Anda di halaman 1dari 7

UJI AKURASI KEBUNTINGAN PADA KAMBING

MENGGUNAKAN ULTRASONOGRAPHY

MEILINDA WARDANI*, SUYADI**, NURYADI**


*
Mahasiswa Strata Satu Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang
**
DosenFakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang

Corespondence address: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 1,


Malang, Indonesia 65145. Telepon: +62341553513, Fax: +6234’1584727. Email:
fapetub@ub.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas USG
dalam mendeteksi kebuntingan, sehingga dapat menekan biaya produksi.
Penelitian menggunakan kambing betina jenis PE yang dikawinkan secara alami
sebanyak 44 ekor dan IB sebanyak 36 ekor dengan menggunakan pejantan dan semen
jenis Boer. Alat yang digunakan berupa alat USG untuk ternak, yaitu “Draminsky
Ultrasound Scaner” dengan probe transducer 5 MHz, image mode berupa B-mode yang
akan di-display pada LCD dengan ukuran 6,4 inch.Hasil pemeriksaan pada 44 ekor
ternak yang dikawinkan secara alami, sebanyak 25 ekor didiagnosa positif bunting dan
sisanya (19 ekor) dinyatakan negatif. Tetapi dari 25 ekor yang positif, hanya 19 ekor
yang beranak dan 6 ekor lainnya tidak beranak. Kesalahan diagnosis juga terjadi pada
ternak yang didiagnosis negatif. Dari 19 ekor yang dinyatakan negatif bunting, 5
diantaranya ternyata beranak.Hasil pemeriksaan pada 36 ekor kambing betina yang di-
IB menunjukkan bahwa terdapat 9 ekor yang positif dan seluruhnya beranak.
Sedangkan dari 27 ekor yang didiagnosis negatif, terdapat 7 ekor yang beranak. Pada
pemeriksaan hasil IB, tidak ada ternak yang didiagnosis positif tetapi tidak beranak,
ternak yang didiagnosis positif, seluruhnya beranak. Akurasi, sensitivitas dan
spesifisitas untuk kambing yang dikawinkan secara alami berturut turut adalah 0.56,
0.76, 0.73 sedangkan yang dikawinkan secara IB berturut-turut adalah 0.44, 0.56, 1.
Tingkat akurasi dan sensitivitas pada ternak yang dikawinkan secara alami lebih
besar daripada IB, sedangkan sebaliknya spesifisitas pada ternak yang dikawinkan
secara alami lebih rendah dari hasil IB. Penggunaan USG sebagai alat diagnosis
kebuntingan secara dini dinilai sangat efisien untuk peternakan skala besar yang
membutuhkan hasil diagnosa yang cepat dan akurat.

ABSTRACT

The aim of this research was to determine the effectiveness of ultrasound in


detecting pregnancy, so as to reduce the cost of production using ultrasound.
Forty-four PE does were naturally mated and thirty-three were mated in AI with
Boer buck. The “Draminsky Ultrasound Scaner” with 5 MHz probe transducer, and B-
mode image mode was used to scan the animals. Twenty-five natural-mating goats were
diagnosed positive pregnant, but only nineteen birth and six goats didn’t and the others
(nineteen goats) were negative. All of nine AI mating goats that diagnosed positive
pregnant were birth, and seven of twenty-seven that diagnosed negative were birth.
Accuracy, sensitivity and specificity of natural mating goats respctively are 0.56, 0.76,
0.73 and for AI mating goats are 0.44, 0.56, 1.
The summary of research are the accuracy and sensitivity of the naturally mated
does bigger than AI, while the opposite specificity in does naturally mated lower than
the AI. The use of ultrasound as a diagnostic tool in early pregnancy is considered very
efficient for large-scale farms that need results fast and accurate diagnosis.

PENDAHULUAN Real-time usg merupakan alat


yang efisien, dapat dipercaya dan tidak
Deteksi kebuntingan merupakan memakan banyak waktu dalam
satu hal penting yang harus dilakukan mendiagnosis kebuntingan
peternak setelah ternak dikawinkan. (Abdelghafar et al., 2010). Akurasi dari
Deteksi kebuntingan dini bertujuan agar pemeriksaan kebuntingan menggunakan
peternak tahu apa yang harus dilakukan, usg adalah 100% dalam kasus positif
jika ternak tersebut bunting maka ternak dan negatif. Selain itu, USG juga dapat
tersebut tidak dikawinkan, akan tetapi digunakan untuk menentuka jumlah
apabila ternak tersebut tidak bunting fetus. Akurasi USG dalam menentukan
maka harus dikawinkan kembali. Hal fetus single, kembar dua dan kembar
tersebut dimaksudkan agar biaya untuk tiga adalah 88,2; 77,7; dan 50%
breeding dapat ditekan sehingga dapat (Abdelghafar, R. M, et al., 2007).
membantu manajemen ternak secara Presentase dan akurasi penggunaan
ekonomis. USG dalam pemeriksaan kebuntingan
Deteksi kebuntingan yang biasa pada domba adalah masing-masing
dilakukan antara lain adalah dengan 95,5% dan 100% pada kasus positif
cara melihat ternak secara langsung. (Amer ,2008).
Metode ini dianggap kurang efisien Dari kajian diatas, maka peneliti
karena hanya bisa dilakukan setelah mengasumsikan bahwa pengguaan USG
kebuntingan mencapai usia tertentu. dalam mendeteksi kebuntingan dini
Selain itu, pemeriksaan hormon juga pada ternak yang telah dikawinkan lebih
merupakan cara lain untuk mendeteksi efektif dan akurat, sehingga dapat
kebuntingan pada ternak. Tetapi metode menekan biaya produksi.
ini memelukan waktu yang lebih lama.
Metode pemeriksaan dengan MATERI DAN METODE
Ultrasonography (USG) dapat
mendeteksi secara dini kebuntingan Lokasi dan Pemeliharaan Ternak
pada ternak serta hanya membutuhkan Kambing
waktu singkat untuk mengetahui Penelitian menggunakan
hasilnya. kambing betina jenis PE yang
Penelitian yang dilakukan oleh dikawinkan secara alami sebanyak 44
Barr (1990) pada kucing dan anjing, ekor dan IB sebanyak 36 ekor dengan
kebuntingan pada hewan kecil dapat menggunakan pejantan dan semen jenis
didiagnosa menggunakan USG pada Boer yang beranak pada bulan Februari
umur kebuntingan 32-35 hari. Tetapi, hingga Juni tahun 2012. Kambing
penelitian pada babi dapat dilakukan dipelihara di kandang panggung dan
pada usia kebuntingan mulai 18 hari. diberikan pakan berupa rumput gajah
Pada penelitian yang menggunakan usia yang dicacah. Lokasi pemeliharaan
18, 19, 20, 21 dan 24 tersebut berada 700 – 850 m dpl. Dengan suhu
menunjukkan bahwa semakin tua usia rata-rata 26-27 °C dan kelembaban
kebuntingan maka tingkat akurasi, udara berkisar 74– 82%.
sensitivitas dan spesifisitas juga
semakin tinggi (Flower, 1999).
Materi dan Metode Penelitian kembali setelah hari ke-60 pasca
Alat yang digunakan berupa alat perkawinan pertama.
USG untuk ternak, yaitu “Draminsky
Ultrasound Scaner” (Polandia) dengan Pelaksanaan USG
probe transducer 5 MHz, image mode Pemeriksaan dimulai dengan
berupa B-mode yang akan di-display mendata ternak yang akan diperiksa,
pada LCD dengan ukuran 6,4 inch. baik yang berusia 30 atau 45 hari, baik
Metode yang digunakan dalam yang dikawinkan secara alami atau IB.
penelitian ini adalah metode survey Setelah ternak yang diperiksa diketahui,
dengan teknik study kasus. Survey dilakukan persiapan alat untuk
dilakukan dengan cara mengamati mendeteksi kebuntingan ternak tersebut.
penggunaan USG pada kambing di Persiapan alat dimulai dengan
lokasi penelitian serta melihat pemasangan baterai NiMH 12V, 3.8Ah
penampilan kambing yang bunting pada di bagian belakang layar display.
USG. Setelah baterai terpasang, barulah
dipasang kabel yang menghubungkan
Pengambilan Data Penelitian layar dan baterai. Alat di-setting dengan
Penelitian ini menggunakan data pengaturan B-mode dan frekuensi 5.0
sekunder yang diperoleh dari catatan MHz. Kemudian dilakukan pemasangan
atau recording yang berkaitan dari kabel probe pada layar.
parameter yang diamati yang sudah Pemeriksaan dilakukan pada
resmi disimpan oleh CV. Agriranch. ternak yang sudah didata sebagai ternak
Pengambilan data sekunder dilakukan yang berstatus bunting. Pemeriksaan
pada kambing yang telah dikawinkan dilakukan pada daerah abdominal,
dengan perhitungan 30 hari hingga 60 diantara kaki belakang, di depan
hari setelah dilakukan perkawinan. ambing. Sebelum probe ditempelkan
Hasil pemeriksaan nantinya adalah pada tubuh ternak, kepala probe diberi
sebagai berikut : gel terlebih dahulu agar daerah uterus
1. Diagnosa true positive, yaitu dapat terlihat. Pemeriksaan dilakukan
diagnosa positif dan ternak secara hati-hati untuk meminimalisasi
melahirkan. kesalahan diagnosis. Waktu yang
2. Diagnosa false positive, digunakan untuk memeriksa satu ekor
yaitu diagnosa positif tetapi ternak adalah sekitar 5-10 menit
ternak tidak melahirkan. tergantung penampakan yang terlihat di
3. Diagnosa true negative, layar, apabila penampakan meragukan
yaitu diagnosa awal negatif akan dilakukan pemeriksaan kembali
dan ternak tidak melahirkan. hingga hasil yang didapat meyakinkan.
4. Diagnosa false negative, Penampakan pada layar ditampilkan
yaitu diagnosa negatif tetapi dalam sudut 900.
ternak tersebut melahirkan.
Pemeriksaan dilakukan pada Analisis dan Interpretasi Data
hari ke-30 dan 45 setelah perkawinan. Diagnosis negatif pada gambar
Ternak yang positif pada pemeriksaan yang kurang jelas dilakukan untuk
30 hari, tidak menjalani pemeriksaan mengantisispasi terjadinya kesalahan
kembali pada hari ke-45. Sedangkan diagnosis false positive, karena peternak
jika ternak tersebut dinyatakan negatif, menganggap kerugian false negative
maka dilakukan pemeriksaan kembali lebih kecil dari false positive. Jika
pada hari ke-45. Ternak yang ternak yang didiagnosis positif ternyata
dinyatakan negatif akan dikawinkan tidak bunting, kemungkinan yang
terjadi adalah efisiensi reproduksi negatif bunting, 5 diantaranya ternyata
kurang optimal. beranak.
Hasil pemeriksaan pada 36 ekor
HASIL DAN PEMBAHASAN kambing betina yang di-IB
menunjukkan bahwa terdapat 9 ekor
Dari hasil pemeriksaan pada 44 yang positif dan seluruhnya beranak.
ekor ternak yang dikawinkan secara Sedangkan dari 27 ekor yang
alami, sebanyak 25 ekor didiagnosa didiagnosis negatif, terdapat 7 ekor
positif bunting dan sisanya (19 ekor) yang beranak. Pada pemeriksaan hasil
dinyatakan negatif. Tetapi dari 25 ekor IB, tidak ada ternak yang didiagnosis
yang positif, hanya 19 ekor yang positif tetapi tidak beranak, ternak yang
beranak dan 6 ekor lainnya tidak didiagnosis positif, seluruhnya beranak.
beranak. Kesalahan diagnosis juga Tabel 1. menunjukkan hasil
terjadi pada ternak yang didiagnosis pemeriksaan pada 80 ekor kambing di
negatif. Dari 19 ekor yang dinyatakan lokasi penelitian.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Pada 80 Ekor Kambing di Lokasi Penelitian.


Perkawinan True False True False Total
positive positive negative negetive
ekor % ekor % ekor % ekor % ekor %
Alami 19 23,7 6 7,5 14 17,5 5 6,2 44 55
IB 9 11,2 0 0 20 25 7 8,7 36 45
Jumlah 28 34,9 6 7,5 34 42,5 12 14,9 80 100

Selain itu, dari tabel juga dapat


dilihat persentase kebuntingan antara
perkawinan alami dan IB. Persentase
true positive pada perkawinan alami
lebih besar daripada perkawinan secara
IB, begitu pula pada false positive.
Tetapi, pada true negative dan false
negative, persentase pada perkawinan
secara IB lebih tinggi daripada
perkawinan secara alami.
Kesalahan diagnosis pada
kebuntingan ternak bisa terjadi karena Gambar 1. Hasil pemeriksaan
beberapa hal. Menurut true positive
Youngquist(2003) dalam Lestari(2006), (a) Fetus, (b) Amnion, (c) Uterus
diperlukan operator yang terlatih untuk
dapat menginterpretasikan gambar yang Pada Gambar 1. merupakan
muncul pada monitor. Selain itu, sebuah hasil pemeriksaan positif. Fetus terlihat
diagnosis kehamilan false positive jelas pada gambar hasil pemeriksaan
selama periode ini dapat disebabkan (a). Warna hitam pada gambar (b)
oleh Hydrometra (Dawson, 1999). merupakan anechoic atau menunjukkan
Berikut ini adalah gambar hasil adanya cairan. Cairan tersebut dapat
pemeriksaan USG pada kambing : diartikan sebagai cairan amnion yang
terdapat di dalam uterus (c).
Gambar 2. Hasil pemeriksaan Gambar 4. Hasil pemeriksaan
false positive false negative
(a) Hydrometra, (b) Uterus (a) Hyperecoic, (b) Hydrometra,
(c) Uterus
Hasil pemeriksaan diduga
sebagai positif, tetapi sebenarnya Pada Gambar 4. terdapat
negatif. Kesalahan diagnosis dapat hyperecoic yang kurang jelas bentuknya
diakibatkan terlihatnya warna putih (a) di dalam rongga uterus yang
pada Gambar 2. Tetapi tidak terdapat dikelilingi cairan (b). Hasil pemeriksaan
warna hitam yang menunjukkan adanya tersebut dikatakan negatif bunting
cairan amnion. Warna hitam (a) karena gambar kurang jelas, tetapi
kemungkinan adalah hydrometra ternak yang diperiksa ternyata bunting.
(Dawson, 1999), sedangkan garis putih Diagnosis negatif pada gambar
(b) merupakan uterus. yang kurang jelas dilakukan untuk
mengantisispasi terjadinya kesalahan
diagnosis false positive, karena peternak
menganggap kerugian false negative
lebih kecil dari false positive. Jika
ternak yang didiagnosis positif ternyata
tidak bunting, kemungkinan yang
terjadi adalah efisiensi reproduksi
kurang optimal. Menurut Hafez (1993)
efisiensi reproduksi adalah penggunaan
secara maksimum kapasitas reproduksi.
Jika efisiensi kurang optimal, maka
Gambar 3. Hasil pemeriksaan nilai ekonomis ternak tersebut juga
true negative menurun, karena produksinya rendah.
(a) Hydrometra, (b) Uterus Akurasi, sensitivitas serta
spesifisitas pada diagnosis kebuntingan
Hasil diagnosis pada Gambar 3. yang dilakukan pada 80 ekor kambing
negatif karena tidak warna putih yang diperoleh nilai yang disajikan pada
artinya berupa hyperecoic atau yang tabel. 2 berikut :
menunjukkan tulang/otot padat di dalam
uterus. Sedangkan warna hitam (a)
merupakan hydrometra di dalam uterus
(b).
Tabel 2. Akurasi, Sensitivitas dan Spesifisitas Hasil Kawin Alam dan IB.
Perkawinan Akurasi Sensitivitas Spesifisitas
Alami 0,56 0,76 0,73
IB 0,44 0,56 1

Tingkat akurasi pada hasil membutuhkan hasil diagnosa


pemeriksaan hasil kawin alam lebih yang cepat dan akurat.
besar dari pada hasil IB. Pada dasarnya
akurasi sendiri merupakan ketepatan DAFTAR PUSTAKA
dan ketelitian, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat ketelitian Abdelghafar, R. M., Ibrahim, M. T.,
pada pemeriksaan hasil kawin alam Abdelrahim, S. M. dan Ahmed, B.
lebih tinggi daripada hasil IB H. 2010. Sensitivity and
Sedangkan pada tingkat
Specificity of Real-Time
sensitivitas, hasil dari pemeriksaan
ternak yang dikawinkan secara alami Ultrasonography for Pregnancy
juga lebih besar diri pada hasil IB. Diagnosis and Litter Size
Sensitivitas itu sendiri, merupakan Determination in Saanen Goats
seberapa besar kemungkinan tes untuk (Capra hircus). College of
mendeteksi positif pada ternak yang Veterinary Medicine, Sudan
diperiksa. Hasil pehitungan University of Science and
menunjukkan bahwa hasil dari kawin
Technology.
alam dapat dikatakan memiliki
kemungkinan positif lebih besar. http://sustech.edu/staff_publicatio
Spesifisitas merupakan ns /2012012509070852.pdf.
pemeriksaan yang kontras dengan
sensitivitas. Spesifisitas merupakan Abdelghafar, R. M., Bakhied, A. O. dan
ukuran untuk mengidentifikasi hasil Ahmed, B. H. 2007. B-Mode
negatif pemeriksaan. Pada pemeriksaan Real-Time Ultrasonography for
USG yang dilakukan pada kambing
Pregnancy Diagnosis and Fetal
hasil kawin alam dan IB, hasil
perkawinan secara IB memiliki Number in Saanen Goats. Journal
spesifisitas lebih besar. of Animal and Veterinary
Advances 6 (5) 702-705.
http://docsdrive.com/
KESIMPULAN pdfs/medwelljournals/javaa/2007/
702-705.pdf
1. Tingkat akurasi dan sensitivitas
pada ternak yang dikawinkan
secara alami lebih besar Amer, A. 2008. Determination of First
daripada IB, sedangkan Pregnancy and
sebaliknya spesifisitas pada FoetalMeasuremants in Egyptian
ternak yang dikawinkan secara Baladi Goats (Capra hircus).
alami lebih rendah dari hasil IB. VeterineriaItaliana, 44(2), 429-
2. Penggunaan USG sebagai alat
437.
diagnosis kebuntingan secara
dini dinilai sangat efisien untuk http://www.izs.it/vet_italiana/
peternakan skala besar yang 2008/44_2/429.pdf.
Barr, F. 1990. Diagnostic Ultrasound in Hafez, E.S.E., 1993. Reproduction in
the Dog and Cat. Blackwell Farm Animals. 6th ed. Lea and
Scientific Publications. Oxford. Febiger, Philadelphia.
Dawson, L. J. 1999. Pregnancy
Diagnosis in Goats. Pages 97-103 Lestari, D. T. 2006.
in Proc. 14th Ann. Goat Field MetodeDeteksiKebuntinganPada
Day, Langston University, TernakSapi.
Langston, OK. FakultasPeternakanUniversitasPa
djadjaran.
Flower, W. L. 1999. Real-time
Ultrasonography and Pregnancy
Diagnosis in Swine.
http://jas.fass.org/content/77/E-
Suppl/1.38.full.pdf+html?sid=9b6
1df 10-7475-46f5-95b6-
aedc76a97fde.

Anda mungkin juga menyukai