HIDROKARBON
H H H H H C H
Tata nama 1-butana Tata nama
Tatanama 1-butana
senyawa H
(Titik didih = -6,2°C)
senyawa (titik didih = 8°C) senyawa
n-butana 2 -metil-butana
Sifat Sifat fisis Sifat Kimia Sifat fisis
Titik didih = -0,5°C Fisis
Titik didih = -11,7°C (lebih reaktif dibanding
Sifat Kimia
alkana karena ada ikatan
(lebih reaktif dibanding
alkana karena ada ikatan rangkap dua C = C) rangkap C ≡ C)
Sifat keduanya berbeda, jadi
keduanya merupakan
senyawa yang berbeda Reaksi alkena: Reaksi alkuna
Sifat Kimia - Adisi - Adisi
(Kurang reaktif kecuali CH2 = CH2 + 2H CH3-CH3 CH ≡ C – CH3 + H2 CH2 = CH – CH3
diberi panas) - Polimerisasi adisi - Polimerisasi adisi
n(H2C = CH2) (..- CH2-CH2 -..)n n(HC ≡ CH) ...CH ≡ C – CH = CH2...
- Pembakaran - Substitusi
CH2 = CH2 + 3O2 2CO2 + 2H2O 2CH ≡ CH + 5O2 4CO2 + 2H2O
Reaksi alkana:
- Pembakaran
- Pembakaran
2CH ≡ CH + 5O2 4CO2 + 2H2O
2C4H10 + 13O2 8CO2 + 10H2O
- Pengeretakan Keisomeran
C4H10 2CH2 = CH2 + H2 Rumus molekul sama, tetapi Memiliki
- Substitusi oleh Halogen rumus struktur berbeda
C4H10 + Cl2 C4H9Cl + HCl
7.1. SENYAWA KARBON
Bahan yang berasal dari makhluk hidup umunya merupakan senyawa karbon. Hal ini dapat kita
buktikan dalam kejadian sehari-hari. Perhatikan apa yang terjadi ketika sampel organik seperti kayu,
telur, daging, atau beras dibakar atau dipanasakn pada suhu yang
cukup tinggi. Bahan itu menjadi gosong, bukan? Hal itu
menunjukkan bahwa bahan tersebut mengandung senyawa
karbon. Pemanasan menyebabkan senyawa karbon dalam bahan
tersebut terurai, antara lain menjadi karbon, unsur yang berwarna.
Kalau Anda makan sate, Kertas kobalt biru + H2O(l) kertas kobalt merah muda
jangan lupa makan timun
setelahnya. Karena ketika
kita makan sate sebetulnya
ikut juga karbon dari hasil
pembakaran arang yang
dapat menyebabkan kanker.
Untuk itu kita punya obatnya
yaitu timun yang disarankan
untuk dimakan setelah
Gambar 7.1 Bagan percobaan untuk menujukkan kandungan unsur karbon dan
makan sate. Karena sate
hidrogen dalam sampel organik. Karbon dan hidrogen akan teroksidasi menjadi
mempunyai zat Karsinogen
karbon dioksida dan uap air. Karbon dioksida dikenali dengan menggunakan air
(penyebab kanker) tetapi
kapur, sedangkan air dikenali dengan menggunakan kertas kobalt.
timun ternyata punya anti
Karsinogen. Jadi jangan lupa
makan timun setelah makan
sate.
PRAKTIKUM KALI INI?
Menunjukan Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Organik 5. Lakukan juga percobaan yang sama dengan beberapa
sampel anorganik seperti batu kapur.
Pada kegiatan ini anda akan menguji beberapa jenis zat
organik untuk menunjukkna adanya unsur karbon dan Hasil Pengamatan
hidrogen.
Catat hasil pengamatan dalam bentuk tabel, sehingga
Cara Kerja mudah dibaca
1. Siapkan satu tabung reaksi yang bersih dan kering, Analisis Data/Pertanyaan
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi 2 spatula
gul pasir yang kering dan 2 spatula serbuk tembanga (II) 1. Diantara bahan yang diuji, bahan apa yang
oksida (CuO). Guncangkan tabung sehingga kedua zat menyebabkan:
itu bercampur. a. Kekeruhan pada air kapur
2. Kedalam satu tabung reaksi yang lain, masukkan air b. Mengubah warna kertas kobalt
kapur kira-kira sepertiga tabung. Kemudian susunlah 2. Berdasarkan data yang diperoleh, bahan apa saja yang
alat-alat mengandung senyawa karbon?
3. Panaskan tabung perlahan-lahan hingga terjadi reaksi. 3. Batu kapur sebenarnya adalah senyawa, yaitu CaCO3.
Amati perubahan pada tabung yang berisi air kapur Apakah percobaan terhadap batu kapur mengeruhkan
4. Lakukan hal yang sama dengan beberapa sampel air kapur? Jika tidak, mengapa?
organik lain, misalnya tepung beras atau susu bubuk 4. Tariklah kesimpulan dari kegiatan ini.
Jumlah senyawa karbon sangatlah banyak, jauh melampaui jumlah senyawa yang tidak mengandung
karbon. Sehingga karbon memiliki keistimewaan sendiri yaitu berkaitan dengan letaknya dalam
sistem periodik unsur. Sebagaimana anda ketahui karbon terletak pada periode kedua golongan IVA.
Sesuai dengan nomor golongannya, atomkarbon mempunyai 4 elektron valensi. Hal itu
menguntungkan karena untuk mencapai kestabilan, atom karbon dapat membentuk 4 ikatan
kovalen. Atom unsur dari golongan lain tidak dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak itu kecuali
jika melebihi konfigurasi oktet.
b. Jari-Jari Atom Karbon Relatif Kecil
Gambar. Intan dan Struktur Intan Ikatan kovalen yang dibentukatom karbon relatif kuat
Pernahkah Anda melihat Atom karbon dapat membentuk ikatan rangkap dua dan
intan? Intan merupakan salah
satu batu mulia. Intan dapat ikatan rangkap tiga
diolah menjadi berlian yang
sangat indah. Tidak heran jika Mengenai energi ikatan dan syarat pembentukan ikatan
berlian banyak digunakan
sebagai perhiasan. Bukan rangkap/rangkap tiga akan dijelaskan kemudian. Akan tetapi dapat
hanya itu, intan juga dapat
dikatakan bahwa kekuatan ikatan kovalen bergantung pada jari-jari
digunakan sebagai mata bor
karena sifatnya yang keras dari atom yang berikatan. Semakin besar jari-jari atom, semakin lemah
dan tidak mudah patah. Intan
hanyalah satu contoh senyawa ikatan yang dibentuknya. Sementara itu, ikatan rangkap hanya dapat
karbon. Selain intan, masih dibentuk oleh atom yang relatif kecil, yaitu unsur periode kedua dan
banyak senyawa karbon
lainnya. Jumlahnya mencapai beberapa unsur periode ketig. Unsur periode keempat tidak
lebih dari 10 juta.
membentuk ikatan rangkap.
Senyawa kimia lazim dibagi ke dalam dua golongan, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.
Penggolongan ini mempunyai latar belakang sebagai berikut. Dahulu, sneyawa-senyawa yang
diperoleh dari makhluk hidup seperti gula, cuka, dan karet tidak dapat dibuat di laboraturium. Oleh
karena itu, senyawa-senyawa itu digolongkan sebagai senyawa organik. Senyawa-senyawa lainnya
yang tidak berasal dari makhluk hidup seperti air, pasir, dan batu kapur, digolongkan sebagai
senyawa anorganik.
Meskipun tidak adaperbedaan sifat yang tegas antara senyawa organik dengan senyawa anorganik,
kedua kelompok senyawa tersebut mempunyai ciri umum yang berbeda. Berikut ini adalah
perbedaan yang umum di antara keduanya.
Senyawa organik kurang stabil terhadap pemanasan. Umumnya senyawa organik sudah terurai pada
700°C. Seperti anda amati, sampel organik mudah terurai (menjadi gosong. Hal ini terjadi karena
senyawa organik mempunyai ikatan kovalen yang relatif lebih lemah dibandingkan ikatan ion yang
sering terdapat dalam senyawa anoganik.
Senyawa organik umumnya mempunyai titik leleh dan titik didih yang relatif rendah. Banyak di
antaranya berupa gas atau cairan pada suhu kamar. Di lain pihak, senyawa anorganik terutama yang
merupakan senyawa ion mempunyai titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
c. Kelarutan
Senyawa organik lebih mudah larut dalam pelarut yang nonpolar (seperti kloroform) daripada dalam
pelarut polar (seperti air). Sebaliknya,senyawa anorganik lebih mudah larut dalam pelarut polar.
d. Kereaktifan
Reaksi-reaksi senyawa organik umumnya berlangsung lebih lambat daripada reaksi senyawa
anorganik, kecuali reaksi pembakaran. Banyak dari senyawa organik yang mdah terbakar, tetapi
kurang reaktif terhadap pereaksi lain. Plastik, sebagai contoh, tidak bereaksi dengan asam, basa,
bahkan akuaregia sekalipun.
7.2 HIDROKARBON
Hidrokarbon adalah golongan seyawa karbon yang paling sederhana. Hirokarbon hanya
terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Walaupun hanya terdiri dari dua jenis unsu,
hidrokarbon merupakan suatu kelompok senyawa yang besar.
Dalam sub bab ini, kita akan membahas tentang penggolongan senyawa hidorkarbon,
kemudian membahas tiga golongan hidrokarbon yaitu alkana, alkena, alkuna.
1. Penggolongan Hidrokarbon
Penggolongan senyawa hidrokarbon umumnya bedasarkan bentuk rantai karbon dan jenis
ikatannya. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan ke dalam hidrokarbon
alifatik, alisiklik, atau aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon rantai terbuka, sedangka
hidrokarbon alisiklik dan aromatik memiliki rantai lingkar (cincin). Rantai lingkar pada hidrokarbon
aromatik berikatan konjugasi, yaitu ikatan tunggal dan rangkap yang tersusun selang-seling.
Contohnya adalah benzena, C6H6 (lihat gambar 7.4). Semua hidrokarbon siklik yang tidak termasuk
aromatik digolongkan ke dalam hidrokarbon alisiklik. Hidrokarbon alisiklik dan aromatik mempunyai
sifat-sifat yang nyata berbeda. Sifat hidrokarbn alisiklik lebih mirip dengan hidrokarbon alifatik. Naa
alisiklik itu menyatakan adanya rantai lingkar (siklik) tapi sifatnya menyrupai senyawa alifatik.
Gambar 7.4 Bentuk rantai karbon dan bentuk ikatan dalam senyawa
Berdasarkan jenis ikatan karbonnya, hidrokarbon alifatik dan alisiklik dibedakan atas hodrokarbon
jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh. Jika semua ikatan atom karbon-karbon merupakan ikatan
tunggal (−C−C−), digolongkan sebagai hidrokarbon jenuh. Jika terdapat satu saja ikatan rangkap
(−C=C−) atau ikatan rangkap tiga (−C≡C−) disebut hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon aromatik
sudah tentu tergolong hidrokarbon tidak jenuh (lihat Gambar 7.5)
2. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatk jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua
ikatan atom karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Rumus lewis, rumus bangun, rums
molekul, serta model dan nama dari tiga anggota pertama alkana diberikan pada Tabel 7.2.
H
H C H CH4 Metana
H
H H
H C C H C2H6 Etana
H H
H H H
H C C C H C3H8 Propana
H H H
a. Rumus Umum Alkana
Perhatikan rumus molekul metana, etana, dan propana pada tabel 7.2. Ternyata rumus molekul dari
dua senyawa yang berurutan berbeda besar dengan CH2, bukan? Selain iitu, perbandingan jumlah
atom C dengan atom H dalam alkana selalu sama dengan n : (2n +2). Oleh karena itu, alkana dapat
dinyatakan dengan suatu rumus
CnH2n+2
b. Deret Homolog
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang bermiripan disebut
satu homolog (deret sepancaran). Alkana merupakan suatu homolog.
Tabel 7.2 Rumus Molekul dan Nama Alkana dengan Jumlah Atom C-1 sampai dengan C-10
Rumus molekul dan nama dari alkana rantai lurus dngan jumlah atom karbon 1 hingga 10, yaitu
metana hingga dekana, diberikan pada Tabel. Oleh karena jumlahnya sangat banyak, maka komisi
tata nama dari himpunan kimia sedunia (IUPAC = Internasional Union of Pure and Applied
Chemistry) telah merumuskan tata nama sistematis untuk senyawa karbon termasuk alkana. Nama
yang diturunkan dengan aturan ini disebut nama sistematis atau nama IUPAC. Nama yang sudah
biasa digunakan sebelum tata nama IUPAC atau nama yang biasa digunakan dan disebut nama trivial
atau nama biasa.
Aturan IUPAC untuk menamaan alkana bercabang adalah sebagai berikut.
Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau lebih rantai
terpanjang (sama panjang),maka yang dipilih adalah yang mempunyai cabang terbanyak.
Rantai induk diberi nama alkana yang bergantung pada panjang rantai
Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan menggantikan akhiran –ana
menjadi –il. Gugus alkil mempunyai rumus umum CnH2n+1 dan dinyatakan dengan lambang R
Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu, rantai induk perlu dinomori.
Penomori dimulai dengan salah satu ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang
mendapat nomor terkecil.
Jika terdapat dua atau lebih cabnag sejenis, hal ini dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra,
penta, dan seterusnya.
Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang itu
Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang
yang harus ditulis terlebih dahulu mendapatkan nomor terkecil.
Kegunaan alkana alam dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagia berikut.
3. Alkena
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan arngkap –C=C-. Senyawa yang
mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut
alkatriena, dan seterusnya. Rumus bangun, rumus molekul, serta nama dari tiga suku terendah
alkena diberikan pada Tabel 7.2
Tabel 7.2 Nama, Rumus Struktur, dan Rumus Molekul dar Tiga Suku Terendah Alkena
H H H
C C C H C3H6 Propena
H H
H H H H
C C C C H C4H8 1-Butena
H H H
H H H H
H C C C C H C4H8 2-Butena
H H
H H
C C C H
C4H8 2-Metilpropena
H H C HH
H
Berdasarkan rumus molekul etena, propena, dan butena: C2H4, C3H6, C4H8, dapat disimpulkan rumus
umum alkena sebagai:
CnH2n
Jika dibandingkan dengan rumus umum alkana, yaitu CnH2n+2, alkena mengandung lebih sedikit atom
hydrogen (H). Oleh karena itu, alkena disebut hidrokarbon tidak jenuh. Kekurangan atom hydrogen
pada alkena ini terjadi karena pembentukan ikatan rangkap karbon-karbon memerlukan 2 elektron
lebih banyak daripada pembentukan ikatan tunggal.
Seperti halnya penamaan alkana, pemberian nama IUPAC alkena juga perlu memerhatikan pemilihan
rantai induk, penomoran, dan cara penulisan nama.
Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama)
dengan menggantikan akhiran ana menjadi ena.
Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk
sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka,
yaitu nomor dari atom karbon berikatan rangkap yang paling pinggir
(nomor terkecil).
Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana, yaitu:
- Ditulis di depan (mendahului nama rantai induk)
- Cabang-cabang sejenis digabung dan diberi awalan di, tri,
www.plastik-v.com
dan seterusnya
Gambar. Plastik merupakan
salah satu bagian dari Alkena
khususnya suku-suku rendah
- Cabang-cabang yang berbeda ditulis dalam urutan sesuai urutan abjad.
Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis, yaitu dengan proses
yang disebut perengkahan atau cracking. Alkena, khususnya suku-suku rendah, adalah bahan baku
industri yang sangat penting, misalnya untuk membuat plastic, karet sintetis, dan alkohol.
4. Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatiktidak jenuh dengan satu ikatan karbon-karbon rangkap tiga –C≡C–.
Senyawa yang mempunyai 2 ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut alkadiuna, sedangkan yang
mempunyai 1 ikatan karbon-karbon rangkap da 1 ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut
alkenuna. Rumus bangun, rumus molekul, serta nama dari beberapa alkuna diebrikan dalam Tabel
7.6.
Table 7.6 Nama, Rumus Struktur, dan Rumus Molekul dari Beberapa Alkuna
H H
1-Butuna H C C C C H C4H6
H H
H H H
2-Butana H C C C C C H C4H6
H H H
H H H
1-Pentuna H C C C C C H C5H8
H H H
H H
3-Metil-1-Butana H C C C C H C5H8
CH3 H
CnH2n-2
Alkuna mengikat 4 atom H lebih sedikit dibandingkan dengan alkana yang sesuai. Oleh karena itu,
alkuna lebih tidak jenuh daripada alkena.
Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan menggantikan akhiran ana menjadi
una.
Tata nama alkuna bercabang, yaitu pemilihan rantai induk, penomoran, dan cara penulisam, sama
seperti pada alkena.
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2). Nama lain etuna adalah
asetilena. Dalam industri, asetilena dibuat dari metana melalui pembakaran tak sempurna.
Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat dari reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air.
Pembuatan gas karbid dari batu karbid ini digunakan oleh tukang las (las karbid). Jika anda
perhatikan, gas karbid berbau tidak sedap. Namun, sebenarnya gas asetilena murni tidaklah berbau
busuk bahkan sedikit harum. Bau busuk itu terjadi karena gas asetilena yang dibuat dari bau karbid
tidak murni, tetapi mengandung campuran, di antaranya gas fosfin (PH3) yang berbau tidak sedap.
Perlu anda ketahui bahwa gas fosfin juga bersifat racun. Jadi, ada untungnya gas ini tidak sedap,
sehingga orang akan menghindarinya.