fisiologi manusia dari sel ke sistem Edisi 6. Jakarta : EGC.
Syahputra, Andi. 2018. Perbedaan Kondisi Luka Sebelum Dan Setelah Perawatan
Dengan Menggunakan Teknik Modern Dressing Pada Penderita Ulkus
Diabetikum Di Klinik Griya Afiat Makassar [skripsi]. Makassar:
Univeritas Islam Negeri Alauddin.
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016 . Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
Dan Indikator Ed.1. Jakarta: PPNI.
46