Revisi Referat Tugas Wajib
Revisi Referat Tugas Wajib
Oleh :
Belinda Virginia Nangoy 18014101036
Muh. Irsan Hidayat 18014101082
Masa KKM : 23 Desember 2019 – 19 Januari 2020
Pembimbing :
dr. Finny Warouw, M.Kes., Sp.S
Oleh:
Pembimbing :
1
DAFTAR ISI
B. Etiologi ...............................................................................................
C. Patogenesis .........................................................................................
2
BAB 1
PENDAHULUAN
dapat diturunkan1. Baru sedikit diketahui tentang penyebab yang mendasari penyakit
Pada akhir abad ke-19, Otto Biswanger dan Alois Alzheimer meneliti tentang
hubungan antara patologi vaskuler dan pengurangan kemampuan kognisi. Tujuh puluh
tahun kemudian, Tomlisson dan Blessed melengkapi dengan penelitian yang lebih
Pada tahun 1974, Hachinski mengenalkan istilah multi-infark dementia ( MID ) untuk
istilah vascular dementia (VaD) yang membantu para dokter untuk mempertimbangkan
Baru-baru ini para peneliti mengenalkan isitlah vascular cognitive impairment (VCI)
dengan tujuan untuk meluaskan konsep lebih lanjut. Dimaksudkan bahwa penyakit
vaskuler dapat menyebabkan suatu defisit kognisi dari skala ringan sampai berat, dan
3
pengenalan dini dari defisit tersebut membantu klinisi untuk mengintervensi sebelum
demensia terjadi.
merupakan suatu gangguan yang dapat mengenai satu atau lebih domain kognitif
seperti atensi, bahasa, memori, visuospasial dan fungsi eksekutif. Vascular Cognitive
Impairment (VCI) ini meliputi gangguan kognitif ringan dan tidak mengganggu
yang paling berat berupa demensia vaskuler. Demensia vaskuler biasanya disebabkan
oleh infark pada pembuluh darah kecil dan besar, misalnya multi-infarct dementia.
Konsep terbaru menyatakan bahwa demensia vaskuler juga sangat erat hubungannya
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
vaskular (VCI). Dalam pernyataan terbaru dari American Heart Association dan
dengan bukti stroke klinis atau cedera otak vaskular subklinis dan gangguan
meliputi semua tingkat keparahan potensi kognitif, dari bentuk yang paling ringan
kompleks yang diatur oleh banyak sistem otak. Ada beberapa daerah otak yang
suplai dari arteri serebri media dan arteri serebri posterior. Demensia adalah
5
sindrom penyakit akibat kelainan otak bersifat kronik atau progresif serta
terdapat gangguan fungsi luhur (kortikal yang multiple) yaitu daya ingat, daya
pengendalian emosi, perilaku sosial atau motivasi. Sindrom ini terjadi pada
penyakit Alzheimer, pada penyakit kardiovaskular dan pada kondisi lain yang
Neurosciences (NINDS-AIREN) saat ini paling banyak digunakan dalam uji klinis
VaD. Kriteria ini memerlukan bukti neuroimaging dari kerusakan fokal otak fokal,
tanda-tanda klinis fokal, dan penurunan kognitif dalam minimal tiga domain
kognitif, yang salah satunya adalah memori. Penurunan kognitif harus dikaitkan
spesifisitas tinggi tetapi sensitifitas rendah, yang berarti bahwa banyak kasus yang
sebenarnya dari VaD tidak terdeteksi oleh kriteria tersebut. Pernyataan AHA-ASA
VCI baru-baru ini, termasuk kriteria diagnostik yang diperbarui untuk VCI.
Pedoman yang mencakup VaD dan kriteria gangguan kognitif ringan dan vaskular
6
kriteria NINDS-AIREN, dan tidak memerlukan gangguan memori. Mereka juga
B. Etiologi
berpenyakit). Beberapa infark otak besar di daerah kortikal dan white matter /
ganglia basal karena oklusi arteri ukuran besar sampai sedang (biasanya karena
2. Infark strategis (atau infark strategis tunggal di area kortikal atau subkortikal).
Infark serebral kecil hingga sedang di lokalisasi strategis (thalamus, materi putih
lobus frontal, kepala nukleus kaudatus, ekstremitas anterior dan / atau genu kapsul
hippocampus). Infark ini dikaitkan dengan penyebab biasa stenosis / oklusi arteri
kritis.
7
3. Penyakit arteri kecil serebral iskemik (atau penyakit pembuluh darah serebral
matter sentral dan struktur subkortikal (keadaan lacunar) atau perubahan iskemik
difus dan luas pada white matter. Kedua hal ini disebabkan oleh oklusi arteri kecil
akibat henti jantung, infark mikro kortikal dan subkortikal multipel akibat
atau microbleed) sekunder akibat ruptur vaskular hipertensi, atau ruptur karena
B. Patogenesis
dkk menemukan kejadian stroke meningkatkan risiko demensia setidaknya 9 kali lebih
tinggi dibandingkan lansia tanpa ada penyakit serebrovaskular. Tetapi tidak semua
pasien stroke menjadi demensia. Cumming memperkirakan 25-50% pasien stroke akan
berkembang demensia.8,9
8
Pada umumnya setelah stroke, pasien menderita gangguan kognitif dan fungsi
disebabkan efek dari lesi pada otak yang mengenai bagian korteks atau subkorteks.
Setelah fase akut stroke biasanya gangguan ini akan berkurang setelah 3-6 bulan.
dengan stroke, termasuk lokasi lesi di otak, luas lesi, penyebab lesi di otak tersebut.
Peneliti lain telah menjelaskan faktor predisposisi pada demensia vaskuler yaitu
pada sumbatan di sisi hemisfer kiri dibandingkan sisi kanan atau pada daerah batang
otak-serebelum, disertai juga dengan afasia. Pada lesi stroke hemisfer kiri, demensia
terjadi pada sumbatan di sistem limbik. Lokasi pembuluh darah yang terkena yang
menyebabkan demensia biasanya pada arteri serebri posterior dan anterior sisi kiri.
Lokasi lesi lebih berperan menjadi stroke dibandingkan luas sisi otak yang terkena.
Loeb dkk menemukan tidak terdapat hubungan antara luas otak yang terkena dengan
kejadian demensia, kecuali pada pasien dengan lesi seluas satu sisi hemisfer atau kedua
hemisfer korteks atau subkorteks. Atrofi otak juga berkaitan dengan demensia. 8,9
VCI dapat disebabkan oleh manifestasi klinis dari stroke berat maupun ringan,
iskemik maupu hemoragik. VCI juga bisa saja menjadi tumpuan cedera otak
umum termasuk degenerasi bagian putih otak, penyakit pembuluh darah utama seperti
perdarahan otak mikro. Perdarahan otak mikro pada bagian permukaan dianggap
9
disebabkan oleh CAA dan telah diasosiasikan dengan makrohemoragik dari otak dan
disfungsi neurovaskuler. Unit neurovaskuler terdiri dari neuron, glia dan sel vaskuler
serta perivaskuler dan mengatur struktur dan fungsi homeostasis dari lingkungan mikro
disfungsi neurovaskular yang diinduksi oleh faktor resiko tradisional vaskuler dan
amyloid-β. Sebuah interaksi yang rumit antara stress oksidatif yang dimediasi oleh
kebocoran vaskuler, ekstravasasi protein dan produksi sitokin, serta peradangan yang
meningkatkan regulasi ekspresi dari species oksigen reaktif yang memproduksi enzim
cedera dengan asupan darah ke otak yang terganggu, gangguan pada sawar darah otak,
dan menurunnya potensi bantuan tropis dan perbaikan CVBI. Hal ini dihipotesakan
bahwa kontrol terhadap faktor resiko vaskuler, species reaktif oksigen, dan peradangan
dapat merujuk ke strategi tindakan pencegahan maupun pengobatan dalam VCI. 8,9
Tipe paling umum dari CVI adalah tipe subkortikal. Pembuluh darah arteri otak
timbul secara superficial dari sirkulasi subarachnoid sebagai terminasi dari arteri
berukuran medium dan lebih dalam sebagai pemisah dari arteri yang lebih besar dalam
otak. Penyakit oklusif pada pembuluh arteri yang dalam dan kecil dipercaya mengarah
ke infark lakunar dan gangguan demyelinasi dari bagian putih otak yang disebut
leukoarairosis. 8,9
10
Faktor yang berhubungan dengan stroke yang dapat diidentifikasi dengan
pencitraan otak atau pada nekropsi otak seperti volume jaringan otak yang berkurang,
lokasi infark, jumlah infark, adanya atrofi otak, adanya lesi pada bagian putih otak,
ataupun volume lesi secara umum dipercaya mengindikasikan resiko VCI. Dengan alat
dari glukosa darah dan infrak pada hipocampus sebagai jalur penyebab dimana
gangguan memori dapat muncul pada subregio girus yang rusak, didasarkan pada
tinggi glukosa darah, dimana subregio CA1 telah dihubungkan dengan infark yang
diasosiasikan degan hipoperfusi dan gangguan kognitif. Pada akhirnya, infark mikro
pada otak yang didiagnosa dengan nekropsi telah menunjukkan hubungan antara atrofi
otak dengan gangguan kognitif bahkan sebelum dementia bermanifestasi secara klinis.
8,9
C. Gejala Klinis
Gambaran klinis dari pasien VCI dapat dihubungkan dengan ukuran dan lokasi
dari proses patologis utama. Jika ada gejala klinis stroke, lokasi, jumlah dan ukuran
stroke menentukan pola dan keparahan dari gangguan kognitif dan perubahan perilaku.
Disandingkan dengan fitur fokal dari lesi yang berhubangan dengan stroke yang
spesifik adalah gangguan kognitif dengan pola yang lebih difus terasosiasi dengan CBI.
Pola ini ditandai dengan mentasi yang lebih pelan (bradyphrenia), disfungsi eksekusi,
11
defisit memori ditandai dengan akuisisi yang inkonsisten daripada perlupaan yang
Dua domain kognitif spesifik layak disebutkan secara tersendiri; fungsi eksekusi
dan memori. Meskipun banyak klinisi yang mempertimbangkan defisit pada fungsi
eksekusi merupakan ciri khas VCI, defisit ini tidaklah spesifik pada gangguan
cerebrovaskuler. Pola gangguan memori pada VCI dapat dibedakan secarqa kualitatif
dari AD pada tidak ditemukannya perlupaan yang cepat pada informasi yang baru
didapatkan. Depresi merupakan gangguan psikiatris post stroke yang sering ditemukan
dengan kira-kira satu pertiga dari pasien mengalami depresi beberapa bulan setelah
terkena stroke. Oleh karena alasan ini, penting untuk mengawasi gejala depresi pada
pasien yang dicurigai dengan CVBI. Sering digunakan pada tes penjaringan pasien
yang dicurigai VCI termasuk diantanya Geriatric depression scale, Beck Depression
Pria lebih sering terserang, berusia 60 sampai 70 tahun, adanya riwayat hipertensi
(80%) yang tidak terkendali. Faktor resiko lain yang sering ditemukan adalah diabetes
dapat progresif secara berjenjang tanpa adanya kejadian vaskuler yang jelas. Afasia,
neglect pada beberapa kasus, disartria, pseudobulbar palsy, defisit motorik fokal,
stadium lanjut, tetapi dapat pula terjadi pada waktu fungsi kognitif masih baik. Hampir
selalu ada riwayat stroke. Gejala dini demensia vaskular penderita mengalami masalah
dengan memori baru, emosi labil, sulit mengikuti perintah, disorientasi tempat,
hilangnya kendali terhadap kandung seni dan rektum. Perubahan perilaku terjadi dini
12
dan menyolok, beberapa penderita menunjukkan fase mania dini. Depresi lazim
seperti apati, disinhibisi atau gangguan ego sentris, sikap paranoid, atau irritability.
penderita stroke demensia atau tidak demensia, sedang pada infark lakunar perubahan
perilaku lebih menonjol dari gangguan intelek. Depresi, apati dan perseverasi
didapatkan pada infark lakunar dibandingkan dengan kontrol tanpa infark. Depresi
aktivitas harian seperti makan, berpakaian, berbelanja dan sebagainya. Hampir semua
Pusing
Inersia
Langkah abnormal
Konsentrasi berkurang
13
Perubahan visuospasial
Penurunan tilikan
Defisit pada fungsi eksekutif seperti kebolehan untuk inisiasi, merencana dan
mengorganisasi
Sering atau Inkontinensia urin dan alvi. Inkontinensia urin terjadi akibat
Gangguan bahasa
Depresi
Berhalusinasi
pseudobulbar)
inkontinensi emosional, stroke, dan tanda dan gejala fokal. Contoh kerusakan bertahap
adalah kehilangan memori dan kesukaran membuat keputusan diikuti oleh periode
14
yang stabil dan kemudian akan menurun lagi. Awitan dapat perlahan atau mendadak.
Didapatkan bahwa TIA yang lama dapat menyebabkan penurunan memori yang
Sebuah review pada uji klinis pivotal pada VaD menunjukkan adanya
dengan pemeriksaan perilaku fungsional pada VCI. Index Barthel merupakan salah
satu alat pengukur hasil fungsional yang dipakai pada pasien stroke tapi tidak dapat
diandalkan pada pasien usia tua, terutama pada pasien dengan gangguan kognitif.
untuk inisiasi, perencanaan, dan kinerja kegiatan, lebih siap untuk membedakan antara
cacat fisik dan kognitif pada VCI. Akhirnya, beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa tes fungsi terbaik memprediksi penurunan kegiatan yang penting dalam
F. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
medial, hipodensitas white matter parah (jumlah, volume, lokalisasi), perdarahan akut.
Adanya lesi white matter membedakan demensia vaskuler dan demensia Alzheimer.
temporalis medial lebih sering mengalami demensia, namun perlu diikuti lebih lama.
vaskuler.
15
2. MRI
MRI tetap menjadi modalitas neuroimaging kunci dalam VCI. MRI lebih dipilih
dibandingkan CT-Scan karena sensitivitas dan spesifisitasnya yang lebih tinggi untuk
FLAIR untuk mendeteksi infark atau lesi lain (atrofi, hiperintensitas white matter,
gambaran microbleeds.
16
Pemeriksaan darah lengkap, LED, kadar glukosa dan EKG harus dilakukan. Jika
diperlukan dilakukan: Carotid duplex doppler, foto toraks, ekokardiografi, profil lipid,
Pemeriksaan yang tidak rutin dikerjakan adalah: angiografi serebral jika akan
dilakukan pembedahan karotis atau untuk menunjukkan beading pembuluh darah kecil.
Pemeriksaan likuor serebrospinalis jika ada kecurigaan infeksi. Biopsi dura atau otak
jarang dilakukan.
17
Tabel. Mini Mental State Examination
18
Tabel. Clock Drawing Test
19
Gambar. Montreal Cognitive Assesment versi Indonesia (MOCA-Ina)
20
MOCA-Ina merupakan modalitas untuk skrining disfungsi kognisi ringan yang terdiri
dari pemeriksaan dalam aspek memori, perhatian, bahsa, abstrak, orientasi, daya ingat dan
visospastial. Untuk orang normal skor 26-30. Skor 20-25 berarti gangguan ringan, gangguan
lanjut. Pasien dengan dugaan VCI harus diskrining untuk faktor risiko yang dapat
minuman keras, penyakit ginjal, obstructive sleep apnea, dan merokok karena masing-
masing faktor risiko ini telah dikaitkan dengan risiko berulang stroke. Pemeriksaa pencitraan
karotid harus dipertimbangkan pada pasien dengan stroke sebelumnya di daerah otak
stereotip.15,16
Pasien dengan VCI, terutama yang dengan stroke iskemik sebelumnya, harus
disarankan untuk mematuhi pedoman pencegahan stroke primer dan sekunder. Seperti halnya
pasien dengan gangguan kognitif, aspek penting dari manajemen VCI adalah untuk
infeksi, gangguan metabolisme atau hematologi, obat-obatan, gangguan tidur, dan gejala
neuropsikiatri.17
1. Acetylcholinesterase inhibitors
21
Hipotesis kolinergik dari AD menyatakan bahwa ada defisit dalam asetilkolin, yaitu
memory, dan kesadaran, bertanggung jawab atas disfungsi kognitif pada AD.18
demensia dengan cara meningkatkan ketersediaan asetilkolin pada celah sinaptik. Serat
kolinergik, yang bepergian dalam white matter, rentan terhadap kerusakan iskemik dan ada
banyak bukti yang menunjukkan adanya defisit kolinergik dalam VaD berkaitan dengan
AChEI juga terbukti meningkatkan aliran darah otak pada pasien dengan AD,
kemungkinan besar melalui efek vasodilatasi langsung pada endotel serebral. Konsep
iskemik — mendukung perkembangan sebagian besar bentuk VCI. Laporan mencatat bahwa
AChEI meningkatkan aliran darah otak pada pasien AD serta merespons terhadap
pengobatan sehingga memberikan alasan yang mungkin untuk menggunakan agen ini dalam
VaD.20,21
2. Donepezil
Donepezil adalah AChEI yang aman, mudah digunakan, beraksi terpusat yang
disetujui untuk pengobatan semua tahap demensia Alzheimer. Obat ini tersedia dalam
sediaan oral, sekali sehari serta tidak memerlukan penyesuaian dosis pada penyakit ginjal
atau hati dan memiliki sedikit interaksi yang merugikan dengan obat lain.22
controlled trials (RCT) VaD telah selesai. Masing-masing uji coba ini difokuskan tentang
22
kemanjuran donepezil pada pasien dengan penyakit vaskular murni (pasien dengan dugaan
AD atau campuran patologi AD / VaD dikeluarkan). Pada pasien dengan VaD ringan sampai
sedang, donepezil menunjukkan efek yang baik pada tindakan kognisi dengan dosis 5 dan 10
mg tetapi memberikan manfaat tidak konsisten pada ukuran fungsi dan fungsi global.23
3. Galantamine
aktivitas reseptor nikotinik — fungsi yang dapat mempotensiasi respons reseptor terhadap
asetilkolin. Seperti AChEI lainnya, galantamine pada umumnya ditoleransi dengan baik dan
Galantamine telah diselidiki dalam pengobatan populasi VaD murni dan campuran
VaD / AD. Dalam uji VaD murni, galantamine meningkatkan kognisi dan kinerja pada
4. Rivastigmine
Rivastigmine tersedia oral dan patch transdermal. Dalam satu percobaan besar melihat efek
rivastigmine pada VaD murni, pengobatan menghasilkan peningkatan yang signifikan pada
Dalam uji coba kecil di China terhadap pasien dengan demensia vaskular
23
signifikan dalam domain apa pun tetapi pasien dalam uji coba ini memiliki baseline yang
secara signifikan lebih rendah Skor MMSE dari pada percobaan lainnya.28
5. Memantine
demensia sedang hingga parah. Obat ini aman dan ditoleransi dengan baik, umumnya
dianggap memiliki insiden efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan AChEIs.
Memantine tersedia baik dalam immediate (membutuhkan dosis dua kali sehari) dan
extended. Kemanjuran memantine dalam VaD ringan hingga sedang telah diselidiki dalam
dua RCT besar selama 28 minggu. Dalam kedua percobaan, pengobatan dengan memantine
24
BAB III
PENUTUP
merupakan suatu gangguan yang dapat mengenai satu atau lebih domain kognitif
seperti atensi, bahasa, memori, visuospasial dan fungsi eksekutif. Demensia vaskular
merupakan penyebab demensia yang kedua tertinggi di Amerika Serikat dan Eropa,
inkontinensi emosional, stroke, dan tanda dan gejala fokal. Adapun diagnosis banding
dari dimensia vaskuler yakni demensia alzheimer, penurunan kognisi akibat usia,
gangguan kognitif pada pasien pasca stroke penting untuk dilakukan, adapun modalitas
yang dapat dipakai yakni Mini Mental State Examination, Clock Drawaing Test, dan
mentosa dan perubahan gaya hidup. Mortalitas dalam 5 tahun Vascular cognitive
impairment tanpa demensia adalah 52% dan 46% progresif menjadi demensia. Mereka
25
dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dan dapat melakukan tes neuropsikologi dengan
26
DAFTAR PUSTAKA
1402.)
2017;15(107):1-12.
doi: 10.1016/j.neuron.2013.10.008)
27
8. Yang T, Sun Y, Lu Z, et al. The impact of cerebrovascular aging on vascular cognitive
9. Hort J, Valis M, Kuca K, et al. Vascular Cognitive Impairment: Information from Animal
2019;20(2405):1-17.
10. Hort J, Valis M, Kuca K, et al. Vascular Cognitive Impairment: Information from Animal
2019;20(2405):1-17.
509.
12. Brainin M, Tuomilehto J, Heiss WD, Bornstein NM, Bath PM, Teuschl Y, Richard E,
Guekht A, Quinn T. Post stroke cognition study group. Post-stroke cognitive decline: an
update and perspectives for clinical research. Eur J Neurol. 2015;22(2):229–38. doi:
10.1111/ene.12626.
509.
685.
2012;43D11]:3137–46.
28
16. O'Donnell MJ et al. Risk factors for ischaemic and intracerebral haemorrhagic stroke in
2010;376(9735):112–23.
17. Douiri A et al. Long-term effects of secondary prevention on cognitive function in stroke
19. Selden NR et al. Trajectories of cholinergic pathways within the cerebral hemispheres of
20. Anand P, Singh B. A review on cholinesterase inhibitors for Alzheimer’s disease. Arch
22. Anand P, Singh B. A review on cholinesterase inhibitors for Alzheimer’s disease. Arch
23. Roman GC et al. Donepezil in vascular dementia: combined analysis of two large-scale
2007;32(1):43–53.
Neurology. 2007;69(5):448–58.
29
26. Bartorelli L et al. Effects of switching from an AChE inhibitor to a dual AChE-BuChE
inhibitor in patients with Alzheimer’s disease. Curr Med Res Opin. 2005;21(11):1809–
18.
27. Ballard C et al. Efficacy, safety and tolerability of rivastigmine capsules in patients with
probable vascular dementia: the VantagE study. Curr Med Res Opin. 2008;24(9):2561–
74.
28. Mok V et al. Rivastigmine in Chinese patients with subcortical vascular dementia.
29. Jones RW. A review comparing the safety and tolerability of memantine with the
30. Orgogozo JM et al. Efficacy and safety of memantine in patients with mild to moderate
2002;33(7):1834–9.
30