TINJAUAN PUSTAKA
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
pipa tunggal sederhana sampai sistem bercabang yang sangat kompleks. Contoh
sistem perpipaan adalah sistem distribusi air bersih pada gedung atau kota, sistem
sambungan dan sebagainya, sehingga pipa yang diproduksi dari berbagai pabrikan
industri dapat dirakit dengan tepat baik pada fitting, flange, valve dan
diameter, ketebalan dan panjang pipa, serta spesifikasi bahan material pipa.
material pipa adalah dikaitkan dengan operasionalnya yaitu fluida, tekanan dan
suhunya.
a. Material pipa
Pipa dapat dibuat dari bahan logam dan ada juga bahan bukan logam
contoh : Pipa Carbon Steel, Pipa Cast Iron, Pipa Alloy Steel,
las listrik.
Electric Resistance Welded (ERW): pipa dengan sambungan las
Seamless Pipe
Electric Fusion
Welded Pipe
Electric Welded
Pipe (Double
Welded Joint)
c. Spesifikasi Pipa
1. Dimensi Pipa
Schedule
Sch 10, Sch 20, Sch 30, Sch 40, Sch 60, Sch 80, Sch 100, Sch 100,
Sch 120,
Sch 140, Sch 160. Dimana semakin besar Sch Number maka semakin
internasional, seperti :
AS : Australian Standard
itu: lurus, berbelok, bercabang, perubahan diameter maupun untuk menutup aliran
fluida dan lain sebagainya sesuai dengan tipe, ukuran, dan masing-masing
penggunaannya.
memasang fitting rencanakan dahulu pipa tersebut bersifat tetap dan tidak bisa
Bahan besi tuang : bell and spigot dengan berbagai jenis sambungan
macam, seperti :
Elbow
adalah untuk 180o, 90o, 45o. ELL 180o biasa disebut dengan return
bend, Semua butt weld ell dibuat dengan ujung yang bevel.
Tee
Reducer
eccentric reducer.
Coupling
Cap
Stup End
digunakan sama seperti cap untuk menutup bagian ujung pipa, hanya
dua ujung pipa ataupun untuk menyambukan pipa ke unit lainnya tergantung
fungsinya. Flange banyak jenisnya dan tergantung pada dimensi ukuran, fungsi
atau penyambung antara pipa dengan peralatan dengan diperlukan pipe fitting.
Kedua ujung pipa yang sudah dipasang flange dan antara flange diisikan
gasket yang berfungsi sebagai perapat kemudian diikat dengan mur-baut yang
las.
a. Macam-macam flange
1. Screwed flange
dengan pipa yang berulir. Flange dibuat kedap dengan pipa yaitu
flange yang ke pipa, agar tidak bocor melalui ulir. Antara permukaan
sesuai dengan namanya flange ini dibuat dengan ujung tirus dan
3. Slip on flange
dengan ukuran diameter luar pipanya dan bila dipasangkan pada pipa
karbon tempa untuk flange dan baja tahan karat untuk stubend,
ujung pipa dan mengikatnya dengan single weld flange ini umumnya
6. Blind Flange
Jenis flange ini digunakan untuk menutup ujung pipa dan kedepan
b. Pemilihan flange
Ada tujuh kelas tekanan dari flange, yaitu: kelas 150 lbs, 300 lbs, 400
lbs, 600 lbs, 900 lbs, 1500 lbs dan 2500 lbs, dan masing-masing kelas
nya semakin tebal dan jumlah pengikatnya (bolt and nut) banyak
jalur perpipaan. Valve dibuat presisi dari ukuran kecil hingga besar.Bermacam-
Ada beberapa tipe valve yang umum dipakai antara lain: gate valve,ball
valve, plug valve, diaphragm valve, globe valve, butterfly valve, needle valve,
check valve, lift chec valve, safety valve. Valve didesain dan dikelompokan sesuai
dengan kelas tekanan dan dipasang pada system perpipaan yang memiliki kelas
tekanan yang sama juga. Beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan valve, antara lain: suhu, tekanan, fluida, dan kapasitas alirnya.
a. Macam-macam Valve
banyak dipakai dan dapat disebut sebagai tipe valve umum. Disamping
itu setiap pabrikan valve membuat banyak tipe valve yang lain dengan
untuk hal hal yang khusus dan direncanakan serta dipatenkan oleh
tersebut.
1. Gate valve
Gate valve dipakai luas pada industri migas, hal ini disebabkan
penuh-tutup penuh) hal ini hanya bisa dilayani oleh jenis gate valve.
Gate valve dioperasikan dengan bukaan yang lebar sehingga aliran
valve tidak dapat dioperasikan seperti globe valve, hal ini akan
kebocoran.
2. Globe valve
Bodi valve cukup besar, cukup seluruh luasan membuka bila valve
globe valve membuat dua putaran seperti huruf “S” sehingga rugi
rugi tekanan cukup besar dan hal merupakan suatu kerugian dari
disain.
adalah lebih efisien untuk mengontrol aliran fluida dan juga untuk
kecil dan kerapatannya lebih terjamin karena jarak disk dengan seat
relatip dekat dan saling kontak.
3. Butterfly valve
ekonomis.
Bila disknya dibuka penuh maka arah alirannya lurus dan rugi rugi
dipakai untuk servis operasi dari rendah sampai tinggi dengan rating
suhunya 1500 oF dan tekanannya 1200 psi, jenis fluida yang dilayani
4. Diaphragma valve
packing, tida ada seat, disk dan tidak ada material logam yang saling
dengan aliran yang fluktuatif dan fluida korosif. Ada dua macam
jenis diaphragma valve yaitu: weir type dan straight through type.
5. Plug valve
Plug valve ada dua macam yaitu lubricated dan non lubricated plug
terbatas dan lebih kedap saat ditutup bila dibandingkan dengan gate
kotor/slurry.
6. Ball valve
sesuai untuk servis fluida yang kental dan kotor namun ada beberapa
7. Check valve
Check valve memiliki fungsi mencegah atau men check aliran balik
dari fluida cair atau gas dalam sistem perpipaan. Juga dikenal
sebagai return valve. Tidak seperti pada gatevalve dan globe valve,
valve didesain dengan swinging flap (swing check valve) atau dengan
rising disk (lift check valve), yang beroperasi hanya bila ada aliran
melalui valve.
8. Safety valve
Valve dan Vacuum Relief Valve. Valve valve ini merupakan bagian
melebihi set pressure dari pegas, valve akan membuka dan tetap
outlet relief valve biasanya lebih besar dari pada inlet nya. Karena
itu tekanan pada sisi outletnya lebih rendah dari pada sisi inletnya.
Gambar 2.5 Contoh Macam-macam Valve
b. Standar Valve
lbs, 400 lbs, 600 lbs, 900 lbs, 1500 lbs dan 2500 lbs.
S : Steam,
SP : Steam Pressure,
WP : Working Pressure,
hubungan antara flange dengan flange. Bolt and nut terdiri dari berbagai ukuran
Ada dua macam Bolt and Nut, yaitu: machine bolt dan stud bolt yang
Machine bolt and nut, adalah suatu baut pengikat yang mempunyai
karbon.
Stud bolt and nut, adalah suatu baut pengikat pada bagian kedua
Ada dua jenis stud bolt yaitu stud bolt berulir terus sepanjang
material stud bolt antara lain ASTM A193 Gr B7 terbuat dari bahan
studs yang digunakan merupakan terbuat dari material low carbon steel.
2.1.6 Gasket
Fungsi gasket antara lain untuk perapat antara sambungan flange sehingga
tidak terjadi kebocoran fluida. Ditinjau dari bahannya, gasket ada dua macam
yaitu: gasket logam menurut standard ANSI B 16-10 dan gasket bukan logam
menurut standard B 16-21. Pemakaian dari jenis bahan gasket tergantung dari
service berbentuk liquid akan mengacu pada standar ASME B31.4 tentang
“Pipeline Transportation for Liquid and Slurries” dan beberapa standar dan
parameter yang akan mempengaruhi nilai dari diameter ekonomis yaitu kapasitas
fluida, specific gravity dan viskositas fluida. Formula perhitungan dalam motode
Keterangan :
Dalam perhitungan tebal dinding pipa untuk pipa transport dengan fluida
service liquid, berdasarkan ASME B31.4 dapat ditentukan dengan rumus :3:18)
Pd D o
t m= ................................................................................................(2.2)
2 FE S y
Keterangan :
tm = Tebal minimum yang diizinkan, inchi;
t req =t m+ CA ................................................................................................(2.3)
Keterangan :
tebal pipa akan disesuainkan dengan yang ada di pasaran dengan rumus :
Pada saat pipa beroperasi, pipa akan mengalami tegangan yang disebabkan
oleh beberapa faktor yang terjadi pada bagian luar maupun dalam pipa. Untuk
Untuk sistem perpipaan offshore, hoop stress karena adanya beda tekanan
antara external pressure dan internal pressure yang diijinkan dapat dihitung
Sh ≤ F 1 ( S y ) ..................................................................................................(2.5)
D
Sh= ( Pi−Pe ) , (untuk nilai D/t ≥ 20)......................................................(2.6)
2t
D−t
Sh= ( Pi−Pe ) , (untuk nilai D/t < 30)..................................................(2.7)
2t
Keterangan :
Untuk sistem pipeline lepas pantai, tegangan ijin akibat longitudinal stress
|S L|≤ F2 ( S y ) ................................................................................................(2.8)
Untuk sistem pipeline lepas pantai, tegangan ijin akibat combined stress
2 [ √( S L Sh 2 2
2 ) ]
+ S t ≤ F 3 ( S y ) .........................................................................(2.10)
Mt
St = .....................................................................................................(2.11)
2Z
Keterangan :
benda dengan tujuan dekoratif maupun untuk melindungi benda tersebut dari
perlindungan pertama dari korosi. Coating ini diaplikasikan untuk struktur bawah
tanah, transisi pipa yang keluar dari tanah menuju permukaan dan untuk struktur
jenis yaitu coating yang dapat digunakan untuk struktur bawah tanah, daerah
transisi, permukaan tanah, atmospheric coating, internal coating dan lining. Untuk
coating struktur bawah tanah (underground coating) yang tertanam maupun yang
terendam dalam air dimana sangat sulit untuk melakukan maintenance, maka
diperlukan perlindungan yang cukup. Penggunaan coating jenis cat yang tipis
tidak direkomendasikan, diperlukan coating yang lebih tebal. Efek dari Handling,
construction, kontak dengan batu, tekanan dari tanah, ketahanan material dan lain-
lain yang dapat merusak coating perlu dipertimbangkan, tidak ada coating yang
bisa 100 % melindungi pipa, karena itu untuk perlindungan pipa terhadap korosi
macam :
1. Polyolefin coating (3-layer PE and 3-layer PP)
External coating jenis ini merupakan coating yang terdiri dari 3 layer
(lapisan). Layer pertama adalah lapisan epoxy (bisa berupa liquid atau
powder), lapisan ini memiliki fungsi untuk menghambat laju korosi yang
mungkin akan terjadi pada permukaan luar pipa. Lapisan kedua adalah
adhesive layer, fungsi lapisan ini adalah sebagai perekat antara lapisan
jenis ini biasanya digunakan untuk pipa bawah tanah dan pipa offshore.
hanya menggunakan lapisan epoxy saja. Coating jenis ini hanya memiliki
fungsi untuk melindungi pipa dari cacat korosi dan tidak mementingkan
mechanical damage yang dapat terjadi dari luar pipa. Biasanya coating
saat pipa akan dipasang di lapangan. Untuk tipe dan jenis dari field joint
Untuk polyethylene coating ini hampir sama dengan coating jenis 2LPE
lapisan seperti asphalt, rubber, hot melt dan sejenisnya sebagai lapisan
berfungsi untuk melindungi lapisan coating dalam dan pipa dari benturan
External concrete coating adalah jenis coating yang digunakan untuk pipa
bawah laut (offshore) yang fungsinya sebagai pemberat pipa agar pipa
Dalam perhitungan beban yang akan diterima pipa, atau biasa disebut
downward force yang termasuk dalam beban terdistribusi merata per satuan
panjang adalah fluida dalam pipa dan berat pipa sendiri. Dalam proses analisis
π
W pipa = ( D 2− Dip2 ) ρ pipa g .....................................................................(2.13)
4 op
Berat coating :
π
W cot = ( D oc 2−D ic 2) ρcot g ........................................................................(2.14)
4
Keterangan :
Seperti yang telah dibahas pada Hukum Archimedes, semua benda yang
berada di dalam air akan mengalami gaya apung (buoyancy) atau upward force.
Adapun bunyi Hukum Archimedes adalah: “Benda yang tercelup ke dalam zat cair
akan mengalami gaya angkat yang besarnya setara dengan berat volume zat cair
yang dipindahkan”.
dilakukan di daerah tergenang air, seperti daerah sungai, rawa, maupun daerah
yang kedalaman airnya cukup tinggi, ketika kondisi ini terjadi dan tidak dapat
terjadi harus dipertimbangkan. Buoyancy yang terjadi pada pipa dipengaruhi oleh
berat pipa, volume fluida yang dipindahkan oleh pipa, berat cairan yang dibawa
oleh pipa, dan berat dari material backfill. Namun pada penerapannya, pipa
diasumsikan dalam keadaan kosong, hal ini ditujukan supaya berat fluida yang
dialirkan oleh pipa dapat dijadikan safety factor tambahan serta untuk
proyek. Suatu desain yang optimal haruslah menggunakan SF yang sesuai dengan
pekerjaan dan kondisi lapangan. Untuk menghitung besarnya safety factor yang
Downward Force W T
SF= = , dimana ....................................................(2.15)
Upward Force FB
π
F B= (D 2) ρ
4 o seawater
∙ g ..............................................................................(2.16)
Keterangan :
SF = Safety factor;
ASME B31.1 telah dibahas beberapa saran maksimum jarak support dengan
operasi maksimum. Untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 3.1.
0,4 × Z × S h
L=
√ Wt
......................................................................................(2.17)
∆×E×I
L= 4
√ 13,5× W t
.........................................................................................(2.18)
Keterangan :
pipa bawah laut (offshore) yang fungsinya sebagai pemberat pipa agar pipa tetap
berada pada posisinya di dasar laut dengan memberikan buoyancy negatif untuk
medan.
Keterangan :
perhitungan safety factor gaya apung pipa kembali dengan menambahkan berat
Pada konstruksi pipa lepas pantai gelombang air laut pasti akan
pipa dari posisi awalnya. Pergeseran ini dipengaruhi oleh dua gaya yaitu gaya
Gaya drag merupakan gaya hambat yang arahnya searah horizontal dari
sumbu pipa. Gaya ini disebabkan karena adanya gesekan arus laut dengan
permukaan dari pipa. Hal ini dapat menyebabkan pergeseral posisi pipa searah
horizontal dari sumbunya. Sedangkan untuk gaya inersia adalah gaya yang
menunjukkan ketahanan alami suatu benda terhadap suatu perubahan yang ada
w
F D =C D AU |U | ..................................................................................(2.21)
2g
w δU
F I =C m V .......................................................................................(2.22)
g δt
Keterangan :
F = Gaya akibat gelombang laut, lb/ft;
CD = Koefisien drag;
Cm = Koefisien inersia;
δU
= Percepatan air laut, ft/s2.
δt
hasil analisis berupa stres yang terjadi, beban, dan pergeseran terhadap sistem
konstruksi perpipaan.
yang terjadi akibat beban statik maupun dinamik pada pipa karena adanya
massa/berat, tekanan dan temperature fluida di dalam pipa. Analisis ini dilakukan
menggunakan software CAEASAR II 2018 dengan tujuan agar sistem yang telah
sistem perpipaan tersebut dapat beroperasi dengan optimal sesuai dengan yang
equipment.
perpipaan tersebut.
keuntungan.
a. Market analysis;
b. Material supply;
c. Biaya investasi;
Dari keempat variabel diatas tadi kemudia dilakukan analisis ekonomi yang
dilanjutkan dengan metode Nett Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Pay Out Time (POT), dan Rate of Return (ROR) untuk menentukan suatu
ini adalah forecasting demand dan penentuan harga jual produk yang
dihasilkan.
b. Material supply
Hasil dari analisa supply material ini adalah forecasting untuk supply
selama masa operasi sistem jaringan transmisi ini, estimasi harga dari
c. Biaya investasi
untuk membuat suatu projek dari awal projek tersebut hingga projek
sebagai berikut :
jaringan pipa transmisi, biaya produksi ini meliputi biaya material, biaya
lain-lain.
$
ROR=
Total Profit ( year ) 100 %
.............................(2.23)
total capital investment ( $ )
Diharapkan harga POT sekecil mungkin, karena makin kecil POT maka
¿ Capital ( $ )
POT =
$ ................................................(2.24)
Total Profit ( )
year
dan besarnya nilai penerimaan atau modal yang terjadi berada pada
atau biaya pada keadaan break even dapat dihitung dengan mengetahui
data biaya dan harga jual produk. Untuk menghitung BEP dapat
FC
BEP ( produksi )= .......................................................(2.25)
Pr−VC
FC
BEP ( sales )=
VC ...............................................................(2.26)
1−
Sa
Keterangan :
FC = Fixed cost
VC = Variable cost
Sa = Sales volume
Break even point terjadi apabila nilai profit sama dengan nol, sehingga
maka besarnya investasi dan keuntungan per tahun selama umur proyek
dilihat dari harga present value. Semakin tinggi harga NPV, maka
harga NPV = Nol. Proyek menguntungkan jika harga IRR lebih besar
rate of return.
DAFTAR PUSTAKA