SPLN K6.005 2015 Komisioning Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTD-MG) PDF
SPLN K6.005 2015 Komisioning Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTD-MG) PDF
005: 2015
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No.0103.P/DIR/2015
KOMISIONING
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEL/MESIN GAS
(PLTD/MG)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN K6.005: 2015
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No.0103.P/DIR/2015
PT PLN (PERSERO)
KOMISIONING
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEL/MESIN GAS
(PLTD/MG)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
KOMISIONING
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEL/MESIN GAS
(PLTD/MG)
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Pembangkitan
Standardisasi
Keputusan Kepala PT PLN (Persero) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN
(Research Institute)
No. 0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
ii
SPLN K6.005: 2015
Prakata
Standar Komisioning Pusat Listrik Tenaga Diesel / Mesin Gas (PLTD/MG) ini merupakan
revisi dari SPLN 24 tahun 1980 dan SPLN 25 tahun 1980.
Selain hal tersebut materi revisi juga mencakup:
- Penetapan pelaksanaan komisioning yang meliputi hubungan kerja antar
organisasi, struktur komisioning dan alur tahapan komisioning;
- Daftar mata uji dan peralatan serta Ketentuan lainnya yang terdapat dalam
pelaksanaan komisioning;
- Redaksional dan format standar.
Dengan diterbitkannya SPLN K6.005: 2015 ini maka SPLN 24 tahun 1980 dan SPLN 25
tahun 1980 dinyatakan tidak berlaku lagi.
iii
SPLN K6.005: 2015
Komisioning
Pusat Listrik Tenaga Diesel/Mesin Gas (PLTD/MG)
1 Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning Pusat Listrik Tenaga Diesel/Mesin Gas
(PLTD/MG):
a. Berbahan bakar gas, liquid fuel dan dual fuel;
b. Milik PLN yang akan dibangun dan pembangkit lama yang melakukan rehabilitasi dan
relokasi;
c. Non PLN yang bertransaksi dengan PLN yang dipersyaratkan dalam dokumen
kontrak.
2 Tujuan
Sebagai pedoman umum bagi enjinir desain, pengelola proyek, tim supervisi konstruksi, tim
supervisi komisioning, pelaksana komisioning, operator pembangkit dalam melakukan
komisioning PLTD/MG.
Standar ini juga digunakan sebagai rujukan dalam menyusun dokumen lelang dan atau
dokumen kontrak.
3 Acuan Normatif
Dokumen-dokumen berikut digunakan sebagai acuan dalam standar ini, namun untuk hal
yang bersifat khusus tercantum pada Lampiran 4 dan memuat referensi terbaru dalam
standar ini.
a. Undang-Undang No 30 / 2009, tentang Ketenagalistrikan;
b. Undang-Undang No.1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja dan segala Peraturan
Peraturan Keselamatan Kerja;
c. Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012, tentang penerapan menejemen SMK3;
d. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012, tentang lingkungan hidup terkait AMDAL,
UKL/UPL dan SPPL;
e. Peraturan Pemerintah No.14 tahun 2012, tentang kegiatan usaha penyedian tenaga
listrik;
f. Peraturan Menteri LH No.48 tahun 1996, tentang baku tingkat kebisingan;
g. Peraturan Menteri ESDM No.05 tahun 2014, tentang tata cara akreditasi dan
sertifikasi ketenagalistrikan;
h. Peraturan Menteri LH No.08 tahun 2009, tentang air limbah bagi usaha dan kegiatan
pembangkit tenaga listrik termal;
i. Peraturan Menteri LH No. 21 Tahun 2008, tentang baku mutu emisi sumber tidak
bergerak bagi usaha dan atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal;
j. Peraturan Menteri ESDM No.04 tahun 2009, tentang aturan distribusi tenaga listrik;
k. Peraturan Menteri ESDM No.03 tahun 2007, tentang aturan jaringan tenaga listrik
Jawa Madura Bali;
1
SPLN K6.005: 2015
l. Peraturan Menteri ESDM No.37 tahun 2008, tentang aturan jaringan sistem tenaga
listrik Sumatera;
m. Peraturan Menteri ESDM No.45 tahun 2005, tentang instalasi ketenagalistrikan;
n. IEC 60034-2010: 2004-04-21, Rotating Electrical Machines. Part 1: Rating and
Performance;
o. SPLN K7.001: 2007, Indikator Kinerja Pembangkit;
p. SPLN K7.002: 2012, Penamaan Komponen Pembangkit Tenaga Listrik;
q. SPLN S5.001: 2008, Tele Informasi Data Untuk Operasi Jaringan Tenaga Listrik;
r. IEEE 115: 2009, IEEE Guide for Test Procedures for Synchronous Machines;
s. NFPA 850: 2010, Recommended practice for fire protection for electric generating
plant and high voltage direct current converter station;
t. NETA ATS 2013, Standard for Acceptance testing specifications for electrical power
equipment and systems;
u. NETA MTS 2011, Standard for maintenance testing specifications for electrical power
equipment and systems.
v. ISO 8528: 2013, Reciprocating Internal Combustion Engine Driven Alternating
Current Generator Sets;
w. ISO 3046: 2009, Reciprocating Internal Combustion Engines-Performance;
x. ASME PTC 17: 1973 (Reaffirmed 2012), Reciprocating Internal-Combustion Engines.
Kajian untuk memastikan bahwa PLTD/MG yang akan dibangun memenuhi kelayakan
secara geografis, sosial, ekonomi teknik termasuk di dalamnya analisa mengenai dampak
lingkungan (AMDAL, UPL/UKL dan SPPL).
Proses dari studi kelayakan (Feasibility study), menyusun basic design serta menyiapkan
dokumen lelang dan setelah kontrak ditandatangani selanjutnya melakukan design review
dan approval terhadap detail design, gambar konstruksi, schematic diagram, P&ID, logic
diagram, setting proteksi, dan lain-lain yang diajukan pelaksana komisioning berdasarkan
peraturan, standar, dan kontrak.
Kegiatan inspeksi dan verifikasi berdasarkan peraturan, standar, kontrak, serta dokumen
desain enjiniring yang telah mendapatkan approval (No Exception Noted) yang dilakukan
oleh Tim Supervisi Konstruksi pada tahap pemasangan terhadap kebenaran pemasangan
dan konstruksi serta kelengkapan peralatan yang selanjutnya menerbitkan Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi (BAPPK) sebagai dasar dimulainya komisioning yang
berlaku.
2
SPLN K6.005: 2015
Berita acara penyelesaian pekerjaan konstruksi dari Tim Supervisi Konstruksi yang
menyatakan bahwa lingkup peralatan telah terpasang berdasarkan desain enjiniring yang
telah disetujui (misalkan sesuai desain, peraturan, standar) dan siap untuk pelaksanaan
komisioning.
4.6 Komisioning
Uraian tentang pelaksanaan komisioning yang meliputi ruang lingkup komisioning, struktur
organisasi komisioning, tugas dan tanggung jawab, perencanaan hingga persiapan
pelaksanaan komisioning serta tindakan pencegahan dan perbaikan jika terjadi
permasalahan teknis dalam pelaksanaan komisioning termasuk manajemen K2/K3.
Kegiatan pemeriksaan dan pengujian untuk membuktikan kesesuaian peralatan dan sistem
instalasi tenaga listrik terhadap desain, persyaratan kontrak, peraturan, standar yang
berlaku, dalam rangka percobaan pembebanan/pengoperasian sebelum dioperasikan
secara komersial.
Pelaksana komisioning adalah kontraktor atau PLN.
4.9 Inspeksi
Pemeriksaan produk, proses, jasa, atau instalasi atau masing-masing desainnya serta
penentuan kesesuaiannya dengan persyaratan spesifik atau persyaratan umum berbasis
pembuktian secara profesional.
3
SPLN K6.005: 2015
4.10 Pengujian
Segala kegiatan bertujuan untuk mengukur dan menilai unjuk kerja suatu peralatan individu,
sistem, dan unituntuk membuktikan kesesuaian terhadap desain, peraturan, standar, dan
persyaratan kontrak yang berlaku.
Dokumen tertulis yang berisi serangkaian kegiatan yang meliputi ruang lingkup pengujian,
peralatan pengujian, metode pengujian, lembar formulir rekaman hasil uji, standar yang
digunakan, dan kriteria hasil uji.
Kegiatan pengujian yang dilakukan terhadap peralatan individu, terpisah dari sistem, untuk
membuktikan dan menjamin bahwa peralatan individu tersebut dapat berfungsi sesuai
desain dan standar yang berlaku.
Kegiatan pengujian terhadap sistem untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu
yang tergabung di dalam sistem secara terpadu dapat berfungsi sesuai desain dan standar
yang berlaku.
Kegiatan pengujian terhadap unit untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu dan
sistem yang tergabung dalam satu unit PLTD/MG secara terpadu dapat berfungsi sesuai
desain dan standar yang berlaku.
Surat pernyataan dari pengelola komisioning, berdasarkan hasil supervisi komisioning yang
telah dilakukan terhadap instalasi tenaga listrik, bahwa instalasi tenaga listrik tersebut telah
memenuhi persyaratan dan siap untuk melakukan percobaan bertegangan dan
pembebanan yang terhubung dengan jaringan/distribusi sistem tenaga listrik.
Surat pernyataan dari pengelola komisioning, berdasarkan hasil supervisi komisioning yang
telah dilakukan terhadap unit PLTD/MG, bahwa unit PLTD/MG tersebut telah memenuhi
persyaratan dan siap untuk melakukan sinkronisasi pertama kali dengan jaringan/distribusi
sistem tenaga listrik, dan selanjutnya melakukan pengujian pembebanan.
4
SPLN K6.005: 2015
Pengujian terhadap unit PLTD/MG yang dilakukan dalam keadaan berbeban untuk
mengetahui dan membuktikan karakteristik operasi pembebanan unit PLTD/MG.
Pengujian terhadap unit PLTD/MG dengan cara melepaskan beban seketika (Load
Rejection Test antara lain: House Load atau Full Speed No Load) dari jaringan/distribusi
pada beban tertentu untuk menguji dan membuktikan kemampuan dan pengaturan sistem
kontrol mekanik dan listrik. Pengujian dapat dilakukan pada beban secara bertahap hingga
beban MCR (Maximum Continuous Rating).
Pengujian terhadap unit PLTD/MG dengan cara membebani dalam waktu tertentu secara
terus menerus (Reliability Run Test), termasuk beban nominal (MCR) dan beban sesuai
kebutuhan jaringan/distribusi.
Uji unjuk kerja (Performance test) untuk mengetahui dan membuktikan dengan cara
mengukur dan menghitung kapasitas keluaran daya generator, heat rate, daya pemakaian
sendiri, serta membandingkan terhadap persyaratan yang digaransi pada kontrak.
Keluaran daya maksimum dari pembangkit listrik yang mampu dihasilkan secara terus
menerus dalam kondisi normal.
4.23 Rehabilitasi
Kegiatan untuk membantu memulihkan atau perbaikan kondisi unit pembangkit listrik
mencapai kemampuan maksimum.
4.24 Relokasi
Pemindahan tempat lokasi unit pembangkit listrik dari suatu lokasi ke lokasilain dengan
alasan tertentu.
5
SPLN K6.005: 2015
5.2 Enjiniring
Enjiniring merupakan perencanaan secara teknis peralatan dan instalasi PLTD/MG meliputi
basic design, gambar konstruksi, skematik diagram, Piping & Instrument Diagram (P&ID),
logic diagram, relay proctection.
Seluruh ketentuan dalam perencanaan dicantumkan dalam buku kontrak yang akan
digunakan sebagai acuan dalam konstruksi dan komisioning. Detail dari perencanaan
dicantumkan sebagai lampiran kontrak.
5.3 Konstruksi
Tahapan pelaksanaan pemasangan peralatan PLTD/MG yang dimulai dari effective date
hingga dimulai pelaksanaan komisioning.
5.4 Komisioning
6
SPLN K6.005: 2015
SINKRONISASI
PEMBERIAN
TEGANGAN*)
STUDI (BACK FEEDING)
KELAYAKAN ENJINIRING KONSTRUKSI PENYALAAN LAPORAN TEKNIK SERAH TERIMA
SELESAI PERTAMA KOMISIONING AKHIR (FAC)
(FIRST FIRING)
ENGINE
UJI UJI LEPAS UJI UJI UJI
PEMBEBANAN BEBAN KEANDALAN UNJUK DAMPAK
MULAI KERJA LINGKUNGAN
KONSTRUKSI
A B C MASA GARANSI
UJI D E
INDIVIDU UJI SISTEM UJI UNIT
MASA
KONSTRUKSI /
PEMASANGAN
MASA KOMISIONING
KETERANGAN:
A : Persiapan Komisioning(lihat butir 7.2.1)
B : Pemeriksaan Pendahuluan (lihat butir 7.2.2)
C : Uji Individu (lihat butir 7.2.3 dan lampiran 4 tabel 1)
D : Uji Sistem (lihat butir 7.2.4 dan lampiran 4 tabel 1)
E : Uji Unit (lihat butir 7.2.5 dan lampiran 4 tabel 2)
*) Pemberian tegangan (lihat butir 7.2.4.1)
7
SPLN K6.005: 2015
6 Manajemen Komisioning
6.1 Umum
Untuk menjamin pelaksanaan komisioning berjalan lancar dan efektif maka diperlukan
pengaturan manajemen komisioning, meliputi struktur organisasi, tugas dan tanggung
jawab komisioning serta keterkaitan hubungan kerja antar pihak pengelola dalam
pelaksanaan komisioning.
Hubungan kerja antar pihak pengelola yang terkait dalam pelaksanaan komisioning
mencakup antara lain: PLN Kantor Pusat, Pengelola Komisioning, Pengelola Proyek,
Pengelola Enjiniring, Pengelola Konstruksi, Pengelola Operasi dan sistem
(Jaringan/distribusi dan Pembangkit) dan Konsultan.
Hubungan kerja antar pihak pengelola dalam pelaksanaan komisioning digambarkan pada
organogram di bawah ini.
PENGELOLA
PENGELOLA OPERASI PENGELOLA PENGELOLA SUPERVISI PENGELOLA
DAN SISTEM KOMISIONING PROYEK KONSTRUKSI ENJINIRING
PELAKSANA
KOMISIONING
Garis Komunikasi
Garis Komando
Garis Kerjasama
8
SPLN K6.005: 2015
Tugas dan tanggung jawab Ketua dan Wakil Tim Supervisi Komisioning meliputi:
1. Melaksanakan supervisi komisioning dengan berpedoman pada peraturan,
persyaratan kontrak, standar, prosedur komisioning yang telah disetujui;
2. Mengevaluasi dan menyetujui usulan program komisioning;
3. Menyetujui (approval) prosedur uji komisioning;
4. Mengkoordinasikan tim pelaksana komisioning dan tim supervisi komisioning sesuai
basic communication;
5. Melaksanakan supervisi komisioning dengan mematuhi kaidah K2 dan K3;
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan uji pembebanan dengan pengelola
jaringan/distribusi berdasarkan rencana uji pembebanan;
7. Mengevaluasi hasil komisioning;
8. Menyiapkan kelengkapan persyaratan yang diperlukan dalam penerbitan
rekomendasi laik bertegangan dan laik sinkron;
9. Menyiapkan laporan teknik komisioning;
10. Menyiapkan rekomendasi laporan kelaikan operasi dan kelengkapan persyaratan
untuk penerbitan Sertifikat Laik Operasi.
9
SPLN K6.005: 2015
1. Mengevaluasi peralatan dan instalasi yang telah selesai dipasang dan siap melakukan
supervisi komisioning, sesuai dengan dokumen BAPPK;
2. Melaksanakan supervisi komisioning dengan berpedoman pada prosedur komisioning
yang telah disetujui;
3. Dalam melaksanakan supervisi komisioning, seluruh personil tim supervisi
komisioning harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) serta menegakkan aturan
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
4. Melakukan evaluasi hasil komisioning;
5. Menyiapkan hasil komisioning sesuai dengan bidangnya;
6. Menyiapkan Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) dan Rekomendasi Teknik Laik
Sinkron (RLS);
7. Membuat laporan teknik komisioning.
7 Pelaksanaan Komisioning
10
SPLN K6.005: 2015
7.1 Program
7.1.1 Jadwal
Jadwal komisioning dibuat oleh pelaksana komisioning yang telah dikaji oleh tim supervisi
komisioning dan pengelola proyek.
Prosedur komisioning dibuat oleh pelaksana komisioning yang diajukan kepada tim
supervisi komisioning minimal 4 (empat) bulan sebelum pelaksanaan komisioning dimulai
serta dikaji dan disetujui oleh tim komisioning.
Prosedur komisioning meliputi:
a. Tujuan komisioning;
b. Ruang lingkup;
c. Acuan;
d. Alat yang digunakan;
e. Prosedur K2/K3;
f. Persyaratan kondisi teknis yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan pengujian;
g. Metode uji;
h. Kriteria penerimaan;
i. Gambar Skematik diagram, P&ID, dan data pendukung yang terkait;
j. Formulir lembar rekaman hasil inspeksi/hasil uji.
11
SPLN K6.005: 2015
h. Logic Diagram;
i. Setting untuk sistem kontrol & proteksi;
j. Operation & Maintenance Manual peralatan;
k. Prosedur komisioning;
l. Laporan hasil uji pabrik (Type Test, Factory Acceptance Test);
m. AMDAL (UKL/UPL) atau Surat Ijin Lingkungan.
BAPPK merupakan pernyataaan bahwa lingkup peralatan telah terpasang sesuai desain
enjiniring yang telah disetujui berdasarkan peraturan, standar, kontrak, dan siap untuk
pelaksanaan komisioning.
BAPPK diterbitkan oleh Tim Supervisi Konstruksi sebagai persyaratan dalam pelaksanaan
komisioning.
CATATAN : Bila terdapat perbedaan antara kontrak dengan desain yang disetujui, maka harus
dilengkapi dengan justifikasi dan persetujuan dari pengelola enjiniring.
12
SPLN K6.005: 2015
Pengujian individu merupakan pengujian karakteristik dan unjuk kerja peralatan secara
individu meliputi bidang listrik, bidang mekanik, bidang kontrol dan instrumen, serta bidang
kimia dan lingkungan yang belum terhubung secara sistem.
Pengujian individu PLTD/MG tercantum pada Tabel 1.
Lingkup kegiatan penyalaan pertama engine (engine first firing) adalah dimulainya engine
mengalami proses pembakaran dalam ruang bakar. Metode dan kriteria engine first firing
merujuk kepada buku Operasi dan Pemeliharaan Engine dari pabrikan yang diuraikan
secara lengkap dalam prosedur pelaksanaannya.
13
SPLN K6.005: 2015
Lingkup kegiatan Uji Jalan Tanpa Beban/Full Speed No Load Test (FSNL) adalah meliputi:
a. Uji dinamik proteksi engine–generator;
b. Uji dinamik over speed;
c. Uji karakteristik sistem eksitasi dan Automatic Voltage Regulator (AVR);
d. Uji karakteristik Open/Short Circuit Generator Test;
e. Uji fungsi sistem sinkronisasi;
f. Verifikasi besaran operasi engine–generator.
Metode dan kriteria FSNLtest merujuk kepada petunjuk operasi dan pemeliharaan pabrikan
serta standar yang berlaku dan diuraikan secara lengkap dalam prosedur pelaksanaannya.
Pengujian terhadap unit untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individu dan sistem
yang tergabung dalam satu unit PLTD/MG secara terpadu dapat berfungsi sesuai desain
dan standar yang berlaku.
Uji sinkronisasi (synchonization test) meliputi uji fungsi dan operasi sistem kontrol dan
pengaturan yang terpadu terhadap governor, eksitasi, Automatic Voltage Regulator (AVR)
dan relai sinkronisasi yang menunjang sistem PLTD/MG untuk sinkron.
Untuk sinkron pertama kali dengan jaringan/distribusi harus memenuhi ketentuan yang
berlaku sebagai berikut:
a. Setting relai PLTD/MG yang berhubungan dengan sistem jaringan/distribusi telah
disetujui oleh pengelola sistem jaringan/distribusi;
b. Surat Rekomendasi Teknik Laik Sinkron (RLS) telah diterbitkan oleh badan yang
berwenang dan telah terakreditasi. Surat rekomendasi ini adalah pernyataan bahwa
unit PLTD/MG tersebut telah memenuhi persyaratan dan siap untuk melakukan
sinkronisasi pertama kali dengan jaringan/distribusi sistem tenaga listrik dan
selanjutnya melakukan pengujian pembebanan;
c. Surat ijin sinkronisasi pertama kali dengan jaringan/distribusi sistem tenaga listrik
sudah diterbitkan oleh pengelola jaringan/distribusi.
Rangkaian kegiatan pengujian terhadap unit PLTD/MG yang dilakukan dalam keadaan
berbeban untuk mengetahui karakteristik operasi pembebanan sesuai kontrak dan standar
yang berlaku.
Rangkaian uji pembebanan sekurang-kurangnya meliputi:
a. Uji karakteristik operasi pada beberapa variasi beban terhadap parameter operasi
mesin, listrik, control & instrument;
b. Uji Reverse Power;
c. Uji Power System Stabilizer (if any);
d. Load Ramping Test;
e. Generator Temperature Rise;
14
SPLN K6.005: 2015
Pengujian unit PLTD/MG dengan cara melepaskan beban seketika dari jaringan/distribusi
pada beban tertentu untuk menguji kemampuan pengaturan sistem kontrol mekanik dan
listrik.
Pengujian dilakukan pada beban secara bertahap 50 %, 75 % sampai dengan beban MCR
(Maximum Continuous Rating).
Setelah beban dilepas, sistem PLTD/MG harus dapat berbeban dengan beban pemakaian
sendiri (house load) dan atau beroperasi tanpa beban (full speed no load).
CATATAN 1: Dalam pelaksanaan uji lepas beban, apabila sistem tidak mampu untuk menanggulangi
kekurangan pasokan daya akibat uji lepas beban, maka uji lepas beban boleh tidak dilakukan namun
harus dilengkapi surat pernyataan dari unit pengelola sistem jaringan/distribusi yang menyatakan
sistem tidak mampu untuk uji lepas beban, serta dilengkapi dengan pernyataan dari
pabrikan/kontraktor bahwa unit pembangkit aman beroperasi jika terjadi lepas beban.
CATATAN 2: Pada pengujian lepas beban sistem kontrol pada kondisi otomatis, dan sistem
PLTD/MG tidak boleh trip.
Pengujian keandalan unit PLTD/MG dilakukan dengan pembebanan selama 360 jam
secara terus menerus, termasuk di dalamnya dengan beban nominal (MCR) selama 96 jam
secara terus menerus, selanjutnya pada beban sesuai dengan kebutuhan
jaringan/distribusi.
Bila terjadi gangguan eksternal, pengujian tidak mengalami pengulangan, namun jumlah
jam gangguan akan ditambahkan di akhir pengujian sehingga total waktu uji tetap 360 jam.
Jika setiap gangguan internal kurang dari 3 jam atau total waktu kumulatif gangguan internal
kurang dari 11 jam, maka tidak dilakukan pengulangan, namun jumlah jam gangguan
internal akan ditambahkan pada akhir uji, sehingga total waktu uji tetap 360 jam.
Jika setiap gangguan internal lebih dari 3 jam atau total waktu kumulatif gangguan internal
lebih dari 11 jam, maka harus dilakukan pengujian ulang dari awal.
CATATAN 1: Sistem jaringan/distribusi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan beban MCR 96
jam secara terus-menerus perlu dilengkapi surat pernyataan dari pengelola jaringan/distribusi;
CATATAN 2: Untuk PLTD/MG pemikul beban puncak uji keandalan dilakukan selama 360 Jam
Operasi secara akumulatif dengan memperhitungkan Reserved Shutdown Hour (RSH) dan Outside
Management Control (OMC) yang disebabkan oleh ganguan energi primer dan jaringan/distribusi,
termasuk didalamnya 96 jam operasi MCR (kumulatif) dengan beberapa kali start.
Pengujian untuk mengetahui dan membuktikan bahwa kapasitas, tara kalor (heat rate), dan
karakteristik operasi unit atau operasi peralatan sesuai persyaratan spesifikasi teknik.
Uji unjuk kerja sekurang-kurangnya meliputi:
15
SPLN K6.005: 2015
a. Generator Grossand Net Power Output (50 % selama 1 jam, 75 % selama 2 jam,
100 % selama 1 jam, 110 % selama 1 jam, dan 100 % kembali selama 3 jam)
dilakukan secara berurutan, masing-masing tanpa berhenti sela;
b. Gross and Net Plant Heat Rate;
c. Specific Fuel Consumption (SFC);
d. Auxiliary Power Consumption;
e. Lube Oil Consumption;
f. BOP Performance (for Capacity and Quality Outlet).
Bila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam kontrak atau terdapat klausul dalam kontrak
yang saling bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan atau persyaratan standar
maka klausul tersebut harus diselesaikan dalam bentuk kesepakatan sebelum Uji Unjuk
Kerja dilaksanakan dengan memperhatikan aspek legal dan lainnya.
Hal-hal yang harus disepakati bersama sekurang-kurangnya meliputi:
a. Angka garansi;
b. Prosedur uji unjuk kerja;
c. Kondisi peralatan yang diuji;
d. Kalibrasi peralatan uji;
e. Koordinasi pelaksanaan pengujian;
f. Evaluasi hasil uji;
g. Kriteria hasil uji.
Semua pihak harus sepakat dan mempunyai pengertian yang sama mengenai angka
garansi, syarat-syarat, dan kondisi untuk mencapainya, serta hal-hal yang dapat
mengakibatkan batalnya angka garansi tersebut.
Semua pihak harus sepakat bahwa prosedur uji unjuk kerja yang diajukan oleh pelaksana
komisioning setelah dikaji dan disetujui oleh tim supervisi komisioning yang meliputi:
a. Tujuan serta ruang lingkup dari setiap pengujian, metode uji, metode evaluasi dan
metode pengoperasian peralatan, serta sampai berapa kali pengujian boleh
dilakukan, terutama yang menyangkut angka garansi sehingga dapat ditentukan:
apakah pengujian tersebut berhasil atau harus dikenakan denda (penalty);
b. Metode pengukuran, penempatan, dan ketelitian alat ukurnya.
Dalam hal adanya lebih dari satu cara/alat yang digunakan untuk memperoleh data,
maka sebelum pengujian, harus ditentukan dan disetujui kriteria yang akan digunakan
untuk memilih atau menggabungkan data yang diperoleh secara tertulis.
c. Saat pengambilan data dimulai, mengenai kriteria penyimpangan, data yang diijinkan
(contingency reading) serta mengenai selang waktu dan lamanya pelaksanaan
pengujian.
16
SPLN K6.005: 2015
a. Semua pihak harus sepakat bahwa peralatan yang akan diuji telah siap untuk
dilakukan pengujian, perlengkapan instrumentasi dan proteksi yang terpasang telah
cukup untuk dapat melaksanakan pengoperasian dengan aman dan andal, baik bagi
petugas maupun untuk peralatan itu sendiri;
b. Semua pihak harus sepakat, mengenai semua penyetelan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, sebelum selama dan sesudah pengujlan.
a. Semua pihak harus sepakat bahwa sebelum pelaksanaan uji unjuk kerja semua
peralatan uji dan peralatan ukur harus telah dikalibrasi;
b. Semua pihak harus sepakat, rnengenai metoda dan pelaksanaan kalibrasi alat-alat
ukur/instrumentasi yang akan digunakan untuk pengujian, serta mengenai pihak
yang berwenang mengeluarkan sertifikat kalibrasi.
a. Semua pihak harus sepakat, mengenai pembagian tanggung jawab dari pihak-pihak
yang terlibat dalam pengujian, serta mengenai jumlah dan penempatan personel
pengujian;
b. Semua pihak harus sepakat, mengenai penunjukan pihak luar (bila ada), yang diminta
untuk membantu pelaksanaan uji unjuk kerja;
c. Dalam hal kegiatan pembersihan, maka harus dicapai kesepakatan, mengenai
tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
a. Semua pihak harus sepakat, mengenai cara penyelesaian yang akan ditempuh
apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian pengamatan, kondisi, dan
metode pengoperasian, serta hasil akhir setiap pengujian;
b. Semua pihak harus sepakat, mengenai rumus yang akan digunakan untuk
menghitung faktor kesalahan (probable error) untuk mengevaluasi data, serta
kemungkinan kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi, tanpa harus mengulangi
pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yang
digunakan dalam perhitungan serta kriteria pembulatan desimal;
c. Semua pihak harus sepakat, mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian;
d. Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai: sejauh mana
hasil pemeriksaan bersama dapat mengijinkan pelaksana komisioning untuk dapat
melaksanakan pekerjaan tahap berikutnya.
17
SPLN K6.005: 2015
Semua pihak harus sepakat, mengenai kriteria uji yang diterapkan sehingga dapat
menghindari perbedaan pendapat mengenai hasil uji. Dan hasil kesepakatan ini dicatat dan
disetujui oleh semua pihak.
Pengukuran untuk membuktikan bahwa kegiatan unit untuk memenuhi kelayakan dampak
lingkungan serta memenuhi baku mutu sesuai peraturan yang berlaku.
Pengujian meliputi antara lain:
a. Pengukuran emisi gas buang;
b. Pengukuran tingkat kebisingan;
c. Pengukuran limbah cair.
7.3 Pelaporan
Laporan teknik komisioning meliputi hasil kegiatan komisioning dan evaluasi data/hasil
pengamatan atau pengukuran selama pengujian individual, sistem, unit, dan uji unjuk kerja
dengan format laporan pada Lampiran 3.
Peraturan keselamatan kerja dan lingkungan hidup yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan
konstruksi dan komisioning harus memenuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku.
18
SPLN K6.005: 2015
19
SPLN K6.005: 2015
System : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Name of ..
:....................
equipment
KKS No. : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...
Technical data :....................
2. Construction Remarks :
3. Statement:
The construction supervision team do hereby certify that construction of the above mentioned
equipment or system has been completed and the commissioning supervision team is allowed
be conducted the relevant tests.
Name : . . . . . . . . . . . . . .. Name : . . . . . . . . . . . . . ..
Signature : . . . . . . . . . . . . . .. Signature : . . . . . . . . . . . . . ..
Date : . . . . . . . . . . . . . . . Date : . . . . . . . . . . . . . .
Acknowledgement
Name : . . . . . . . . . . . . . ..
Signature : . . . . . . . . . . . . . ..
Date : . . . . . . . . . . . . . . .
20
SPLN K6.005: 2015
JUDUL
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum
Uraian yang berisikan antara lain mengenai dasar pelaksanaan komisioning, pemilik
instalasi tenaga listrik, lokasi instalasi, dan informasi lain yang bersifat umum.
1.2 Riwayat Instalasi
Uraian yang berisikan antara lain mengenai tahun pembangunan, konsultan
perencana pembangunan, kontraktor pelaksana pembangunan, pelaksana
komisioning, konsultan pengawas pembangunan, operator instalasi, dan informasi
lain yang terkait.
Uraian yang berisikan lingkup pekerjaan, peralatan, dan instalasi yang dilakukan
komisioning
Uraian yang berisikan data teknis dan spesifikasi teknik peralatan utama PLTD/MG. Bila
uraian data teknis panjang dapat dimasukan sebagai lampiran
Uraian yang berisikan tempat pelaksanaan, waktu pelaksanaan, pelaksana yang terdiri
dari: pelaksana pengujian/komisioning, pelaksana supervisi komisioning dan pelaksana
konsultan/pengawas proyek
21
SPLN K6.005: 2015
Uraian yang berisikan hasil komisioning terhadap uji individu, uji sistem, uji unit, perhitungan
uji unjuk kerja, temuan-temuan selama periode komisioning, rekomendasi teknik dan
informasi lain yang terkait
Uraian yang berisikan kesimpulan uji individu, uji sistem, uji unit, perhitungan uji unjuk kerja,
jastifikasi hasil komisioning, rekomendasi dan saran
LAMPIRAN
4. Sertifikat dan Rekomendasi teknik yang diterbit lembaga inspeksi teknik yang terkait
22
SPLN K6.005: 2015
23
SPLN K6.005: 2015
24
SPLN K6.005: 2015
25
SPLN K6.005: 2015
26
SPLN K6.005: 2015
11 Grounding System IEEE 0665-1995; IEEE 80; IEEE 81; IEEE 142-1991; IEC
- Grounding Rod and Mesh 60364; IEEE Std C62.92; IEC 60050-195
- Grounding Wire and Connection
- Neutral Ground Resistance (if any) SPLN 88- 1991
18 Load Rejection 100% (House Load atau Full Speed No IEC 61064
Load)
19 Power System Stabilizer (PSS) (if any) ISA S77.43 1994; ASME PTC 20; IEC 61064; ISA 75.25.01 2000
20 Reliability Run SPLN 85; SPLN 86 ; PERMEN ESDM 05 2014
27
SPLN K6.005: 2015
21 Performance :
- Generator Grosss and Net Power Output (50%
selama 1 jam, 75% selama 2 jam, 100% selama 1
jam, 110% selama 1 jam, dan 100% kembali selama
3 jam) dilakukan secara berurutan, masing-masing ASME PTC 17 (Reaffirmed 2012); SPLN 47-5:1986; ISO 3046
tanpa berhenti sela
- Grosss and Net Plant Heat Rate
- Auxiliary Power Consumption
- Lube Oil Consumption ISO 3046-1 2002
- BOP Performance (for Capacity and Quality Outlet)
22 Environmental Measurement
- Flue Gas Emission Measurement PERMEN LH 21 TAHUN 2008
- Water Disposal Measurement PERMEN LH 08 TAHUN 2009
- Noise Level Measurement PERMEN LH 48 TAHUN 1996; SPLN 46-3 1982
28
Pengelola Standardisasi :