07 PDF
07 PDF
Disusun Oleh :
ASRI KARIMAH
P3.73.24.3.14.007
Disusun Oleh :
ASRI KARIMAH
P3.73.24.3.14.007
GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan pendamping perempuan sepanjang siklus kehidupannya untuk
memberikan asuhan yang fisiologis, terintegrasi dan komprehensif untuk
memberdayakan perempuan dan menjadikan keluarga Indonesia sejahtera. Upaya
paling utama dari menyejahterakan keluarga adalah menurunkan angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Dengan cara memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif. Kasus diambil di Bidan Praktik Swasta Bidan
Luki Rohmiar A dan RSIA Selasih Medika dari tanggal 6 Maret 2017 sampai
dengan tanggal 6 Juni 2017. Ny. U G3P2A0 Umur 30 tahun, selama
kehamilannya memeriksakan kandungannya ke BPS Luki R. A. secara rutin
sebanyak 13 kali, yaitu 3 kali pada Trimester I, 3 kali pada Trimester II, dan 6 kali
pada Trimester III. Penulis melakukan ANC sebanyak 5 kali yang dimulai pada
usia kehamilan 34 minggu. HPHT pada tanggal 5 Juli 2016, TP tanggal 12 April
2017. Telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. Tanggal 21 April hamil
41 minggu 5 hari belum ada tanda inpartu, dirujuk dari BPS Luki ke RSIA Selasih
Medika. Hasil pemeriksaan menunjukkan Amniotic fluid index AFI <5 (USG di
RSIA Selasih) dan lilitan tali pusat. Tanggal 22 April 2017 operasi dimulai pukul
14:20 WIB, bayi lahir pukul 14:45 WIB menangis kuat, tonus otot aktif, kulit
kemerahan. BB 3500 gr, PB 50 cm, LK 32 cm, LD 31 cm dan tidak dilakukan
IMD. Operasi selesai pukul 15:10 WIB.
Tanggal 22 April Ny.U P3A0 post SC 6 jam, KU baik TTV dalam batas normal,
kontraksi uterus baik, keadaan luka tertutup baik dengan verban, tidak ada tanda
infeksi, lochea rubra, mobilisasi dini cukup aktif, ibu belum rawat gabung.
Tanggal 28 April 2017 dilakukan kunjungan rumah, Ny.U P3A0 nifas 6 hari, KU
bauk, TTV dalam batas normal, tidak ada tanda bahaya nifas, TFU pertengahan
pusat simfisis, luka operasi tertutup baik, lochea sanguinolenta. Neonatus cukup
bulan sesuai masa kehamilan umur 6 hari, keadaan bayi baik, BB 3400 gr, tali
pusat telah puput pada hari kelima, bayi menyusu dengan kuat. Tanggal 17 Mei
2017 dilakukan kunjungan rumah Ny.U P3A0 nifas 2 minggu keadaan ibu baik,
TFU tidak teraba luka operasi sudah kering tidak ada tanda infeksi, neonatus
cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 14 hari, keadaan ibu baik, keadaan bayi
sehat berat badan 3800 gr. Tanggal 6 Juni 2017 dilakukan kunjungan rumah,
Ny.R P3A0 nifas 6 minggu, bayi umur 6 minggu, keadaan ibu baik, luka operasi
sudah kering tidak ada tanda infeksi, keadaan bayi sehat, berat badan bayi 4300gr.
i
KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan pendamping perempuan sepanjang siklus kehidupannya untuk
memberikan asuhan yang fisiologis, terintegrasi dan komprehensif untuk
memberdayakan perempuan dan menjadikan keluarga Indonesia sejahtera. Upaya
paling utama dari menyejahterakan keluarga adalah menurunkan angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Dengan cara memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif. Kasus diambil di Bidan Praktik Swasta Bidan
Luki Rohmiar A dan RSIA Selasih Medika dari tanggal 6 Maret 2017 sampai
dengan tanggal 6 Juni 2017. Ny. U G3P2A0 Umur 30 tahun, selama
kehamilannya memeriksakan kandungannya ke BPS Luki R. A. secara rutin
sebanyak 13 kali, yaitu 3 kali pada Trimester I, 3 kali pada Trimester II, dan 6 kali
pada Trimester III. Penulis melakukan ANC sebanyak 5 kali yang dimulai pada
usia kehamilan 34 minggu. HPHT pada tanggal 5 Juli 2016, TP tanggal 12 April
2017. Telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. Tanggal 21 April hamil
41 minggu 5 hari belum ada tanda inpartu, dirujuk dari BPS Luki ke RSIA Selasih
Medika. Hasil pemeriksaan menunjukkan Amniotic fluid index AFI <5 (USG di
RSIA Selasih) dan lilitan tali pusat. Tanggal 22 April 2017 operasi dimulai pukul
14:20 WIB, bayi lahir pukul 14:45 WIB menangis kuat, tonus otot aktif, kulit
kemerahan. BB 3500 gr, PB 50 cm, LK 32 cm, LD 31 cm dan tidak dilakukan
IMD. Operasi selesai pukul 15:10 WIB.
Tanggal 22 April Ny.U P3A0 post SC 6 jam, KU baik TTV dalam batas normal,
kontraksi uterus baik, keadaan luka tertutup baik dengan verban, tidak ada tanda
infeksi, lochea rubra, mobilisasi dini cukup aktif, ibu belum rawat gabung.
Tanggal 28 April 2017 dilakukan kunjungan rumah, Ny.U P3A0 nifas 6 hari, KU
bauk, TTV dalam batas normal, tidak ada tanda bahaya nifas, TFU pertengahan
pusat simfisis, luka operasi tertutup baik, lochea sanguinolenta. Neonatus cukup
bulan sesuai masa kehamilan umur 6 hari, keadaan bayi baik, BB 3400 gr, tali
pusat telah puput pada hari kelima, bayi menyusu dengan kuat. Tanggal 17 Mei
2017 dilakukan kunjungan rumah Ny.U P3A0 nifas 2 minggu keadaan ibu baik,
TFU tidak teraba luka operasi sudah kering tidak ada tanda infeksi, neonatus
cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 14 hari, keadaan ibu baik, keadaan bayi
sehat berat badan 3800 gr. Tanggal 6 Juni 2017 dilakukan kunjungan rumah,
Ny.R P3A0 nifas 6 minggu, bayi umur 6 minggu, keadaan ibu baik, luka operasi
sudah kering tidak ada tanda infeksi, keadaan bayi sehat, berat badan bayi 4300gr.
i
KATA PENGANTAR
ii
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
LEMBARAN JUDUL
LEMBARAN JUDUL
SPESIFIKASI LEMBARAN
PERSETUJUAN LEMBARAN
PENGESAHAN
GAMBAR KASUS ……………………………………………………….... i
KATAPENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………….............. 1
B. Tujuan …………………………………………………………... 3
1. Tujuan Umum …………………………………………......... 3
2. Tujuan Khusus …………………………………………........ 3
C. Waktu dan tempat pengambilan kasus ……….……………….... 4
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………………... 87
B. Saran ………………………………………………………......... 88
iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut data World Health Organization (WHO) 99% kematian
maternal terjadi di negara berkem bang. Angka kematian ibu tidak bisa
dielakkan menunjukkan angka yang cukup tinggi, terhitung pada tahun
2015 sekitar 303. 000 wanita didunia meninggal karena kehamilan dan
persalinan, angka ini mengalami penurunan sebesar 43% dari perkiraan
532.000 pada tahun 1990 (WHO, 2016). Angka Kematian Ibu di Indonesia
sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012, namun pada
tahun 2012, Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2014, Total
keseluruhan kematian ibu di Jawa Barat adalah 748 kematian. Kabupaten
Bekasi memiliki angka kematian ibu dan kematian neonatal yang cukup
besar yaitu 30 kematian ibu (Profil Kesehatan Prov. Jawa Barat 2014).
Meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan antara lain
oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu
hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya (Kemenkes 2016).
Berdasarkan data WHO 2015, 958 bayi baru lahir/neonatal
meninggal di dunia. Menurut SDKI tahun 2012 terdapat tren Angka
Kematian Neonatal (AKN) sebesar 19 kematian/1.000 kelahiran hidup dan
terjadi penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) yang on the track (terus
menurun) sebesar 32/1.000 kelahiran hidup. Data Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Barat tahun 2014 mendata terdapat angka kematian neonatal
sebesar 3.240 dan kematian bayi sebesar 3.982.
Penyebab kematian ibu, yakni perdarahan 30,1%, hipertensi saat
hamil atau pre eklampsi 27,1%, infeksi, partus lama, abortus dan lain-lain
1
2
pelayanan imunisasi dasar lengkap satu tahun dan imunisasi booster serta
pelayanan kontrasepsi (keuarga berencana). Berdasarkan pelayanan
kebidanan komprehensif yang diperoleh penulis di Puskesmas tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan studi perkembangan kasus dari
seorang ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC di Klinik BPS Bd.
Luki tersebut dengan pendekatan asuhan kebidanan komprehensif sejak
kehamilan (ANC), persalinan (INC), bayi baru lahir dan nifas (PNC).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. U di
Bidan Praktik Swasta Bd. Luki di Kranji, Bekasi Barat tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas
b. Menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas.
c. Menarik diagnosa kebidanan potensial pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir dan nifas.
d. Melakukan tindakan segera pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir dan nifas.
e. Merencanakan tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas.
f. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir dan nifas.
g. Melaksanakan evaluasi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas.
h. Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sistem Rujukan
1. Definisi
Berdasarkan BPJS (2011) sistem rujukan pelayanan
kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik vertikal maupun horizontal yang
wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi
kesehatan sosial dan seluruh fasilitas kesehatan
2. Ketentuan Umum
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan
kesehatan dasar yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
b. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar
pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan. Dari tingkatan
pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan yang lebih
rendah, dilakukan apabila :
1) Permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh
tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi sesuai
dengan kompetensi dan kewenangannya.
2) Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama
atau kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut.
3) Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat
ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan
jangka panjang, dan/atau.
6
B. Asuhan Kehamilan
1. Definisi Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir
kehamilan yang dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40.
Taksiran persalinan dapat dihitung menggunakan rumus Naegle
yaitu ditambahkan 7 hari ke hari pertama haid terakhir dan pada
bulan ditambahkan 9 jika HPHT dari bulan januari sampai maret,
dan di kurangi tiga jika HPHT dari bulan april sampai bulan
desember. Pada tahun HPHT di tambahkan 0 jika HPHT dari bulan
januari sampai maret dan ditambahkan 1 jika HPHT bulan april
sampai dengan bulan desember (Guyton, 2007).
Kategori IMT
Rendah <19,8
Normal 19,8 – 26
Tinggi 26 – 29
Obesitas > 29
Gemeli -
Sumber : (Prawirohardjo, 2013)
8
Mineral
Kalsium (mg) 1.200 1.200 1.200
Fosfor (μg) 1.200 1.200 1.200
Iodin (μg) 150 175 200
Besi (mg dari besi ferro) 15 30 15
Magnesium (mg) 280 320 355
Zinc (mg) 12 15 19
7. Evidence Based
a. Ibu hamil trimester III yang mengalami keputihan yang
banyak proses persalinannya akan mudah karena lendir
keputihan dapat melicinkan saluran jalan lahir
11
1kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga
untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi
(Kemenkes, 2010).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.34 tahun
2016 program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar
yaitu 10T:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari
sebelum hamil dihitung dari trimester I sampai trimester III yang
berkisar 12,5 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
tergolong normal adalah 0,4 – 0,5 kg tiap minggu mulai
trimester II. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri
tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil.
Indeks masa tubuh adalah hubungan antara tinggi badan dan
berat badan. Rumus menghitung IMT. IMT = Berat badan (kg)/
(Tinggi Badan (m)) 2 . Kemungkinan penambahan berat
badan hingga maksimal 12,5 kg (Sari, Ulfa, dan Daulay,
2015).
b. Ukur tekanan darah
Mengukur tekanan darah pada ibu hamil guna mendeteksi
adanya faktor risiko berupa hipertensi dalam kehamilan. Ibu
hamil dinyatakan memiliki tekanan darah tinggi bila tekanan
diastolik ≥ 110mmHG pada satu kali pengukuran atau ≥ 90
mmHG pada 2 kali pengukuran setiap 4 jam. (WHO, 2013)
c. Nilai status gizi
Lingkaran Lengan Atas (LILA) berguna untuk skrining
malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk
mendeteksi ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila
LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2012). Pengukuran LILA
14
2. Penanganan
Tindakan SC dapat dipertimbangkan pada kasus
insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang,
pembukaan belum lengkap, persalinan lama, gawat janin,
primigavida tua, kematian dalam kandungan, preeclampsia,
17
D. Oligohidramnion
1. Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban
kurang dari normal yaitu kurang dari ½ liter atau Amniotic fluid
index (AFI) < 5 cm atau < 5 percentile dari umur kehamilan.
Marmi, dkk (2014). Menurut Rukiyah & Yulianti (2010).
Oz dkk dalam Made 2014 menyelidiki penyebab dari
2. Penanganan Oligohidramnion
Chauhan dikutip dari Made (2014) wanita dengan
oligohidramnion memiliki peningkatan yang bermakna, 2,2 kali
lipat, akan resiko melahirkan dengan seksio sesaria atas indikasi
fetal distress dan 5,2 kali lipat peningkatan resiko untuk nilai
APGAR menit ke-5 kurang dari 7.
1. Definisi
Lilitan tali pusat adalah tali pusat yang dapat membentuk
lilitan sekitar badan ,bahu, tungkai atas/ bawah dan leher pada
bayi. Keadaan ini dijumpai pada ait ketuban yang berlebihan, tali
pusat yang panjang, dan bayinya yang kecil. (Prawirohardjo,
2010).
2. Komplikasi ibu dan janin
Lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun,
menjadi bahaya ketika memasuki proses persalinan dan terjadi
kontraksi rahim (mules) dan kepala janin turun memasuki saluran
persalinan. Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin erat dan
menyebabkan penurunan utero-placenter, juga menyebabkan
penekanan / kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat.
Akibatnya suplai darah yang mengandung oksigen dan zat
makanan ke bayi menjadi hipoksia dan ibu akan mengalami partus
lama (Prawirohardjo, 2010).
2. Indikasi
Indikasi ibu adalah panggul sempit absolut, tumor - tumor
jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks / vagina,
plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat
Indikasi janin adalah kelainan letak dan gawat janin (Made, 2014).
3. Komplikasi
20
4. Evidence Based
a. Ibu hamil umur >30,5 tahun cenderung mengalami
oligohiidramnion yang berujung pada tindakan SC
Hasil penelitian Rungentut (2015), Rata-rata umur maternal
yang mengalami oligohidramnion pada kehamilannya, yaitu
30,05 tahun. Angka tertinggi seksio sesarea berada diantara
umur 35-45. Insiden oligohidramnion terbanyak ditemukan pada
primigravida (55%). Dan morbiditas operatif juga kebanyakan
ditemukan pada primigravida (36 kasus). Penyebab terbanyak
oligohidramnion adalah idiopatik 42%. Kedua terbanyak
didapatkan pada kelompok dengan hipertensi dalam kehamilan
35%. Adanya hubungan peningkatan seksio sesarea pada
oligohidramnion dengan NST non-reaktif 36%. Penyebab
terbanyak seksio sesarea adalah gawat janin (39,62%).
Oligohidramnion berhubungan dengan perawatan bayi di NICU.
b. Inisiasi Menyusui Dini pada pasien Post SC
IMD pada post section caesarea cenderung mengalami
penundaan dan masalah akibat efek anestesi yang dapat
membuat bayi mengantuk, lemas dan malas untuk menyusui.
21
4. Evidence Based
– 1 mg I.M.
H. Masa Nifas
1. Definisi
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai
dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu (Saleha, 2009).
simpisis
2 minggu Tak teraba diatas 350 gram
simpisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
d. Sistem kardiovaskular
Tekanan darah tetap stabil dan nadi frekuensinya kembali
seperti sebelum hamil dalam 3 bulan setelah kelahiran.
Sedangkan penurunan volume darah ke kadar sebelum hamil
terjadi pada minggu ketiga setelah kelahiran (Bahiyatun, 2009)
e. Abdomen
Abdomen tetap lunak dan mengendur selama beberapa
waktu setelah melahirkan akibat ruptur serat elastik di kulit.
Secara bertahap dalam beberapa minggu, abdomen akan
menjadi lebih kuat (Bahiyatun, 2009).
f. Perubahan sistem perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8
minggu (Bahiyatun, 2009)
g. Perubahan tanda vital
Suhu tubuh sekitar hari ke 4 setelah persalinan suhu tubuh
mungkin naik sedikit, antara 37,2ºC-37,5°C. Kemungkinan
disebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan
mencapai 38°C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya,
harus diwaspadai infeksi atau sepsis nifas. Denyut nadi ibu akan
melambat sampai sekitar 60 kali per menit, yakni pada waktu
habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini
terjadi utamanya pada minggu pertama postpartum. Tekanan
darah <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa meningkat
dari pra persalinan pada 1-3 hari postpartum. Pada umumnya
respirasi lambat atau bahkan normal. Karena ibu dalam kedaan
pemulihan/dalam kondisi istirahat. Bila ada respirasi cepat
postpartum (>30x per menit) mungkin karena tanda-tanda syok
(Bahiyatun, 2009)
30
h. Ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada
waktu persalinan setelah bayi lahir secara berangsur-angsur
menjadi menciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum
menjadi kendor (Varney, 2007).
i. Homokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal
sebagai shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta, setelah
melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba, volume darah
pada ibu relative akan bertambah. Keadaan ini menimbulkana
beban pada jantung. Sehingga dapat menimbulkan
dekompensasi kordis pada penderita vitium kordis. Untung
keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan
timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali
pada sedia kala (Saleha, 2009).
j. Hematologi dan kardiovaskular
Leukositosis akan meningkat pada beberapa hari post
partum, sehingga dianjurkan untuk mengajarkan pada ibu cara
menjaga kebersihan genetalia (Saleha, 2009).
k. Sistem Endokrin
Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang
dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron(Saleha,
2009).
l. Sistem musculoskletal
Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan.Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan
distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus (Saleha,
2009).
31
6. Laktasi
Penelitian Fitria (2012) menyatakan bahwa ada pengaruh
perawatan payudara pada ibu postpartum di Tuban. Hal ini dilihat
dari hasil penelitiannya yakni sebanyak 38 ibu dari 50 ibu yang
melakukan perawatan payudara yang baik mengalami produksi
ASI yang lancar. Penelitian lain menyatakan bahwa perawatan
payudara pada ibu post SC juga dapat mengurangi pembengkakan
payudara sehingga akibat saluran ASI yang mengalami
penyumbatan karena tindakan pengurutan memperlancar aliran
33
7. Evidence Based
a. Tampon vagina. Tampon vagina hanya menyerap darah dan
tidak menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan tetap terjadi
dan dapat menyebabkan infeksi.
b. Perawatan luka operasi. Perawatan luka operasi, selama 3 hari
setelah operasi SC ibu disarankan mandi dengan cara mengelap
badannya saja agar daerah luka operasi tidak basah.
c. Mengganti pembalut. Meskipun tidak ada luka di daerah
genetalia/jalan lahir, lochea atau darah nifas massih tetap keluar
sehingga penggantian pembalut harus setiap 4 jam sekali untuk
mencegah infeksi.
d. Ibu nifas post SC dilarang bergerak terlalu banyak. Ibu dengan
post SC harus melakukan mobilisasi secara bertahap, hari
pertama melakukan miring kanan atau miring kiri, hari kedua
ibu secara perlahan sudah dapat duduk dan berjalan. Mobilisasi
mencega terjadnya trombofeblitis yang dapat membahayakan
ibu nifas.
e. Ibu post SC tidak dilakukan rawat gabung dengan bayinya. Saat
ini setiap rumah sakit melakukan rawat gabung ibu post SC
dengan bayinya, dengan tetap memperhatikan indikasi dan
kontraindikasinya. Kondisi ibu yang baik dan bayi yang sehat
34
b. Ambulasi
Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan tergantung pada kemampuan ibu. Aktifitas
ambulasi berguna bagi fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi
dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah
thrombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan
ibu.
Keuntungan ambulasi menurut Heryani dikutip dari
Paskalilaudes (2016) yaitu ibu merasa lebih baik, lebih sehat
dan lebih kuat, memungkinkan perawatan pada bayi, mencegah
thrombosis pada pembuluh tungkai, sesuai dengan keadaan
Indonesia (sosio ekonomi). Mobilisasi akan memperlancar
sirkulasi darah dan segera mungkin mengalami pemulihan atau
penyembuhan (Hamilton, 2010). Kontra indikasi : Klien
dengan penyulit, misalnya : anemia, penyakit jantung, penyakit
paru, dll.
c. Istirahat
Ibu post sectio caesarea membutuhkan istirahat yang
cukup, istirahat sekitar 8 jam pada malam hari dan istirahat 1
jam pada siang hari.
d. Eliminasi
Dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus
dapat buang air kecil (Sulistyawati, 2009).
e. Kebersihan diri
Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam
sehari, yang data dipenuhi melalui istirahat malam dan siang
(Saleha, 2009).
f. Senam nifas
37
terjadinya kehamilan.
3) Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut
sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu, meliputi :
bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan serta
metodenya, kelebihan dan keuntungan, efek samping,
kekuranganya, bagaimana memakai metode itu, dan
kapan metode itu dapat digunakan untuk wanita pasca
persalinan yang menyusui.
9. Asuhan Kebidanan Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi;
pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu;
merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu; mendukung dan
memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk dalam
situasi keluarga dan budaya yang khusus; imunisasi ibu terhadap
tetanus; mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang
pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubunga
yang baik antara ibu dan anak (Saleha, 2009).
a. Tatalaksana Pelayanan Nifas
Berikut adalah standar asuhan dan pelayanan masa nifas
berdasarkan Kemenkes 2014
1) Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan kunjungan nifas pertama adalah ;
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
39
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Kunjungan Pertama
Tanggal 6 Maret 2017 Pukul 18:30 WIB
Di BPS Luki Rohmiar A. AM. Keb, SKM
Identitas
Nama Klien : Ny. U Nama Suami : Tn. J
Umur : 30 th Umur :33 th
Golongan darah :O Golongan darah :O
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D III Pendidikan : S1
41
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan pergerakan janin aktif ± 10 kali dalam 12 jam terakhir,
ibu mengeluh sakit punggung dan sering BAK dimalam hari.
1. Riwayat Haid
HPHP tanggal 5 Juli 2016, lamanya 4-5 hari, banyak 3-4 kali ganti
pembalut / hari. Haid sebelumnya tanggal 8 Juni 2016, lamanya 4-5
hari, siklus 28 hari. Taksiran persalinan tanggal 12 April 2017.
milan
saat
ini
2. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Penunjang :
Darah : Hb :-
Urine : Protein :-
Glukosa :-
C. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Diagnosa Ibu : G3P2A0 hamil 34 minggu
Diagnosa Janin : tunggal hidup presentasi kepala
Masalah : Poliuri dan sakit punggung
Diagnosa Potensial : Infeksi Saluran Kencing (ISK)
48
D. Penatalaksanaan
g. Tidak merokok
j. Membersihan jentik
10. Memberikan ibu asupan vitamin harian trivilac 1x1, Kalk 1x1 dan
Vitamin C 1x1. Memberitahu ibu tentang cara meminumnya, vitamin
51
11. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi pada tanggal
21 Maret 2017 atau jika ada keluhan. Ibu mengerti dan akan kembali
untuk kontrol ulang.
52
A. Data Subjektif
Ibu mengeluh keputihan agak kekuningan cukup banyak namun tidak
gatal. Frekuensi dalam mengganti pakaian dalam ibu dalam satu hari
hanya tiga kali. Ibu juga mengatakan tidak nyaman ketika berhubungan
seksual karena perutnya yang besar sehingga ibu sering menolak untuk
berhubungan seksual. Lalu nafsu makan ibu sedikit berkurang. Ibu masih
sering melakukan jalan santai di pagi hari maupun sore hari, dan saat ini
keluhan nyeri punggungnya sudah berkurang dan ibu lebih nyaman dalam
beraktifitas. Tablet multivitamin Trivilav, Vit.C, dan Kalk masih ada dan
masih rutin dikonsumsi.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional
stabil. Pemeriksaan tanda vital, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80
kali/menit, suhu tubuh 36,4 oC dan respirasi 20 kali/menit. Berat badan
saat ini 58 kg
2. Pemeriksaan fisik
Kelopak mata tidak bengkak. Konjungtiva tidak pucat. Sklera tidak
ikterik. Bibir lembab tidak pecah-pecah. Kulit tidak kering dan saat
dicubit cepat kembali. TFU 32 cm, difundus teraba bokong, dibagian
kanan perut ibu teraba punggung dan dibagian kiri perut ibu teraba
ekstremitas janin, bagian terendah teraba kepala dan belum masuk pintu
atas panggul. Taksiran berat janin 3100 gram. Detak jantung janin 147
kali / menit, teratur, puntum maksimum satu tempat dibagian kanan
53
Yang harus ibu lakukan ialah tetap mengurangi asupan minum saat
sebelum tidur saja dan meningkatkan frekuensi ganti celana dalam
54
minimal tiga kali sehari, ibu harus mengganti celana dalam ketika
sudah terasa lembab dan tidak nyaman. Serta menganjurkan untuk
selalu mengeringkan dengan tissu atau kain bersih sesaat setelah
berkemih/BAK. Ibu mengerti dan akan mengganti pakaian dalam saat
dirasakan celana dalamnya lembab.
10. Mengingatkan ibu untuk kontrol kehamilan di BPS Bd. Luki pada
tanggal April 2017 sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan atau
langsung datang ke pelayanan kesehatan jika terdapat keluhan. Ibu
mengerti dan akan kunjungan ulang dua minggu lagi pada tanggal 5
April 2017 atau bila ada keluhan.
56
A. Data Subjektif
Ibu mengeluh merasa khawatir karena belum merasa mulas menjelang
tanggal taksiran persalinan yaitu 12 April 2017 namun pergerakan janin
masih aktif ±10 kali dalam 12 jam terakhir. Ibu hanya merasakan perut
terasa kencang dengan durasi yang tidak lama namun tidak mulas. Ibu
mengatakan keputihan dan nyeri punggug sudah berkurang. Perlengkapan
ibu dan bayi sudah di persiapkan didalam tas untuk siaga saat muncul
tanda-tanda persalinan. Tablet multivitamin Trivilav, Vit.C, dan Kalk
masih ada dan masih rutin dikonsumsi.
B. Data Objektif
57
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional
stabil. Pemeriksaan tanda vital, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 76
kali/menit, suhu tubuh 36,6 oC dan respirasi 20 kali/menit. Berat badan
saat ini 59 kg
2. Pemeriksaan fisik
Kelopak mata tidak bengkak. Konjungtiva tidak pucat. Sklera tidak
ikterik. Bibir lembab tidak pecah-pecah. Kulit tidak kering dan saat
dicubit cepat kembali. TFU 29 cm, difundus teraba bokong, dibagian
kanan perut ibu teraba punggung dan dibagian kiri perut ibu teraba
ekstremitas janin, bagian terendah teraba kepala dan sudah masuk pintu
atas panggul teraba 4/5. Taksiran berat janin 2790 gram. Detak jantung
janin 144 kali / menit, teratur, puntum maksimum satu tempat dibagian
kanan dibawah pusat.
Pemeriksaan dalam :
Vulva/Vagina : Tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak terdapat
oedema, tidak terdapat varices, tidak ada kandiloma,
tidak ada pengeluaran pervaginam tidak ada
pembesaran kelenjar skena maupun bertholini dan
tidak terdapat haemoroid.
Porsio : Tebal kaku
Pembukaan : Belum ada pembukaan
C. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G3P2A0 hamil 39 minggu.
Janin : tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala.
Masalah : Cemas menunggu saat persalinan
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan : Memantau kesejahteraan janin
58
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan
kondisi ibu dan janinnya saat ini sudah cukup baik. Ibu mengerti
dengan hasil pemeriksaan dan ibu senang mendengar bahwa kondisi
ibu dan janin baik.
Kunjungan Keempat
A. Subjektif
Ibu mengeluh kekhawatirannya bertambah karena belum merasa mulas
sama sekali sampai saat ini. Ibu sudah mengikuti anjuran untuk
melakukan jalan kaki di pagi dan sore hari serta melakukan hubungan
seksual namun belum terasa mulas, hanya sesekali perut terasa kencang
tanpa mulas.
60
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan
emosional stabil. Pemeriksaan tanda vital, tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 74 kali/menit, suhu tubuh 36,4 oC dan respirasi 19
kali/menit. Berat badan saat ini 59 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
C. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G3P2A0 hamil 40 minggu.
Janin : tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala.
61
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan kondisi
ibu dan janinnya saat ini baik. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan
dan ibu senang mendengar bahwa kondisi ibu dan janin baik.
Kunjungan Kelima
A. Data Subjektif
Ibu mengeluh kekhawatirannya bertambah karena belum merasa mulas
sama sekali sampai saat ini.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan
emosional stabil. Pemeriksaan tanda vital, tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 76 kali/menit, suhu tubuh 36,6 oC dan respirasi 21
kali/menit. Berat badan 59 kg
Pemeriksaan Dalam :
Vulva/Vagina : Tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak terdapat
oedema, tidak terdapat varices, tidak ada pembesaran
kelenjar skene maupun bartholini, tidak ada tanda
64
C. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G3P2A0 hamil 41 minggu 6 hari
Janin : tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala.
Masalah : kecemasan karena belum ada tanda persalinan
Masalah potensial : usia kehamilan mendekati post term
Kebutuhan : edukasi aktivitas perangsang persalinan secara
alami
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan
kondisi ibu dan janinnya saat ini baik. Ibu mengerti dengan hasil
pemeriksaan dan ibu senang mendengar bahwa kondisi ibu dan janin
baik.
Kunjungan Kedua
Tanggal 28 April 2017 pukul 16:00 WIB
A. Subjektif
Ibu mengatakan pulang dari RSIA Selasih pada tanggal 25 April 2017
pukul 13:00 WIB. Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat dan hanya
diberikan ASI saja, mau menyusu lebih dari 8 kali sehari dan tidak diberi
makanan tambahan, BAK ≥ 6x sehari, BAB 1-2x sehari, tali pusat
sudah puput pada hari ke 5.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum : Keadaan Umum : baik, Kesadaran : compos
mentis, Keadaan Emosional : stabil. Tanda-tanda vital DBJ : 140
o
kali/menit, pernapasan : 43 kali/menit, suhu : 36,8 C. BB 3400
gram, PB 51 cm, tali pusat sudah puput, bersih dn tidak ada tanda
gejala infeksi. Bayi tidak kuning dan tidak ada kebiruan, gerak aktif,
rambut, mata, telinga, hidung, mulut, lidah dan kulit bersih. Bayi dapat
menyusu dengan baik, reflex hisap bayi kuat.
66
C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6 hari
D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu bahwa saat ini bayinya dalam keadaan baik, ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi setelah dimandikan setiap
pagi dari jam 7-8 pagi selama 10-15 menit. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
3. Mengingatkan ibu agar tetap melakukan ASI Eksklusif, yaitu
menyusui bayinya kapanpun bayi mau dan tanpa makaan tambahan
apapun selama 6 bulan dan sesering mungkin menyusui bayinya. Ibu
sudah memberikan ASI Eksklusif.
4. Mengingatkan kepada ibu untuk selalu menjaga personal hygiene
bayi, setiap hari dimandikan 2 kali/hari, bila BAK atau BAB segera
membersihkan dengan bersih, dan mengganti popok atau bajunya
dengan yang bersih dan kering. Ibu akan melaksanakannya.
5. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi. Ibu mengerti.
6. Mengingatkan ibu tentang imunisasi BCG dan Polio saat berusia 1
bulan, yaitu pada tanggal 22 Mei 2017. Ibu bersedia bayinya
diimunisasi.
7. Menyepakati kunjungan ulang pada tanggal 17 Mei 2017, ibu
bersedia meluangkan waktunya dirumah.
67
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum : Keadaan umum bayi tampak sehat, kesadaran
compos mentis, keadaan emosional stabil. Tanda-tanda vital : DJB :
138 kali/ menit, pernapasan 48 kali/menit, suhu : 36,9C. BB : 3800
gram, PB : 52 cm. Bayi tidak kuning dan tidak ada kebiruan, gerak
aktif, Rambut, mata, telinga, hidung, mulut, lidah dan kulit bersih.
Pusat bersih. Bayi dapat menyusu dengan baik, refleks hisap bayi
kuat.
C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan umur 2 minggu.
D. Penatalaksaan
68
1. Menjelaskan pada ibu bahwa saat ini bayinya dalam keadaan baik. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan tubuh bayi
dengan memandikan bayi 2 kali sehari secara teratur, segera
mengganti popok bayi jika basah agar bayi tidak kedinginan, dan
selalu menggunakan pakaian yang bersih. ibu sudah melakukannya.
3. Mengingatkan ibu selalu melakukan perawatan bayi sesuai yang telah
dijelaskan minggu lalu, ibu sudah melakukannya.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya sampai berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan, ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bayi sudah diberi ASI.
5. Menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayinya setelah bayinya
menyusu, agar tidak terjadi gumoh. Ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan.
6. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda bahaya pada bayi, apabila
terjadi salah satu dari tanda bahaya yang disebutkan, ibu harus segera
datang ke petugas kesehatan, ibu mengerti dan akan melakukannya.
7. Menginformasikan kepada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan
bayinya pada usia 6 minggu tanggal 2 Juni 2017, ibu bersedia datang.
69
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat, menyusu dengan kuat, mau menyusu ±
10x sehari dan tidak diberi makanan tambahan, BAK ≥ 7 x sehari, BAB
1-2x sehari. Bayinya telah diberikan imunisasi BCG dan Polio 1 pada
tanggal 23 Mei 2017.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum : Keadaan umum bayi tampak sehat, kesadaran
compos mentis, keadaan emosional stabil Tanda-tanda vital : DJB :
142 kali/ menit, pernapasan 40 kali/menit, suhu : 36,8C. BB : 4300
gram, PB : 54 cm. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Bayi dapat
menyusu dengan baik, refleks hisap bayi kuat.
C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan umur 6 minggu.
D. Penatalaksaan
70
A. Subjektif
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya, dan mengeluh
mulai terasa nyeri luka operasi karena efek obat biusnya sudah mulai
menghilang dan merasa sedikit pusing dan mual, ibu sudah dapat mring
kanan dan kiri secara perlahan, ibu belum buang angin sejak selesai
operasi serta ibu merasa lemas.
B. Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional
stabil. Tekanan Darah 100/70 mmHg, Suhu tubuh 36,0˚C, Nadi 82
kali/menit, Pernapasan 20 kali/menit. Pada mata konjungtiva tidak pucat,
sklera putih tidak ikterik. Payudara simetris, tidak ada benjolan, areola
hiperpigmentasi, ada kelenjar Montgomery, puting susu menonjol,
pengeluaran kolostrum sudah ada. Tinggi Fundus Uteri 2 jari bawah
pusat, kontraksi uterus baik, uterus terasa keras, luka operasi tertutup
perban tidak ada rembesan darah, kandung kemih kosong uretra
terpasang Douwer Cateter dengan urin bag terisi 130 cc, Pada genetalia
vulva vagina tidak oedem, pengeluaran lochea rubra 50 cc. Ekstremitas
tidak ada oedema, varises negative dan terpasang infus RL dengan
72
tetesan 20 tpm.
C. Analisa
Diagnosa kebidanan
Ibu : P3A0 nifas Post SC 6 jam
Masalah : Nyeri luka operasi, mual dan pusing
Kebutuhan : Penkes fisiologi nifas dengan SC (efek
anestesi)
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga berdasarkan hasil pemeriksaa, ibu
dalam keadaan baik dan masih dalam pengawasan observasi post sc.
Ibu dan keluarga mengerti.
2. Memberitahu ibu bahwa ibu masih perlu terpasang infus sampai
kondisi ibu pulih dan membaik. Ibu dan keluarga mengerti.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi obat
Ceftriaxone IV sebanyak 1 gram, 2 kali sehari pagi dan malam hari.
4. Memberitahu ibu bahwa ibu belum dapat melakukan mobilisasi secara
bebas karena masih ada sedikit pengaruh obat bius. Ibu mengerti.
5. Memberitahu ibu untuk melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi
nyeri dengan mangambil nafas panjang dan menghembuskannya
perlahan melalui mulut. Ibu mengerti dan dapat melakukannya serta
merasa lebih nyaman.
6. Memberitahu ibu bahwa pusing dan mual yang ibu rasakan adalah efek
obat bius ketika operasi dan akan segera menghilang. Ibu mengerti dan
merasa lebih tenang.
7. Memberitahu ibu bahwa ibu dan bayi belum dapat dilakukan rawat
gabung karena ibu masih dalam proses pemulihan pasca operasi 6 jam
dan bayi ibu juga dalam pengawasan observasi diruang bayi. Dan tetap
memberitahu ibu untuk memberikan coloctrum dan ASI Eksklusif
kepada bayinya data sudah dilakukan rawat gabung. Ibu mengerti dan
73
akan memberikan colostrum dan ASI nya kepada bayinya saat rawat
gabung.
8. Menganjurkan kepada ibu untuk minum air putih hangat setelah ibu
buang angin dan ibu sudah dapat makan makanan yang mudah dicerna
terlebih dahulu namun kaya akan nutrisi seperti bubur dan telur rebus,
serta buah-buahan seperti buah papaya untuk melancarkan sistem
pencernaan ibu yang sebelumnya terpengatuh obat bius. Ibu mengerti
dan akan makan bubur besok pagi.
9. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup untuk
memulihkan kondisinya. Ibu mengerti dan akan istirahat.
10. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasinya
setelah satu hari pasca operasi, makan-makanan dengan gizi seimbang.
Memperbanyak konsumsi protein agar penyembuhan luka jahitan lebih
efektif. Ibu mengerti dan bersedia.
11. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
saat sudah dilakukan rawat gabung dan sesuai dengan kemauan bayi,
diusahakan maksimal 2 jam satu kali dengan posisi yang nyaman dan
perlekatan yang benar. Ibu mengerti dan dapat melakukannya.
12. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang 6 langkah
mencuci tangan dengan benar dan waktu yang tepat sebelum mencuci
tangan 6 langkah, yaitu
a.Sebelum dan sesudah makan
b. Sebelum memegang bayi
c.Sebelum dan sesudah mengganti pembalut
d. Sebelum dan sesudah mengganti perban atau hendak membersihkan
luka operasi dirumah setelah ibu nifas diatas 2 minggu. Ibu mengerti
dan dapat melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar.
13. Memberikan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene terutama
daerah genetalia yaitu mengganti pembalut sesering mungkin dibantu
oleh keluarga ibu, mengajarkan kepada ibu cara mencebok yang benar,
yaitu dari arah depan ke belakang dengan menggunakan air bersih atau
74
A. Subjektif
Ibu mengatakan pada hari ini nyeri operasi sudah berkurang. Ibu
mengonsumsi obat secara rutin. Pengeluaran pervaginam berupa darah
berwarna kecoklatan, dan tidak ada keluhan pada pengeluaran pervaginam.
Ibu mengatakan luka jahitan operasi ibu sudah mengering dan tidak ada
keluhan. Ibu belum dapat beraktivitas seperti biasa namun ibu dapat
BAB/K sendiri ke kamar mandi. Ibu memberikan ASI setiap satu jam
sekali atau dua jam satu kali. Ibu sudah tidak merasa lelah, tidur teratur
meskipun kadang terbangun untuk menyusui. Ibu sudah BAB dan BAK
tanpa keluhan, dan tidak ada keluhan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum : Keadaan Umum : baik, kesadaran: compos
mentis, keadaan emosional : stabil. Tanda-tanda vital : Tekanan Darah
110/80 mmHg, Suhu tubuh 36,4˚C, Nadi 78 kali/menit, Pernapasan 19
kali/menit. payudara simetris, tidak ada benjolan, areola
hiperpigmentasi, payudara tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, puting
susu bersih, tidak lecet dan menonjol. Pengeluaran ASI lancar,
Abdomen: TFU pertengahan pusat simfisis, Luka operasi tertutup
76
C. Analisa
Diagnosa kebidanan
Ibu : P3A0 nifas Post SC 6 hari
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, ibu
dalam kondisi baik karena banyak kemajuan atas kondisi ibu setelah
selesai operasi. Ibu mengerti dengan kondisinya.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk makan-makanan yang
mengandung serat seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan yang
mengandung protein untuk penyembuhan luka jalan lahir. Ibu sudah
makan-makanan berserat dan tinggi protein.
3. Memberitahu kepada ibu membersihkan daerah sekitar operasi, yaitu
dengan dilap air hangat disiram dan sabun antiseptic menggunakan
tangan yang sudah dicuci terlebih dahulu air bersih agar tetap bersih
dan dengan cara membersihkan daerah genetalia dengan benar yaitu
membersihkan dari dalam ke luar, sera mengeringkan dengan tissue
atau kain bersih. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
4. Memberi ibu pujian karena sudah dapat miring kanan dan kiri
meskipun perlahan-lahan, dan memotivasi ibu untuk lebih banyak
melakukan mobilisasi untuk mempercepat penyembuhan dan fungsi
sisem tubuh. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
77
A. Subjektif
Ibu mengatakan hari ini luka operasinya sudah kering namun ibu
mengeluh sedikit gatal pada bekas luka operasi. Ibu mengatakan
mengonsumsi makanan yang bergizi dan minum air mineral yang banyak,
makan sayur-sayuran, lauk yang mengandung protein dan buah-buahan.
Ibu mengatakan sedikit lelah saat malam karena menyusui setiap dua jam
satu kali. Ibu tidak memiliki keluhan dalam BAK. Namun merasa sedikit
ada keluhan pada BAB, yaitu obstipasi.
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum : Keadaan Umum : baik, kesadaran: compos
mentis, keadaan emosional : stabil. Tanda-tanda vital : Tekanan Darah
110/70 mmHg, Suhu tubuh 36,6˚C, Nadi 81 kali/menit, Pernapasan 19
kali/menit. payudara simetris, tidak ada benjolan, areola
hiperpigmentasi, payudara tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, puting
susu bersih, tidak lecet dan menonjol. Pengeluaran ASI lancar,
Abdomen: TFU tidak teraba, luka operasi kering dan tidak ada tanda
infeksi, kandung kemih kosong, Pemeriksaan genitalia: lochea alba,
79
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan, berdasarkan pemeriksaan
yang telah dilakukan bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan
merasa senang mendengar keadaannya.
2. Memberitahu ibu agar mandi dan membersihkan luka operasi dan
daerah sekitar luka operasi dengan lebih bersih dan mencuci tangan
terlebih dahulu, memberitahu ibu bahwa keluhan gatal pada luka
operasi dapat disebabkan ibu kurang bersih membersihkannya. Ibu
mengerti dan akan membersihkan diri dan bekasi luka operasi dengan
lebih menjaga hygiene.
3. Memberikan pujian kepada ibu karena memberikan ASI saja hingga
saat ini dan tetap memotivasi kepada ibu agar terus memberikan ASI
demi mendukung pemberian ASI Ekslusif. Ibu termotivasi untuk
selalu memberikan ASI kepada bayinya dikarenakan ASI yang di
produksi banyak.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat dengan cukup, setiap bayi
tertidur diusahakan agar ibu ikut tidur supaya ibu istirahat dengan
cukup. Ibu mengerti mengenai anjuran yang diberikan dan akan
mencoba melakukannya.
5. Memberikan pujian kepada ibu karena masih mengingat tanda bahaya
masa nifas dan cara mencuci tangan dengan benar seperti yang telah
80
yang diberikan. Ibu masih mengingat tanda bahaya nifas dan tidak
ditemukan tanda bahaya tersebut.
6. Menanyakan kepada ibu perihal alat kontrasepsi yang akan digunakan,
dan memberitahu kepada ibu jenis-jenis kontrasepsi yang aman untuk
ibu yang sedang menyusui. Ibu mengatakan ingin alat kontrasepsi
jenis pil, dikarenakan ibu maasih ingin memikirkan dan
mendiskusikan dengan suami untuk menggunakan implant.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengonsumsi makanan yang
bergizi, tinggi protein, dan banyak minum air mineral. Guna
penyembuhan luka jahitan operasi dan kondisi fisik ibu. Serta
menganjurkan ibu lebih banyak mengonsumsi makan makanan
berserat tinggi seperti sayuran dan buah untuk mengurangi keluhan
obstipasinya. Ibu mengatakan akan melakukan anjuran yang telah
diberikan demi pemulihan .
8. Merencakan kunjungan nifas keempat, kunjungan nifas keempat yaitu
6 minggu setelah operasi yaitu pada 3 Juni 2017. Ibu mengerti dan
bersedia.
81
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan saat ini dalam kondisi baik, ASI sudah keluar banyak dan
tidak ada keluhan pada bekas luka operasi.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum : Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, keadaan emosional stabil. Tanda-tanda vital : Tekanan
Darah 120/70 mmHg, Suhu tubuh 36,3˚C, Nadi 71 x/menit,
Pernapasan 19 x/menit, Payudara : pengeluaran ASI banyak, tidak
ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan,
puting susu menonjol, tidak lecet. Pemeriksaan abdomen: TFU tidak
teraba, Bekas luka operasi kering dan tidak ada tanda infeksi ,
kandung kemih kosong. Pemeriksaan anogenital : lochea alba. Tidak
ada tanda-tanda infeksi. Ekstremitas tidak ada kelainan.
C. Analisa
Diagnosa kebidanan
Ibu : P3A0 nifas Post SC 6 minggu
82
Masalah :-
Kebutuhan : Konseling Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
ASI Eksklusif, kontrasepsi dan Kebutuhan gizi ibu
menyusui.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan, berdasarkan pemeriksaan
yang telah dilakukan bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan
merasa senang mendengar keadaannya.
2. Memberi pujian kepada ibu karena masih memberikan ASI kepada
bayinya dan mengingatkan ibu agar bayi tetap disusui dan tidak perlu
memberikan cairan selain ASI. Ibu berjanji akan tetap memberikan
ASI kepada bayinya.
3. Menganjurkan ibu untuk tidur dan istirahat cukup jika bayi tertidur
untuk menghindari kelelahan karena akan mempengaruhi produksi
ASI. Ibu mengerti mengenai anjuran yang diberikan dan
melakukannya.
4. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Ibu
masih mengingat tanda bahaya masa nifas dan tidak ditemukan tanda
bahaya tersebut pada ibu.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk segera ber-KB dan menjelaskan
tentang jenis, kelebihan dan kekurangan jenis kontrasepsi dikarenakan
untuk menghindari kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat dan
karena ibu sudah melahirkan anak ketiga dengan proses SC. Ibu
mengerti dan akan melakukan KB suntik tiga bulan.
6. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap makan-makanan yang bergizi
seperti memperbanyak sayur, buah, ikan telur, dan daging. Serta tetap
mengonsumsi banyak minum air putih minimal 400 cc dalam sehari.
Ibu mengerti dan akan tetap mengonsumsi makanan bergizi serta
minum air putih.
83
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
tekanan darah klien cenderung stabil tanpa ada tanda bahaya, berdasarkan
penelitian rata-rata umur maternal yang mengalami oligohidramnion yaitu
30,5 tahun, penyebab oligohidramnion idiopatik 42% dan hipertensi dalam
kehamilan 35%. Dan penyebab terbanyak SC pada kasus oligohidramnion
adalah gawat janin.
Pada kasus Ny. U, DJJ dalam batas normal. Dilakukan SC terhadap
klien mengingat diagnosa potensial lain yaitu lilitan tali pusat dan usia
kehamilan ibu 41 minggu 6 hari, dapat dikatakan hampir memauki usia
kehamilan postterm sehingga makin berkurangnya cairan amnion dan
menyebabkan fetal disstres.
Hasil pemantauan DJJ, janin Ny. U tidak mengalami gawat janin
karena batas gawat janin adalah denyut jantung janin kurang dari 100
permenit atau lebih dari 180 per menit (Nugroho, 2011) hal ini tidak sesuai
dengan teori dimana janin dengan ibu hamil yang mengalami
oligohidramnion cenderung mengalami gawat janin dan banyak faktor
yang menyebabkan bayi Ny.U dengan oligohidramnion dan lilitan untuk
tidak mengalami gawat janin seperti tingkat keparahan aspirasi meconium
dan lilitan tali pusat.
Terdapat hubungan antara umur ibu, partus lama dan lilitan tali
pusat dengan asfiksia neonaturum, pada kasus bayi Ny.U, kondisi bayi
saat lahir dalam keadaan baik yaitu menangis kuat bergerak aktif kulit
kemerahan. Perlu diperhatikan keparahan tingkat lilitan tali pusat yang
dapat menyebabkan asfiksia neonaturum, partus normal dan kontraksi
uterus menyebabkan tali pusat terkompresi sehingga oksigenasi
uteroplasenta menurun dan menyebabkan fetal distress dan asfiksia
neonaturum (Katiandagho, 2015).
IMD (Inisiasi Menyusui Dini) pada post section caesarea
cenderung mengalami penundaan dan masalah akibat efek anestesi yang
dapat membuat bayi mengantuk, lemas dan malas untuk menyusui dank
arena bayi segera dibawa ke infant warmer untuk dilakukan pemeriksaan
(IDAI, 2013). Pada bayi Ny. U setelah bayi lahir, bayi langsung menangis
dan bergerak aktif serta kulit hanya sedikit kebiruan, dalam kondisi bayi
Ny.U dapat dilakukan IMD. Pada kenyataannya, hal ini tidak sesuai
dengan teori. Bayi dalam kondisi sehat tanpa tanda asfiksia harus
mendapatkan asuhan IMD, keberhasilan IMD menentukan besarnya
keberhasilan ASI Eksklusif, memberikan kehangatan, nafas dan denyut
jantung menjadi stabil, memperoleh antibody pertama dari coloctrum,
meningkatkan bonding antara ibu dan anak. Manfaat bagi ibu, tubuh
ibtraksi dan menyebabkan perdarahan.u memproduksi oksitosin alami agar
uterus berkon
Pada bayi Ny. U sewaktu kunjungan kedua hari ke enam, bayi pun
di periksa semua dalam batas normal dan Ny. U mengatakan tali pusat pun
sudah puput dari hari ke lima. Hal ini sesuai menurut teori Hidayat (2005)
yang mengatakan bahwa apabila tali pusat mendapatkan perawatan yang
baik maka tali pusat akan bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat
dapat puput lebih cepat yaitu antara hari ke 5-7 atau lebih cepat tanpa
adanya komplikasi.
menyusu dengan baik, refleks hisap bayi kuat. BAK ≥ 8x sehari, BAB 1-
2x sehari.Pada kunjungan ke empat yaitu 6 minggu, didapatkan TTV
dalam batas normal, BB : 4300 gram, PB : 54 cm. Bayi dapat menyusu
dengan baik, refleks hisap bayi kuat. BAK ≥ 7 x sehari, BAB 1-2x sehari.
Bayinya telah diberikan imunisasi BCG dan Polio 1 pada tanggal 23 Mei
2017.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dalam melaksanakan studi kasus ini penulis telah memberikan
asuhan kebidanan secara komprehensif pada klien sejak masa kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir dan nifas.
Asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.U umur 30 tahun
G3P2A0 sejak usia kehamilan 34 minggu hingga nifas 6 minggu dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian data objektif dn busjektif yang akurat dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi Ny.U telah dilaksanakan pada masa
kehamilan, section caesarea, nifas dan bayi baru lahir.
2. Analisa masalah dan diagnosa kebidanan pada ibu hamil, section
caesarea, bayi baru lahir dan nifas telah dilaksanakan sehingga
penatalaksanaan masalah dan kebutuhan pada Ny.U dapat teratasi
dengan baik.
91
B. SARAN
Mengingat pentingnya asuhan yang dilakukan secara
berkesinambungan pada masa kehamilan, persalinan/SC, bayi baru lahir
dan nifas, maka saran yang diberikan adalah :
1. Untuk Bidan Praktik Swasta Luki Rohmiar A. Am.Keb, SKM
Bidan sebagai pelayanan kesehatan yang berada ditengan masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan kebidanan.
2. Untuk keluarga Ny.U
Melalui program studi kasus ini diharapkan klien mendapatkan
informasi dan edukasi yang jelas tentang kehamilan, persalinan/SC,
bayi baru lahir dan nifas serta memberikan dukungan yang optimal
kepada ibu dan dapat menerapkannya dalam proses kehamilan
selanjutnya.
3. Untuk Institusi Pendidikan
92
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari, Saifuddin. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka
Almatsier. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
Ambarwati, Eny Retna. dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.Jogjakarta: Nuha
Medika
Argo, Bayu K. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mutigravida
dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja
Puskesmas Kartasura. Surakarta; UMS
Arif, dkk. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak .Yogyakarta: Nuha
Medika
Arisman, MB. (2007). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar asuhan Kebidanan Nifas normal. Jakata: EGC
Balitbangkes Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.
Kemenkes
BPJS. 2011. Panduan Praktis; Sistem Rujukan Berjenjang. Jakarta. BPJS
Kesehatan
93
U’budiyah Aceh.
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Handiyani, H. Mobilisasi dan Imobilisasi. Available from :http://staff.ui.ac.id
(diakses pada tanggal 23 Mei 2017).
Hidayat, A. 2009. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jilid I.
Jakarta: Salemba Medika.
IDAI. (2013). Inisiasi Menyusui Dini. Available from :
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini. Access on
May 2017.
Katiandagho, dkk. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Asfiksia Neonaturum. Manado; Poltekkes Kemenkes Manado
Kementerian Kesehatan. 2014. Infodatin; Kondisi Pencapaian Program
Keseehatan Anak Indonesia. Jakarta. Kemenkes; 4;12
Kemenkes, RI. 2016. Pedoman Umum; Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta. Kemenkes
Leveno, Kenneth J dkk. (2009). Obstetri Williams. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Patologi. Cetakan Kedua. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Kehamilan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Nur, Virgianti. 2013. Pengaruh Pemberian Minum Air Hangat Terhadap
Kejadian Posy Operative Nusea Vomittin (PONV) Pada Paien Post
Operasi Sectio Caesarea dengan Anestei Spinal di RS Muhammdiyah
Lamongan. Surakarta. Surya
Oktarina, Netty S. 2015. Perbandingan Pengaruh Breast Care Dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi Air Susu Ibu Post Sectio Caesarea Di
Ruang Nifas Rsud
95
Oktavia, R. 2015. Hubungan Konsumsi Asupan Protein, Zat Besi Dan Vitamin C
Dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Desa Joho Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Surakarta; UMS
Paskalilaudes, Maria. 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Luka Sectio
Caesarea dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Cesarea di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta: Surakarta. STIKES
Kusuma Husada
Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2014
Purnama, Made Adimerta. 2014. Hidrasi Maternal pada Kasus Oligohidramnion.
Denpasar: FK Universitas Udayana
Rukiyah, Lia Yulianti. (2010). Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Jakarta : TIM
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Varney Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Wahana visi Indonesia. 2013. 1000 Hari Pertama Kehidupan; Penentu Ribuan
Hari Berikutnya. Tangerang Selatan: WVI
WHO. 2015. Trends in Maternal Mortality 1990 to 2015.Geneva Switzerland.
Departement of Reproduction Health and Research World Health
Organization. 2015;92
Winkjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
96
97
98
99
100
101
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum :
- keadaan umum : Baik
- kesadaran : Compos Mentis
- keadaan emosional : Cemas
2. Tanda-tanda vital :
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80x/m
- S : 36,70C
- RR : 22x/m
3. Pemeriksaan fisik :
Berat badan : 59 kg
IMT : 24
Mata : Konjungtiva tidak anemis
sclera tidak ikterik
tidak menggunakan lensa kontak
Mulut : bersih, tidak menggunakan prosthetik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Payudara : Terdapat oembesaran selama masa kehamian,
putting menonjol, areola bersih
Abdomen : bekas luka operasi : tidak ada
Leopold : TFU : 28 cm TBJ : (28-11)x155 = 2635 gram
Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kananteraba bagian bagian kecil
(ekstremitas). Bagian kiri teraba keras panjang
seperti papan (punggung)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting (kepala)
Leopold IV : sudah masuk PAP/ Divergen
103
Analisa
Diagnosa Ibu : G3P2A0 Hamil 41 minggu dengan Oligohidramion dan
lilitan tali pusat
104
Penatalaksanaan
1. Menjalin hubungan baik dengan ibu menggunakan komunkasi efektif dan
terapeutik. Ibu merasa nyaman dan terbuka mengutarakan keluhannya.
2. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa Keadaan Umum ibu baik dan dapat
menjalani operasi saat ini. Ibu mengerti
3. Membantu ibu untuk mengatasi kecemasannya dengan memberikan
sugesti dan afirmasi positif agar ibu dapat menjalani proses operasi dengan
lancar. Ibu mengerti dan merasa senang.
4. Membantu ibu untuk melakukan latihan preoperasi seperti latihan
bernafasn dalam sebagai teknik relaksasi, latihan batuk efektif untuk
mengerluarkan secret dan llatihan gerakan sendi untu mempertahankan
fleksibilitas (dterutam a pada pasien anestesi general). Ibu mengerti dan
dapat melakukan latihan dengan baik
5. Memberitahu ibu bahwa akan dimasukkan obat kontraksi dan pencegah
perdarahan pada Rahim (oksitosin 20IU). Oksitosin sudah dimasukkan
kedalam kolf RL.
6. Memberitahu dan memposisikan ibu untuk dilakukan anestesi
regional/lumbal, ibu duduk diatas meja operasi. Anestesi dimulai pukul
14:20 WIB. Memposisikan ibu berbaring kembali, memakaikan topi,
Nasal kanul O2 dan alat monitor TTV.
7. Memasukkan 1 ampul Ondansteron secara bolus IV untuk mencegah mual
muntah dan aspirasi akibat pengaruh anestesi. Ondansteron sudah
diberikan.
105
Subjektif
Ibu merasa kedinginan namun senang atas kelahiran bayinya.
Objektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Keadaan emosional : Stabil
- Kesadaran : Compos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital
Sirkulasi : Nadi :91x/m
TD : 100/70 mmHg
S : 36,60C
Pernapasan : 22x/m pernapasan dalam, irama teratur, ttidak terdapat
bunyi nafas abnormal atau vesikuler
Saturasi O2 : 99%
3. Head To Toe
- Wajah : Sedikit pucat
- Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
106
Assessment
Diagnosa : P3A0 Post SC
Masalah : Masa transisi pemulihan anestesi
Kebutuhan : Asuhan post operasi
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa operasi telah selesai dilakukan, bayi lahir sehat dan
selamat. Ibu mengerti dan merasa senang atas kelahiran putrinya.
2. Memberitahu ibu bahwa efek anestesi akan segera hilang dan ibu akan
merasakan nyeri uka operasi, ibu membutuhkan teknik relaksasi pernafasan
dalam untuk mengurangi nyeri. Mengajari ibu teknik relaksasi pernapasan
yaitu menarik nafas panjang dalam hitungan 1 2 3 lalu menghembuskan
melalui mulut secara perlahan. Ibu mengerti dan dapat melakukannya dengan
baik.
3. Memindahkan ibu keruang pemulihan atau RR dan melanjutkan pemberian O 2
sebanyak 3 L dan memasang alat monitoring TTV. Menjaga keseimbangan
cairan. Infus masih terpasang dan menjaga kehangatan ibu. Ibu menggunakan
selimut tebal
107
Data Objektif
Antropometri
Berat badan 3500 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada
31 cm, lingkar perut 30 cm.
ekstremitas atas dan bawah simetris tidak ada kelainan sindaktili, polidaktili dan
anadaktili, testis berada pada skrotum, lubang penis berada di ujung penis,
pemeriksaan anus, bayi belum BAB, kulit turgor baik, warna kulit kemerahan.
BAB (-) BAK (+). Refleks moro positif, reflex rooting positif, reflex walking
positif, reflex grasp/plantar positif, reflex sucking positif, reflex tonic neck positif,
reflex babinsky positif.
Analisa
Neonatus cukup bulan – sesuai usia kehamilan umur satu jam
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
keadaan bayi saat ini dalam keadaan baik dan sehat. Ibu dan keluarga mengerti
penjelasan yang diberikan
2. Mempertahankan kehangatan suhu tubuh bayi. Membungkus tubuh bayi
dengan kain yang kering dan hangat. Bayi telah dibungkus dengan kain kering
dan hangat
3. Melakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa kering dan steril
tanpa alcohol dan betadin. Perawatan tali pusat sudah dilakukan.
4. Memberikan tanda pengenal di pergelangan tangan bayi yang berisi tanggl
lahir, jam lahir, nama ibu, nama ayah, jenis kelamin, berat badan dan panjang
badan.Bayi telah diberikan tanda pengenal.
5. Memberikan salep mata Chloramphenicol 1% untuk mencegah infeksi pada
mata bayi pukul 16:00 WIB. Salep mata sudah diberikan.
6. Memberikan suntikan vitamin K 0,1 mg secara IM di paha bay sebelah kiri
(1/3 anterolateral) Pukul 16:05 WIB. Vitamin K telah diberikan di paha kiri
bayi.
7. Merencanakan imunisasi HB0 0,5 ml IM di paha sebelah kanan (1/3
anterolateral) pada satu jam berikutnya yaitu pada pukul 17:05 WIB. Telah
diakukan
109