Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN

PROPOSAL PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI


PERUSAHAAN MULTIFINANCE

Disusun Oleh :

1. Michail Benjamin 20170102351


2. Isnaeni Zakia 20170102334
3. Rifqy Ruby 20170101440
4. Veni Helen Virgita H. 20170101428

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BEKASI

2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3.Tujuan ................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5

2.1.Perencanaan ........................................................................................................ 5

2.1.1. Perencanaan Strategis ........................................................................... 5

2.1.2. Perencanaan Operasional ...................................................................... 5

2.2.Analisis SWOT ................................................................................................... 6

2.2.1. Strenghts ............................................................................................... 6

2.2.2. Weaknesses ........................................................................................... 6

2.2.3. Opportunities ........................................................................................ 7

2.2.4. Threats ................................................................................................. 7

2.3.Marketing Mix .................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan ......................................................................................................... 15

3.2.Saran ................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BERAKANG


Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda
perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi perekonomian
tersebut tidak ditopang oleh pembangunan hukum yang memadai. Pemerintah
diharapkan selalu memberi bimbingan dan pengarahan terhadap masyarakat tentang
perekonomian, karena masyarakat adalah mitra pemerintah dalam menjalankan roda
perekonomian di negara kita, sehingga mencapai inti dari tujuan yang dicita-citakan
yaitu kesejahteraan rakyat berjalan lancar dan terjamin.
Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan turut membawa andil yang besar
dalam pembangunan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat kecil. Lembaga
pembiayaan ini muncul sebagai suatu bentuk penyediaan dana atau barang modal
kepada masyarakat untuk pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara
angsuran atau berkala oleh konsumen. Munculnya praktek pembiayaan dengan
sistem pembiayaan konsumen disebabkan karena sulitnya bagi sebagian besar
masyarakat mempunyai akses untuk mendapatkan kredit bank yang selalu diikat
dengan agunan, sistem pembayaran formal melalui koperasi tidak berkembang
seperti yang diharapkan, sumber dana formal seperti Perum Pegadaian memiliki
banyak keterbatasan atau sistem yang kurang fleksibel, sistem pembiayaan informal
seperti praktek-praktek lintah darat sangat mencekik masyarakat.

Dengan kehadiran berbagai lembaga pembiayaan tersebut sangat berperan


bagi masyarakat, sebagaimana kita ketahui bahwa tidak semua orang dalam
masyarakat mempunyai cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, oleh
karena itu lembaga pembiayaan sangatlah membantu menjalankan roda
perekonomian Negara ini. Pembiayaan konsumen merupakan model pembiayaan
yang dilakukan oleh perusahaan finansial dalam bentuk pemberian bantuan dana
untuk pembelian produk-produk tertentu. Bantuan dana diartikan sebagai

Page 1
pemberian kredit yang bukan pemberian uang secara tunai untuk pembelian suatu
barang dan nasabah hanya akan menerima barang tersebut, “pembiayaan konsumen
ini di sale credit karena konsumen tidak menerima uang tunai tapi hanya menerima
barang yang dibeli dari kredit tersebut”.

Perusahaan pembiayaan konsumen sangat membantu masyarakat untuk


membeli barang kebutuhan konsumen seperti furniture dan elektronik. Perusahaan
ini sebagai lembaga untuk memenuhi kebutuhan para konsumen dengan perjanjian
pembiayaan kredit untuk furniture dan elektonik, yang merupakan bagian dari
perjanjian pembiayaan untuk pembiayaan konsumen. Yang dimaksud dengan
pembiayaan konsumen, adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem angsuran atau kredit, yang
bertujuan untuk membantu perorangan ataupun perusahaan dalam pemenuhan
kebutuhan dan permodalan mereka, khususnya untuk pembelian furniture dan
elektonik.

Dalam transaksi pembiayaan konsumen ada tiga pihak yang terlibat, yaitu
Pihak Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Pemberi dana Pembiayaan atau
Kreditor), pihak konsumen (Penerima dana pembiayaan atau debitor); dan Pihak
supplier (Penjual atau Penyedia Barang).

Hubungan antara pihak kreditor dengan debitor adalah hubungan kontraktual


dalam hal ini kontrak pembiayaan konsumen. Pada sistem pembiayaan konsumen
ini pihak perusahaan pembiayaan konsumen memberikan pembiayaan berupa
pinjaman dana untuk pembelian suatu barang. Kemudian pihak konsumen akan
menerima fasilitas dana untuk pembelian barang tertentu dan membayar hutangnya
secara berkala atau angsuran kepada perusahaan pembiayaan konsumen Pihak
Penjual atau supplier menyediakan barang yang dibayar lunas oleh Perusahaan
Pembiayaan Konsumen.

Perusahaan multifinance dalam memberikan fasilitas Pembiayaan


Konsumen berupa Pinjaman Dana Khusus hanya untuk pembelian furniture dan

Page 2
elektronik. Dalam proses pembiayaan tersebut pihak perusahaan multifinance harus
mempunyai keyakinan bahwa pihak konsumen akan sanggup melunasi seluruh
hutangnya. Konstruksi pembiayaan konsumen didasarkan pada perjanjian dengan
asas kebebasan berkontrak sebagai alas hukum bagi kedua belah pihak, maka para
pihak harus lebih hati-hati dalam membuat perjanjian sehingga tidak merugikan
para pihak atau salah satu pihak di kemudian hari serta harus memenuhi prinsip
keadilan.

Pemberian pembiayaan konsumen memiliki peluang terjadinya risiko. Sebab


munculnya risiko biasa karena wanprestasi, perubahan undang-undang, krisis
moneter, dan bencana alam. Risiko terbesar dalam pemberian pembiayaan adalah
tidak terbayarnya angsuran atau wanprestasi oleh konsumen atau dalam istilah bank
terjadinya kredit macet. Untuk meminimalisir risiko, tarik barang atau menyita
barang jika barang yang disewakan sudah dijual oleh konsumen dapat dijadikan
sebagai kepastian pelunasan hutang pembiayaan dikemudian hari, karena betapa
pun kecil peluang untuk muncul, pemberian pembiayaan akan selalu berhadapan
dengan resiko kegagalan (wanprestasi).

Tidak mampunya konsumen melakukan prestasinya disebabkan karena 5 hal


yaitu:

1. Adanya unsur kesengajaan, yakni konsumen sengaja untuk tidak


melakukan kewajibannya sesuai yang diperjanjikan. Sehingga tidak
adanya unsur kemauan untuk membayar utang pembiayaannya
(Character).
2. Adanya unsur tidak sengaja, yakni konsumen mau membayar tapi
tidak mampu karena adanya keadaan atau hal-hal tertentu (Capacity).
3. Adanya unsur tidak sengaja, yakni konsumen mau membayar tapi
tidak mampu karena modal yang tidak mencukupi (Capital).
4. Konsumen mau membayar tapi menganggap barang yang di
jaminkan setara dengan apa yang diperolehnya (Collateral).

Page 3
5. Adanya unsur untuk membayar namun kondisi ekonomi yang tidak
mencukupi (condition of economy).

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja yang harus dipahami dalam dunia multifinance?
2. Apa saja perencanaan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan
multifinance?
3. Apa strategi dan mekanisme pemasaran yang dilakukan perusahaan
amultifinance?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh perusahaan multifinance dalam
menghindari dan mengatasi wanprestasi?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dengan lebih pasti konsep dan bauran pemasaran perusahaan
multifinance.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi dan mekanisme pemasaran perusahaan
multifinance.
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
perjanjian kredit pembiayaan tunai.

Page 4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PERENCANAAN
2.1.1 Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis (pemprograman) adalah proses memutuskan program-
program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka
implementasi strategis dan menaksir jumlah sumberdaya yang akan
dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang
akan datang.
Perencanaan strategis untuk perusahaan multifinance sebagai berikut :
1. Membuka cabang dibeberapa kota besar dan bekerja sama dengan
banyak toko-toko agar menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
2. Rasio NPL (Non Profit Loan) rendah dengan cara memperketat seleksi
dokumen dan meningkatkan kualitas survey.
3. Memperluas ruang lingkup usaha dari pembiayaan elektonik dan
furniture dengan menambah ke pembiyaan otomotif.
4. Mendapatkan profit besar dengan suku bunga yang ditawarkan ke
konsumen lebih kecil dari bank.

2.1.2 Perencanaan Operasional


Perencanaan operasional adalah bagian dari perencanaan strategis yang
menggambarkan cara-cara jangka pendek untuk menggunakan sumber-
sumber daya secara efesien sebagaimana telah digariskan dalam
perencanaan.
Perencanaan operasional untuk perusahaan multifinance sebagai berikut :
1. Menggunakan asuransi untuk meminimalisir atas kerugian piutang tak
tertagih.
2. Memberikan komisi dan insentif yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan kompetitor kepada sales agent yang berhasil menjual.

Page 5
3. Selalu mengadakan evaluasi bulanan kepada surveyor dan collector
untuk lebih meningkatkan kualitasnya.
4. Meningkatkan kualitas perekrutan dan pelatihan Sales Agent yang lebih
baik, agar mereka mampu menjalin hubungan dengan nasabah dalam
menyediakan jasa pembiayaan yang bertanggung jawab, menjadikan
nasabah sebagai prioritas yang utama, serta memberikan setiap nasabah
pengalaman yang luar biasa.

2.2. ANALISIS SWOT


Analisis SWOT (Rangkuti, 2000) adalah indentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan multifinance agar mampu
bersaing dengan para pesaing. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Rinciannya sebagai berikut :
2.2.1 Strenghts
1. Konsumen bisa melakukan kredit tanpa harus memiliki kartu kredit bank
2. Dengan membayar DP yang kecil bisa langsung mendapatkan barang
3. Proses yang mudah, sederhana dan cepat serta produk yang terjangkau
4. Adanya divisi khusus pengelolaan kredit macet
5. Mudah untuk bekerja sama dengan wiraswasta atau perusahaan
manufaktur furniture atau elektronik
6. Sales Agent fokus dalam penjualan dan akan membantu mitra kami
mempromosikan bisnisnya
2.2.2 Weakness
1. Piutang tak tertagih dibatasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
2. Sulitnya mencari sumber daya manusia yang kompeten di daerah tertentu
3. Pengalaman dan pengetahuan karyawan untuk menjalankan bisnis
multifinance

Page 6
2.2.3 Opportunities
1. Minat masyarakat terhadap layanan perkreditan cukup besar
2. Pertumbuhan perekonomian Indonesia yang semakin baik menyebabkan
tingkat pendapatan masyarakat meningkat. Dengan meningkatnya
pendapatan masyarakat secara langsung mempengaruhi daya beli
masyarakat ikut meningkat.
3. Banyaknya toko furniture dan elektronik di wilayah Indonesia
menyebabkan mudahnya untuk mencari rekan kerja yang memiliki visi
dan tujuan yang sama.
4. Kerjasama dengan pihak eskternal (contoh : indomaret/alfamart) untuk
melakukan pembayaran. Dengan menjalin kerjasama dengan lembaga
publik menyebabkan proses pembayaran pelanggan menjadi lebih
mudah. Hal ini sangat memudahkan pelanggan dalam membayar
angsuran ataupun biaya-biaya yang lain.
2.2.4 Threats
1. Kemungkinan terjadinya wanprestasi atau kredit macet
2. Munculnya pesaing baru di industri multifinance yang lebih mapan
3. Adanya krisis yang dapat mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat
4. Kondisi tempat tinggal pelanggan yang dapat berpindah-pindah terutama
di kota-kota besar yang bisa menyebabkan kemungkinan pelanggan tidak
meneruskan pembayaran kredit.

2.3. Marketing Mix


Konsep bauran pemasaran (marketing mix) merupakan konsep yang harus dipakai
oleh perusahaan di dalam memasarkan produknya, agar diperoleh keuntungan
maksimal (Kotler, 1997). Peubah yang menjadi unsur bauran pemasaran (produk,
harga, promosi dan tempat) setiap saat akan selalu mengalami perubahan, serta
setiap perubahan harus dipelajari dan dianalisis. Unsur-unsur peubah bauran
pemasaran adalah sebagai berikut :

Page 7
1. Produk (Product).
Diasumsikan bahwa calon konsumen di dalam menetapkan produk yang akan
dibeli pada dasarnya menitikberatkan pada mutu, karakteristik, pelayanan,
kemudahan, dan lain-lain. Perusahaan harus mampu melayani kebutuhan kredit
dari para konsumen yang mempunyai karakteristik tersendiri, seperti proses
kredit sederhana, mudah, cepat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan. Hal
lainnya, produk kredit harus mampu beradaptasi terhadap perilaku dari
masyarakat, serta secara demografi dan geografi bersifat lokal sesuai dengan
karakteristik dan budaya masyarakat setempat.

2. Harga (Price)
Seringkali menjadi pertimbangan utama dari setiap calon konsumen. Tingkat
suku bunga kredit multifinance yang relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga
bank, bukanlah suatu hambatan berarti dalam pemasaran kredit multifinance,
karena jumlah nominal pinjaman tersebut relatif lebih kecil, sehingga perbedaan
tingkat suku bunga tersebut dampaknya tidak terlalu besar bagi para debitur.
Faktor pelayanan yang baik dan waktu proses kredit tepat pada saatnya sangat
dibutuhkan, karena merupakan faktor terpenting untuk memasarkan produk
kredit multifinance.

3. Tempat (Place)
Pemilihan tempat akan meliputi lokasi penjualan produk, saluran penjualan,
kemudahan untuk dijangkau dan lain-lain. Dalam strategi pemasaran produk
perkreditan multifinance, lokasi harus sesuai dengan target pasar yang sudah
ditentukan dan nyaman akan memberikan kemudahan untuk berhubungan
langsung dengan para calon dengan sales agent kami. Perusahaan multifinance
juga bisa membuka stand di toko-toko mitranya.

Page 8
4. Promosi (Promotion)
Kegiatan ini bertujuan agar para calon konsumen mengenal dan mengerti
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Tanpa dikenal dan dimengerti, maka
para calon konsumen tidak akan mengetahui secara benar manfaat produk dari
perusahaan tersebut, sehingga konsekuensinya para calon konsumen tidak akan
membeli/menggunakan produk tersebut. Berikut beberapa contoh bauran
promosi yang dapat diterapkan di perusahaan multifinance:
a. Menyebarkan brosur dengan desain yang menarik

Gambar 2.3.1 Contoh-Contoh Brosur Perusahaan Multifinance

b. Meberikan hadiah (seperti blender, magicom, setrika, dll) pada saat


pelunasan angsuran kepada konsumen yang tidak pernah telat membayar
angsuran.
c. Melakukan personal selling dimana sales agent bertatap muka langsung
kepada calon konsumen untuk menawarkan produk-produk yang dijual dan
menjelaskan keuntungan-keuntungan menjadi konsumen perusahaan
multifinance ini.

Page 9
d. Menawarkan paket bundling dengan harga yang lebih rendah dan tawaran
uang kembali jika produk yang dibeli ada kerusakan.
e. Memberikan kartu member ekslusif kepada konsumen setia yang memiliki
histori transaksi yang baik atau tidak pernah melebihi tanggal jatuh tempo.
Adapun manfaat dari kartu member ekslusif tersebut, yaitu bunga selalu
lebih rendah dari pelanggan umum, proses pengajuan aplikasi lebih
diprioritaskan, menerima info promosi lebih awal melalui SMS, dan cicilan
pertama dapat ditangguhkan ke bulan berikutnya.
f. Payment points, memberikan kemudahan pembayaran kepada konsumen
seperti bisa membayar angsuran melalui gerai indomaret, alfamart, kantor
pos dan atm.

Gambar 2.3.2 Contoh Payment Points Perusahaan Multifinance

5. Segmentasi Pelanggan

Page 10
Segmentasi pelanggan merupakan strategi marketing untuk membagi pelanggan
pada kotak-kotak tertentu melalui sebuah ukuran yang telah ditentukan. Menurut
data AEON tahun 2017, lebih dari 7 juta orang mempunyai status, “Tidak ada
Kartu Kredit & Cash”.

Nationwide JABODETABEK
Total Population 220.0million 20.0million
Labour Population 102.6million 10.0million
Credit Cards in Circulation 11.2million 7.3million
Credit Cards / Cardholder 2.0cards 2.5cards
Cardholder Population 5.6million 2.9million
Penetration% to Labour
5.5% 29.1%
Population
Unpenetrated % 94.5% 70.9%
Potential Customer Population 97.0million 7.1million

Dengan populasi tenaga kerja di Jabodetabek sebanyak 10 juta orang, maka


kami membagi segmen pelanggan menjadi 3 level yaitu Middle Low, Middle
High, High End. Dimana level high end merupakan pemegang kartu kredit
dengan total 2.9 juta orang dan sisanya masuk ke level middle high dan middle
low. Berdasarkan segmentasi tersebut, kami menargetkan 3-4 juta orang di level
middle high sebagai potensi pelanggan kami.

Page 11
Gambar 2.3.3 Segmentasi Pelanggan

6. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan


Adapun persyaratan untuk mengajukan pembiayaan adalah sebagai berikut:
a. Umur minimal 21 tahun
b. Memiliki pendapatan minimal Rp 2.000.000,- / bulan
c. Minimal sudah bekerja selama 6 bulan
d. Memiliki nomor telepon rumah/kantor yang dapat dihubungi
e. Mencantumkan nomor telepon/HP kerabat dekat yang tidak tinggal
serumah
f. Melampirkan dokumen KTP dan dokumen-dokumen pendukung, seperti
NPWP, SIM, Kartu Keluarga, STNK, Kartu BPJS, dan Kartu Kredit.

7. Proses Pembiayaan
7.1. Konsumen langsung mendatangi outlet multifinance
Konsumen mendatangi outlet. Sales Agent memberikan rekomendasi
produk dan memberikan aplikasi pembiayaan kepada konsumen. Jika
konsumen sudah selesai mengisi aplikasi dan melengkapi dokumen yang

Page 12
diperlukan maka Sales Agent akan mengirim semua dokumen kepada
Credit Analyst Departement untuk memverifikasi kelayakan kredit
konsumen. Jika aplikasi disetujui maka konsumen tanda tangan kontrak
dan membayar DP di kasir. Kemudian Kepala Gudang akan memberikan
instruksi pengeluaran dan pengiriman barang ke konsumen. Apabila
aplikasi ditolak maka Sales Agent akan memberitahukan kepada
konsumen dan semua dokumen menjadi hak milik perusahaan.

Gambar 2.3.4 Proses Pembiayaan Melalui Outlet

7.2. Konsumen mendatangi merchant yang bekerja sama dengan


multifinance
Merchant menerima order dari konsumen yang dibatu oleh Sales Agent.
Kemudian Sales Agent memeriksa aplikasi yang akan diberikan kepada
konsumen, jika konsumen sudah selesai mengisi dan melengkapi
dokumen Sales Agent akan mengirim semua dokumen melalui fax kepada

Page 13
holding multifinance untuk memverifikasi kredit. Jika aplikasi disetujui,
merchant akan menerima Surat Penegasan Persetujuan Kredit (SPPK) dan
konsumen akan merima SMS. Merchant mengirim barang ke konsumen
dan konsumen membayar angsuran pertama atau DP kepada merchant
dan saat menerima barang konsumen wajib menandatangani invoice asli.
Kemudian merchant akan mengklaim pembayaran kepada multifinance
melalui Sales Agent dengan menyerahkan data yang diperlukan seperti
formulir aplikasi asli, dokumen konsumen copy, struk pembayaran asli
dan SPPK. EDP (Entry Data Processing) Departement akan menerima
data penjualan dari merchant dan kemudian multifinance melakukan
pembayaran kepada merchant. Apabila aplikasi konsumen tidak disetujui
maka merchant akan menerima SPPK melalui Sales Agent dan
memberitahukan hasilnya kepada konsumen.

Gambar 2.3.4 Proses Pembiayaan Melalui Merchant

Page 14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dikarenakan kebutuhan konsumsi masyarakat yang cukup tinggi dengan daya beli
yang tidak sebanding, maka berdirilah perusahaan multifinance yang memberi jasa
pendanaan guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dengan keuntungan
memperoleh kembali dana yang dipinjamkan secara bertahap (menyicil) dan
memperoleh bunga atas pendanaan tersebut. Kehadiran perusahaan multifinance
jelas membantu masyarakat dalam memenuhi tingkat konsumsi dan juga
menguntungkan kedua belah pihak. Pihak yang mendanai memperoleh bunga dari
kegiatan pendanaan yang dilakukannya dan pihak yang didanai dapat memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan kondisi dan waktu yang direncanakan.

3.2 SARAN
Guna memajukan usaha pendanaan multifinance ini, dapat dilakukan dengan
beberapa cara dibawah ini, yaitu :
1. Memastikan tingkat kemampuan pihak yang didanai agar dapat melakukan
pengembalian pinjaman dana dengan cara melunasi cicilan agar tidak
mengalami kerugian piutang tak tertagih yang besar.
2. Memperhatikan tingkat kebutuhan masyarakat dan bekerja sama dengan produk
yang tingkat dibutuhkan masyarakatnya tinggi sehingga pendanaan akan
semakin berkembang seturut dengan kebutuhan masyarakat.
3. Meningkatkan tingkat pelayanan kepada pihak yang didanai agar timbulnya
hubungan baik sehingga proses pembayaran cicilan tidak sulit.

Page 15

Anda mungkin juga menyukai