Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Minat Belajar


2.1.1 Definisi Minat Belajar
Definisi minat adalah suatu rasa suka, rasa ketertarikan (Slameto,
2010) perhatian (Lin & Huang, 2016), fokus, ketekunan, usaha, pengetahuan,
keterampilan (Ainley, Hilman & Hidi, 2016). Minat adalah kecendrungan
seseorang untuk menyukai objek-objek atau kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan perhatian dan menghasilkan kepuasan (Kebudayaan, 2013).
Minat berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu (Syah, 2011). Selain itu, minat juga dapat diartikan
sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan oleh individu kepada suatu objek, baik
objek berupa benda hidup maupun benda yang tidak hidup (Hadis, 2008).
Minat belajar menurut Abdul Hadis (2008), dapat diartikan sebagai rasa
tertarik yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam melakukan aktivitas
belajar, baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Minat memberikan
pengaruh positif terhadap pembelajaran akademik, domain pengetahuan dan
bidang studi tertentu bagi individu (Hidi, Berndoff, dan Ainley, 2002). Lobby
Loekmono, (1994) menyatakan bahwa minat kecenderungan untuk merasa
tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau
kegiatan dalam bidang-bidang tertentu.
Minat dapat dipahami sebagai kemampuan yang ada di setiap diri
individu, seperti perhatian, ketertarikan pada hal tertentu. Maka minat dapat
menentukan sikap yang membuat seseorang aktif dalam suatu pekerjaannya.
Denga hal ini minat dapat menjadi penyebab dari suatu kegiatannya. Seperti
pada kegiatan belajar, minat memiliki pengaruh yang begitu besar, karena
dengan minat maka semangat belajar peserta didik terhadap suatu mata
pelajaran akan meningkat dan berpengaruh terhadap kedisiplinan peserta didik
itu sendiri. Ketika peserta didik tidak memiliki minat belajar terhadap mata
pelajaran tertentu maka hal yang dapat terjadi adalah peserta didik tidak dapat
belajar secara efektif, merasa bosan dan jenuh sehingga peserta didik tidak
dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Dari beberapa para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat
belajar adalah suatu pemusatan atau perhatian terhadap sesuatu hal yang
membuat peserta didik tertarik pada suatu kegiatan belajar atau objek-objek
tertentu yang membuat perasaan senang tanpa ada rasa unsur keterpakasaan
dalam menjalaninya sehingga hal tersebut akan lebih memudahkan peserta
didik dalam memahami bidang mata pelajaran atau objek-objek tesebut.

2.1.2. Faktor-Faktor Minat Belajar

Menurut Sri Hidayati (2004), minat seseorang itu muncul akibat


adanya penagruh dari rangsangan yang paling kuat untuk mendapatkan minat
antara lain adalah:

1) Kualitas rangsang mempengaruhi minat


2) Obyek yang besar menarik minat
3) Pengulangan rangsang menarik minat
4) Rangsang yang baru menarik minat
5) Beberapa rangsang yang sesuai dengan bakatnya menarik minat
6) Rangsang yang berarti akan menarik minat
7) Kebiasaan-kebiasaan emosional akan menimbulkan minat

Berdasarkan dari beberapa faktor yang mempengaruhi minat di atas, maka


dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu:

1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persolan dari dalam
diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat
dipusatkan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri luar diri
seseorang yang dapat mempengaruhi minat belajarnya.
1.1.3. Indikator Minat Belajar
Menurut Slameto 2010 minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator yaitu:
1). Ketertarikan untuk belajar
Ketertarikan untuk belajar di artikan apabila seseorang yang berminat terhadap
sutau pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap
pelajaran te rsebut.
2). Perhatian dalam belajar
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap
pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan penuh antusias dan
tanpa ada beban dalam dirinya.
3). Motivasi belajar
Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar
untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah
demi pencapaian tujuan yang diharapkan dalam interaksi belajar.
4). Pengetahuan
Pengetahuan diartikan bahwa ketika seseorang yang berminat terhadap suatu
pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran
tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari.
1.1.4. Ciri-Ciri Minat Belajar
Menurut Elizabeth Hurlock (dalam Susanto, 2013), terdapat tujuh ciri-ciri
minat belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2. Minat tergantung pada kegiatan belajar
3. Perkembangan minat mungkin terbatas
4. Minat tergantung pada kesempatan belajar
5. Minat dipengaruhi oleh budaya
6. Minat berbobot emosional
7. Minat berbobot egoisentris, artinya jika seseorang senang terhadap
sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.
Menurut Slameto (2003), siswa yang berminat dalam belajar adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
sesuatu yang dipelajari secara terus menerus
2. Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya
3. Memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati
4. Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya daripada hal yang
lainnya
5. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, ciri-ciri dari
minat belajar ialah peserta didik yang senang, memperhatikan,
mempelajari terus menerus dan menyukai sesuatu hal yang membuat
dirinya mau mengembangkan minatnya tanpa rasa tertekan atau terpaksa.
1.2. Kedisiplinan Siswa
2.2.1 Definisi Kedisiplinan Siswa
Sikap kedisiplinan penting dan harus dimiliki oleh setiap peserta didik.
Disiplin membantu peserta didik dalam proses pembentukan sikap,
prilaku dan akan mengantar seorang peserta didik sukses dalam belajar
dan ketika bekerja nanti. Terdapat banyak definisi yang dikemukakan
oleh para ahli mengenai kedisiplinan. Menurut Gunarsa (2008),
kedisiplinan berasal dari kata disiplin, yang berarti sikap mental yang
mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan peraturan dan
norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.
Disiplin secara lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu hal
dengan tata tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun.
Menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004, 32) yang dikutip oleh
Budiman (2010) mengemukakan bahwa disiplin sebagai upaya
mengendalikan diri dan sikap mental individu masyarakat dalam
mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata
tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam
dirinya. Menurut Tu’u (2004), fungsi kedisiplinan antara lain:
1. Menata kehidupan bersama
Sikap disisplin diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat,
disiplin akan berpengaruh terhadap tata kehidupan bermasyarakat
setiap individu. Sikap disiplin masing-masing anggota masyarakat
akan membuat hubungan yang baik antara anggota masyarakat satu
dengan yang lainnya.
2. Membangun kepribadian
Lingkungan yang memiliki sikap disiplin yang baik sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Terutama bagi siswa
yang sedang membentuk kepribadiannya, maka dari itu kondisi
lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh
yang kuat terhadap pembentukan kepribadian siswa.
3. Melatih kepribadian
Disiplin berfungsi untuk melatih kepribadian siswa. Siswa
harus berada pada lingkungan yang baik untuk berlatih
membiasakan diri bersikap disiplin. Lingkungan yang dimaksud
adalah lingkungan dimana terdapat individu-individu yang
memiliki sikap disiplin dijadikan tauladan oleh siswa.
4. Pemaksaan
Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang
untuk mrngikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan
itu. Pemaksaan ini berdampak positif, karena dengan dipaksanya
seseorang untuk berperilaku disiplin, akan membuat orang tersebut
terlatih mengikuti aturan-aturan yang ada di lingkungannya.
5. Hukuman
Hukuman ialah sanksi yang diberikan kepada siswa saat
melanggar atau tidak mentaati aturan-aturan yang ada di
lingkungannya. Dengan adanya sanksi tersebut siswa akan merasa
takut untuk melanggar aturan yang ada , yang bertujuan untuk
memberikan dorongan kepada siswa agar mentaati aturan-aturan
yang ada di lingkungannya.
6. Menciptakan lingkungan kondusif
Lingkungan pendidikan yang kondusif adalah lingkungan yang
nyaman, tenang, dan tidak ada gangguan dalam melaksanakan
proses pembelajaran, sehingga siswa dan guru dapat melaksanakan
proses belajar mengajar dengan baik.
Merujuk uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar disiplin sangat penting, dengan hal
tersebut siswa dapat belajar dengan baik. Siswa yang terbiasa
dalam disiplin akan mempergunakan waktu sebaik-baiknya
dirumah maupun disekolah sehingga hal tersebut menunjukkan
bahwa siswa memiliki kesiapan dalam proses pembelajran
disekolah, sedangkan siswa yang tidak disiplin belajar mereka
kurang menunjukkan kesiapannya dan menunjukkan perilaku yang
tidak baik.
Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut
memberikan dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik.
Karena hal demikian, maka sikap disiplin seseorang akan terbiasa
mengikuti, mematuhi, aturan yang berlaku dan kebiasaan tersebut
lama-kelamaan akan membiasakan dirinya dalam dalam
membangun kepribadian yang baik. Untuk melatih kepribdian,
sikap, perilaku dan pola kehidupan disiplin yang baik bukanlah
waktu yang singkat, salah satu cara untuk menumbuhkan rasa
disiplin tersebut dibutukan latihan. Disiplin dapat terjadi karena
dorongan dari kesadaran diri sendiri, dengan kesadaran yang
datang dari dalam diri sendiri inilah yang membentuk kedisiplinan
lebih baik. Namun sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena
adanya pemaksaan dari luar, sehingga seseorang akan sangat sulit
untuk melaksanakan kedisiplinan.
2.2.2. Indikator Kedisiplinan Kerja
Indikator disiplin: Tu’u (2004, 91) yang dikutip oleh Budiman
(2010) mengemukakan bahwa indikator yang menunjukkan
pergeseran/perubaham hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti
dan mentaati peraturan sekolah adalah meliputi:
1. Dapat mengatur waktu belajar di rumah
2. Rajin dan teratur belajar
3. Perhatian yang baik saat belajar di kelas
4. Ketertiban diri saat belajar di kelas
Selain itu, menurut Eko Prasetyo dan Harry Muliadi dalam jurnal
Pendidikan Ekonomi (2008: 229) membagi indikator kedisiplinan
siswa menjadi tiga macam yaitu:
1. Disiplin di dalam kelas
2. Disiplin di luar kelas
3. Disiplin di luar kelas dan di dalam ingkungan sekolah dan disiplin
belajar di rumah
Merujuk uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan indikator siswa adalah perilaku seseorang yang mentaati dan
menyesuaikan dengan lingkungan tempat ia belajar atau tinggal tanpa
ada rasa terpaksa.
2.2.3. Faktor-faktor kedisiplinan
Menurut Unaradjan (2003) menyebutkan bahwa disiplin dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal:
1. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari siswa
sendiri yang dapat mempengaruhi disiplin belajarnya. Dalam hal ini
faktor internal dibagi menjadi 2 yaitu; keadaan fisik dan psikis
merupakan aspek yang memperngaruhi pembentukan disiplin diri
2. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan
luar dan dapat mempengaruhi disiplin belajar siswa
2.3. Kajian penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian.
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Diyah Safitri yang berjudul
Kedisiplinan dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas V SD Muhammadiyah 3 Surakarta. Menunjukkan hasil bahwa; 1.
Kedisiplinan berpengaruh teradap prestasi berlajar matematika siswa kelas V
SD Muhammadiyah Surakarta hal ini dibuktikan dengan diperokeh nilai
thitung > ttabel (3,172>2,023) dan p –value < 0,05 (0,003 < 0,05). 2. Minat
belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SD
Muhammadiyah Surakarta, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai
thitung > ttabel (3,345 > 2,023) dan p-value < 0,005 (0,002 < 0,05). 3.
Kedisiplinan dan minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah 3 Surakarta, hal ini dibuktikan
dengan diperolehnya Fhitung > Ftabel (20,637 > 3,23) dan p-value < 0,05
(0,000 < 0,05). 4. Minat belajar berpengaruh lebih dominan dibanding
kedisiplinan belajar terhadap belajar matematika siswa kelas V SD
Muhammadiyah Surakarta, hal ini dibuktikan dnegan diperolehnya nilai
koefisien regresi minat belajar sebesar 0,304 lebih besar dari nilai koefisien
regresi kedisiplinan sebesar 0,234.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulina Ismiyanti dengan judul
Pengaruh Minat dan Kedisiplinan terhadap Nilai UAS IPS di SD 02 Temulus.
Diperoleh hasil bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan, antara minat
siswa terhadap nilai UAS IPS di SDN 02 Temulus sebesar 0,086 atau 8,6%. 2.
Terdapat pengaruh signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap nilai UAS
IPS di SDN 02 Temulus dengan besar pengaruh 0,119 atau 11,9%. 3. Terdapat
pengaruh signifikan antara minat dan kedisiplinan terhadap nilai UAS IPS di
SDN 02 Temulus sejumlah 0,139 atau 13,9%

2.4. Kerangka Berfikir


Pengaruh minat belajar terhadap kedisiplinan siswa. Peserta didik yang memiliki
minat terhadap pelajaran akuntansi tentu akan lebih mudah peserta didik tersebut
dalam mempelajari matapelajaran akuntansi. Karena peserta didik akan lebih
memperhatikan dan lebih mudah menerima apabila ia memiliki minat belajar yang
tinggi. Minat yang tinggi akan menjadikan peserta didik melakukan sesuatu tanpa
ada yang menyuruh dan hal tersebut dianggap penting oleh dirinya dan tanpa rasa
terpaksa. Tingginya minat belajar peserta didik tentunya akan mempermudah anak
untuk disiplin belajar. Kedisiplinan belajar yang tinggi menunjukkan bahwa
peserta didik memiliki kualitas yang tinggi dalam belajar sehingga dapat
menjadikan anak memiliki sikap disiplin belajar yang tinggi. Sebaliknya apabila
peserta didik memiliki kedisiplinan belajar yang rendah akan lebih cenderung
memiliki minat belajar yang rendah diakarenakan rendahnya kontrol dalam diri
peserta didik untuk mematuhi peraturan sekolah maupun dikelas dalam belajar.
Bardasarkan kerangka berfikir diatas maka terdapat hubungan antar variabel
dalam penelitian ini dapat dilihat dalam paradigma penelitian sebagai berikut x
dan y. variabel x (bebas) yaitu minat belajar dan variabel y (terikat) yaitu
kedisiplinan belajar.
2.5. Hipotesis tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian yang dikemukakan maka didapatkan


hipotesis penelitian sebagai berikut. Terdapat pengaruh positif signifikan minat
belajar terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas XI akuntansi SMK Negeri 1
Sungai Lilin.

Anda mungkin juga menyukai