Anda di halaman 1dari 8

BAB IX

BANTALAN LUNCUR (SLEEVE BEARING)

9.1 Pendahuluan

Menurut istilah teknik, bantalan (bearing) merupakan bagian-bagian dari mesin yang
terbuat dari logam yang berfungsi untuk memperkecil gesekan pada putaran antara
poros dengan rumah atau sebaliknya, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya
dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur.

Bantalan luncur (sleeve bearing) merupakan bantalan yang sederhana konstruksinya


dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. Bantalan ini mempunyai gesekan
yang besar pada waktu mulai jalan sehingga memerlukan momen awal yang besar.
Panas yang timbul akibat gesekan yang besar, terutama pada beban yang berat,
memerlukan pendinginan khusus. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi
bantalan gelinding sehingga harganya lebih murah.

9.2 Klasifikasi Bantalan Luncur

Bantalan luncur dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan letak bagian poros yang
ditumpu bantalan, yaitu bagian yang disebut jurnal.

Macam-macamnya adalah :
a. Bantalan radial
 Bantalan radial polos (Perfectly Aligned Bearing)
 Bantalan radial mapan sendiri (Selt Aligned Bearing)
b. Bantalan aksial
 Bantalan aksial telapak (Pivot Bearing)
 Bantalan aksial berkerah (Collar Bearing)

55
Keterangan Gambar :
(a). Bantalan radial polos
(b). Bantalan radial berkerah
(c). Bantalan aksial berkerah
(d). Bantalan aksial
(e). Bantalan radial ujung

Gambar : 9.1 Berbagai Macam Bantalan Luncur (f). Bantalan radial tengah

9.3 Perhitungan Bantalan Luncur :


9.3.1 Bantalan Radial

Gambar : 9.2 Bantalan radial ujung dan radial tengah

Apabila W = Beban bantalan (N)


w = Beban persatuan panjang (N/mm)
l = Panjang bantalan (mm)
W  w.l
Momen lentur / bengkok :
Mb  W x 12 . l
 w . l . 12 . l  12 . w . l 2
Untuk menghitung diameter sebagai berikut :

Wb  .d3
32
Mb W . 12 . l 32 . W . l 16 . W . l 
b      b
Wb  2 . . d 3
 .d 3
.d3
32

56
Panjang bantalan (l) :
 Keterangan :
 . d3 .b 1 d3 
l   b  l maks Wb = Momen tahanan bengkok
3
(mm )
16 . W 5,1 W
Mb = Momen bengkok / lentur (Nmm)
Diameter bantalan (d) : d = Diameter bantalan (mm)
2
16 . W . l W .l σ b = Tegangan bengkok (N/mm )
d 3 
 3 5,1 .  
 . b b b = σba = Tegangan bengkok izin (N/mm )
2

Untuk bantalan radial tengah , apabila L = 1,5 l dan anggap bahwa poros ditumpu
pada kedua ujungnya, sehingga :
L 1,5 . l
Mb  W . W .
8 8
Panjang bantalan ( l ) :
1,5 . l
W.
b 
Mb
 8  1,5 . 32 . W . l  1,5 . 4 . W . l  b
Wb  8. . d3  .d3
.d3
32
 d3  1 d3 
l x x b  x x  b  l maks
4 1,5 . W 1,9 W
Tekanan Bantalan ( p ) :
W 
p p ( N / mm 2 )  d = Diameter poros (mm)
l xd
l = Panjang bantalan (mm)

Untuk tekanan maksimum yang diizinkan dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 9.1 : Sifat-sifat bahan bantalan luncur

57
Perbandingan l :
d

l 1 b
 x  untuk bantalan ujung
d 5,1 p


l 1 b
 x  untuk bantalan tengah
d 1,9 p

Harga tekanan – kecepatan pv :


Di celah antara permukaan poros dan bantalan terdapat selaput minyak tipis.
Selaput minyak ini bergerak karena tertarik oleh permukaan yang bergerak serta
karena kekentalannya.

Tabel 9.2 : Perbadingan l/d , Tekanan maksimum yang diizinkan

Ft v
 g  . R , g  , R
A h1

58
Ft v v
 .  Ft   . A .
A h1 h1
 W .n  .d .n
l . dan v (m / s)
1000 . 60 ( p v) a 60 x 1000
Daya yang diperlukan ekivalen dengan panas yang timbul dalam bantalan
 . d . n  kg . m 
PH  H   . W .  
1000 x 60  s 
Keterangan :

 g  Tegangan geser dari min yak (dyn / cm 2 )


  Viskositas (kekentalan) mi.nyak (dyne . s / cm 2 )  poise  P)
R  Kecepa tan selaput mi.nyak per satuan tebal selaput
Ft  Gaya tarik yang be ker ja sec ara tan gensial (dyn)
A  Luas selaput mi.nyak (cm 2 )
v  Kecepa tan permukaan atas selaput (cm / s )
PH  Daya terpakai (Watt )

Contoh :
Rencanakan sebuah bantalan ujung dari perunggu untuk pompa torak pada putaran
200 (rpm) dan beban 1500 (kg). Bahan poros baja agak keras dengan tegangan
lentur yang diizinkan 4 (kg/mm2). Dengan mengambil koefisien gesek 0,06, tentukan
daya yang terpakai.

Penyelesaian :
Diketahui : W = 1500 (kg), N = 200 (rpm), fc = 1
Ambil  tekanan izin (pa) = 0,7 – 2,0 (kg/mm2)

 kg . m 
 (pv)a = 0,2  2

 mm . s 
 W .n  1500 . 200
l .  .  78,5 (mm)  80 (mm)
1000 . 60 ( p v ) a 1000 . 60 0,2

Bahan poros baja agak keras   b   ba  4 ( kg / mm 2 )

59
W .l 1500 . 80
Diameter poros : d   3 5,1 . 
 3 5,1 .  53,5  55 (mm)
b 4

l 80
  1,45  terletak dalam daerah 0,5  2,0  jadi aman
d 55
W 1500  kg . m 
Tekanan : p    0,34 ( m / s ) dan p v  0,34 x 0,58  0,197  2

l x d 80 x 55  mm . s 
Harga tekanan p = 0,34 (m/s) dapat diterima perunggu, karena
pa = 0,7 – 2,0 (kg/mm2)

 kg . m   kg . m 
Harga p v  0,197 , juga dapat diterima, karena kurang dari 0,2  
 mm 2 . s  mm 2
. s
   
 .d .n  . 55 . 200  kg . m 
PH  H   . W .  0,04 . 1500 .  34,5  
1000 x 60 1000 x 60  s 
Daya yang terpakai  PH = 0,34 (kW)
Jadi ukuran bantalan adalah :
l  80 (mm) , d  55 (mm) , PH  0,34 (kW )
9.3.2 Bantalan Aksial :
Bantalan aksial dipergunakan untuk menahan gaya aksial.

.(a) (b) (c)


Gambar : 9.3 Bantalan Aksial
Keterangan gambar :
(a) Bantalan aksial telapak
(b) Bantalan aksial kerah
(c) Distribusi tekanan dalam bantalan aksial telapak
Jari-jari rata-rata  r  (d1  d 2 ) / 4

Momen tahanan gesek  M f   . W . (d 1  d 2 ) / 4 (kg . mm)

 M f   . W . (d1  d 2 ) / 4000 (kg . m)


60
Kerja gesekan per satuan luas per satuan waktu H f

M f (2 .  . n / 60)  .W . n
Hf 


30000. ( d1  d 2 )
 
kg . m / mm 2 . s 
( ) . ( d1  d 2 )
2 2

4
 .W . n W .n 30000 . H f
d1  d 2   C 
30000 . H f C 

Kecepatan keliling pada diameter rata-rata v m (m / s ) adalah :

 (d1  d 2 ) . n C
vm  , maka : ( p . v) m 
(2 . 60 . 1000) 30000
Harga-harga (pv)m diberikan sebagai berikut :

 kg . m 
 Pelumasan biasa  h arg a ( pv ) m  0,17  2

 mm . s 
 kg . m 
 Pelumasan dengan pompa mi .nyak  h arg a ( pv ) m  0, 4  0,8  2

 mm . s 
 kg . m 
 Pelumasan dengan alat pendingin  h arg a ( pv ) m  0,8  2

 mm . s 
Sedangkan harga-harga pa diberikan pada tabel berikut :

Tabel 9.3 : Tekanan yang diizinkan untuk bantalan aksial

Bantalan kerah dapat diperlakukan seperti bantalan telapak.Jika jumlah kerah = z,


diameter luar kerah = d1 (mm), diameter poros = d (mm), maka tekanan rata-rata
pada bantalan p (kg/mm2), adalah :
W W
p 
A    2 

 z .  4  . d1  d 
2

   
W .N W .N
z (d1  d )  , sehingga z . b 
C 2 .C Gambar 9.4 : Bantalan Kerah

61
Dalam praktek, secara empiris :
a. tinggi kerah b (mm)  (0,1 – 0,15) d
b. diameter luar kerah d1 (mm)  (1,2 – 1,3) d

c. tebal kerah t dan jarak kerah t (mm)  (1 – 1,5) d

Tekanan bantalan yang diizinkan pa adalah 0,028 – 0,055 (kg/mm2)


Besarnya (pv)a tidak boleh lebih dari :
= 0,3 [kg.m/(mm2.s)]  pada metal yang berputar
2
= 0,05 [kg.m/(mm .s)]  pada metal yang diam
Dalam praktek besarnya C : 1000 – 2000
Hf :  0,003 [kg.m/(mm2.s)]
Contoh :
Sebuah poros tegak mempunyai telapak berdiameter 130 (mm) dan berputar pada
200 (rpm). Besarnya gaya aksial adalah 1000 (kg) termasuk berat poros. Rencanakan
bantalannya.

Penyelesaian :
Diketahui Wo = 1000 (kg), n = 200 (rpm), d1 = 130 (mm), fc = 1,0 W = 1000 (kg)
Poros : Baja lunak, Bantalan : Perunggu  (pv)a = 0,17 [kg.m/(mm2.s)]
C  kg . m 
( p . v) m   C  30000 x 0,17  5100  
30000 2
 mm . s 
W . n 1000 . 200
d1  d 2    39,2  40 (mm)
C 5100
d 2  130  40  90 (mm)

p
1000
 / 4 . (130  90 )
2 2

 0,145 ( kg / mm 2 )  pa  0,3  0,4 kg / mm 2 
Karena 0,145 < (0,3 – 0,4), maka perencanaan dapat diterima (aman)
 (d 1  d 2 ) . n  (130  90) . 200
vm    1,15 (m / s )
(2 . 60 . 1000) 2 . 60 . 1000

 kg . m 
p . v m  0,145 x 1,15  0,167  2

 mm . s 
   
Karena 0,167  kg .2m   0,17  kg .2m  , maka perencanaan dapat diterima .
 mm . s   mm . s 
   

62

Anda mungkin juga menyukai