Anda di halaman 1dari 10

MODUL 06

RANGKAIAN FILTER PASIF


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2019/2020

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Riwayat Revisi Rev.


03-06-2019 – Kelvin William Wijaya 1
25-08-2019 – Kelvin William Wijaya 2
1 TUJUAN
 Mampu memahami prinsip kerja rangkaian LPF
 Mampu memahami prinsip kerja rangkaian HPF
 Mampu memahami prinsip kerja rangkaian BPF
 Mampu memahami perbedaan antara rangkaian filter pasif orde 1 dan orde 2

2 PERSIAPAN
 Praktikan diharapkan sudah menguasai pengukuran dasar menggunakan multimeter terutama
dalam mengukur kapasitansi, resistansi, dan beda potensial
 Praktikan diharapkan melakukan simulasi rangkaian terlebih dahulu dengan menggunakan
software PROTEUS atau sejenisnya
 Praktikan dapat mempelajari tentang filter pasif untuk mendukung berjalannya praktikum dari
video (besaran, grafik, rangkaian) di link berikut atau video :
LPF : https://www.youtube.com/watch?v=_2L0l-E1Wx0
HPF : https://www.youtube.com/watch?v=9Dx0b0ukNAM
BPF : https://www.youtube.com/watch?v=dmPIydL0lyM

3 PERALATAN PRAKTIKUM
 1 buah Signal Generator
 1 buah Multimeter digital
 1 buah Osiloskop digital
 1 buah Breadboard
 Resistor seperlunya
 Kapasitor seperlunya
 1 set toolbox

4 DASAR TEORI
Dalam dunia elektronika, terdapat 2 jenis komponen, yaitu komponen aktif dan komponen pasif.
Perbedaan mendasar dari kedua jenis komponen ini terletak pada ada tidaknya sumber tegangan
eksternal yang dibutuhkan agar komponen tersebut dapat beroperasi. Apabila komponen tersebut
membutuhkan tegangan eksternal, maka komponen tersebut termasuk komponen aktif seperti transistor,
operational amplifier, dan dioda. Apabila komponen tersebut tidak membutuhkan tegangan eksternal,
maka komponen tersebut merupakan komponen pasif. Contohnya adalah resistor dan kapasitor[2].
Filter pasif yaitu filter yang rangkaiannya hanya menggunakan resistor dan kapasitor. Rangkaian
filter digunakan untuk menyeleksi frekuensi yang akan dilewatkan dan yang tidak dilewatkan. Salah
satu kegunaan umum dari filter adalah pembersihan sinyal dari noise. Untuk menghilangkan noise
tersebut dibutuhkan suatu alat yang dapatmenyeleksi frekuensi sehingga outputnya murni frekuensi
yang bebas dari noise.
Secara umum, rangkaian filter pasif terdiri dari Low Pass Filter (LPF) dan High Pass Filter(HPF).
Adapun tambahan jenis filter pasif adalah Band Pass Filter (BPF) merupakan kombinasi dari rangkaian
LPF dan HPF. BPF dibentuk dengan menyerikan rangkaian LPF dan HPF.
Kemudian, untuk menentukan frekuensi mana yang akan dipotong atau diteruskan, terlebih
dahulu ditentukan frekuensi cut-off atau frekuensi potong dari rangkaian filter tersebut. Kemudian dapat
dianalisis respon amplitudo terhadap frekuensi. Kurva respon frekuensi atau tanggapan amplitudo
biasanya dituliskan dengan 20 log 𝐺(𝜔) (dB) terhadap 𝑓 (Hz), dengan[3],
𝑉
|𝐺(𝜔)| = | 𝑜𝑢𝑡|. (1)
𝑉𝑖𝑛
𝐺(𝜔) merupakan fungsi yang menggambarkan penguatan tegangan terhadap frekuensi. Dalam
melukiskan tanggapan amplitudo, biasanya digunakan rasio tegangan dalam dB (desibel), yang
didefinisikan sebagai,
𝑉
|𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 = | 𝑜𝑢𝑡| = 20log⁡𝐺(𝜔). (2)
𝑉𝑖𝑛 𝑑𝐵
Gambar 1. Tanggapan Amplitudo Ideal[1]

Low Pass Filter


Low Pass Filter (LPF) merupakan rangkaian pasif filter yang melewatkan frekuensi yang lebih rendah
dari frekuensi cut-off. Berikut ini gambar rangkaian Low Pass Filter.

Gambar 2. Rangkaian Low Pass Filter

Untuk menentukan besarnya tegangan output (𝑉𝑜𝑢𝑡 ) pada gambar 2, digunakan prinsip pembagi
tegangan, yaitu
1
𝑋𝑐 𝑗𝜔𝐶
𝑉𝑜𝑢𝑡 = ∙ 𝑉𝑖𝑛 = 1 ∙ 𝑉𝑖𝑛 , (3)
𝑅+𝑋𝑐 𝑅+𝑗𝜔𝐶

𝜔𝑝 1
𝐺(𝜔) = = , (4)
𝑗𝜔+𝜔𝑝 𝑗𝜔𝑅𝐶+1

1
|𝐺(𝜔)| = 2
, (5)
√1+( 𝜔 )
𝜔𝑝

1
dimana 𝜔𝑝⁡ = dan 𝜔 = 2𝜋𝑓.
𝑅𝐶

Untuk menentukan beda fasa, digunakan persamaan berikut,


Φ = − tan−1 (2𝜋𝑓𝑅𝐶). (6)

High Pass Filter


High Pass Filter (HPF) merupakan rangkaian pasif filter yang melewatkan frekuensi yang lebih tinggi
dari frekuensi cut-off. Berikut ini gambar rangkaian High Pass Filter dan tanggapan amplitudonya.

Gambar 3. Rangkaian High Pass Filter

Untuk menentukan besarnya tegangan output (𝑉𝑜𝑢𝑡 ) pada gambar 3, digunakan prinsip pembagi
tegangan, yaitu
𝑅2 𝑅2
𝑉𝑜𝑢𝑡 = × 𝑉𝑖𝑛 = 1 × 𝑉𝑖𝑛 , (7)
𝑅2 +𝑋𝑐 𝑅2 +𝑗𝜔𝐶
2

𝑗𝜔 𝑗𝜔𝑅𝐶
𝐺(𝜔) = = , (8)
𝑗𝜔+𝜔𝑝 𝑗𝜔𝑅𝐶+1

1
|𝐺(𝜔)| = 2
, (9)
√1+(𝜔𝑝)
𝜔

1
dimana 𝜔𝑝⁡ = dan 𝜔 = 2𝜋𝑓.
𝑅𝐶
Untuk menentukan beda fasa, digunakan persamaan berikut,
1
Φ = tan−1 ( ). (10)
2𝜋𝑓𝑅𝐶

Band Pass Filter


Band Pass Filter (BPF) merupakan rangkaian filter pasif yang diberntuk menggunakan rangkaian LPF
dan HPF dan akan meloloskan frekuensi diantara frekuensi cut-off LPF dan HPF. Syarat agar Band Pass
Filter dapat bekerja adalah frekuensi cut-off LPF harus lebih besar dari frekuensi cut-off HPF.

Filter Pasif Orde 2


Filter orde 2 memiliki arti bahwa filter tersebut “mengalami” proses filter sebanyak 2 kali. Suatu
rangkaian filter orde 2 dapat didapatkan dengan membuat rangkaian filter yang sama kemudian
diserikan. Frekuensi potongnya dinyatakan dengan persamaan[3],
1
𝑓𝑝 = . (11)
2𝜋√𝑅1 𝑅2 𝐶1 𝐶2
Apabila ingin didapatkan 𝑓𝑝 yang sama, maka digunakan resistor dan kapasitor yang masing-masing
memiliki nilai yang sama. Persamaan (9) berlaku untuk rangkaian HPF maupun LPF.

Beda Fasa
Untuk mengukur beda fasa kedua gelombang pada osiloskop, harus diketahui time delay dan perioda
pada kedua sinyal (dalam hal ini, sinyal masukan dan sinyal keluaran). Untuk mengetahui time delay
kedua gelombang, tekan tombol “Cursor”  pilih “Type Time”, kemudian gerakan knop posisi untuk
menggeser kursor pada puncak-puncak sinyal input dan output. Untuk mengetahui perioda kedua
gelombang, tekan tombol “Measure”  pilih “Source CH1”  “F1”  pilih “Periode”  “Add”.
Setelah kedua nilai tersebut diketahui, dapat digunakan persamaan berikut untuk menentukan beda fasa
kedua gelombang.
∆𝑇
Φ = ∙ 360°, (12)
𝑇
dimana ∆𝑇 merupakan time delay antara kedua gelombang dan 𝑇 merupakan perioda kedua gelombang.

Gambar 4. Cara menentukan time delay dan perioda


5 TUGAS PENDAHULUAN
1. Buatlah draf laporan praktikum yang memuat :
 Tujuan Praktikum (Apa yang praktikan akan capai pada praktikum ini?)
 Dasar Teori (Konsep dasar praktikan untuk melakukan praktikum. Tidak mengambil dari
modul)
 Rancangan Eksperimen (Rancangan untuk setiap percobaan berupa gambar rangkaian
yang telah ditentukan nilai komponennya serta hipotesis untuk setiap percobaan)
 Hasil Eksperimen (Membuat tabel atau grafik yang akan diisikan oleh praktikan saat
praktikum)
 Analisis (Akan diisi setelah dilakukan pengolahan data)
 Kesimpulan (Merujuk pada tujuan praktikum. Akan diisi pada akhir praktikum)
[nilai : 75]
2. Turunkan persamaan (4), (6), (8), dan (10)! [nilai: 25] (Boleh ditulis tangan dan dilampirkan
di draf laporan)

Catatan: Gunakan hanya resistor dan kapasitor yang nilainya berada di pasaran

6 PERCOBAAN
Pada praktikum ini, sangat diwajibkan untuk menggunakan kapasitor non polar.

1. Percobaan 1
Buat sebuah rangkaian LPF yang dapat meloloskan frekuensi di bawah 5 kHz. Catat tegangan
outputnya sambil mempertahankan tegangan inputnya. Kemudian buatlah bode plot dari data
hasil eksperimen |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 dan Φ terhadap frekuensi dalam skala log.

2. Percobaan 2
Buat sebuah rangkaian HPF yang dapat meloloskan frekuensi di atas 1 kHz. Catat tegangan
outputnya sambil mempertahankan tegangan inputnya. Kemudian buatlah bode plot dari data
hasil eksperimen |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 dan Φ terhadap frekuensi dalam skala log.

3. Percobaan 3
Buat sebuah rangkaian BPF yang dapat meloloskan frekuensi di antara 1 kHz dan 5 kHz.
Catat tegangan outputnya sambil mempertahankan tegangan inputnya. Kemudian buatlah
bode plot dari data hasil eksperimen |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 terhadap frekuensi dalam skala log.

4. Percobaan 4
Buat sebuah rangkaian LPF orde 2 yang dapat meloloskan frekuensi minimal di bawah 5 kHz.
Catat tegangan outputnya sambil mempertahankan tegangan inputnya. Kemudian buatlah
bode plot dari data hasil eksperimen |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 terhadap frekuensi dalam skala log.

5. Percobaan 5
Buat sebuah rangkaian HPF orde 2 yang dapat meloloskan frekuensi di atas 1 kHz. Catat
tegangan outputnya sambil mempertahankan tegangan inputnya. Kemudian buatlah bode plot
dari data hasil eksperimen |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 terhadap frekuensi dalam skala log.

7 TUGAS LAPORAN
1. Pada percobaan 1, jelaskan data yang diperoleh. Apakah sudah sesuai dengan teori? Jelaskan.
Lalu jelaskan grafik bode plot |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 dan Φ yang telah diperoleh. Lalu tarik garis lurus
sejajar dengan sumbu-x pada -3 dB di bode plot |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 dan -45° di bode plot⁡Φ sehingga
berpotongan dengan bode plot yang telah dibuat. Titik perpotongan tersebut merupakan nilai
frekuensi cut-off secara eksperimen. Apakah hasilnya sama dengan hasil perhitungan secara
teori? Jelaskan.
2. Pada percobaan 2, jelaskan data yang diperoleh. Apakah sudah sesuai dengan teori? Jelaskan.
Lalu jelaskan grafik bode plot |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 dan Φ yang telah diperoleh. Lalu tarik garis lurus
sejajar dengan sumbu-x pada -3 dB di bode plot |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 dan 45° di bode plot⁡Φ sehingga
berpotongan dengan bode plot yang telah dibuat. Titik perpotongan tersebut merupakan nilai
frekuensi cut-off secara eksperimen. Apakah hasilnya sama dengan hasil perhitungan secara
teori? Jelaskan.
3. Jelaskan grafik bode plot yang telah diperoleh pada percobaan 3. Kemudian tarik garis lurus
sejajar dengan sumbu-x pada -3 dB sehingga berpotongan dengan bode plot yang telah dibuat.
Apakah frekuensi cut-offnya sama dengan hasil perhitungan secara teori? Jelaskan.
4. Jelaskan grafik bode plot yang telah diperoleh pada percobaan 4. Kemudian bandingkan
kemiringan grafik percobaan 4 (roll-off) dengan percobaan 1. (Sertakan nilai kemiringannya.
Misal: Kemiringannya 20 dB/dekade).
5. Jelaskan grafik bode plot yang telah diperoleh pada percobaan 5. Kemudian bandingkan
kemiringan grafik percobaan 5 (roll-off) dengan percobaan 2. (Sertakan nilai kemiringannya.
Misal: Kemiringannya 20 dB/dekade).
6. Jelaskan peran komponen resistor dan kapasitor pada rangkaian filter pasif HPF dan LPF.
7. Berdasarkan data yang diperoleh, mengapa tegangan keluaran pada daerah yang tidak
dilewatkan tidak nol? Jelaskan.

8 REFERENSI
[1] Low Pass Filter – Passive RC Filter Tutorial. (15 Mei 2018). Diakses dari https://www.electronics-
tutorials.ws/filter/filter_2.html
[2] Sutrisno. (1986). ELEKTRONIKA: Teori dan Penerapannya, Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.
[3] Malvino, Albert. 2006. Electronic Principles 7th Edition. McGraw-Hill: USA. Chapter Active
Filters. Page 783
[4] Learnabout Electronics. (24 Juni 2018). Diakses dari http://www.learnabout-
electronics.org/ac_theory/filters.php
[5] Pini, A. (13 Agustus 2018). Measure phase difference with an oscilloscope. Diakses 25 Juli 2019
dari https://www.edn.com/design/test-and-measurement/4460859/Measure-phase-difference-with-
an-oscilloscope
LOG AKTIVITAS
Nama :
NIM :
Shift :

Berikut ini adalah log aktivitas yang dapat digunakan oleh praktikan dalam mengambil data. Log
aktivitas ini terdiri atas 5 bagian sesuai dengan percobaan yang dilakukan, yaitu data HPF, LPF,
BPF, HPF orde 2, dan LPF orde 2. Jumlah baris tabel dapat disesuaikan dengan jumlah data yang
diambil praktikan.

1. Data Low Pass Filter

𝑅 (Ω) 𝐶 (nF) 𝑓𝑝 (Hz) 𝑉𝑖𝑛 ⁡(𝑝𝑝) (volt)

𝑉𝑜𝑢𝑡 ⁡(𝑝𝑝)
|𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 =
𝑉𝑖𝑛 ⁡(𝑝𝑝)

1
|𝐺(𝜔)|𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 =
√1 + (2𝜋𝑓𝑅𝐶)2

Φteori = − tan−1 (2𝜋𝑓𝑅𝐶)

No. 𝑓 (Hz) 𝑉𝑜𝑢𝑡 ⁡(𝑝𝑝) (volt) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 |𝐺(𝜔)|𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖


1
2

No. 𝑓 (Hz) ∆𝑇 (ms) 𝑇 (ms) Φeksperimen (°) Φteori (°)


1
2

2. Data High Pass Filter

𝑅 (Ω) 𝐶 (nF) 𝑓𝑝 (Hz) 𝑉𝑖𝑛 ⁡(𝑝𝑝) (volt)

𝑉𝑜𝑢𝑡 ⁡(𝑝𝑝)
|𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 =
𝑉𝑖𝑛 ⁡(𝑝𝑝)

1
|𝐺(𝜔)|𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 =
1 2
√1 + ( )
2𝜋𝑓𝑅𝐶

1
Φteori = tan−1 ( )
2𝜋𝑓𝑅𝐶

No. 𝑓 (Hz) 𝑉𝑜𝑢𝑡 ⁡(𝑝𝑝) (volt) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 |𝐺(𝜔)|𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖


1
2

No. 𝑓 (Hz) ∆𝑇 (ms) 𝑇 (ms) Φeksperimen (°) Φteori (°)


1
2

3. Data Band Pass Filter

𝑅1 (Ω) 𝐶1 (nF) 𝑅2 (Ω) 𝐶2 (nF) 𝑓𝑝 LPF (Hz) 𝑓𝑝 HPF (Hz) 𝑉𝑖𝑛 ⁡(𝑝𝑝) (volt)

No. 𝑓 (Hz) 𝑉𝑜𝑢𝑡 ⁡(𝑝𝑝) (volt) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵


1
2

4. Data High Pass Filter Orde 2

𝑅1 (Ω) 𝐶1 (nF) 𝑅2 (Ω) 𝐶2 (nF) 𝑓𝑝 (Hz) 𝑉𝑖𝑛 ⁡(𝑝𝑝) (volt)

No. 𝑓 (Hz) 𝑉𝑜𝑢𝑡 ⁡(𝑝𝑝) (volt) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵


1
2

5. Data Low Pass Filter Orde 2

𝑅1 (Ω) 𝐶1 (nF) 𝑅2 (Ω) 𝐶2 (nF) 𝑓𝑝 (Hz) 𝑉𝑖𝑛 ⁡(𝑝𝑝) (volt)

No. 𝑓 (Hz) 𝑉𝑜𝑢𝑡 ⁡(𝑝𝑝) (volt) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵


1
2

Anda mungkin juga menyukai