Anda di halaman 1dari 3

Sambungan Pipa – Jenis-Jenis Dan

Cara Menyambung Pipa

Yang dimaksud dengan sambungan pipa adalah sebuah benda yang dipergunakan


untuk menyambung dua buah pipa atau lebih. Benda ini lebih sering disebut fitting. Dalam
tulisan ini saya lebih membahas mengenai sambungan pipa atau fitting untuk pipa baja.
Dalam proses menyambung pipa baja menggunakan fitting, tentunya akan di pelajari
terlebih dahulu apakah sambungan yang akan dibuat tersebut bersifat tetap dan tidak bisa
dibuka atau sambungan tersebut diinginkan sewaktu-waktu dapat dibuka untuk keperluan
maintenance.
Oleh karena itulah sambungan pipa atau fitting ini secara garis besar terbagi menjadi
2 jenis, adapun jenis jenis sambungan pipa tersebut yaitu:

1. Welded Component yaitu fitting yang digunakan bersifat tetap. Artinya pipa disambung


dengan di las, sehingga sambungannya menjadi tetap dan tidak dapat dibuka. Fitting jenis ini
terbagi lagi menjadi 2, yaitu:
* Butt welded component, proses pengelasannya langsung pada bagian butt dari pipa dan
fitting.
* Socketwelded component, proses pengelasannya dilakukan pada bagian fillet dari
pertemuan antara pipa dan fitting. Hal ini dikarenakan sebelum di las pipa dimasukkan
terlebih dahulu ke bagian socket dari fitting tersebut.

2. Threaded Component atau fitting yang berulir. Dengan menggunakan fitting jenis ini pipa
yang disambung dapat di buka kembali. Dan ini memudahkan untuk proses maintenance.
Adapun macam-macam dari fitting adalah sebagai berikut:

1. Short Radius (SR) atau Long Radius (LR) Elbow 45, 90


2. Short Radius atau Long Radius Return 180
3. Equal Tee
4. Reducing Tee
5. Cap
6. Concentric Reducer
7. Eccentric Reducer
8. Cross
9. Coupling
10. Half Coupling
11. Welding Boss
12. Union
13. Dan lain-lain

Untuk cara menyambung pipa dengan menggunakan sambungan pipa seperti yang


telah dijelaskan diatas, maka terdiri dari dua cara yaitu dengan di las atau disambung dengan
menggunakan fitting yang berulir.
Ukuran Pipa Baja Dan Rumus Menghitung Beratnya
Pipa mempunyai ukuran yang standar, artinya ukuran pipa tetap sama walaupun
pabrik pembuatnya berbeda-beda. Pipa baja banyak digunakan untuk instalasi pemipaan baik
itu di pabrik, industri pertambangan, minyak dan gas, maupun untuk instalasi pipa air bersih
untuk rumah tangga seperti yang di suplai oleh PDAM. Material untuk pipa baja, dalam hal
ini untuk standar industri proses adalah A-106-Gr.B dan juga A-53.
Standar ukuran pipa baja berdasarkan ANSI B36.10 dalam inchi adalah 1/4”, 3/8”,
1/2”, 3/4”, 1”, 1-1/4”, 1-1/2”, 2”, 2-1/2”, 3”, 3-1/2”, 4”, 5”, 6”, 8”, 10”, 12”, 14”, 16”, 18”,
20”, 22”, 24”, 26”, 28”, 30”, 32”, 34”, 36”, 38”, 40”, 42”, 44”, 46”, 48”. Untuk satu batang
pipa di pasaran standar panjangnya yaitu 6000mm (6 meter).
Untuk satu jenis ukuran, pipa memiliki schedule sendiri-sendiri. Masing-masing pipa
dengan schedule tertentu memiliki ukuran tebal dinding yang berbeda-beda. Schedule pipa
yaitu 5S, 5, 10S, 10, 20, 30, 40S, STD, 40, 60, 80S, XS, 80, 100, 120, 140, 160, XXS.
Biasanya toko atau perusahaan penjual pipa selalu memberikan katalog untuk ukuran
pipa dan beratnya. Sehingga kita tidak perlu lagi untuk menghitung manual satu persatu, akan
tetapi tentu saja kita juga harus mengetahui cara untuk menghitung berat pipa apabila
memang kita tidak memiliki buku katalog tersebut. Berikut adalah rumus yang digunakan
untuk menghitung berat pipa besi atau baja.

1. Kita ketahui bahwa Baja memiliki berat jenis  ρ = 7850 kg/m3

2. Rumusan untuk mencari berat suatu benda adalah


m=ρ*V
dimana: m = massa (berat), kg
ρ  =  berat jenis, kg/ m3
V  =  Volume dari benda tersebut, m3

3.Untuk mendapatkan volume dari benda yang akan kita hitung beratnya maka formulanya
adalah luas area penampang dikalikan dengan panjang benda tersebut.
V=A*L
dimana:  A = luas area penampang, m2
L = panjang, m
Pipa memiliki penampang yang berbentuk lingkaran , maka rumus area untuk lingkaran
adalah:
A = (π*D2 ) / 4
Dimana:               π = 3.14 (koefisien tetap)
D = diameter, m
Karena dalam hal ini pipa memiliki dimensi diameter luar (OD) dan diameter dalam (ID),
maka rumus untuk luas area penampangnya adalah:
A = ((π*OD2 ) / 4) – ((π *ID2 ) / 4)
Maka Volume untuk pipa dapat dicari dengan rumus:
V = (((π*OD2 ) / 4) – ((π *ID2 ) / 4)) * L

5. Setelah kita ketahui rumus untuk mendapatkan harga dari volume satu buah pipa dengan
panjang tertentu, maka dapat kita masukkan rumus volume pipa ke dalam rumus berat.
Sehingga kita dapatkan rumus yang langsung bisa kita gunakan untuk menghitung berat
daripada pipa yang ingin kita hitung beratnya.
Rumus tersebut yaitu:
m = ρ * ((((π*OD2 ) / 4) – ((π *ID2 ) / 4)) * L)
Berikut ini kita ambil contoh untuk menghitung berat satu batang pipa 2” Sch 40.
Parameter yang bisa kita ketahui adalah :
Satu batang pipa, L = 6000 mm = 6 m
Pipa 2” Sch 40, memiliki:
OD = 60.3 mm = 0.0603 m
ID = 52.3 mm = 0.0523 m
Berat jenis pipa baja, ρ = 7850 kg/m3
Dari parameter yang telah kita ketahui tersebut, maka langsung saja kita input ke dalam
rumus berat pipa baja:
m = ρ * ((((π*OD2 ) / 4) – ((π *ID2 ) / 4)) * L)
m = 7850 * (((π*0.06032 ) / 4) – ((π *0.05232 ) / 4)) * 6)
m = 33.323 kg
Maka kita dapatkan berat untuk pipa 2” Sch 40 panjang 6 meter adalah 33.323 kg.

Anda mungkin juga menyukai