Rangkuman BAB 2 Komponen Pipa dan BAB 4 Kode dan Standart Pipa
FATHUR MAULANA
4319218025
Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di tengahnya yang terbuat dari
logam maupun bahan-bahan lain sebagai sarana pengaliran atau transportasi fluida berbentuk
cair, gas maupun udara. Fluida yang mengalir ini memiliki temperature dan tekanan yang
berbeda-beda.
Tubing Tubing adalah benda silindris yang memiliki lubang pada tengahnya untuk mengalirkan
fluida. Tubing berukuran lebih kecil jika dibanding dengan pipa disamping itu tubing lebih
fleksibel dan mudah dibentuk jika dibandingkan dengan pipa. Tubing sering digunakan pada
pipa-pipa alat penukar kalor (shell and tube heat exchanger) dan koneksi instrumen seperti
pemasangan alat ukur suhu, tekanan, s.
Berdasarkan Proses Pembuatan
Berdasarkan cara pembuatannya secara umum kita mengenal 3 jenis pipa besi yaitu :
1. Pipa Baja Seamless (pembuatan pipa tanpa pengelasan) yaitu dibentuk dengan menusuk
batang besi silinder untuk menghasilkan lubang pada diameter dalam pipa.
2. Pipa Baja Welded (pembuatan pipa dengan pengelasan) yaitu dibentuk dengan
pelengkungan plat baja hingga ujung sisinya saling bertemu untuk kemudian dilakukan
pengelasan.
3. Pipa Besi Ductile yaitu dibentuk dengan cara casting sentrifugal logam campuran panas.
A. Pipe Fitting (sambungan pipa) adalah sebuah benda yang dipergunakan untuk menyambung dua
buah pipa atau lebih dan bisa berbentuk elbow,tee,reducer dan lain-lain.
Bahan Fitting
ASTM A234 adalah standard untuk fitting dari bahan Carbon Steel dan Alloy Steel untuk
penggunaan pada temperatur sedang dan tinggi
ASTM A420 adalah standard yang mengatur untuk fitting Carbon Steel dan Alloy Steel tapi
untuk penggunaan pada temperatur rendah
1. Kuningan (Bross) Katup dengan bahan ini digunakan untuk temperatur di bawah 450 0F. Bila
temperatur lebih besar dari 550 0F maka digunakan material perunggu. Biasanya mempunyai
diameter 3 inchi dan tekanan kerja dapat lebih besar dari 330 Pcs.
2. Baja Cor/Tuang Dapat dipakai pada setiap sistem dan untuk semua tekanan/ temperatur.
3.Besi Cor dan Campuran Setengah Baja Dapat digunakan untuk temperatur yang tidak melebihi
4500F. Kecuali jika untuk sistem yang bersangkutan diperlukan bahan lain.
Fitting besi tuang dicakup oleh sejumlah standar ASME dan ANSI / AWWA:
ASME B16.1 Flensa Pipa Besi Cor dan Perlengkapan Berflensa, Kelas 25, 125, 250, dan 800
(Standar ini juga termasuk data baut, mur, dan paking.)
ASME B16.4 Gray Iron Threaded Fittings, Kelas 125 dan 250
ANSI / AWWA C110 / A21.10 Besi Ulet dan Perlengkapan Besi Abu-abu, 3-in through 48-in
(76 mm sampai 6200 mm), untuk Air dan Cairan Lainnya
ANSI / AWWA C115 / A21.15 Perlengkapan Besi Ulet dan Besi Abu-abu, 3-in through 48-in
(76 mm sampai 1200 mm), untuk Air.
ANSI / AWWA C153 / A21.53 Perlengkapan Besi Ulet, 3-in hingga 24-in (76 mm sampai 610
mm) dan 54-in sampai 64-in (1400 mm hingga 1600 mm), untuk Layanan Air
Fitting besi lunak juga diproduksi secara ekstensif. Mereka umumnya dibuat dengan sambungan
ulir. Fitiings ulir besi lunak untuk Kelas 150 dan 300 dan distandarisasi dalam ASME B16.3.
B. Jenis-jenis Fitting
Elbow
Adalah jenis fitting yang dipasangkan pada pipa pada saat pipa akan berubah arah
perjalanannya. Misalnya pipa yang sedang menuju ke arah barat, selanjutya akan berbelok
menuju arah selatan, maka diantara kedua pipa tersebut dipasangkan elbow sebagai
penyambungnya. Perubahan arah tersebut bisa dalam bentuk sudut 45 atau 90.
Umumnya diameter pipa pada sisi masuk akan sama dengan sisi keluar. Namun pada
kasus tertentu bisa saja terjadi perbedaan diameter tersebut dan untuk itu komponen ini
dinamakan dengan Reducing Elbow.
Fitting Tee
Adalah sebuah komponen yang mempunyai tujuan untuk membagi aliran fluida dalam pipa
menjadi dua arah atau sebaliknya menggabungkan dua aliran fluida menjadi satu di dalam pipa
selanjutya.
Berfungsi utama menyambungkan dua pipa atau tube. Desain untuk coupling dan union biasanya
dibuat pendek. Coupling dirancang untuk sebuah koneksi instalasi pipa semi permanen dengan
sambungan pengelasan di tempat, sebagian juga dengan penyambungan dengan mur baut.
Sedangkan untuk union dirancang untuk penyambungan yang mudah dilepas setiap saat.
Reducer
Adalah komponen pipa yang mengalami pengurangan atau penambahan diameter dari kecil ke
yang lebih besar atau sebaliknya. Ada dua jenis reducer yang umum dikenal yaitu tipe eccentric
reducer dan concetric reducer.
C. Penyambungan Fitting
a. Butt Weld (BW)
Digunakan secara luas untuk proses, keperluan umum, dan sebagainya. Cocok untuk pipa dan
fitting berukuran besar, dengan reliabilitas yang tinggi (leak-proof). Prosedur pabrikasinya
adalah dengan menyatukan masing-masing ujung sambungan (bevel), diluruskan (alig), tack eld,
lalu di las kotinu.
• Stub in digunakan untuk membuat cabang langsung dari pipa utama. Cabang berukuran lebih
kecil.
• Sweepolet digunakan untuk membuat percabangan 90o. Umumnya dipakai pada pipa transmisi
dan distribusi (pipe line system).
SW digunakan untuk ukuran kecil di bawah. Ujung pipa dibuat rata lalu didorong masuk ke
dalam fitting, valve, atau flange. Dibadingkan dengan BW, SW memiliki kelebihan dalam hal
penyambungan atau pelurusan yang lebih mudah, terutama untuk ukuran kecil. Tetapi, adanya
sisa jarak 1/6 inc antara pertemuan ujung pipa dan fitting, valve, dan flange dapat menyebabkan
kantung cairan. Penggunaan SW juga dilarang per ASME B1.1.0-1967 jika terdapat erosi atau
korosi cresive.
• Swag Nipples (Plain Both Ends/PBE) digunakan untuk menyambung SW item ke BW pipa
atau fitting berukuran lebih besar
• SW tee dipakai untuk percabangan 90o dari pipa utama. Cabang dapat berukuran lebih kecil
(reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
• Sockolet digunakan untuk membuat percabangan 90o pada pipa utama SW elbowlet
digunakan utuk percabangan tangensial pada suatu elbow
D. Flens (Flange)
Flens (Flange) Pipa sesuai dengan panjangnya dihubungkan dengan flens untuk pipa baja. Flens
baja dibentuk dengan las bubut, ulir atau menambah pipa. Dimana kedua ujung pipa yang akan
disambung dipasang flens kemudian diikat dengan baut (bolt). Flens pipa dikelompokkan
menurut besarnya tekanan yang disesuaikan dengan tekanan kerja maksimum ataupun diatasnya.
Tetapi tekanan kerja maksimum pada uap, udara kompresi, udara/gas, air, minyak dan lain-lain,
instalasi pipa disesuaikan dengan besarnya tekanan dan kondisi fluida. Jenis-jenis flange pipa
bisa dibedakan, antara lain:
b) Jenis flange berdasarkan scedule,misalnya: sch 30,sch 40,sch 80,sch XS (extra strong) dan
lain-lain.
c) Jenis flange berdasarkan tipe face pada pipa,misalnya:type flat face,type raised face dan ring
type joint. d) Jenis flange berdasarkan bentuknya menurut ANSI. 224 Berdaraskan ANSI
(American National Standards Institute), flange dibedakan jenisnya menjadi :
1) Socket Flanges (Flange tipe soket) yaitu flange yang pada sisi terluar terdapat tahanan yang
menyebabkan pipa yang dimasukkan ke dalamnya tidak tembus keluar.
2) Slip On Flanges (Flange tipe slip on) Dalam slip on, flange hanya masuk sebagain, sisi luar
dan dalamnya akan di las. Oleh karena itu diametar inside flange slip on harus lebih besar
daripada diameter outside pipa.
3) Lap Joint Flanges yaitu jenis flange yang bisa diputar posisi lubang bautnya. Jenis flange ini
tidak disarankan untuk pressure yang tinggi.
4) Weldneck Flanges (Flange tipe weldneck) Flange jenis ini biasa dan paling banyak digunakan
dalam sebuah plant,karena sifatnya mudah untuk disambungkan dengan pipa.Selain dapat
digunakan untuk pressure dan temperatur yang rendah,baik juga untuk pressure dan temperature
yang tinggi.
5) Threaded Flanges (Flange tipe Ulir )Seperti namanya, jenis flange ini memiliki tipe
penyambungan mengunakan ulir. Biasanya digunakan untuk system yang sangat rawan
kebakaran kalau mengunakan las.
6) Blind Flanges yaitu flange yang berfungsi untuk menutup aliran, seperti halnya cap dalam
fitting. Jenis flange ini rata, tidak berlubang karena memang berfungsi untuk menutup.
E. Steam Trap
Steam trap, kalo dibahasaindonesiakan artinya jadi perangkap uap air. Sesuai dengan namanya
memang, alat ini berfungsi sebagai tempat terakumulasinya uap air yang terkondensasi dan
selanjutnya secara otomatis mekanis dibuang menuju tangki air umumnya. Penggunaan steam
trap biasanya pada drain line dari suatu sistem, yang mana sistem tersebut hanya sewaktu-waktu
membuang uap yang ada di dalamnya. Gambar berikut adalah bagian-bagian umum pada steam
trap.
Sistem kerjanya simpel saja. Steam trap ini menggunakan sistem pelampung, apabila uap air
terkondensasi di dalamnya, secara otomatis air dalam jumlah tertentu akan membuat pelampung
tersebut terangkat dan mengalirkan air yang ada melewati steam trap tersebut. Sebenarnya steam
trap tidak hanya menggunakan pelampung. Namun jenis ini memang yang paling banyak
digunakan. Jenis lain dari steam trap antara lain temperature steam trap, thermodynamic steam
trap, venturi (orifice) steam trap, dan smart steam trap.
F. Strainer
Strainer digunakan dalam sistem perpipaan untuk melindungi peralatan yang sensitif terhadap
kotoran dan lainnya partikel yang mungkin dibawa oleh fluida. Selama sistem start-up dan
flushing, Strainer dapat ditempatkan di bagian hulu pompa untuk melindunginya dari konstruksi
puing-puing yang mungkin tertinggal di dalam pipa.
G. Expantion Joint
Sambungan ekspansi digunakan dalam sistem perpipaan untuk menyerap ekspansi termal di
mana penggunaan loop ekspansi tidak diinginkan atau tidak praktis. Sambungan ekspansi adalah
tersedia dalam konfigurasi selip, bola, selubung logam, dan selubung karet.
H. Gasket
Gasket juga dapat diartikan sebagai benda yang dipasangkan atau direkatkan pada dua
permukaan objek. Objek tersebut berisi tekanan fluida untuk mencegah terjadinya kebocoran.
Adanya gasket berguna untuk merapatkan kedua benda agar bisa menahan tekanan yang berada
di dalamnya. Hal ini penting dilakukan karena adanya kebocoran cukup berbahaya.
(ASME) adalah salah satu yang terdepan organisasi di dunia yang mengembangkan dan
menerbitkan kode dan standar. ASME membentuk panitia pada tahun 1911 untuk merumuskan
aturan pembangunan ketel uap dan bejana tekan lainnya. ASME telah membentuk lainnya
komite yang mengembangkan banyak kode dan standar lain, seperti ASME B31, Kode untuk
Pipa Bertekanan. Komite ini mengikuti prosedur terakreditasi oleh American National Standards
Institute (ANSI). Dalam pemipaan standar ASME yang digunakan adalah B31.1 (2001), Power
Piping (pemipaan untuk mesin-mesin industri dan aplikasi kelautan). Kode ini meliputi
persyaratan minimum untuk desain, bahan, pembuatan, perakitan, pengujian, dan inspeksi
kekuatan serta alat bantu sistem pemipaan untuk stasiun pembangkit listrik, mesin-mesin
industri, mesin-mesin pemanas dan lain sebagainya. Meliputi pipa eksternal untuk boiler dengan
temperatur dan tekanan tinggi.
Berikut ini adalah cabang dari ASME B31.1 (2001), untuk pemipaan daya.
- B31.2 (1968), Fuel Gas Piping
- B31.3 (2002), Process Piping
Kode ini meliputi desain pabrik kimia, industri perminyakan, kilang pengolahan bahan kimia dan
hidrokarbon, dan pengolahan air & uap. Berisi aturan untuk pipa yang biasanya ditemukan di
kilang minyak bumi, industri kimia, farmasi, tekstil, kertas, semikonduktor dan industri
kriogenik, dan yang terkait dengan industri pemrosesan.
- B31.4 (2002), Pipeline Transportation Systems for Liquid Hydrocarbons and Other
Liquids
Kode ini meliputi persyaratan untuk desain, bahan, konstruksi, perakitan, inspeksi, dan pengujian
pipa yang mengangkut cairan seperti minyak mentah, kondensat, cairan gas alam, bahan bakar
gas cair, karbondioksida, alkohol cair, amonia anhidrat cair, dan produk minyak bumi cair lainya
yang diangkut dari fasilitas (tempat) produksi, tangki, tempat pemrosesan, stasiun/terminal
(transportasi laut, rel, truck) dan tempat penerimaan dan pengiriman yang lain. Pemipaan ini
terdiri dari pipa, belokan, penyambungan, gasket, katup, perangkat pendukung, fitting, dan
bagian perpipaan lainnya.
- B31.5 (2001), Refrigeration Piping and Heat Transfer Components
Kode ini meliputi persyaratan untuk desain, bahan, konstruksi, perakitan, inspeksi, dan
pengujian pipa yang digunakan untuk mengalirkan refrigerant termasuk pengetesan laju
perpindahan panas dari komponen perpipaan hingga suhu -196° C.
- B31.8 (1999), Gas Transmission and Distribution Piping Systems
Kode ini meliputi persyaratan untuk desain, konstruksi, perakitan, inspeksi, pengujian dan dari
segi keselamatan operasi dan perawatan dalam penyaluran dan pemindahan gas. Meliputi
pemipaan, stasiun kompresor, stasiun pengaturan, pengukuran termasuk bagaimana cara
pengangkutan dari stasiun lepas pantai sampai daratan.
2. Kode Tes Kinerja ASME (PTC) awalnya dikenal sebagai Tes Daya
Kode. Kode-kode ini memberikan arahan dan aturan standar untuk melakukan dan melaporkan
pengujian bahan tertentu seperti bahan bakar, peralatan, dan proses atau fungsi terkait dengan
pembangkit listrik. Berikut adalah beberapa Kode Uji Kinerja yang mungkin menarik terkait
perpipaan:
- ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens
Standar ini untuk Kelas 25, 125, dan 250 Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens meliputi:
- ASME / ANSI B16.11 - 2001 - Forged Steel Fittings, Socket-Welding dan Threaded
Standar ini meliputi penilaian, dimensi, toleransi, menandai dan material alat kelengkapan
persyaratan untuk dipalsukan, baik soket-pengelasan dan benang.
- ASME / ANSI B16.14 - 1991 - Ferrous Pipe Plugs, Bushings dan Locknuts dengan Pipa
Threads
Standar ini Ferrous Pipe Plugs, Bushings, dan Pipa Threads Locknuts.
- ASME / ANSI B16.15 - 1985 (R1994) - Pemain Bronze Threaded Fittings
Standar ini berkaitan terutama untuk melemparkan Kelas Kelas 125and threaded 250
perunggu pipa fitting. Syarat tertentu juga berhubungan dengan tempa atau buanglah plugs,
Bushings, kopling, dan topi.
- ASME / ANSI B16.18 - 1984 (R1994) - Pemain Copper Alloy Solder Joint Pressure
Fittings
Standar ini untuk cor paduan tembaga tekanan bersama fitting solder dirancang untuk
digunakan dengan tabung air tembaga.
- ASME / ANSI B16.20 - 1998 - Metallic Gaskets untuk Pipa flensa-Ring-Joint
Spiral-Apakah, dan memakai jas Standar ini meliputi bahan, dimensi, toleransi, dan tanda-
tanda untuk logam bersama cincin gasket, spiral-luka gasket logam, dan logam berjaket
gasket dan pengisi materi. Gasket adalah dimensi ini cocok untuk digunakan dengan flensa
dijelaskan dalam referensi standar mengarah ASME / ANSI B16.5, ASME B16.47, dan API-
6A
- ASME / ANSI B16.21 - 1992 - bukan logam Datar untuk Pipe Flange Gaskets
Standar ini bukan logam datar gasket untuk mengunci sendi dalam pipa flens
- ASME / ANSI B16.22 - 1995 - Tempa Tembaga dan Copper Alloy Solder Joint Pressure
Fittings
Standar menetapkan spesifikasi untuk tempa tempa tembaga dan paduan tembaga, solder-
sendi, mulus fitting, dirancang untuk digunakan dengan tabung tembaga mulus sesuai dengan
ASTM B 88 (air dan sistem pemipaan umum), B 280 (lemari pendingin udara dan
pelayanan), dan B 819 (medis sistem gas), serta alat kelengkapan dimaksudkan untuk dirakit
dengan bahan-bahan solder sesuai dengan ASTM B 32, mematri bahan sesuai dengan AWS
A5.8, atau dengan pipa tapered thread sesuai dengan ASME B1.20.1. Standar ini bersekutu
dengan ASME B16.18, yang mencakup tekanan paduan tembaga cast fitting.
- ASME / ANSI B16.23 - 1992 - Cast Copper Alloy Solder Drainase Bersama
Kelengkapan (DWV)
Standar menetapkan spesifikasi untuk cast pateri tembaga paduan drainase bersama fitting,
dirancang untuk digunakan dalam selokan, sampah, dan ventilasi (DWV) sistem. Fitting ini
dirancang untuk digunakan dengan tabung tembaga mulus sesuai dengan ASTM B 306,
Copper Tube Drainase (DWV), serta alat kelengkapan dimaksudkan untuk dirakit dengan
bahan-bahan solder sesuai dengan ASTM B 32, atau pipa tapered thread sesuai dengan
ASME B1.20.1 . Standar ini bersekutu dengan ASME B16.29.
Pipa, Tube, dan Fitting Lampiran E10, Tabel E10.B1 mencantumkan standar dan spesifikasi
Inggris untuk pipa, tabung, dan alat kelengkapan. Flens, Baut, Mur, dan Gasket
Lampiran E10, Tabel E10.B2 mencantumkan standar dan spesifikasi Inggris untuk flensa, baut,
mur, dan gasket. Katup
Lampiran E10, Tabel E10.B3 mencantumkan standar dan spesifikasi Inggris untuk katup