Anda di halaman 1dari 36

Dicetak pada tanggal 2019-10-01

Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian minat belajar

1. Pengertian minat

a. minat

Minat belajar adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan

diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, semangat, perasaan,

suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai

kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata

lain minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang

(warga belajar) terhadap proses belajar yang dijalaninya dan yang kemudian

ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti

proses belajar yang ada.

Dengan adanya minat, mampu memperkuat ingatan seseorang terhadap

apa yang telah dipelajarinya, sehingga dapat dijadikan sebagai fondasi

seseorang dalam proses pembelajaran di kemudian hari.

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan

dorongan bagi perbuatan tersebut. Dalam diri manusia terdapat dorongan-

dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan

dunia luar, motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and

exploring motives).

Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap

sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar.The

10
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 11

Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau

terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya

kegiatan itu.

Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu,

lama-kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu tersebut. Apa yang menarik

seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

(Purwanto,2007:56)

Menurut Slameto (Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan

rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Sedangkan menurut Crow and Crow (Djaali 2006:121) mengatakan bahwa

minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, dan pengalaman

yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Minat adalah hal yang sangat berpegaruh terhadap keinginan siswa

terhadap suatu hal. Hilgard dalam Slameto (2010:56) berpendapat bahwa

minat adalah kecederungan seseorang untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Minat menunjukan rasa ingin tahu siswa dan mempertahan

kan rasa ingin tahu sepanjang kegiatan proses pembelajaran.

Minat merupakan suatu motivasi instrinsik sebagai kekuatan

pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan

aktivitas dengan penuh kekuatan dan cenderung menetap, dimana aktivitas

tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 12

kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka, dan gembira

(http://mathedu-unila.blogspot.com).

Menurut Belly ( Djaali 2006:4), minat adalah keinginan yang didorong

oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta

mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.

Slameto (2010: 57) menyatakan bahwa, “ minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh”. Demikian juga minat siswa terhadap belajar. Menurut Slameto

(2010:57), seorang siswa yang memiliki minat belajar ditandai dengan (1) rasa

lebih suka terhadap belajar dari pada kegiatan lain, (2) rasa keterkaitan

terhadap kegiatan belajar, (3) menyukai kegiatan akademis, dan (4) memiliki

partisipasi yang tinggi terhadap belajar.

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati

sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar

artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,

sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang

rendah (Dalyono, 2009: 56-57).

Dalam usaha untuk mencapai sesuatu diperlukan minat, besar kecilnya

minat sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu di luar
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 13

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya

(Djaali, 2006: 123).

Menurut Gie (1994-54), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat

sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan

itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang

siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk

memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan

ilmiah yang dituntutnya di sekolah.

Seseorang yang memiliki kecenderungan dan gairah yang tinggi

terhadap suatu hal, akan merasakan ketertarikan terhadap hal tersebut.

Sehingga individu tersebut akan memberikan perhatian yang besar terhadap

terhadap hal yang di minatinya tersebut. Demikian hal nya dengan

ketertarikan dan kecenderungan terhadap kegiatan belajar.

Selanjutnya Djamarah (2010: 191) menjelaskan bahwa, “ suatu minat

dapat diekpreksikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa anak

didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya.

Minat seperti yang di kemukakan oleh Djaali (2008:122) merupakan

bagian dari rabah efeksi, mulai dari kesadran sampai pada pilihan nilai.

Garungan dalam Djaali (2008:122) menyebut bahwa minat merupakan

pengerahan perasaan dan menafsirkan untuk sesuatu hal.

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan

bahwa minat merupakan rasa suka atau tertarik terhadap suatu hal atau

aktivitas seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 14

kegiatan.Minat dapat juga dikatakan sebagai suatu keinginan atau kemauan

yang merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu hal atau aktivitas

tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Minat bisa juga diartikan sebagai

kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya

dengan perasaan senang.

Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan

menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa

dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan

kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar

(1985:11) menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan

motivasi.Prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas

minatnya.Seorang anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan

yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya.

Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting

dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat

mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun

dalam prakteknya tidak sedikit guru yang menemukan kendala dalam

mengajar dikelas karena kurangnya minat siswa terhadap materi yang

disampaikan.Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan

mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya melalui
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 15

partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir seperti

bakat,melainkan diperoleh kemudian.

b. Laki-laki dan perempuan

Perbedaan perempuan dan laki-laki hampir terjadi dalam berbagai

bidang, yaitu bidang pendidikan, pekerjaan, politik dan sebagainya. Siswa

laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik tertentu, baik secara fisiologis

maupun psikologis. Faktor fisiologis berkenaan dengan kondisi fisiknya,

panca indera, dan sebagainya. Sedangkan 15actor psikologi menyangkut

minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitifnya. Hal

tersebut dapat mempengaruhi bagaimana proses dan hasil belajarnya

(DePorter dalam Utami 2013).

Menurut Keitel dalam Trisnawati (2013) menunjukkan bahwa gender

mempengaruhi cara memperoleh pengetahuan, dimana siswa perempuan

secara umum lebih unggul dalam bahasa dan menulis, sedangkan siswa laki-

laki lebih unggul dalam matematika karena kemampuan-kemampuan

ruangnya yang lebih baik. Hasil penelitian oleh Trisnawati (2013)

menunjukkan bahwa siswa perempuan secara konsisten memperoleh prestasi

yang lebih baik daripada siswa laki-laki di kelas

Berdasarkan hasil penelitian Krutetskii dalam Soenarjadi (1994),

menjelaskan bahwa terdapat perbedaan karakter antara siswa laki-laki dan

perempuan. Secara garis besar siswa laki-laki lebih baik dalam penalaran
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 16

sedangkan siswa perempuan lebih dalam hal ketepatan, ketelitian, kecermatan

dan keseksamaan berpikir. Siswa laki-laki memiliki kemampuan matematika

dan mekanik yang lebih baik daripada siswa perempuan

Maccoby dan Jacklin dalam Soenarjadi (1994) juga menjelaskan

bahwa siswa perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih tinggi daripada

siswa laki-laki, sedangkan siswa laki-laki lebih baik dalam kemampuan visual

spasial (penglihatan keruangan) dan matematika daripada siswa perempuan.

Siswa laki-laki dan perempuan adalah berbeda, dan sebagai akibatnya muncul

perbedaan tentang cara belajar mereka.

Orhun dalam Trisnawati (2013) menyatakan bahwa terdapat perbedaan

antara gaya belajar yang lebih disukai oleh siswa laki-laki dan perempuan.

Siswa perempuan lebih menyukai gaya belajar konvergen yang menggunakan

konseptualisasi abstrak dan melakukan eksperimentasi secara aktif. Sedangkan

siswa laki-laki lebih suka gaya belajar asimilator dengan kemampuan belajar

menggunakan konseptualisasi abstrak dan observasi refleksi, dan belajar

dengan melihat dan berpikir.

c. Aspek minat

Aspek minat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu: a)aspek kognitif, b) aspek

afektif, dan c) aspek psikomotor (Hurlock, 1995: 117) Yaitu :

1) Aspek Kognitif,

Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak

mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 17

aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan

menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasan? Ketika sesorang

melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat

dari proses suatu aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki

minat terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan

banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Jumlah waktu

yang dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh

dari suatu aktivitas yang dilakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan

terus dilakukan.

2) Aspek Afektif

Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang

menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap

terhadap aktivitas yang diminatinya. Seperti aspek kognitif, aspek afektif

dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan

kelompok yang mendukung aktivitas yang diminatinya. Seseorang akan

memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasan dan

manfaat yang telah didapatkannya, serta mendapat penguatan respon dari

orang tua, guru, kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut

akan fokus pada aktivitas yang diminatinya. Dan akan memiliki waktu-

waktu khusus atau memiliki frekuensi yang tinggi untuk melakukan suatu

aktivitas yang diminatinya tersebut.

3) Aspek Psikomotor
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 18

Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau

pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek

kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga

mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek

psikomotor. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan

berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan

nyata dari keinginannya.

Kriteria minat seseorang digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu:

rendah, jika seseorang tidak menginginkan objek tertentu. Sedang, jika

seseorang menginginkan objek minat akan tetapi tidak dalam waktu

segera. Dan tinggi, jika seseorang menginginkan objek minat dalam waktu

segera.

d. Klasifikasi Minat

Minat diklasifikasikan menjadi empat jenis berdasarkan bentuk

pengekspresian dari minat, antara lain: a.expressed interest, b.manifest

interest, c. tested interest, dan d. inventoried interest (Dewi Suhartini,

2001: 23) . Ketiga jenis minat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 19

1) Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang

menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai

suatu objek atau aktivitas.

2) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu

pada suatu kegiatan tertentu.

3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau

keterampilan dalam suatu kegiatan.

4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat

atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.

e. Jenis minat

Minat digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan sebab-musabab

atau alasan timbulnya minat, yaitu: a. Minat Volunter, b. Minat Involunter,

dan c. Minat Nonvolunter (Sumadi Suryabrata, 2002:86) . Ketiga jenis

minat tersebut dapat dijelaskan sebaga berikut:

1) Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa

adanya pengaruh dari luar.

2) Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa

dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.

3) Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa

secara paksa atau dihapuskan.

f. Kategori Minat
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 20

Minat dikatagorikan menjadi tiga katagori berdasarkan sifatnya, yaitu:

a.Minat personal, b. Minat situsional, dan c. Minat psikologikal (Krapp

dalam Dewi Suhartini, 2001: 25) , yaitu sebagai berikut:

1) Minat Personal Merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif

stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat

personal merupakan suatu bentuk rasa senang ataupun tidak senang,

tertarik tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Minat ini

biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari

rangsangan eksternal.

2) Minat Situsional Merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan

relatif berganti-ganti,tergantung rangsangan eksternal. Rangsangan

tersebut misalnya dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan

sumber belajar dan media yang menarik, suasana kelas, serta dorongan

keluarga. Jika minat situsional dapat dipertahankan sehingga

berkelanjutan secara jangka panjang, minat situsional akan berubah

menjadi minat personal atau minat psikologis siswa. Semua ini

tergantung pada dorongan atau rangsangan yang ada.

3) Minat Psikologikal Merupakan minat yang erat kaitannya dengan

adanya interaksi antara minat personal dengan minat situsional yang

terus-menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki

pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan memiliki

kesempatan untuk mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur di

kelas atau pribadi (di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 21

tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa siswa

tersebut memiliki minat psikologikal.

g. Indikator Minat

Indikator minat ada empat, yaitu: a. perasaan senang, b. ketertarikan siswa,

c. perhatian siswa, dan d. keterlibatan siswa (Safari, 2005:152) . Masing-

masing indikator tersebut sebagai berikut:

1) Perasaan Senang; Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau

suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus

mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa

pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

2) Ketertarikan Siswa, Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong

untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa

berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

3) Perhatian Siswa, Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa

terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang

lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu,

dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

4) Keterlibatan Siswa, Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang

mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan

atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

2. Pengertian belajar
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 22

a. Belajar

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan

berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

Sukmadinata (2007:32) menyebutkan bahwa sebagian terbesar

perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak

pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang

melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok

tertentu, di pahami ataupun tidak di pahami, sesungguhnya sebagian

besar aktivitas di dalam kehidupan sehari- hari kita merupakan kegiatan

belajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang dan waktu

dimana manusia dapat melaksanakan, dan itu berarti pula bahwa belajar

tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu. Karena perubahan yang

menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 23

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang

belajar, pada umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur

perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (Sukmadinata

2007:155) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam

kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang

berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka

responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka

responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:

1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon

pembelajar,

2) Respons si pembelajar, dan

3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat

terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai

ilustrasi, perilaku respons si pembelajar yang baik diberi hadiah.

Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan

hukuman. (Mudjiono, 2002:9)

Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi

matangnya seseorang atau perubahan yang intensif atau bersifat temporer.

Oemar Hamalik (2004:11)


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 24

Menurut Morgan (Mudjiono, 2002: 5) menyatakan bahwa belajar

adalah merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai

akibat dari pengalaman. Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar

adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan

latihan untuk memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan

tingkah laku yang relatif tetap, sebagai akibat dari latihan.

Belajar menurut Gagne merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil

belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari

(i) stimulus yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang

dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat

proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati

pengolahan informasi, menjadi kapabilits baru. (Mudjiono, 2002:10)

Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.

Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.

Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin

berkembang. (Mudjiono, 2002:13) Sementara itu, Rogers mengemukakan

pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dalam pembelajaran.

Ia menyarankan agar dalam acara pembelajaran, siswa memperoleh

kepercayaan diri untuk mengalami dan menemukan secara bertanggung

jawab. (Mudjiono, 2002:38). Salah satu definisi modern tentang belajar

menyatakan bahwa belajar adalah “Pengalaman terencana yang membawa

perubahan tigkah laku”. (dalam Gintings, 2005:56).


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 25

Sardiman (2011:20) menyimpulkan bahwa: Belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru,

dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek

belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Menurut Hilgard (Suryabrata, 2002 :232) menyatakan belajar

merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang

kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari

perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Moh. Surya (1997:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari

kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan

dari diri seseorang.

Menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah

suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya

respon terhadap situasi tertentu.

Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah

proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan

tingkah laku yang menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak

dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau

pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62).


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 26

Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar

menurut Di Vesta and Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar

adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari

pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena

pengalaman. Sedangkan menurut Hilgard (1962:630), mengemukakan

bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relatif

permanen yang terjadi karena pengalaman.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari

belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997:65)

mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :

1) Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).Perubahan

perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari

individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,

individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah

terjadi perubahan

2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).Bertambahnya

pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya

merupakan kelanjutan dari keterampilan yang telah diperoleh

sebelumnya.

3) Perubahan yang fungsional.Setiap perubahan perilaku yang terjadi

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 27

bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa

mendatang.

4) Perubahan yang bersifat positif.Perubahan perilaku yang terjadi

bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.

5) Perubahan yang bersifat aktif Untuk memperoleh perilaku baru,

individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.

6) Perubahan yang bersifat pemanen.Perubahan perilaku yang diperoleh

dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang

melekat dalam dirinya.

7) Perubahan yang bertujuan dan terarah.Individu melakukan kegiatan

belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek,

jangka menengah maupun jangka panjang.

8) Perubahan perilaku secara keseluruhan.Perubahan perilaku belajar

bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi

termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan

keterampilannya. seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”.

Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-

Teori Belajar”.

b. Tujuan belajar dan cirri-ciri belajar

Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar

merupakan hal yang kompleks. Kekompleksitas belajar tersebut dapat

dipandang dari 2 subjek, yaitu siswa dan guru. Siswa mengalami proses
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 28

mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru, proses belajar

tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. (Mudjiono, 2002:17)

Dalam proses belajar diharapkan siswa mampu mengembangkan

ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dan adanya perubahan

tingkah laku ke arah yang lebih baik saat tercapainya proses belajar. Pada

umumnya semula siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat

informasi guru tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa arti

bahan belajar baginya. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya

evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan

kemampuan dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin

mandiri.

Tujuan pembelajar pada hakekatnya adalah rumusan tentang

perilaku hasil belajar (kognitif, psikomotor, dan afektif) yang diharapkan

untuk dimiliki (dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar mengalami

proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Yang menjadi kunci dalam

rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa,mata

ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan

apa yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan.

Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat

ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah

sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan

memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 29

Tujuan belajar penting bagi siswa dan guru. Dalam desain

instrusional guru merumuskan tujuan instruksional khusus atau sasaran

belajar siswa. Rumusan tersebut disesuaikan dengan perilaku yang

hendaknya dapat dilakukan siswa. Dari segi guru, guru memberikan

informasi tentang sasaran belajar. Bagi siswa, sasaran belajar tersebut

merupakan tujuan belajar “sementara”. Dengan belajar, maka kemempuan

siswa meningkat. Menigkatnya kemempuan mendorong siswa untuk

mencapai tujuan belajar yang baru. Bila semua siswa menerima sasaran

belajar dari guru, maka makin lama siswa membuat tujuan belajar sendiri

(Mudjiono, 2002: 22-25)

Adapun ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut

Slameto (dalam Fathurrohman-2011-10) meliputi :

1) Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya

sadar bahwa pengetahuannya bertamba, sikapnya berubah,

kecakapannya berkembang, dan lain-lain.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.

3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

5) Perubahan belajar bertujuan dan terarah.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian bagian

tertentu secara parsial

c. Factor yang mempengaruhi belajar


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 30

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar wajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal

Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu

sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor

internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

a) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi

dua macam, yaitu: Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani

pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang.

Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh

positif terha¬dap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi

fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil

belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan jasmani sangat

memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga

kesehatan jasmani. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis.

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada

tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 31

pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan

mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses

belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi

yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat

mengenal dunia luar.

b) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang

dapat memengaruhi proses belajar. Bebera¬pa faktor psikologis

yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,

motivasi, minat, sikap, dan bakat.

2) Faktor Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor

eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini,

Syah (2008: 110) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang

memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu

faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

3. Minat belajar

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian

minat dan pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah

aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa

gejala,seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses

perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari

pengetahuan dan pengalaman.


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 32

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang

berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh

seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi,

dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar

menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang

diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal

pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi.

Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga

tepatlah bila minat merupakan alat motivasi

Dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka,

ketertarikan seseorang (siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan

melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari

pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa yang

berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan

pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh yang

besar terhadap keberhasilan belajar, karena minat siswa merupakan faktor

utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya.

Sukardi (syah 2008: 114) mengemukakan bahwa minat belajar adalah

suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan

campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 33

kecenderungan, lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan

tertentu.

Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli -Menurut Kartono (syah

2008::43), minat merupakan moment-moment dari kecenderungan jiwa yang

terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif

(perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif

(emosi) yang kuat

Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam

belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu

agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Minat belajar sangat

mendukung dan mempengaruhi pelaksanan proses belajar mengajar di sekolah

yang akhirnya bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran.

B. Fungsi minat belajar

Fungsi minat dalam belajar The Liang Gie (1998:36) mengemukakan

bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar.

Secara lebih terinci arti dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan

pelaksanaan belajar atau studi ialah:

1) Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu perhatian yang serta merta, dan perhatian yang

dipaksakan.Perhatian yang serta merta secara spontan, bersifat wajar,

mudah bertahan, yang tumbuh tanpa pemaksaan dan kemauan dalam diri
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 34

seseorang. Sedang perhatian yang dipaksakan harus menggunakan daya

untuk berkembang dan kelangsungannya.

Menurut Jhon Adams yang dikutip The Liang Gie (1994:29)

mengatakan bahwa jika seseorang telah memiliki minat studi, maka saat

itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan dan beralih menjadi spontan.

Semakin besar minat seseorang, maka akan semakin besar derajat

spontanitas perhatiannya.

Pendapat di atas memberikan gambaran tentang eratnya kaitan

antara minat dan perhatian.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

untuk meningkatkan perhatian seseorang dalam hal ini siswa terhadap

sesuatu, maka terlebih dahulu harus ditingkatkan minatnya

2) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran

seseorang.Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa

pemaksaam tenaga kemampuan seseorang memudahkan berkembangnya

konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran.Jadi,

tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan (The

Liang Gie, 1994:29).Pendapat senada dikemukakan oleh Winkel

(1996:183) bahwa konsentrasi merupakan pemusatan tenaga dan energi

psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa belajar

mengajar di kelas.Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan kemauan

dan hasrat untuk belajar, namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi

oleh perasaan siswa dan minat dalam belajar.


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 35

Pendapat-pendapat di atas, memberi gambaran bahwa tanpa minat

konsentrasi terhadap pelajaran sulit dipertahankan.

3) Minat mencegah gangguan perhatian di luar

Minat studi mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber

luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya

atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu

hal yang lain, kalau minat studinya kecil. Dalam hubungan ini Donald

Leired (The Liang Gie, 1998:30) menjelaskan bahwa gangguan-gangguan

perhatian seringkali disebabkan oleh sikap batin karena sumber-sumber

gangguan itu sendiri.

4) Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran ialah daya

mengingat bahan pelajaran.Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana

kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya.Seseorang kiranya pernah

mengalami bahwa bacaan atau isi ceramah sangat mencekam perhatiannya

atau membangkitkan minat seantiasa teringat walaupun hanya dibaca atau

disimak sekali.Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang berulang-ulang

dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat (The Liang Gie,

1994:30).Anak yang mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat

mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan dan memiliki

perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang memadai.

5) Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 36

Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele, dan terus

menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian,

The Liang Gie (1994:31) mengemukakan bahwa kejemuan melakukan

sesuatu atau terhadap sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri

seseorang daripada bersumber pada hal-hal di luar dirinya.Oleh karena itu,

penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa

terlaksana dengan jalan pertama-tama menumbuhkan minat belajar dan

kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

Elizabeth B. Hurlock (1995: 117) menulis tentang fungsi minat

bagi kehidupan anak sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita Sebagai contoh, anak

yang berminat pada olahraga maka cita-citanya adalah menjadi

olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada

kesehatan fisiknya, maka cita-citanya menjadi dokter.

2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat Minat anak untuk

menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di

tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas Minat seseorang

meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran yang sama,

antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang

berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya

serap ini dipengaruhi oleh intensitas mereka.


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 37

4) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa

seumur hidup karena minat membawa kepuasan Minat menjadi guru

yang telah terbentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa

sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua

suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas

dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak

terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati.

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force

yaitu kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat

kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda

dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya

tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada

pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam

belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga

akan mendorong ia untuk terus belajar.

Minat belajar dan kebiasaan membaca pada anak harus di

tumbuhkan dan di kembangkan. Rahayu ( Djaali 2006:98) menyatakan

bahwa hanya 10% anak-anak Indonesia yang gemar membaca dan

merupakan tingkatan paling rendah didunia. Masaih dalam halaman yang

sama, Rahayu mengutip sebuah penelitian yang menunjukan bahwa anak

usia 7-10 tahun lebih banyak mengunakan waktunya untuk bermain dari

pada membaca. Rata-rata dari mereka hanya kurang dari satu jam

perharinya penyebabnya antara lain belum munculnya kebiaaan membaca,


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 38

buku-buku yang tersedia kurangmenarik, maraknya permainan serta

banyaknya film anak-anak di TV.

C. Ciri-ciri minat belajar

Menurut Slameto (2010:58) siswa yang berminat dalam belajar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

3. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.

Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

4. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

D. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu

berubah. Oleh karena itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu

pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat

itu.

Menurut Ali (2004:67), Secara keseluruhan faktor digolongkan dalam

dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri

siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa).

Berikut adalah beberapa pengertian faktor eksternal dan internal

menurut Sumadi Suryabrata diantaranya sebagai berikut :


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 39

1. Factor internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang

berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain:

pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan (Sumadi

Suryabrata, 2001:14).

a) Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek

belajar.

b) Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui

sesuatu; dorongan kuat untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu

c) Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

mencapai suatu tujuan .

d) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang

datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari

guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan

lingkungan.
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 40

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya

minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu

bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru

(Slameto, 2010:48).

Berikut adalah beberapa pengertian faktor eksternal dan internal

menurut (Slameto, 2010: 49).diantaranya sebagai berikut :

1. Faktor dalam diri siswa (Internal)

Faktor dalam diri siswa (internal) merupakan faktor yang

mempengaruhi minat belajar peserta didik yang berasal dari peserta didik

sendiri.Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari:

a) Aspek Jasmaniah

Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari

individu siswa.Kondisi fisik yang prima sangat mendukung

keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar.Namun

jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan

dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat

belajar pada dirinya.

b) Aspek Psikologis (kejiwaan)

Aspek psikologis (kejiwaan)menurut Sardiman (2011:44) faktor

psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan,

berfikir, bakat,dan motif.Pada pembahasan berikut tidak semua faktor

psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat

berhubungan dengan minat belajar.


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 41

Perhatian merupakan pemusatan energi psikologi yang tertuju kepada

suatu objek pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.

Tanpa adanya perhatian dalam aktivitas belajar akan berdampak

terhadap kurangnya penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil yang

dicapai dalam belajar kurang memuaskan. Kurangnya perhatian

terhadap materi yang dipelajari juga mengakibatkan kurangnya minat

belajar pada diri siswa.

Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk mencamkan atau menerima

kesan-kesan dari luar, menyimpan kesan, dan memproduksi kesan.

Oleh karena itu ingatan merupakan kecakapan untuk menerima,

menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar.Siswa

yang mempunyai daya ingat yang kurang sangat berpengaruh terhadap

minatnya untuk belajar

Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu

dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.Hal ini dekat dengan

persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang

melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu. Bakat yang dimiliki

seseorang akan menunjang keberhasilannya dalam belajar. Jika

seseorang tidak mempunyai bakat, akan berpengaruh terhadap

minatnya dalam belajar. Misalnya saja pada pembelajaran seni rupa,

banyak ditemukan anak yang kurang berminat untuk belajar karena

tidak “berbakat”. Oleh karena itu bakat berpengaruh terhadap minat

belajar.
Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 42

2. Faktor dari luar siswa (Eksternal)

Faktor dari luar diri siswa meliputi:

a) Keluarga

Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan

minat belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan

lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam

mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus

selalu siap sedia saat anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap

materi pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak. Peralatan belajar yang

dibutuhkan anak, jugaperlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata

lain, oran tua harus terus mengetahui perkembangan belajar anak pada

setiap hari.Suasana rumah juga harus mendukung anak dalam belajar,

kerapian dan ketenangan di dalam rumah perlu dijaga. Hal tersebut

bertujuan agar anak merasa nyaman dan mudah membentuk

konsentrasinya terhadapa materi yang dihadapi.

b) Sekolah

Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar,

kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar,

media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya

dan staf sekolah serta berbagai kegiatan kokurikuler.

Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui

sekolahharus dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidik

menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 43

anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang

menyenangkan dan tidak membosankan dalam proses pembelajaran.

Minat belajar peserta didik, dapat tumbuh dalam lingkungan

sekolah dengan baik, apabila guru memegang perannya sesuai

ketentuan. Guru dapat menimbulkan minat belajar dengan memotivasi

mereka, seperti memberikan hadiah pada anak yang mendapat nilai

seratus. Guru juga harus pandai dalam memilih pekerjaan rumah yang

akan diberikan pada peserta didik. Pekerjaan rumah tersebut jangan

sampai membuat peserta didik merasa bosan didepan soal-soal

tersebut.

c) Lingkungan masyaraka

Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman

bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.

Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan

kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam masyarakat yang

dapat menumbuhkan minat belajar anak. Seperti kegiatan karang

taruna, anak dapat belajar berorganisasi di dalamnya. Tapi, orang tua

perlu memperhatikan kegiatan anaknya di luar rumah dan sekolah.

Sebab kegiatan yang berlebih akan menurunkan semangatnya dalam

mengikuti pelajaran di sekolah.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri

siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat

belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukungakan


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 44

mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang

atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang

secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan

kurang atau hilangnya minat belajar siswa adalah sebagai berikut :

1) Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang

sangat mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau

menjalankan tugas di kelas.

2) Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan

anak jauh di atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di

kelas, akibatnya anak merasa bosan

3) Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia

mundur atau lari dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan

menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak

menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu

di luar kelas.

4) Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di

luar kelas, seperti: olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang

membutuhkan keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan

yang dapat menghasilkan uang.

5) Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat

ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura. Keadaan yang

sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya


Dicetak pada tanggal 2019-10-01
Id Doc: 589c8c2281944d3e104940a9 45

orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau

tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya

jauh lebih mampu dari dirinya sendiri.

6) Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan

menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap

melawan mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk

melawan.

Anda mungkin juga menyukai