Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
DASAR TEORI
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem perpipaan bercabang yang
sangat kompleks. Contoh sistem perpipaan adalah sistem distribusi air bersih pada
gedung atau kota, sistem pengangkutan minyak dari sumur ke tandon atau tangki
penyimpanan, sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung, sistem
distribusi uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya. Sistem perpipaan
meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan, yaitu
saringa (strainer), katup, sambungan, nozzle dan lain sebagainya. Untuk sistem
perpipaan yang menggunakan fluida cair umumnya dari lokasi awal fluida
dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak menyumbat aliran fluida.
Saringan (strainer) dilengkapi dengan katup searah (foot valve) yang berfungsi
mencegah aliran kembali ke lokasi awal atau tandon. Sedangkan sambungan dapat
berupa sambngan penampang tetap, sambungan penampang berubah, belokan
4
(ellbow) atau sambungan bentuk T (tee) dan masih banyak komponaen-komponen
yang digunakan dalam sistem perpipaan.
Dari sekian jenis pembuatan pipa, mulai dari material hingga kegunaannya
pada umumnya pipa dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu:
Bahan-bahan pipa yang dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa
tersebut atau material yang digunakan pada saat pembuatan awal pipa dan dapat
dibagi secara umum sebagai berikut:
1. Baja Karboon (carbon steel)
2. Molibdenum karbon (carbon moly)
3. Galvanees
4. Ferro nikel
5. Stainlees steel
6. PVC (polyvinyl chloride)
7. Chrome moly
5
2.2. Komponen Sistem Perpipaan
Pipa las spiral (spiral welding pipe) dibuat dengan cara memuntir strip
logam (plat panjang dengan lebar sempit dan seperti pita) dan menjadi bentuk
spiral, kemudian dilas pada ujung-ujung sambungan satu dengan yang lainnya
sehingga membentuk sebuah sambungan pada pipa.
Pipa jenis ini jarang digunakan pada sistem perpipaan, karena jenis pipa
ini dapat digunakan pada tekanan rendah karena tebal pipa yang tipis. Gambar
berikut ini menunjukan pipa las spiral (spiral welding pipe) sebelum dilas dan
sesudah dilas.
6
2.2.1.2. Pipa tanpa sambungan (seamless steel)
Pipa tanpa sambungan (seamless steel) ini dibuat dengan cara menusuk
batang baja yang mendekati suhu cair (billet) dengan cara menggunakan sebuah
mandrel yang mana pipa ini tidak memiliki sambungan.
Butt-welded pipe dibuat dengan car memasukkan plat baja panas melalui
pembentuk (shapers, shape rollers) yang akan merolnya ke menjadi bentk
batangan pipa yang berlubang. Penekanan yang sangat kuat pada kedua sisi plat
akan menghasilkan sambungan las.
2.2.1.4. Tubing
7
kalor (shell and tube heat exchanger) dan koneksi instrumen seperti pemasangan
alat ukur suhu, tekanan, sistem kontrol secara hidrolik atau penumatik.
8
2.2.2.1. Flens buta (blind flange)
Jenis flange ini tidak memiliki lubang dan digunakan pada akhir pipa
atau fitting dalam suatu instlasi perpipaan.
Flange ini mempunyai bagian khusus yang mempunyai leher (neck) alat
penyambungnya dengan menggunakan butt welding. Flange jenis ini digunakan
untuk tekanan tinggi dan bagian nozzle pada vessel, kompresor dan pompa.
Karakteristik flange ini memiliki ketahanan sambungan terhadap kejutan dengan
getaran pipa akibat laju aliran fluida yang besar didalam pipa, harga flange ini
relatif mahal.
9
pada dasarnya sama dengan weld neck flange, hanya bedanya terdapat lubang
didalam plat flange yang digunakan sebagai pengukur laju aliran fluida.
Gambar 2.8. Flens orifis las dileher (weld neck orifice flange)
(Hartoyo, 2011)
Flange jenis ini mempunyai ketahanan kejutan dan getaran yang rendah.
Flange jenis ini sangat ideal untuk aplikasi tekanan rendah karena kekuatannya
pada tekanan internal sekitar sepertiga dari weld neck flange. Serta konfigurasinya
menimbulkan gangguan aliran di dalam pipa. Las-lasan bagian dalam flens ini
cendrung lebih mudah korosi dibanding weld neck flange.
10
Gambar 2.10. Flens sambungan sock dilas (socket welding flange)
(Caliper, 2012)
Stub end flange adalah dua buah elemen yang terdiri dari Stub end dan
Backing ring (flange). Fungsi stub end adalah menhan backing ring (flange),
sedangkan fungsi backing ring adalah untuk koneksi dengan mur atau baut pada
backing ring (flange) lainnya.
11
2.2.2.8. Flens sambungan LAP (LAP joint flange)
LAP joint flange ini mirip dengan slip on flange, tetapi ada dua
perbedaanya. Terdapat jari-jari pada akhir flange ini dan pada face flange ini
datar. Jenis flenge ini digunakan jika material stub end dan flange harus
dibedakan. Jika pada saat instalasi pipa pemasangan baut menemui kesulitan
karena keterbatasan ruang, maka jenis flange ini dapat digunakan. Bentuk LAP-
joint flange dapat digunakan dimana terjadi tegangan lentur yang besar dan dapat
digunakan pada sambungan baut ke suatu nozzle atau flange dari equipment.
Salah satu komponen yang penting pada sistem perpipaan adalah katup.
Katup atau valve yang merupakan alat atau bagian yang berfungsi untuk mengatur
aliran suatu fluida dengan cara menutup, membuka atau menghambat sebagian
jalan aliran fluida tersebut. Disini hanya akan dibahas mengenai katup yang
umum digunakan pada suatu kilang.
Katup gate valve ini mempunyai bentuk penyekat berupa piringan atau
bisa digerakan keatas dan bawah untuk membuka dan menutup. Bisa juga
digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankam untuk
posisi sebagian terbuka.
12
Gambar 2.14. Katup pintu (gate valve)
(Hartoyo, 2012)
Bentuk penyekat valve jenis ini adalah berbentuk bola yang menyerupai
lubang menerobos ditengahnya. Valve ini dapat dengan cepat ditutup.
13
Gambar 2.16. Katub dunia (globe valve)
(Hartoyo, 2012)
Check valve ini mempunyai fungsi untuk mengalirkan fluida hanya satu
arah dan mencegah aliran kearah sebaliknya atau aliran balik. Check valve
mempunyai beberapa jenis lagi berdasarkan bagian dalamnya seperti double-plate,
swing, tilting, dan axial.
14
Gambar 2.18. Katup kupu-kupu (butterfly valve)
(Hartoyo, 2012)
Disebut juga Relief Valve, biasanya safety valve ini bias diatur seberapa
batasan tekanan yang dapat terjadi (disesuaikan dengan keinginan). Safety valve
digunakan untuk mencegah terjadinya overpressure pada sisterm proses dan
piping dan mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan dan piping. Valve jenis
ini sangat menguntungkan jika harus segera melepaskan sejumlah besar gas atau
liquid dalam waktu yang singkat.
Katup ini biasanya digunakan untuk instrument, gauge, dan meter line
service. Katup ini dapat digunakan untuk throttling dengan sangat akurat dan juga
dapat digunakan pada tekanan atau temperatur tinggi.
15
Gambar 2.20. Katup jarum (needle valve)
(Hartoyo, 2012)
16
2.2.4. Sambungan (fitting)
Tee dalam fitting berfungsi untuk membagi aliran, biasanya cabang ini
memiliki ukuran diameter yang sama dengan ukuran diameter pipa utamanya,
dengan nama lain straight tee untuk ukuran diameter yang sama, sedangkan jika
ukurannya berbeda maka namanya tee reduser.
17
2.2.4.3. Sambungan reducer
Stub-in adalah jenis fitting yang fungsinya sama dengan tee, yaitu
membagi arah aliran. Bedanya stub-in dengan tee adalah jika tee adalah item yang
terpisah dan menggabungkan beberapa pipa tetapi stub-in percabangan langsung
dari pipa utama yang fungsinya menggantikan reduser tee.
Fitting cap berfungsi untuk menghentikan aliran pada ujung pipa. Fitting
ini dilas langsung pada bagian pipa utama.
18
Gambar 2.26. Fitting cap
(Sugeng, 2014)
Baut atau Bolting berfungsi sebagai pengikat untuk menahan dua obyek
bersama, dan berbagai jenis komponen atau equipment. Ada tiga jenis baut yang
umum digunakan yaitu baut mesin (mechine bolt), baut paku (stud bolt), dan ulir
penutup (cap screw).
Mechine bolt adalah jenis baut yang sering di lihat sehari-hari, mechine
bolt hanya memiliki satu buah mur (nut). Mechine bolt memiliki permukaan rata
pada satu ujungnya, sedangkan ujung lainnya biasanya untuk mur (nut)nya.
Stud bolt memiliki dua buah mur yang dapat dikencangkan dari sisi
kanan atau kirinya. Penggunaan stud bolt ini biasanya digunakan pada sambungan
flange yang menguhungkan antar pipa atau equipment tertentu.
Stud bolt ini memiliki beberapa keunggulan jika dibanding machine bolt,
diantarnya adalah:
19
3. Stud bolt yang jarang digunakan dapat mudah dibuat dari baja padat
(round stock)
Gambar 2.27. Baut mesin, baut ulir penutup dan baut paku
(Sugeng, 2012)
20
2.2.6.3. Jenis-jenis gasket
Berikut ini adalah jenis-jenis dari gasket, yaitu:
1. Gasket ring
21
5. Gasket spiral (Spiral gasket)
Tipe ini digunakan secara umum untuk memprluas ruang aliran dan
mereduser tekanan pada jalur pipa.
22
2.2.7.2. Saringan tipe Y
Tipe semetara (temporary type) ini biasanya digunakan pada saat start up
atau pengetesan.
23
2.2.7.4. Saringan tipe bucket
Tipe ini digunakan untuk menyaring aliran yang lurus, selain itu alat
penyaringnya tergantung dari karakteristik dari jenis cairan atau fluida
Steam trap merupakan alat yang digunakan untuk menyingkirkan air dari
uap, di mana air ini tidak ada gunanya bahkan akan memberikan hambatan pada
aliran uap atau dapat menimbulkan kerugian lainnya. Perangkap uap ini
ditempatkan pada tempat terendah dari suatu jalur perpipaan atau dipasang pada
kantung pipa yang disebut drip leg.
24
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas
Jenis pengelasan yang dilakukan adalah tergantung pada jenis pipa dan
penggunaanya, misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan las
busur gas wolfram, dan untuk pipa baja karbon digunakan las metal. Tipe
sambungan pipa jenis ini cocok untuk pipa yang berukuran besar, ketahanan atas
kebocorannya cukup bagus, sambunganya dapat dicek kualitasnya mengunakan
radiograpy. Kelemahan sambungan jenis ini yaitu sambungan akan mempengarhui
aliran fluida karena las-lasan yang berada di dalam pipa, tidak dapat dikontrol atau
dibersihkan.
25
2.4.2. Sambungan ulir (trhreaded)
Penyambungan ini digunakan pada pipa yang bertekanan tak terlalu tinggi.
Kebocoran pada sambungan ini dapat dicegah dengan menggunakan gasket.
Umumnya pipa dengan sambungan ulir digunakan pada pipa dua inci ke bawah.
26
2.5.1. Sambungan langsung (stub in)
Berikut ini dapat dilihat beberapa contoh penyambungan pipa dengan pipa
yang menggunaka alat penyambung (fitting), untuk mengubah arah aliran atau
memperkecil jalur pipa.
27
Gambar 2.42. Sambungan pipa dengan ellbow 90o, 450, dan 1800
(Raswari, 2010)
28
Gambar 2.44. Sambungan pipa concentric reducer dan eccentric reducer
(Raswari, 2010)
Cap digunakan untuk menutup ujung suatu jalur pipa. Untuk diameter
besar terdapat beberapa jenis cap berdasarkan bentuknya, yaitu jenis ellipsoidal,
dished head yang banyak digunakan untuk head dari bejana tekan (pressure
vessel).
29
Gambar 2.46. Sambungan pipa dengan silang (cross)
(Raswari, 2010)
Dari segi kekuatan dan teknis, sambugan pipa cabang yang menggunakan
o’let lebih kuat dan lebih baik dari sambungan yang menggunakan penguat seperti
pelana kuda (saddle), tetapi dari segi ekonomi sambungan o’let lebih mahal.
30
Gambar 2.48. Sambungan sockolet dan pipa secara sok dan las
(Raswari, 2010)
2.6.1. Diameter
Nominal pipe size (NPS) adalah metode untuk memberi nama suatu pipa
berdasarkan ukuran diameternya, lebih tepatnya diameter nominal pipa dan bukan
diameter sebenarnya. NPS merupakan istilah yang banyak digunakan di Amerika
utara dengan satuan inci. Diameter nominal (DN) adalah diameter pipa yang
dipilih untuk pemasangan ataupun perdagangan (commodity). Diameter nominal
(DN) menggunakan satuan milimeter dan banyak digunakan oleh negara-negara di
31
Eropa. Ketebalan dan schedule, sangatlah berhubungan, hal ini karena ketebalan
pipa tergantung dari pada schedule pipa itu sendiri.
Kalau diameter luarnya (OD) telah di ketahui, apa yang kurang untuk
menujukan ukuran pipa? yaitu thickness atau ketebalan pipa. Dalam sebuah pipa,
ketebalan pipa (wall-thickness) di kenal dengan sebutan schedule, yang biasanya
di singkat dengan “sch”.
Nilai schedule pada pipa telah di tentukan oleh ASME, namun yang paling
terlihat bedanya yaitu ketika digunakan material stainless steel degan yang tidak.
Untuk material stainless steel, biasanya mendapatkan akhiran huruf "S" pada
schedule-nya. Schedule pipa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut, yaitu:
1. Schedule: 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.
2. 5S, 10S, 40S dan 80S.
3. Schedule standard.
4. Schedule extra strong (XS).
5. Schedule double extra strong (XSS).
32
Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat untuk:
33
Penggambaran diagram alir proses dapat disajikan berdasarkan kebutuhan
yang diinginkan sedangkan bentuk-bentuk penggambarannya dapat berupa
diagram blok aliran proses (block flow process diagram), skematik dan diagram
aliran proses (process flow diagram). Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan
beberapa tipe penggambarannya tersebut, tetapi sebelumnya akan dibahas terlebih
dahulu dasar perencanaan yang meliputi:
34
2.7.1.1. Diagram blok aliran proses (block fliw diagram process)
Diagram blok aliran proses ini dibuat sesuai dengan kebutuhan informasi
yang ingin disampaikan. Ciri-ciri khusus ubtuk penggambaran ini adalah bentuk
aliran proses yang ditunjukkan dengan blok-blok.
Gambar 2.53. Contoh diagram blok distribusi dari raw gas untuk diproses
(Raswari, 2009)
35
simbol-simbol, kode-kode yang digunakan internasional. Gambar skematik ini
lebih sederhana dibandingkan penggambaran diagram aliran proses, karena
kelengkapannya dalam penyajian gambarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
bentuk penggambaran skematik berikut:
Keterangan:
1. Solenoid Valve
2. Limit Switch / Position Transmitter
3. Air Filter Regulator
4. Quick Exhaust Valve
5. Flow Regulator Valve
6. Check Valve
7. Bug Screen/Silencer/Dust Excluder
36
sedangkan bentuk informasi peralatan proses dan perlengkapannya digambarkan
berdasarkan simbol-simbol internasional, begitu juga kode-kode yang digunakan.
37
1. Diagram Aliran Proses.
2. Proses Perpipaan dan Diagram Instrumentasi.
3. Perpipaan Utilitas dan Diagram Instrumentasinya.
Dari master plan ini, model suatu pabrik atau pembangkit listrik (power
plan) dibuat. Dari gambar P&ID ini seluruh jenis penggambaran konstruksi
ditentukan atau dibuat. Pada umumnya penggambaran P&ID adalah suatu bentuk
penggambaran yang cukup rumit dan harus menggunakan simbol-simbol yang
benar menurut standar internasional. Dalam pelaksanaannya, penggambaran
P&ID tidak dapat digambar sekali jadi tetapi harus ada interaksi antara pihak-
pihak yang terkait seperti : insinyur bagian proses (dari teknik Kimia), insinyur
mesin, orang instrumentasi, insinyur Sipil dan Elektro, sehingga perlu adanya
modifikasi gambar P&ID yang berulang-ulang.
38
7. Setiap garis yang melintas garis lain harus jelas (garis tersebut
berhubungan atau tidak).
8. Penyusunan nama equipment seperti : bejana tekan (pressure vessel),
penukar kalor (heat exchanger) sedapat mungkin ditempatkan pada bagian
atas dalam gambar P&ID. Sedangkan nama peralatan seperti pompa,
kompresor diletakkan dibagian bawah dalam gambar P&ID.
9. Berilah penomoran pada equipment, komponen, line number, dan
keterangan lain yang penting.
Pada sistem penggambaran tata letak peralatan pabrik (plot plan) ini,
adalah suatu sistem penggambaran dengan cara penggambarannya yang dilihat
dari atas. Persyaratan umum dalam menentukan plot plan ini haruslah:
1. Memungkinkan pengoprasiannya.
2. Mudah untuk pengamanan kebakaran.
39
3. Mudah untuk perbaikan.
4. Mudah untuk pengontrolan dan aman.
40
syarat-syarat perhimpunan pengawasan pengamanan kebakaran nasional. Unit
plot plan ini dibuat untuk:
1. Lokasi peralatan.
2. Pondasi peralatan.
3. Gambaran pengerjaan penggalian.
4. Perencanaan peralatan dan pengerasan jalan.
5. Diagram aliran posisi.
6. Untuk perbaikan komponen pada bengkel model, apabila desain atau
perencanaan konstruksi menggunakan model.
Peralatan yang digambar disini tidak perlu diberi keterangan peralatan apa,
tetapi hanya perlu diberi kode atau nomor peralatan,simbol peralatan serta garis
sumbunya.
41
Dalam pemantapan perencanaan awal plot plan, seorang disainer
perpipaan pada dasarnya haruslah mengetahui garis besar seluruh persyaratan
pekerjaan dan menetapkan peraturan perpipaan yang mengatur perkejaan tata
letak peralatan pada pengilangan. Hal ini biasanya direncanakan pada spesifikasi
perpipaan secara umum atau dari catatan khusus berdasarkan permintaan
langganan, misalnya pembebasan daerah atas dan daerah mendatar (horizontal).
42
10. Jarak antara dua kompresor ................................................................ 2,2 m
11. Kompresor yang menangani uap atau gas yang mudah terbakar dengan
pompa-pompa ..................................................................................... 8,0 m
43
direncanakan oleh pabrik pembuatnya dengan ketentuan yang dilengkapi oleh
spesifikasi, data perencanaan beserta perhitungan (bila diminta), sehingga di
dalam merencanakan tata letak pipa dan peralatan hanya perlu ditambahkan
pembuatan anjungan (plate from) serta peralatan lainnya yang akan diletakkan
pada peralatan itu dan tidak diberikan oleh penjual peralatan yang dikenal sebagai
vendor. Gambar peralatan ini haruslah diusahakan datanya selengkap mungkin
untuk memudahkan perencanaan penggambaran perpipaan, karena itu letak atau
posisi nozzle (cerobongnya) harus benar-benar tepat, baik koordinatlokasi,
orientasi, elevasi, ukuran dan rating (tekanan) yang diizinkan serta penempatan
instrumentasi dan perlengkapan lain yang dibutuhkan.
44
Pada penggambaran ini akan tampak rumit karena terlihat dari lengkapnya
komponen yang ada. Penggambaran juga akan memunculkan referensi lain,
misalnya brazing atau juga concrete (tembok). Penggambaran ini harus:
1. Sesuai dengan gambar vendor, baik ukuran, letak nosel, ukuran nosel,
orientasi
2. Lokasi, orientasi peralatan harus sesuai
3. Instrument harus ditempatkan dengan tepat
Pada gambar ini tidak banyak keterangan yang berupa tulisan yang
disertakan kecuali nomer pipa, nomor equipment, jarak antara dua peralatan,
elevasi suatu pipa.
45
2. Lokasi, orientasi, elevasi dan instrumentasi pada jalur perpipaan tersebut.
3. Lokasi, orientasi, elevasi serta tipe dari penyangganya.
4. Kegunaan jalur pipa tersebut.
5. Hubungan atau kontinuitas jalur pipa.
6. Ukuran yang tepat dari setiap jalur perpipaan, komponen dan
perlengkapan perpipaan.
1. Judul gambar.
2. Terletak pada area atau daerah unit mana.
3. Angka dan tanggal perbaikan gambar (untuk menentukan apakah gambar
masih aktual atau mudah kadaluarsa).
4. Arah perencanaan gambar.
5. Batas ruang gambar serta hubungan dengan gambar lain
6. Lokasi, orientasi, dan elevasi di setiap jalur perpipaan beserta
perlengkapannya.
7. Lokasi, orientasi, elevasi instrumentasi.
8. Jenis fabrikasi (dilapangan atau dibengkel).
9. Komunitas jalur pipa.
10. Kontinuitas gambar.
11. Dimensi masing-masing bagian perpipaan.
12. Lokasi, orientasi, elevasi serta tipe alat penyangga.
13. Gambar potongan melintang (apabila diperlukan).
14. Gambar detail apabila diperlukan.
15. Kode-kode, simbol-simbol, standar, spesifikasi gambar.
16. Keterangan khusus dan umum yang diperlukan.
46
Untuk memperjelas bentuk gambar piping plan ini dapat dilihat beberapa
contoh gambar serta simbol-simbol umumnya yang digunakan pada gambar
piping plan.
Pada gambar tampak atas akan muncul berapa jarak antara equipment
yang satu dengan equipment yang lain bila keduanya pada ruangan yang sama.
Pada gambar ini juga terlihat jalur-jalur pipa.
Pada gambar tampak samping ini akan terlihat elevasi pada masing-
masing baik equipment maupun pipa. Di samping itu, pada suatu ruangan akan
tampak jarak pipa atau komponen dengan lantai (slab) di atasnya. Akan tampak
jelas pula tinggi handle dari valve, sehingga dapat di antisipasi ketidak
sesuaiannya. Jika diperlukan, maka akan dibuat gambar-gambar section (Cross
Section). Berikut adalah contoh penggambaran Piping Layout dengan sistem pipa,
47
equipment, dan jika diperlukan akan muncul concrete (dinding pembatas
ruangan).
1. Bagian mana yang tidak dapat diinput oleh gambar tampak atas.
2. Orientasi, elevasi dan lokasi dari setiap penampang yang ditunjukkan.
3. Bentuk dan posisi gambar tampak atas.
4. Koordinat gambar tampak atas.
5. Arah aliran.
6. Elevasi setiap elemen penggambaran pada gambar tampak atas.
7. Hal khusus yang perlu ditonjolkan pada gambar ini, terutama mengenai
bentuk dan elevasinya.
Penggambaran tampak muka pada prinsipnya sama seperti gambar tampak atas,
hanya perbedaannya terletak pada sudut pandangnya.
48
Sistem perencanaan penggambaran ini haruslah berdasarkan data atau
gambar dari penjual peralatan (vendor), sehingga dapat diketahui:
49
2.7.6. Penggambaran isometrik
1. Gambar Isometri
2. Gambar Aksonometri
Perbedaan kedua gambar terletak pada sudut proyeksi yang dipakai. Untuk
gambar isometri digunakan sudut proyeksi 30o dan untuk gambar Aksonometri
dengan sudut proyeksi 15o. Penggambaran Isometri paling umum digunakan
karena lebih baik penampilan proyeksinya dan mudah dipahami.
50
Prosedur pembuatan gambar isometrik:
51
9. Bila ada perubahan bentuk pekerjaan atau batasa pekerjaan harus ditunjuk
secara jelas.
10. Koordinat, orientasi, elevasi serta jenis dari pipe support (penyangga).
11. Tekanan pada nozzle serta pada pressure savety valve.
12. Koordinat, orientasi, elevasi serta jenis instrumentasinya.
13. Bentuk sambungan, misalnya dengan pengelasan, ulir, dilas dan ulir,
dijepit dan sebagainya.
14. Perlu tidaknya penguat sambungan cabang digunakan.
15. Arah kemiringan untuk vertikal dengan kode “V” dan horizontal dengan
kode “H”.
16. Tanda-tanda lengkungan dan lengkungan patah.
17. O’let atau alat penghubung seperti weldolet, sockolet, dan lain-lain.
18. Jumlah spool yang diinginkan pada suatu gambar isometrik.
19. Perlakuan stress relif atau tidak.
20. Jenis isolasoi.
21. Boiler codes piping seperti tekanan, temperatur serta servisnya.
22. Referensi lainnya seperti LDT (line designation table), P&ID, gambar
vendor, referensi khusus seandainya diminta.
Gambar spool adalah merupakan gambar fabrikasi atau gambar detail dari
suatu sistem penggambaran perpipaa. Pada umumnya perencanaan penggambaran
spool ini telah ditentukan terlebih dahulu pada penggambaran isometrik, dimana
pada satu gambar isometrik mungkin ada beberapa gambar spool yang harus
dibuat, begitu juga pada gambar plan dimana nomor spool akan dicantumkan
apabila pekerjaannya dilakukan dibengkel. Karena penggambaran spool ini hanya
mengikuti intruksi dari gambar isometrik atau gambar plan, maka gambar ini
hanya mengikuti saja terhadap apa yang telah ditentukan. Tinggal lagi cara
penggambarannya haruslah benar-benar diperhatikan, sehingga informasi
penyajiannya dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh para pekerja di bengkel.
52
Gambar spool ini harus menunjukkan:
53
2.7.8. Gambar instrumentasi
54
2.8. Beban dalam Sistem Perpipaan
Suatu sistem perpipaan akan selalu menerima beban dalam kondisi apapun,
baik pipa tersebut sedang beroperasi maupun tidak. Untuk mendapatkan hasil
rancangan suatu sistem perpipaan yang aman maka setiap beban tersebut harus
diperhatikan. Beban-beban yang terjadi pada sistem perpipaan adalah:
1. Beban Sustain
Beban ini merupakan beban yang dialami oleh sistem perpipaan secara terus
menerus selama pipa tersebut beroperasi. Beban ini merupakan kombinasi
beban yang diakibatkan oleh tekanan internal dan beban berat dari pipa itu
sendiri. Beban berat ini terdapat dua jenis, yaitu:
2. Beban Thermal
Beban thermal merupakan baban yang timbul akibat ekspansi thermal pada
sistem perpipaan. Beban thermal dapat bibagi menjadi tiga, yaitu:
3. Beban Occasional
Beban occasional adalah beban yang jarang muncul pada sistem perpipaan
dan berlangsung singkat. Beban ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
Beban angin, kecepatan angin tergantung pada kondisi lokal atau daerah
sekitar pipa tersebut.
55
Beban gempa, merupakan beban yang jarang terjadi tetapi harus tetap di
perhatikan karena sangat mempengaruhi pada sistem perpipaan tersebut.
Untuk pemasangan pipa di atas tanah dapat dilakukan pada rak pipa
(piperack), kemudian pada penyangga-penyangga pipa atau di atas dudukan pipa
(sleeper). Pemasangan pipa di atas tanah juga terdapat pada pipa peralatan
(equipment) yaitu yang meliputi pipa kolom dan vesel, pipa exchanger, pipa
pompa dan turbin, pipa kompresor dan utilitas.
2. Pipa exchanger
Untuk bagian pipa suction atau pipa yang mengalirkan aliran disebut juga
pipa hisap harus diatur sedemikian mungkin, untuk mencegah penurunan
tekanan dan kantung uap yang dapat menimbulkan kavitasi pada impeler. Jika
diperlukan perubahan ukuran untuk mempercepat atau memperlambat aliran,
maka reduser eksentris harus dipakai apabila kantung tanpa vent tidak dapat
56
dihindari. Pemasangan pipa pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian
mungkin, sehingga mudah untuk melakukan perawatan dan perbaikan. Hal ini
sangat penting untuk mencegah pembongkaran besar yang tidak perlu pada
pemeliharaan dan perbaikan pipa.
4. Pipa kompresor
5. Pipa utilitas
Sambungan pipa pengeluaran uap harus dipasang pada vessel vertikal dan
terdiri dari pipa dua inci dengan katup blok yang dipasang pada nozzle vessel
diikuti dengan katup check. Katup blow down diperlukan pada titik rendah
antara katup check dan katup katup header uap. Selain itu digunakan juga pipa
satu inci yang dipasang dengan plug untuk pengeluaran uap dengan katup blok
dan dilayani oleh selang yang panjangnya antara 15 sampai 20 meter.
57
2.9.2. Pemasangan pipa di bawah tanah
1. Pipa proses
2. Pipa utilitas
Sistem aliran gravitasi tergantung dari pusat gravitasi, karena itu akibatnya
jalur-jalur perpipaan harus mempunyai slope. Disarankan perbandingan slope-nya
1:100 untuk setiap jalur dibawah tanah.
1. Air jernih termasuk air hujan, air pembersih, air pemadam kebakaran, yang
bisa digunakan, dikumpulkan serta dipisahkan dari minyak yang mungkin
terdapat dalam sistem tersebut atau yang akan menuju ke sistem tersebut.
2. Proses pembuangan, baik pembuangan air, minyak, termasuk pembuangan
dari kantung uap dan pembuangan dari pompa. Pada sistem ini rute
menuju kebagian pemisahan dan hidrokarbonnya biasanya dinetralkan.
3. Kombinasi pembuangan merupakan pengumpulan dari seluruh
pembuangan dengan (utiilitas) sistem perpipaan. Ini harus dialirkan
menuju ketempat pemisahan yang besar untuk membawa dan
mengkombinasikan aliran dalam pemisahan hidrokarbon dari air.
4. Pembuangan kotoran manusia akan dialirkan kesuatu tempat khusus
(septic tank) yang berada di daerah itu.
5. Pembuangan bahan korosi direncanakan sebagai suatu sistem pemisah
pembuangan didalam suatu unit. Disini termasuk acids, amine, karbonats
58
dan lain-lain larutan kimia yang menimbulkan korosi. Pada setiap unit
aliran tersebut akan dikumpulkan pada suatu jalur pipa utama dan dialirkan
ke kolam pembuangan khusus. Setelah itu dari kolam ini akan dipompakan
menuju suatu tempat untuk dinetralisasi. Larutan yang telah dinetralkan
dan masih dapat digunakan, maka akan dipompakan kesuatu tempat
penyimpanan.
Dengan sistem yang begitu luas, sehingga material yang digunakan untuk
kontruksi akan berbeda-beda. Didalam pemilihan bahan harus diperhatikan aliran
apa yang akan melalui pipa tersebut. Didalam pelaksanaan kontruksi perlu juga
dicantumkan jarak elevasi dari permukaan tanah kedalam jalur perpipaan bawah
tanah. Begitu juga ketebalan anti karat, isolasi, selubung atau perlindungan pipa
lainnya. Perhitungan dimensi dari pipa atau elevasi pipa diukur dari dasar pipa
bawah tanah. Aliran dari cairan ditentukan oleh banyak sedikitnya slope suatu
sistem gravitasi dan hubungan ini timbal balik. Para disainer dalam perencanaan
harus mempertimbangkan elevasi dari permukaan masuknya pipa. Selain itu perlu
juga diperhitungkan tempat-tempat mana yang dipasang katup-katup blok.
59
Bahan anti karat ini lebih baik menggunakan pelapis plastik seperti scotch
kote atau plicoflex, karena lebih tahan dari pada pelapis dari aspal atau
residu.
4. Besi tuang pipa air (cast iron water pipe)
Digunakan untuk pembuangan air dengan tekan tertentu.
5. Pipa beton (concrete pipe)
Digunakan untuk pembuangan kotoran air dengan ukuran 24 inci atau
lebih.
6. Pipa baja dilapis semen (concrete lined steel pipe)
Pipa ini digunakan untuk pembuangan kotoran cairan yang korosif serta
mempunyai tekanan diatas kemampuan pipa besi tuang.
7. Duriron pipa
Pipa ini digunakan untuk pembuangan cairan dengan tingkat korosi yang
tinggi. Pipa ini sangat getas seperti gelas, sehingga harus hati-hati dalam
pengangkutan dan pemasangan.
60
2.9.3. Pedoman pelaksanaan
1. Lokasi kabel lisrik dan fasilitas bawah tanah, ukuran dan elevasinya.
2. Jalur masuk dan keluar bangunan (jalur pembuangan) yang dapat diminta
dari data arsitek atau sipil bangunan tersebut.
3. Lokasi dari elevasi pondasi.
4. Lokasi dan elevasi jalur kabel telepon.
61
5. Gardu listrik, telepon dan tonggak-tonggak penghalang lain seandainya
ada.
2. Pipa proses
62
Dari sekin banyaknya besi metal yang digunakan untuk, semua itu dapat
dilihat pada ASTM (american standard testing and material). Sedangkan daya
tahan atau kekuatan pipa dapat dilihat pada ANSI (american national
standards institute).
3. Pipa Flare
Untuk jalur pipa utama flare ini menerima gas buang dari pembuangan
katup-katup relief dan vents maupun dari cabang-cabang jalur gas buang
lainnya. Sebelum dibakar ke flare umumnya jalur ini akan dialirkan dulu ke
knock out drum untuk pemisahan gas dan cairan yang mungkin terdapat serta
mencair dalam perjalanan. Setelah melalui pemisahan cairan yang mungkin
ada pada knock out drum, gas dialirkan ke flare stack. Jarak dari drum ke flare
stack diusahakan sedekat mungkin, untuk mencegah pencairan kembali setelah
melewati drum dan pemisahan benar-benar dapat dilakukan seoptimal
mungkin. Tidak jarang pula pada kilang minyak atas gas bahwa terdapat
beberapa flare dan drum.
Jika terdapat dua drum dan dua jalur pada pipa flare utama yang akan
direncanakan untuk tekanan tinggi dan rendah, sehingga penyetelan katup
relief dapat diatur menurut kebutuhannya, misalnya untuk tekanan 175 psi ke
bawah dialirkan kejalur utama pipa yang bekerja pada tekanan rendah dan
tekanan 175 psi ke atas dialirkan kejalur utama pipa yang bekerja pada
tekanan tinggi. Jalur-jalur dari katup relief sebelum disalurkan kejalur pipa
utama flare harus mempunyai katup buang sendiri yang disalurkan langsung
ke cerobong pembuangan. Sambungan jalur pipa dari katup relief kejalur
utama flare harus dilakukan dari atas kebawah, karena jalur pipa dari katup
relief letaknya harus lebih tinggi dari jalur pipa utama flare.
63
Gambar 2.66. Pipa 450 vertikal dari katup relief
(Raswari, 2009)
Jika pipa flare ini berada di daerah dingin atau bahkan bersalju dapat
dipasang pipa-pipa pemanas uap. Apabila pipa-pipa atau tube pemanas uap
dipasang, perlu juga dipasang kantung-kantung perlengkapan air dan katup
buang airnya. Pemasangan katup pembuangan cairan pada instalasi jalur flare
dapat dilihat pada gambar dibawah. Disitu terlihat bahwa aliran buang dari
katup relief dihubungkan dengan jalur pipa kejalur utama pipa flare.
Sedangkan katup pembuangan cairan (drain) dapat dipasang dan dihubungkan
ke cerobong pembuangan yang dioperasikan secara manual.
64
4. Pipa potong pada katup relief
Jika pembuangan udara atau gas dari katup relief tidak dibuang kesuatu
jalur perpipaan untuk dibakar atau bahkan digunakan, maka dapat juga
dibuang langsung keudara.
Untuk pembuangan gas keudara dari katup relief ini perlu diperhatikan
lokasi dan elevasi katup relief serta aliran gas apa yang akan dibuang.
Sehingga pemasangan jalur pipa buang dari katup relief dapat dipasang
seefektif mungkin.
Pada jalur pipa ini umumnya dipotong 300 atau 450 pada ujung atasnya, hal
ini telah dilakukan dari generasi ke generasi. Pada ujung pipa dipotong karena
kemungkinan untuk mempercepat aliran melewati platform atau bangunan.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini.
Arah untuk pipa buang ini diarahkan ke atas atau ke udara, oleh karena
itu untuk bagian pipa yang terendah dibuatl lubang ¼ inci untuk membuang
air (apabila kemasukan air hujan).
65
2.10. Pembagian Support pada Pipa
Ketika jalur pipa sudah terpasang maka diperlukan support untuk menahan
pipa tersebut. Pipa yang digunakan untuk mengalirkan fluida tentunya akan
memiliki berat, dan berat tersebut tentunya harus di topang oleh support. Tujuan
dari pemasangan support tersebut adalah agar berat yang berasal dari pipa tidak
ditempatkan atau ditumpu pada nozzle, sambungan las ataupun tempat kritikal
lainnya.
Nozzle dan sambungan las tidak di desain untuk menahan berat, beban yang
sangat berat di tumpu pada nozzle akan mengakibatkan lepasnya nozzle dari
bagian equipment atau peralatan.
Support pada pipa tidak hanya berfungsi sebagai menahan berat pipa saja
tetapi masih ada beban lain seperti expansion atau occasional yang perlu di
topang, maka dari itu dibutuhkan pipe support sebagai penahan beban yang ada
pada pipa.
66
2.10.1. Penyangga pembebanan statik
1. Penyangga struktur
Penyangga kaki bebek adalah bentuk penyagga dimana tinggi kaki pipa
maksimum 1,2 meter ditambah panjang yang dibutuhkan sampai garis
67
sumbu. Apabila temperatur lebih dari 1750C, pemasangan kaki bebek ini
harus seizin insinyur bagian perhitungan tegangan.
Penyangga jenis ini menggunakan struktur yang sudah ada, dengan cara
mamasang struktur tambahan berupa kantilever. Profil yang digunakan dapat
berupa profil I, H, L dan C. Disamping itu ada yang menggunakan support
tambahan sebagai pendukung.
68
4. Penyangga pembaringan pipa (pipe sleeper)
69
6. Penyangga pipa rendah (low support)
Penyangga pipa rendah pada umumnya dapat dibuat sendiri dari baja
profil dengan perencanaan bagian departemen perpipaan sendiri. Tinggi
support ini tidak boleh lebih dari 2,5 meter dan bentangan maksimum 1,5
meter. Berikut adalah salah satu contoh gambar jenis support rendah.
70
Gambar 2.75. Penyangga pipa jenis variable spring
(Raswari, 2010)
Penyangga jenis constant spring adalah bentuk spring yang tetap dan
berbeda dari variable spring. Bentuk penyangga ini letaknya tetap pada
elevasi tertentu, sedangkan reaksi penyangga yang dilakukan oleh tangan
yang dihubungkan langsung ke spring seperti variable spring. Berikut ini
adalah salah satu contoh penyangga jenis constant spring.
Sepatu pipa ini digunakan untuk pipa yang mengalirkan aliran panas atau
dingin. Gunanya adalah untuk memperkecil gesekan dan melindungi isolasi
71
dari gesekan terhadap penumpu. Bentuk dan tipe sepatu pipa ini berbeda-
beda menurut kebutuhan.
Bentuk dan tipe penuntun pipa ini terdiri dari beberapa macam. Gunanya
adalah untuk membatasi gerak pipa, baik akibat defleksi pipa atau gaya-gaya
dari luar yang timbul pada pipa. Tujuannya adalah supaya pipa tetap terletak
pada jalur-jalurnya.
72
5. Angker pipa (pipe anchor)
Angker pipa atau anchor atau disebut juga line stop, yang berarti ekspansi
pada pipa bagian ini ditahan. Guna angker pipa adalah untuk menahan
ekspansi pipa serta perhitungan fleksibilitas yang aman untuk jalur tersebut
dan jalur-jalur pipa lainnya serta peralatan yang berhubungan dengannya.
73