PENDAHULUAN
Karsinoma adalah suatu pertumbuhan ganas yang berasal dari sel epitel.
Karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma (SCC) adalah tumor ganas
kulit yang berasal dari sel keratinosit epidermis. 1 SCC merupakan kasus kanker kulit
nomor 2 tersering setelah Basalioma, tetapi SCC dapat menyebabkan metastase jauh
hingga kematian. Dikenal dua bentuk yaitu bentuk intra epidermal dan bentuk
perkembangan sel squamous lebih cepat dan lebih sering mengadakan metastasis
kulit setelah karsinoma sel basal, frekuensinya meningkat pada kulit yang sering
terpapar dengan sinar matahari dan pada usia tua. Insidensi tertinggi pada usia 50-70
tahun, paling sering pada kulit berwarna pada daerah tropik, dan insidensi pria 2-3
kali lebih banyak dibandingkan dengan wanita, mungkin hal ini disebabkan karena
Etiologi dari squamous cell carcinoma bersifat multifaktor dan erat kaitannya
dengan gaya hidup, umumnya kebiasaan hidup dan diet (terutama tembakau atau
tembakau dalam sirih dan penggunaan alkohol) meskipun faktor lain seperti bahan
memperbaiki DNA yang rusak dan kombinasi faktor-faktor ini juga berperan dalam
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
epitel. Karsinoma Sel skuamosa atau Squamous cell carcinoma (SCC) adalah
tumor ganas kulit yang berasal dari sel keratinosit epidermis. 1 SCC
merupakan kasus kanker kulit nomor dua tersering setelah Basalioma, tetapi
0,5 – 1,5 mm bergantung pada letak, umur, gizi, jenis kelamin, dan suku.
Kulit yang tipis terdapat di kelopak mata, penis, labium minor, dan bagian
dalam lengan atas, sedangkan kulit yang lebih tebal terdapat di telapak
tangan, telapak kaki, punggung, dan bokong. Kulit telapak tangan dan telapak
kaki tidak mengandung kelenjar sebasea dan rambut. Pada orang dewasa, luas
kimiawi, dan dari kuman infeksius. Asam laktat dalam keringat dan asam
2
antara 4-6 yang akan menghambat pertumbuhan bakteri. Namun beberapa
saraf sensoris di dermis. Fungsi pengaturan suhu tubuh didapat dari adanya
dua lapis pleksus pembuluh darah dermis yang alirannya diatur oleh
adalah sekat antara dermis dan epidermis, terbentuk dari struktur protein
atau germinatum yang aktif bermitosis. Sel yang makin tua makin terdorong
3
menipis, berdegenarasi, dan mati menjadi lapis keratin yang dilepas setiap
diatasnya terdapat sel bakal (precursor cells) yang akan menjadi melanosit.
sel sebagai pelindung yang melindungi kulit dari efek ultraviolet. Kadar
cahaya matahari.2,3,8
Pada epidermis juga terdapat sel Langerhans yang berasal dari
sumsum tulang dan berfungsi sebagai makrofag. Sel ini juga menghasilkan
bahan antigen dan antibody yang menjaga tubuh melalui mekanisme reaksi
sebagian besar adalah kolagen. Kolagen terdiri dari rantai asam amino
mempunyai sifat elastic sehingga kulit dapat diregang dan akan kembali
kekeadaan semula.2,3,8
Pada dermis terdapat 2 bagian lapis pleksus kapiler, satu pada batas
antara dermis dan subkutis dan satu dilapisan papiler dermis. Di antara
pleksus ini, tersebar badan Glomus yang mengandung pirau (shunt) arteri
vena; bila pirau terbuka, aliran darah ke kulit membesar dan panas terpancar
4
keluar. Termoregulasi ini diaktifkan oleh rangsangan saraf otonom yang juga
reseptor saraf sensoris berupa badan Pacini, Meissner, dan Rufini yang
sensoris berakhir pada sel Merkel didasar epidermis dan pada folikel rambut;
gatal.2,3,8
Kulit mengandung tiga jenis kelenjar. Kelenjar keringat ekrin paling
banyak terdapat ditapak tangan dan kaki, aksila dan dahi; kelenjar sebaseus,
pluripoten yang dapat bermigrasi bila terjadi perlukaan dan menjadi epitel
yang menutupi kulit. Selain itu, sel pluripoten ini juga mampu melakukan
hematopoiesis.2,3,8
permukaan luka. Bila tidak ada sel epitek yang tersisa, luka yang tak begitu
luas masih dapat tertutup dengan proses mitosis dan migrasi benih epitel dari
tepi luka dibantu dengan proses kontraksi luka. Migrasi epitel hanya bias
berlangsung dengan arah mendatar atau menurun tetapi tidak bias kearah
C. Epidemologi
kanker kulit setelah karsinoma sel basal, frekuensinya meningkat pada kulit
5
yang sering terpapar dengan sinar matahari dan pada usia tua. Insidensi
tertinggi pada usia 50-70 tahun, paling sering pada kulit berwarna pada
daerah tropik, dan insidensi pria 2-3 x lebih banyak dibandingkan dengan
wanita, mungkin hal ini disebabkan karena pria lebih sering terpapar dengan
sinar matahari.4,5
D. Etiologi
kaitannya dengan gaya hidup, umumnya kebiasaan hidup dan diet (terutama
kerusakan enzim yang memperbaiki DNA yang rusak dan kombinasi faktor-
a) Mutasi gen
6
berperan dalam pengiriman sinya sel yaitu onkogen, terutama pada
b) Alkohol
c) Tembakau
7
d) Diet
e) Bahan infeksius
E. Patofisiologi
Lesi yang paling awal terjadi adalah displasi epitel skuamosa, dengan bentuk
yang terberat adalah karsinoma in situ. Pada stadium ini mungkin dapat atau
dengan baik.7,8
bening leher terkena dini. Metastasis melalui pembuluh darah terjadi pada
fase lanjut.
putih pada membrane mukosa mulut atau genital. Pada sebagian besar kasus
8
Pada keadaan lain tampak displasi epitel, dan lesi ini dianggap prekanker.
F. Tipe Histopatologi
diferensiasi buruk.1,2
sebagian besar masih mirip dengan sel normal. Mutiara epitel ditemukan pada
9
Gambar 2. Gambaran histopatologis karsinoma sel skuamosa
sel kanker itu sendiri. Lesi karsinoma sel skuamosa dapat menembus sampai
regional.1,2
yaitu :2,5,8
1. Squamous Cell Carcinoma insitu (Bowen Carsinoma)
10
Squamous Cell Carcinoma ini terbatas pada epidermis dan terjadi
pada berbagai lesi kulit yang telah ada sebelumnya seperti solar
jangka waku yang lama dan tidak dapat diprediksi. Dapat menembus
Squamous Cell Carcinoma in situ dan dapat juga dari kulit normal.
adalah berupa nodul kecil dengan batas yang tidak jelas, berwarna
11
iii. G2 : berdiferensiasi lebih antara 50 -73 %
differentiated)
3. Aktinik keratosis : 2%
b. Stadium Klinis
Stadium klinis pada SCC ditentukan stadium TNM berdasarkan AJCC,
H. Diagnosis
a. Pemeriksaan Klinis
1. Anamnesis
Anamnesis ditujukan pada adanya faktor risiko, riwayat solar burn,
12
dan sebagainya. Riwayat pertumbuhan tumor dari kulit yang sehat (de
pada pasien kulit putih. Riwayat keluarga, atau pernah menderita kanker
2. Pemeriksaan Fisik
Cell Carcinoma akan terlihat berupa papul atau nodul yang kemerahan
dan nyeri. Biasanya nodul atau papul ini di lapisi oleh lapisan
metastasis. Pada beberapa kasus, terutama lesi di kaki dan kulit kepala,
maka gambaran SCC ini akan terlihat berupa ulserasi tanpa didahului
13
Gambar 3. Gambaran solar keratosis dan squamous cell carcinoma
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang terutama ditujukan untuk mengetahui
ada tidaknya metastasis jauh, dan pada tumor yang masif untuk melihat
14
Pada pemeriksaan biopsi dan histopatologis, biopsy insisional
sebaiknya dihindari. Biopsi untuk lesi yang lebih besar adalah dengan
yang cukup besar dan kedalaman yang cukup. Biopsi eksisional dilakukan
untuk tujuan diagnosis dan terapeutis terutama untuk lesi yang kecil
Pada lesi yang besar dan dalam, diperlukan pemeriksaan foto polos
I. Penatalaksanaan
dengan surgical safety margin yang adekuat (1cm atau lebih). Defek
pembedahan dapat ditutup dengan jahit primer, skin grafting (partial or full,
advancement flap, interpolation flap. Untuk defek yang besar dapat dilakukan
15
Untuk lesi di daerah sulit, seperti pad acanthus, nasolabial, pre-
Surgery, dan bila tidak mungkin dilakukan eksisi luas dan rekontruksi. SCC
Untuk lesi di penis dilakukan partial atau total penectomy dan biopsi
sentinel node inguinal ( KGB pada fossa ovalis femur) dan jika KGB+,
luas dan pada SCC yang besar/ inoperabel dapat diberikan kemoterapi
J. Prognosis
Penentuan potensi biologis dari SCC dan risiko terjadinya metastasis
1) Staging T, N, M.
tidak dicakup oleh sistem yang ada dan biasanya berhubungan dengan
3) SCC lokal yang rekuren dan atau persisten dan atau pengobatan yang
tidak adekuat.
berhubungan).
16
Tabel 1.2 Prognosis berdasarkan T
6
T1 95-99%
T2 85-60%
T3 60-75%
T4 <40%
1 49%
2 30%
>3 13%
ECE 23%
BAB III
PENUTUP
epitel. Karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma (SCC) adalah
17
tumor ganas kulit yang berasal dari sel keratinosit epidermis. 1 SCC
disembuhkan.6
DAFTAR PUSTAKA
: Sagung Seto.2009.151-179
18
3. Bisono, Perdanakusuma David. 2010. Kulit. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah.
399
7. Bonenkamp J.J. Squamous cell carcinoma and basal cell carcinoma of the
Januari 2013)
19