NPM: 220112190002
Sumber:
Cita, Y. P. (2011). Bakteri Salmonella typhi dan demam tifoid. Jurnal Kesehatan Masyarakat
September - Maret 2011, 6(1), 42–46.
Auskultasi :Peristaltik usus pada umumnya normal. Namun, peristaltik dapat hilang
karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforata
Palpasi : pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri, bila tekanan
dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci
diagnosis dari apendisitis (Mc.Burney). Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan
nyeri pada perut kanan bawah, hal ini disebut tanda Rovsing (Rovsing Sign). Lalu apabila
tekanan di perut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah,
hal ini disebut tanda Blumberg (Blumberg Sign).
Pemeriksaan colok dubur: pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis, untuk
menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan
pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang terletak
didaerah pelvis.
Sumber:
Pieter, J. (2005). Usus Halus, Pendiks, Kolon, dan Anorektum. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi II. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 646,47.
Diet pasca bedah I (DPB I), yaitu berupa pemberian air putih, the manis, atau cairan
lain seperti makanan cair jernih setelah enam jam dilakukan operasi. Indikasi
pemberian diet pasca bedah I ini diberikan saat bising usus positif atau menunjukkan
tanda-tanda usus mulai bekerja.
Diet pasca bedah II (DPB II) yaitu berupa makanan bentuk cair kental, seperti kaldu
jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding. Diberikan rata-rata delapan sampai 10
kali sehari selama pasien tidak tidur. Sari buah yang tidak boleh diberikan adalah
seperti sari jeruk atau yang mengandung asam. Hal ini akan mengiritasi lambung.
Diet pasca bedah III (DPB III) berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit.
Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Makanan yang tidak dianjurkan
adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida.
Diet pasca-bedah IV (DPB IV) berupa makanan lunak yang dibagi dalam tiga kali
makanan lengkap dan satu kali makanan selingan. Contoh makanan yang dapat
diberikan adalah bubur.
Sumber:
Dictara, A. A., Angraini, D. I., & Musyabiq, S. M. (2018). Efektivitas Pemberian Nutrisi Adekuat
dalam Penyembuhan Luka Pasca Laparotomi. Jurnal Majority, 7(2), 249–256.
Sumber:
Vera. (2006). Diagnosis dan Penatalaksanaan Peritonitis Tuberkulosis. JKM, 5(2), 24–34.
6. Mengapa terpasang NGT?
Pemasangan NGT pada pasien diperlukan untuk dekompresi lambung. Dekompresi
lambung dibutuhkan untuk mengeluarkan zat-zat di dalam saluran pencernaan (salah
satunya asam lambung yang berlebih) yang dapat mengiritasi saluran cerna dan
menginflamasi peritoneum kembali.