File PDF
File PDF
LAPORAN MAGANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2014
LAPORAN MAGANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2014
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan limpahan
karunia-NYA atas selesainya laporan ini dengan judul “Audit Atas Aset Tetap PT
STD,Tbk”. Dimana laporan ini bertujuan sebagai prasyarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan
mengucapkan terima kaish kepada semua pihak yang memberi bantuan, dorongan
serta semangat baik secara moril dan materil yaitu kepada:
1. Kedua orang tua penulis, H Muzhardi Kahar dan Muji Susilawati yang
telah tulus memberikan kasih sayang yang penuh kepada penulis serta
dorongan yang kuat secara materil hingga penulis dapat menempuh
pendidikan hingga bangku perkuliahan. Sulit bagi penulis untuk
mengungkapkan dengan kata-kata betapa besar rasa terima kasih kepada
keduanya. Serta kakak laki-laki tertua dan satu-satunya yang penulis miliki
Satria Hardi, terima kasih atas dorongan semangat yang diberikan. Sukses
untuk kita bang!. Semoga perjuangan ini memberikan kebahagian bagi
papa, mama, abang, i love you all.
3. Bapak Lufti Julian dan Ibu Dyah Setyaningrum selaku dosen penguji yang
telah menyediakan waktu dan pikiran serta memberikan masukan yang
sangat berguna dalam usaha penyempurnaan tugas akhir ini. Terima kasih
telah meluluskan penulis hingga akhirnya resmi menjadi sarjana.
iv
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
Wahyudianto selaku Partner in charge penulis selama magang, Ko Tjun-
Tjun selaku Manager in charge penulis selama magang, Kak Oja, Kak
Agnes, Kak Yenni, Kak Sita dan senior-senior divisi tosca yang bersedia
membimbing, mengajak dan memberikan ide-ide serta pengalaman yang
berharaga kepada penulis.
6. Sahabat terdekat penulis, Puteri Hardianty yang selalu ada disaat senang
maupun sedih, yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Semangat kita pasti bisa pinces!
Dan Ramya Sausan yang selalu memberi dorongan dari jauh untuk
penulis.
8. Keluarga besar Kahar yang telah memberikan doa yang terbaik bagi
penulis, terutama kepada saudara sekaligus sahabat seperrmainan penulis
Nikita, Puput, Dara terima kasih atas keceriaan yang telah dibagi bersama
penulis.
9. The last but not least, Fadhil Akbar ST yang selalu menemani,
memberikan masukan, dorongan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini.
v
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
ABSTRAK
Laporan magang ini menjabarkan kegiatan penulis dalam pelaksanaan audit atas
aset tetap pada PT STD,Tbk untuk periode tahun 2013. Beberapa akun yang
terkait dengan siklus ini adalah akun aset tetap, penyusutan, dan nilai revaluasi.
Penulis menemukan bahwa pengendalian internal pada penilaian aset tetap belum
sepenuhnya efektif, khususnya dalam hal perhitungan nilai revaluasi dan
klasifikasi aset yang dinilai secara revaluasi. Berdasarkan prosedur audit yang
telah dilaksanakan, auditor menyimpulkan bahwa nilai aset tetap, penyusutan dan
penyajian dilaporan keuangan telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan
PSAK 16 (revisi 2011).
Kata kunci:
aset tetap, audit, penyusutan, PSAK 16 (revisi 2011)
vi
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
ABSTRACT
This internship report explains author’s activities when conducting audit on fixed
assets of PT STD,Tbk for the year 2013. Several included are fixed assets,
depreciation, and revaluation of values. I found that the internal control in the in
the valuation of fixed assets has not been fully effective, particularly in terms of
the calculation of the value of revaluation and classification of revaluation assets.
Based on the audit procedures performed, the auditor concludes that the value of
fixed assets, depreciation and finance are reported presentation has been presented
fairly and accordance with PSAK 16 (revised 2011).
Key words:
audit, depreciation, fixed asset, PSAK 16 (revised 2011)
vii
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
DAFTAR ISI
viii
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
2.3.1 Tujuan Audit atas aset tetap .................................................................. 26
2.3.2 Prosedur audit atas aset tetap ................................................................ 27
BAB III PROFIL KAP & PERUSAHAAN KLIEN ........................................ 43
3.1 Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) RSM AAJ Associate........................ 43
3.1.1 Gambaran Umum .................................................................................. 43
3.1.2 Visi dan Misi RSM International .......................................................... 43
3.1.3 Lini Bisnis dan Jasa KAP RSM AAJ Associate ................................... 44
3.1.4 Struktur Organisasi KAP RSM AAJ Associate .................................... 45
3.1.4.1 Divisi .............................................................................................. 45
3.2 Profil Umum Perusahaan Klien (PT STD, Tbk) ......................................... 46
3.2.1 Gambaran Umum .................................................................................. 46
3.2.2 Tujuan, Visi dan Nilai-nilai Perusahaan ............................................... 48
3.2.3 Jenis Usaha dan Produk ........................................................................ 49
3.2.4 Kebijakan Aset Tetap PT STD, Tbk ..................................................... 50
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 54
4.1 Akuntansi atas Aset Tetap PT STD, Tbk .................................................... 54
4.1.1 Metode Penyusutan dan Masa Manfaat Aset Tetap PT STD,Tbk ....... 58
4.2 Proses Audit PT STD,Tbk ........................................................................... 59
4.2.1 Client acceptance and Re-evaluation ................................................... 59
4.2.2 Preplanning .......................................................................................... 60
4.2.3 Planning ................................................................................................ 65
4.2.4 Fieldwork .............................................................................................. 71
4.2.5 Completion and Reporting .................................................................... 86
BAB V KESIMPULAN & SARAN ................................................................... 87
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 87
5.2 Saran ............................................................................................................ 88
5.2.1 Saran bagi KAP RSM AAJ Associate .................................................. 88
5.2.2 Saran bagi PT STD,Tbk ........................................................................ 89
DAFTAR REFERENSI
ix
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4.1 : Alternative audit strategy for income & expenditure accounts ....... 36
Tabel 2.4.2 : Audit Respone Table........................................................................ 36
Tabel 2.4.3 : Penentuan jumlah sample ................................................................ 37
Tabel 2.4.4 : Penentuan respon audit .................................................................... 38
Tabel 3.1.1.1 : Jenis jasa yang ditawarkan ............................................................ 44
Tabel 3.1.4 .1 : Struktur Perusahaan KAP RSM AAJ Associates ........................ 45
Tabel 4.1.1 Masa Manfaat Ekonomis berdasarkan Jenis Aset Tetap dan Aset tetap
lainnya PT STD,Tbk ............................................................................................. 59
Tabel 4.2.3.1 : Audit Respon Decision Tree ......................................................... 66
Tabel 4.2.3.2 : Penentuan Overall Materiality Limit (OML) untuk high risk client
............................................................................................................................... 68
Tabel 4.2.3.3 : Penentuan Overall Materiality Limit (OML) untuk low risk client
............................................................................................................................... 68
Tabel 4.2.4.5 : Penentuan Sample ......................................................................... 80
Tabel 4.2.4.6 : Penentuan Sampling reklamasi AUC ........................................... 83
x
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Aset tetap merupakan salah satu aset yang penting didalam kegiatan
produksi perusahaan. Tujuan utama dari pengadaan aset tetap adalah sebagai
modal kerja perusahaan tidak untuk diperjual-belikan, sehingga proses pengadaan
hingga penilaiannya harus dilakukan dengan tepat dan benar. Keputusan
perusahaan seringkali dihadapkan dengan permasalahan bagaimana cara
memperoleh aset tetap dengan modal biaya seminimal mungkin. Pada teorinya
perusahaan dapat memperoleh aset tetap dari beberapa metode seperti dengan
membeli secara tunai atau kredit, atau dengan cara sewa guna usaha. Nilai aset
tetap perusahaan akan mengalami peningkatan seiring dengan kondisi
perekonomian di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu inflasi
dan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Meningkatnya
harga-harga di pasaran menyebabkan nilai dari suatu aset tetap yang dimiliki oleh
entitas usaha menjadi tidak wajar. Nilai sekarang suatu aset tetap yang diperoleh
beberapa tahun lalu tidak sama dengan harga perolehan aset tersebut yang tercatat
pada laporan posisi keuangan. Hal ini bisa terjadi karena akuntansi menganut
prinsip harga perolehan (historical cost), dimana nilai suatu aset dicatat
sebesar harga perolehannya. Faktor ini mendorong perusahaan untuk melakukan
revaluasi pada aset tetapnya agar sesuai dengan nilai yang wajar. Kewajaran
penilaian aset tetap suatu perusahaan dapat disesuaikan dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (revisi 2011).
Dalam PSAK ini dinyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode. Seiring waktu berjalan, aset tetap akan
mengalami penyusutan (kecuali tanah). Revaluasi Aset Tetap adalah penilaian
kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap
1
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
2
tersebut dipasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan
perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset
tetap dalam laporan keuangan perusahaan tidak lagi mencerminkan nilai yang
wajar.
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin membahas lebih dalam mengenai metode
revaluasi aset tetap pada perusahaan dan proses audit yang dilaksanakan untuk
aset tetap tersebut. Dalam pelaksanaan magang, penulis melakukan prosedur audit
untuk aset tetap PT STD,Tbk terkait dengan aset tetap dan metode revaluasi yang
mereka terapkan. Penulis memilih pembahasan ini karena penulis ingin melihat
apakah metode yang perusahaan terapkan itu sudah efektif dan efisien menurut
ketentuan akuntansi yang berlaku di Indonesia serta apakah metode revaluasi
menjadi solusi yang baik bagi perusahaan dalam menilai aset tetap.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
3
sebagai asisten senior in charge dalam melaksanakan audit lapangan. KAP ABC
memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh karyawan, baik peserta
magang ataupun karyawan tetap perusahaan. KAP ABC memberikan kewajiban
dan hak yang telah ditentukan sebelumnya didalam kontrak kerja. Peserta magang
wajib melaksanakan setiap peraturan yang ada. Peserta magang juga berkewajiban
melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Selama proses magang berlangsung penulis mendapatkan 2 jenis klien dengan
industri yang berbeda, dimana salah satunya adalah PT STD,Tbk yang akan
dibahas pada laporan magang ini. Aktivitas yang penulis lakukan selama proses
magang berlangsung adalah audit laporan keuangan dimulai dari identifikasi jenis
klien, memahami nature akun klien, hingga mendokumentasikan atas penugasan
yang dilakukan dalam bentuk sebuah kertas kerja atau disebut juga dengan
workingpaper. Workingpaper atau wp yang disiapkan atas akun tertentu seperti
kas dan setara kas, aset tetap, beban operasional, equity dan other income
(expense). Selain itu penulis juga berlaku sebagai profesional audit ketika
melakukan inquiry kepada klien, seperti melakukan stock opname, menyiapkan
konfirmasi bank, vouching (memeriksa dokumen pendukung dan mencocokan
dengan data yang diterima dari klien) serta merekap data sebagai bukti dalam
prosedur audit. Penulis berpedoman kepada prosedur audit yang diterapkan oleh
KAP tersebut selain itu penulis juga dibimbing dan diberikan arahan oleh senior
in charge dalam melaksanakan proses audit.
1.4.1 PT. T
Klien pertama yang penulis dapatkan adalah merupakan sebuah
perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
dimana perusahaan ini bergerak dibidang jasa sistem teknologi yang terintegrasi,
termasuk impor, perdagangan distribusi serta jasa perawatan komputer. Perusahan
ini memiliki 17 entitas anak belum termasuk entitas-entitas anak yang belum
beroperasi, yang mana sebagian besar dari entitas anak tersebut diaudit oleh
auditor KAP ABC (perusahaan induk).
Team audit yang telah ditentukan mempersiapkan proses audit interim
untuk bulan september 2013. Namun, ditengah proses audit berlangsung
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
4
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
5
Ruang lingkup penulisan laporan magang ini adalah menjelaskan beberapa hal
mengenai :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
6
Metode penulisan dalam laporan magang ini adalah studi pustaka dan
observasi. Studi pustaka digunakan untuk membuat landasan teori dalam
laporan magang ini. Selain itu observasi merupakan suatu cara dimana penulis
terlibat langsung dilapangan dalam proses audit selama menjalankan magang
di KAP ABC.
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang dan tujuan program magang, tempat dan
waktu pelaksanaan magang, pelaksanaan kegiatan magang, ruang lingkup
penulisan laporan magang, metode penulisan dan sistematika penulisan
laporan magang.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
7
obyek dalam proses audit dan pembahasan dalam laporan magang penulis
yaitu PT STD, Tbk. Profil perusahaan mencakup sejarah singkat perusahaan,
susunan organisasi dan kebijakan akuntansi terkait aset tetap di PT STD, Tbk.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
BAB II
LANDASAN TEORI
Yang termasuk kedalam golongan aset tetap menurut Kieso, Weygandt dan
Warfield adalah tanah, bangunan dan prasarana, serta mesin atau alat-alat. Adapun
karakteristik yang diungkapkan untuk menentukan sebuah aset tetap menurut
Kieso et al., (2011) adalah :
8
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
9
Adapun definisi lain yang dikemukakan Horngren & Harison (2007) adalah :
“Aset yang dapat digunakan dalam jangka yang lama dan bentuk fisiknya
memberikan kegunaan dari aset tersebut.”
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
10
subjek penyusutan kecuali untuk tanah atau lahan. Untuk menentukan besarnya
penyusutan yang terjadi pada aset tetap tersebut dapat digunakan beberapa jenis
metode seperti metode garis lurus (straight-line methode), metode saldo menurun,
dan metode jumlah unit. Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan
ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa dengan dari aset oleh entitas dan
metode penyusutan direview setiap akhir tahun buku, jika terdapat perubahan
diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi. Penyusutan akan dimulai saat
aset tersebut digunakan dan akan berakhir ketika dijual atau dimaksudkan untuk
dijual dan habis masa manfaat ekonomisnya. Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut
dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
Biaya perolehan awal dimaksudkan aset tetap dapat diperoleh untuk alasan
keamaan dan lingkungan. Meskipun tidak secara langsung meningkatkan manfaat
ekonomis masa depan dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi
entitas untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset lain, maka aset
tetap itu memenuhi syarat pengakuan sebagai aset. Dimana kemungkinan
pengadaan aset tersebut tidak secara langsung memberikan memberikan manfaat
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
11
ekonomis bagi entitas akan tetapi tanpa adanya aset tersebut maka entitas tidak
dapat memperoleh manfaat ekonomis masa di masa depan. Hal ini lah yang dapat
melandasi pengakuan aset tetap.Untuk biaya selanjutnya tidak dapat digolongkan
semua biaya kedalam pengakuan sebagai aset tetap. Biaya-biaya tersebut dapat
dikapitalisasi, jika memenuhi syarat dengan memberikan manfaat ekonomis
kepada entitas dimasa depan. Selanjutnya menurut PSAK 16 (revisi 2011)
paragraf 13, apabila suatu entitas melakkan pergantian secara periodik terhadap
komponen aset tetap dan entitas mengakui biaya penggantian komponen aset tetap
dalam jumlah tercatat aset tetap yang terjadi oleh karena memenuhi kriteria
pengakuan sebagai aset tetap.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
12
Selain itu menurut PSAK 16 (revisi 2011) ada beberapa biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung, biaya-biaya tersebut yakni :
Adapun contoh biaya yang bukan merupakan biaya perolehan adalah biya
pembukaan fasilitas baru, biaya pengenalan produk dan jasa baru (marketing),
biaya penyelenggaraan bisnis baru di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru
termasuk didalamnya biaya fasilitas staff, dan biaya administrasi serta overhead
umum lainnya. Pengakuan sebesar biaya perolehan dapat disebut dengan
pengukuran awal. Pengukuran ini akan dihentikan ketika aset tetap tersebut
berada pada lokasi dan kondisi yang dinginkan untuk siap dipergunakan, oleh
karena itu biaya pemakaian dan penyusutan dalam kegiatan operasi tidak dapat
dimasukkan dalam pengukuran awal. Hal ini sama ketika aset tetap didapat
dengan cara konstruksi sendiri. Biaya perolehan yang diakui adalah biaya yang
dikeluarkan ketika aset tersebut kita peroleh bukan akumulasi biaya konstruksi
yang dikeluarkan. Jika entitas membuat aset tersebut serupa untuk dijual dalam
usaha normal maka biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya konstruksi
aset yang ingin dijual tersebut.
Secara akuntansi biaya perolehan awal yang dimaksud diatas adalah nilai
tunai dari aset yang didapat pada tanggal pengakuan. Jika aset diperoleh dengan
cara pembayaran tangguhan maka perbedaan harga tunai dengan total kredit yang
dibayarkan akan dicatat sebagai beban bunga pada masa angsuran, pengecualian
untuk beban yang dikapitalisasikan (PSAK 26 : biaya pinjaman).
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
13
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
14
Kieso et al. (2011), mengatakan bahwa terkadang aset tetap dapat dicatat pada
fair value ketika hal itu memungkinkan untuk dilakukan. Fair value yang didapat
harus memenuhi bukti yang cukup dengan penilaian seorang yang berkompeten.
Akan tetapi pada dasarnya kebanyakan entitas menggunakan model biaya
(historis) karena dianggap lebih mudah untuk diterapkan. Akan tetapi terkadang
ada entitas yang mengkombinasikan antara model biaya dan revaluasi untuk aset
tetap perusahaan. Dengan menggunakan model biaya entitas akan dapat menekan
biaya yang dikeluarkan untuk aset, sedangkan jika entitas menggunakan model
revaluasi umumnya akan menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi sehingga
beban penyusutan yang dihasilkan juga akan tinggi. Hal ini berakibat pada laba
bersih yang akan didapat menjadi lebih rendah. Jika entitas telah menerapkan
model revaluasi maka akan diterapkan kepada seluruh aset tetap pada kelompok
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
15
yang sama dan jika pada suatu masa entitas merubah model yang digunakan maka
perubahannya bersifat prospektif.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
16
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
17
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
18
N N+1
ℎ =
2
o Declining-balance method
Menggunakan tingkat penyusutan yang merupakan dua kali dari
tingkat penyusutan metode garis lurus.
100% nilai perolehan
Depreciation charge = / x 23 x
umur ekonomis nilai buku
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
19
g. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang
sedang dalam pembangunan;
h. Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap;
i. Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami
penurunan nilai, hilang/dihentikan yang dimasukan dalam laporan laba
rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah dari laporan laba rugi.
Hal diatas dapat dijadikan dasar untuk pengungkapan aset tetap selain hal diatas,
entitas sebaiknya mengungkapkan metode yang digunakan beserta jumlah dan
akumulasi penyusutan diakhir periode serta penentuan estimasi umur oleh
manajemen entitas, dimana hal ini dapat menjadi informasi bagi pengguna laporan
keuangan entitas.
2.2 Audit
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
20
• Standar Auditing
• Standar Atestasi
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
21
Menurut Arens et.al,(2009) hasil dari sebuah kegiatan audit adalah opini
audit. Opini audit akan dikeluarkan oleh seorang auditor yang telah berkompeten
dan independen dalam tugasnya. Opini yang dimaksud adalah opini kewajaran
atas penyajian laporan keuangan entitas dimana asumsinya adalah laporan
keuangan tersebut disajikan menurut prinsip-prinsip akuntansi secara wajar.
Landasan dari sebuah opini audit adalah reasonable assurance dimana penyajian
atas laporan keuangan entitas telah lepas dari kesalahan yang material termasuk
didalamnya kecurangan dan kesalahan yang tidak disengaja. Kesalahan yang
material akan mempengaruhi opini audit yang akan dikeluarkan. Konsep dari
materiality itu sendiri adalah ditentukan oleh auditor dengan perencanaan dan
hasil audit serta efek dari evaluasi dari identifikasi kesalahan pencatatan atau
ketidaksengajaan pelaporan yang ada di laporan keuangan. Kerangka pelaporan
keuangan yang dianut oleh manajemen harus berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku di Indonesia dan sesuai dengan sifat entitas.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
22
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
23
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Didalam memberikan atau tidak memberikan pendapat auditor harus
menyatakan bahwa auditnya telah dilaksanakan menurut standar audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
Dalam memenuhi tujuan-tujuan audit diatas, auditor harus mengikuti beberapa
fase dalam pengauditan laporan keuangan. Fase ini merupakan dasar auditor
memulai audit terhadap laporan keuangan entitas. Arens et.al (2009) membagi
jenis fase tersebut menjadi:
Fase I : Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Fase II : Menjalankan tes pengendalian dan subtantif tes transaksi
Fase III : Menjalankan prosedur analisis dan tes rician saldo
Fase IV : Melengkapi audit dan menerbitkan laporan audit
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
24
proses audit yang akan dilakukan. Dalam memilih dan menetapkan bukti audit ada
empat hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Prosedur audit
2. Ukuran sample
3. Pemilihan item
4. Pemilihan waktu
Kesalahan dalam pemilihan bukti audit maka akan menjadikan auditor salah
mengambil kesimpulan. Oleh karena itu auditor harus melihat kelayakan dan
yakin atas bukti audit yang dipilih berdasarkan sample. Adapun beberapa tipe-tipe
bukti audit yaitu;
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
25
c. Dokumentasi (documentation)
Bukti audit yang didapatkan dari investigasi auditor terhadap data-
data yang disajikan. Terdapat dua jenis dokumentasi yaitu
dokumentasi internal yang dibuat oleh pihak entitas dan dokumentasi
eksternal yang dibuat oleh pihak ketiga.
d. Prosedur analitik (analytical prosedure)
Perbandingan informasi keuangan entitas dengan beberapa informasi
terkait, perbandingan dengan entitas lain tetapi dalam satu jenis
industri, memahami sifat alami entitas serta komparasi antar
performance entitas
e. Meminta keterangan dari klien (inquiry)
Bukti audit yang akan didapatkan melalui inquiry adalah bukti audit
yang berupa hasil wawancara antara auditor dan klien. Auditor dapat
meminta keterangan langsung dari klien terkait temuan yang
didapatkan. Dengan meminta keterangan langsung auditor juga dapat
memahami bisnis klien secara detail.
f. Perhitungan kembali (recalculate)
Untuk memastikan apakah tidak ada salah saji pada akun-akun
tertentu auditor dapat menghitung kembali sehingga ada
perbandingan sama atau tidaknya antar klien dan auditor.
g. Penilaian atas performa
Melihat perbandingan keadaan entitas selama tahun berjalan.
h. Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan dengan cara melihat langsung bisnis
klien, turun kelapangan ataupun berada diperusahaan klien untuk
beberapa waktu.
Aset tetap yang memiliki perhitungan dan masa manfaat yang panjang
melebihi satu peride menimbulkan potensi terjadinya salah saji. Salah saji ini
dapat muncul dari berbagai aspek aset tetap salah satunya adalah umur ekonomis
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
26
dari aset tersebut. Oleh sebab itu diperlukan suatu prosedur untuk audit terhadap
aset tetap.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
27
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
28
komponen yang harus dipastikan nilainya tercatat dengan benar, yaitu komponen
nilai aset tetap itu sendiri dan komponen nilai beban penyusutan serta akumulasi
beban penyusutan dari aset tetap itu sendiri. Sebelum melihat lebih jauh auditor
harus melihat terlebih dahulu internal control yang dilakukan oleh menejemen.
Karena dari situlah auditor dapat menilai bagaimana penggunaan aset tersebut
selama periode berjalan. Selanjutnya prosedur analitik yang harus dilakukan
adalah melihat perbandingan informasi keuangan entitas dengan informasi yang
sebanding untuk periode sebelum, keinginan klien seperti anggaran atau
prakiraan, atau yang di harapan dari auditor seperti perkiraan depresiasi, serta
informasi industri serupa, seperti perbandingan rasio entitas dari penjualan
piutang dengan rata-rata industri atau dengan entitas lain dengan ukuran yang
sebanding dalam industri yang sama. Prosedur analitis juga mencakup
pertimbangan hubungan, misalnya di antara unsur-unsur informasi keuangan yang
akan diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan pola diprediksi berdasarkan
pengalaman entitas, seperti persentase gross margin dan serta antara informasi
keuangan dan informasi non-keuangan yang relevan, seperti biaya gaji untuk
jumlah karyawan. Prosedur yang diterapkan untuk aset tetap adalah :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
29
Adapun prosedur audit yang diterapkan oleh KAP ABC untuk aset tetap adalah :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
30
Pada prinsipnya KAP dapat menerima klien yang mampu bekerjasama secara
profesional, oleh karena itu menurut ABC methodology jenis klien yang dapat
diterima oleh KAP ABC Associate sebagai berikut :
− Perjanjian kerja hanya dapat dilakukan dengan klien yang memiliki
integritas tinggi dan mampu untuk saling membantu dalam proses audit
nantinya, dimana manajemen tidak diperkenankan mempersulit proses
audit, tidak memiliki riwayat melakukan tindakan ilegal dan kecurangan
tertentu.
− Entitas calon klien diyakini telah dikelola dengan baik dalam artikata klien
memiliki pengendalian internal yang baik.
− Klien yang akan diterima adalah perusahaan yang tidak memiliki
hubungan istimewa dengan KAP karena KAP ABC sebagai pelaku
penyedia jasa yang bersifat independen. Sebagai penyedia jasa profesional
yang independen KAP harus bertindak sebagai berikut:
− Partner in charge harus mengetahui kebutuhan dan persyaratan
layanan jasa klien.
− KAP memiliki kemampuan yang diperlukan dalam hal sumber
daya dan keahlian.
Setelah pertimbangan mengenai persyaratan etika yang harus dilalui oleh calon
klien maka selanjutnya auditor dapat melaksanakan proses penerimaan klien baik
klien baru maupun klien yang lama. adapun proses yang harus dilakukan yaitu:
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
31
2. Preplanning
Pada fase ini auditor in charge akan mulai menyiapkan rancangan strategi
audit untuk menilai risiko-risiko audit akan muncul pada saat proses audit
berlangsung. Perencanaan penilaian risiko audit harus didukung dengan bukti-
bukti audit, rancangan strategi ini akan disusun lebih lanjut pada fase berikutnya.
Menurut ABC methodology prosedur yang dapat dilaksanakan dalam menilai
risiko yang akan muncul adalah:
1. Bertanya kepada manajemen atau pihak terkait untuk dapat
mengidentifikasi risiko yang. Sebagian besar dari informasi berasal dari
bertanya kepada manajemen. Beberapa hal yang kita bisa dapatkan dari
penyelidikan kepada manajemen adalah pemahaman lingkungan
perusahaan dalam mempersiapkan laporan keuangan, pertanyaan terkait
dengan bagian internal perusahaan, efektifitas operasional perusahaan dan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
32
• Risiko tersebut merupakan salah satu bagian yang berpegaruh pada banyak
hal seperti terhadap akun transaksi, saldo awal dan pengungkapan,
• Risiko tersebut merupakan salah satu yang berpengaruh pada laporan
keuangan secara keseluruhan; atau
• Risiko tersebut merupakan salah satu yang berpengaruh pada program
audit yang akan dijalankan (seperti, going concern)
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
33
3. Planning
Pengujian yang dilakukan untuk melihat efektifitas pengendalian internal
tersebut adalah:
a. Penjualan yang tercatat adalah penjualan untuk barang yang pelanggan
benar-benar ada (keterjadian)
b. Transaksi penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan)
c. Jumlah barang yang dikirim tercatat oleh sistem harus sama dengan
dokumen faktur penjualan yang terjadi (akurasi)
d. Transaksi penjualan dicatat dengan benar di arsip utama piutang dan telah
diotorisasi oleh manajer keuangan (keterjadian dan kelengkapan)
e. Tanggal penjualan yang dicatat pada jurnal siklus penjualan dengan
salinan faktur penjualan dan slip pengiriman barang (timing)
Dari hasil pengujian sampel PT STD,Tbk dengan ketentuan diatas, disimpulkan
bahwa pengendalian internal perusahaan telah memadai dan auditor yakin pada
pengendalian internal perusahaan karena telah bekerja secara efektif.
1. Prosedur audit dapat dibuat untuk merespon penilaian terhadap risiko yang
telah dirangkum pada aktivitas pre-planning. Menurut Interational Standart
Auditing (ISA) prosedur audit dapat dibangun melalui:
1. Respon atas dokumentasi penilaian risiko (ISA 240).
2. Munculnya strategi audit, dimana auditor menentukan batasan audit dari
pemahaman dokumentasi atas risiko yang akan muncul (ISA 300).
3. Pengembangan rencana audit (ISA 300), dimana didalamnya terkait hal
dasar, batasan, penilaian atas prosedur penilaian risiko (ISA 315); dasar,
batasan dan penilaian atas perencanaan prosedur audit pada level asersi
(ISA 330).
4. Dokumentasi atas respon auditor (ISA 240.45)
4. Fieldwork
Pada fase ini auditor akan mulai melaksanakan rencana audit dengan
menguji transaksi, nilai saldo, dan pengungkapan pada laporan keuangan.
Menurut ABC methodology hal-hal yang terkait pada fase ini adalah:
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
34
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
35
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
36
Tabel 2.3.1 : Alternative audit strategy for income & expenditure accounts
Income accounts 25 50
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
37
Didalam ABC Methodology diatur berapa banyak jumlah sample yang bisa
digunakan oleh auditor untuk mengontrol level dari penilaian risiko pada
bagian transaksi, saldo awal serta pengungkapan.
Daily or more 23 12
Weekly 5 3
Monthly 3 2
Quarterly 2 1
Biannual 1 1
Annual 1 1
d) Scoping adalah pemilihan dengan nilai besar yang dipilih secara acak
sehingga nilai-nilai tersebut telah ditentukan terlebih dahulu. Jika prosedur
analitis telah ditentukan layak maka auditor akan dapat menentukan
persentasenya. Adapun prosedur scoping adalah sebagai berikut:
• Mengeluarkan saldo yang negatif
• Memilih nilai yang akan diuji dengan ketentuan audit response
table
• Memilih teknik pengujian
• Melaksanakan audit performance
• Mengevaluasi hasil dari prosedur audit yang dijalankan
• Unadjusted errors yang didapat dengan menyesuaikan kesalahan
tidak lebih dari 3% dari keseluruhan materiality
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
38
No 55%
No
Yes 50%
High
No 40%
Yes
Yes 25%
No 35%
No
Yes 15%
Low
No 15%
Yes
Yes N/A
Sumber : ABC Methodology 2010
e) Test of Detail adalah menguji kekuatan bukti untuk penilaian risiko audit
maka prosedur ini harus direncanakan dan dilaksanakan.Uji kebenaran ini
terkait dengan akun transaksi, saldo awal dan pengungkapan. Auditor
dapat mengkombinasikan prosedur subtantif dengan test of details untuk
mendapatkan hasil yang lebih diyakini kebenarannya.
f) Perhitungan persediaan dilakukan untuk menunjang tujuan audit
keberadaan dan keakuratan persediaan yang dimiliki oleh klien dimana
jumlah yang dihitung secara fisik adalah sama nilainya dengan yang
tercatat didalam laporan keuangan. Hal-hal yang menjadi fokus auditor
adalah perpindahan persediaan, cut-off inventory, dokumentasi, inspeksi
persediaan, membuat uji penghitungan dan menyimpulkan hasil prosedur.
Dari kasus laporan ini auditor melaksanakan penghitungan persediaan ke
gudang PT STD,Tbk di Surabaya, penghitungan dilakukan didua gudang
persediaan selama dua hari berturut-turut. Dari hasil tersebut perhitungan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
39
auditor tidak jauh berbeda dengan nilai yang ada didalam laporan
keuangan klien.
g) Konfirmasi ekternal merupakan informasi yang didapat oleh pihak ketiga
seperti bank, induk perusahaan, atau pihak-pihak yang berelasi dan
memiliki hubungan istimewa lainnya serta pihak hukum / legal institution.
h) Estimasi akuntansi
Contoh estimasi akuntansi adalah:
• Penyisihan yang mengurangi persediaan dan debitur yang menjadi
nilai realisasi yang diperkirakan oleh mereka.
• Profisi penyusutan
• Pendapatan atau beban yang masih harus dibayar
• Ketentuan untuk pajak tangguhan
• Ketentuan untuk kerugian yang diakibatkan oleh perkara hukum
• Laba dan rugi atas konstruksi yang masih berjalan
• Ketentuan atas klaim surat jaminan
• Pengukuran nilai wajar
i) Pihak berelasi merupakan pihak-pihak yang memilliki hak dan kewajiban
atas perusahaan. Pihak-pihak ini dapat mempengaruhi keberlangsungan
perusahaan. Auditor akan memastikan bahwa perusahaan ini memiliki
transaksi dengan pihak berrelasi yang berisiko tinggi. ABC methodology
mengatur tindakan auditor seperti:
• Memastikan bahwa adanya hubungan dengan pihak berrelasi
• Memastikan bahwa transaksi dengan pihak berelasi dicatat dengan
ketentuan yang umum
• Memastikan bahwa transaksi tersebut diungkapkan dalam laporan
keuangan
j) Risiko salah saji material meresap kedalam laporan keuangan secara
keseluruhan. Sehubungan dengan risiko salah saji material meresap atas
laporan keuangan secara keseluruhan (dan, bila relevan, Risiko Signifikan)
diidentifikasi pada tahap pra-perencanaan audit, auditor harus:
• Menilai kemungkinan dan dampak Risiko Salah Saji Material
• Memahami respon dokumen manajemen untuk risiko salah saji material
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
40
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
41
jangka waktu tidak lebih dari satu tahun setelah tanggal laporan keuangan
yang diaudit. Hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang auditor dalam
mengevaluasi laporan keuangan entitas untuk mengetahui tingkat adanya
going concern adalah :
a. Auditor mempertimbangkan hal-hal seperti tren negatif dalam hasil
operasi, kredit macet, penolakan kredit perdagangan dari pemasok
ekonomis komitmen jangka panjang, dan proses hukum dalam
memutuskan jika ada keraguan substansi atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Jika auditor yakin ada
keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan
kelangsungan hidup untuk jangka waktu yang wajar, ia harus memperoleh
informasi tentang rencana manajemen yang dimaksudkan untuk
mengurangi dampak dari kondisi atau peristiwa dan menilai kemungkinan
bahwa rencana tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.
b. Auditor memberikan pedoman dalam menyediakan kerangka kerja
untuk membantu direksi, komite audit dan tim keuangan apakah sesuai
untuk mengadopsi dasar kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan
keuangan dalam membuat pengungkapan yang seimbang, proporsional dan
jelas. Perusahaan dikatakan memenuhi standar going concern apabila
didalam laporan keuangan pencatatan aset dan kewajiban adalah tepat atas
dasar bahwa perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan kewajiban
dalam kegiatan usaha normal. Auditor didalam memberikan opini going
concern harus mempertimbangkan atas kondisi / peristiwa keungan yang
ada.
m) Mematuhi hukum dan regulasi
Setiap entitas yang berada dibawah ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia maka harus mengikuti dan mematuhi hukum
peraturan yang berlaku. Dibagian-bagian tertentu auditor harus
memastikan bahwa klien telah berada dibawah lindungan hukum yang
berlaku. Auditor dapat meminta data-data terkait pelaksanaan hukum yang
dipatuhi oleh perusahaan, seperti akta notaris, akta perjanjian dan
standartoperasi perusahaan.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
42
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
BAB III
Pada bab ini akan dibahas profil Kantor Akuntan Publik (KAP) tempat
penulis melaksanakan kegiatan magang dan profil perusahaan klien yang menjadi
obyek pembahasan penulis pada laporan ini. Bab ini meliputi gambaran umum
perusahaan, visi dan misi perusahaan, barang dan jasa yang disediakan serta
struktur organisasi yang ada.
43
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
44
Misi : “the ABC difference lies in the close and enduring relationships
between our member firms, and is grounded on the quality and commitment of our
people. ABC member firms share a common belief that it is through constantly
striving for excellence and by working closely together that lasting success is
generated”.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
45
Board of
Partners
Chief Executive
Partners
RSM Related
Function
3.1.4.1 Divisi
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
46
Pada praktiknya divisi-divisi terkait bisa mendapatkan klien dari lintas grup
industri hal ini bergantung pada klien yang diterima oleh partner in charge,
sebagai contoh penulis ditempatkan di divisi tosca akan tetapi mendapatkan klien
yang seharusnya merupkan industri yang tergolong dibawah divisi green, karena
pada dasarnya divisi tosca sebelumnya merupakan bagian dari divisi green.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
47
ini perusahaan mengoperasikan lima unit pabrik yang modern. Selain unit usaha
diatas perusahaan juga bergerak dibidang perdagangan hasil-hasil industri tersebut
seperti ekspor, impor, interinsulair (antar pulau), dan lokal, leveransier, dealer,
distributor dan keagenan / perwakilan dari perusahaan didalam negeri maupun
diluar negeri dari barang-barang tersebut diatas. Jaminan mutu produk selalu
dilakukan oleh perusahaan dengan penerapan suatu sistem evaluasi mutu yang
ketat dan selaras dengan telah diterimanya sertifikat international ISO 9002 dan
API 5L oleh perusahaan ini. Sesuai dengan persyaratan mutu international PT
STD, Tbk memenuhi standar ASTM, BS, JIS, ISO, API, AS dan SNI. Standar
peralatan uji coba selalu dilakukan oleh perusahaan seperti Hidrostatic, Mechine,
Ultrasonicte test & Evaluasi Machine, Holiday Detector, Thickness Gauge dsb.
Berdasarkan keputusan dan persetujuan Menteri Hukum dan HAM serta telah
diselesaikannya proses IPO (Initial Public Offering) tahun 2012 lalu terdapat
perubahaan anggaran dasar dan perubahan status perusahaan dari Perseroan
Terbatas Tertutup menjadi Perseroan Terbatas Terbuka dan merubah nama
menjadi PT STD, Tbk. Terakhir PT STD,Tbk merupakan entitas anak dari PT
CBPP,Tbk.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
48
Tujuan perusahaan adalah menjadi sebuah industri barang dan jasa untuk
memenuhi kualitas hidup masyarakat.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
49
• ERW Pipes
Merupakan pipa baja, pita baja dan plat baja untuk memenuhi
permintaan dari industri minyak bumi dan gas alam, industri
konstruksi baja dan sejenisnya.
• Produk lain
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
50
Kenaikan yang terjadi dan memengaruhi nilai aset merupakan kenaikan yang
berasal dari nilai revaluasi tanah, bangunan, dan mesin tersebut langsung
dikreditkan ke surplus revaluasi pada pendapatan komprehensif lain kecuali
sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
51
laba rugi komprehensif, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar
penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi
komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset tetap
dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif apabila penurunan tersebut
melebihi saldo akun surplus revaluasi aset tetap yang berasal dari revaluasi
sebelumnya, jika ada. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan
dengan cara dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset dan jumlah
tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari
aset tersebut. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjualan atau
penghentian tanah, bangunan dan prasarana serta mesin dan peralatan ditentukan
sebesar perbedaan antara jumlah, neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari
aset tetap tersebut dan dicatat dalam laporan laba rugi. Untuk aset tetap lainnya
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Penyusutan dinilai dengan metode saldo
menurun ganda berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai
berikut:
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
52
PEMILIKAN LANGSUNG :
Tanah 472.838.489.498 266.807.100.000
Bangunan dan Prasarana 58.153.874.890 53.852.400.000
Mesin dan Peralatan 221.256.311.720 196.853.300.000
Kendaraan 11.358.018.644 8.871.199.306
Inventaris Kantor 11.234.807.399 10.620.643.597
AKTIVA DALAM PENYELESAIAN
Bangunan dan Prasarana 14.244.198.307 10.429.330.920
Mesin dan Peralatan 19.490.092.544 6.162.087.882
Inventaris Kantor 14.731.500 75.796.472
AKTIVA SGU
Mesin dan Peralatan 16.825.499.554 10.174.475.854
Kendaraan - -
Inventaris Kantor - -
Accumulated Depreciation :
PEMILIKAN LANGSUNG
Acc Tanah - -
Acc.Dep Bangunan dan
Prasarana - -
Acc.Dep Mesin dan Peralatan - -
Acc.Dep Kendaraan 6.663.739.542 5.130.214.454
Acc.Dep Inventaris Kantor 7.828.507.422 9.046.291.863
AKTIVA SGU
Acc.Dep Mesin dan Peralatan 650.766.160 2.643.701.786
Acc.Dep Kendaraan - -
Acc.Dep Inventaris Kantor - -
Total Akumulasi penyusutan 15.143.013.124 16.820.208.104
Net Book Value 810.273.010.931 547.026.125.926
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
53
Pada tabel diatas tergambarkan bahwa PT STD,Tbk memiliki tiga jenis aset tetap
dimana didalamnya terdapat beberapa contoh aset tetap yang digunakan dalam
proses produksi perusahaan. Perusahaan memiliki jenis aset yang diperoleh dari
pembelian langsung aset tetap secara tunai maupun kredit, aset tetap dalam
penyelesaian dan aset tetap sewa guna usaha. Pada umumnya aset tetap
perusahaan merupakan aset tetap yang dimiliki langsung oleh PT STD,Tbk.
perusahaan memilih untuk memiliki aset tersebut secara langsung karena pada
dasarnya aset yang berupa mesin dan peralatan merupakan aset yang dirakit
sendiri oleh perusahaan dan jarang disediakan oleh jasa penyewaan pada
umumnya. Mesin akan dirakit menurut bagiannya (sparepart) masing-masing
dimana bagian-bagian tersebut akan dipesan secara independen, sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk perusahaan dapat menikmati
manfaat dari mesin tersbut. Dikarenakan hal tersebut maka mesin-mesin yang
masih dalam proses perakitan akan dimasukan ke dalam aset dalam penyelesaian.
Untuk inventaris kantor pada umumnya perusahaan juga memesan secara
independen seperti spesifikasi inventaris kantor berupa meja, kursi, serta proyek
cctv untuk masing-masing plant dan inventaris lainnya sehingga jika manfaat dari
inventaris tersebut belum mengalir kepada perusahaan maka akan digolongkan
kedalam aset tetap dalam penyelesaian.
Selain kepemilikan langsung perusahaan juga menggunakan alternatif penyewaan
aset teap berupa mesin dan peralatan. Jenis mesin yang disewa bukan merupakan
mesin yang dirakit sendiri melainkan mesin atau peralatan yang digunakan untuk
produksi lainnya. Keputusan perusahaan untuk mengadakan investasi melalui
pembiayaan aktiva tetap menjadi hal yang menarik untuk dilakukan, namun
seringkali perusahaan dihadapkan pada masalah bagaimana cara memperoleh
barang-barang modal atau aset tetap yang dibutuhkan dengan biaya seminimal
mungkin. Oleh karena itu perusahaan memilih alternatif sewa guna usaha
pembiayaan. Alternatif yang dipilih perusahaan untuk pembiayaan aktiva tetap
akan sangat berdampak untuk perusahaan itu sendiri, seperti biaya yang
dibutuhkan tidak sebesar biaya pengadaan mesin baru. Sewa guna usaha (leasing)
adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-
barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
54
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh PT
STD,Tbk atas aset tetap. Apakah kebijakan akuntansi yang digunakan telah sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Dengan melihat penerapan
tersebut maka dapat dilakukan suatu analisis mengenai proses audit yang
dijalankan oleh KAP ABC terhadap PT STD, Tbk. Selain itu analisis yang
dilakukan akan dikomparasikan dengan teori yang merujuk pada buku Arens
et.al., (2009).
• Tanah
• Bangunan
• Kendaraan
• Inventaris Kantor
55
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
56
Aset tetap yang memiliki kepemilikan langsung adalah berupa tanah, bangunan
dan prasarana, mesin dan peralatan, kendaraan dan inventaris kantor. Sedangkan
aset tetap dalam penyelesaian dan aset tetap sewa guna usaha merupakan bagian
dari aset tetap yang belum dapat menjadi milik perusahaan. Aset tetap dalam
penyelesaian adalah segala jenis aset yang mana masih dalam tahap penyelesaian
contohnya bangunan & prasarana, mesin dan peralatan. Aset tetap sewa guna
usaha adalah jenis aset yang didapat dari kegiatan sewa guna usaha (leasing)
dimana menurut PSAK 30 dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu sewa
pembiayaan dan sewa operasi. Contoh aset yang menjadi bagian dari aset sewa
guna usaha adalah mesin dan peralatan, kendaraan dan inventaris kantor. Untuk
menilai aset tetap yang dimiliki perusahaan menggunakan metode revaluasi.
Metode revaluasi adalah penilaian nilai wajar dari sebuah aset yang ditentukan
oleh penilai profesional berdasarkan bukti pasar, nilai wajar pada tanggal
revaluasi akan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Metode ini dilakukan oleh
perusahaan secara periodik dengan melihat tingkat materialitas perbedaan nilai
buku dan nilai wajar.
PT STD,Tbk melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas aset tetap pada tahun
2009 dimana dari kebijakan akuntansi metode biaya menjadi metode revaluasi.
Aset yang menggunakan metode revaluasi adalah aset berupa tanah, bangunan dan
prasarana serta mesin dan peralatan. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang
cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada
tanggal posisi keuangan. Atas perubahan kebijakan akuntansi dari model biaya ke
model revaluasi, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif. Untuk aset
tetap lainnya dinilai dengan biaya perolehan (cost method). PT STD,Tbk telah
melakukan proses revaluasi pada tahun 2009, 2011, 2012 ketika perusahaan
melakukan Initial Public Offering (IPO) dan 2013. Ditahun 2010 aset tetap tidak
dilaksanakan revaluasi karena perubahan nilai wajar dari aset tetap tidak
signifikan sehingga revaluasi dilanjutkan ditahun 2011. Beban penyusutan akan
dihitung dengan metode garis lurus terkecuali untuk kelompok bangunan dan
prasarana disusutkan dengan metode saldo menurun ganda. Estimasi masa
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
57
manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan akan diniali kembali setiap
akhir tahun/periode. Jenis metode revaluasi yang digunakan adalah jenis kedua
menurut PSAK 16 (revisi 2011) yaitu dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto
dari aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar
jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering dipakai untuk aset tetap
berupa bangunan, sebagai contoh jurnal:
20x1 Pembelian aset seharga 1000
Dr.Beban Penyusutan 50
Cr.Bangunan A 50
Nilai aset yang dikreditkan ditahun revaluasi ini yang akan menjadi nilai buku
yang dikomparasikan dengan nilai wajar. Inilah yang disebut dengan eliminasi
jumlah tercatat bruto dari asset, dimana jumlah bruto tersebut adalah akumulasi
penyusutan aset tetap dari tahun berjalan sesuai dengan masa manfaatnya.
Dengan menggunakan metode revaluasi ketika ada perbedaan antara nilai buku
dan hasil appraisal, atau kenaikan atas nilai revaluasi di tahun perhitungan maka
nilai kenaikan tersebut akan dikreditkan ke surplus revaluasi pada pendapatan
komprehensif lainnya. Jika terjadi penurunan jumlah tercatat hasil revaluasi maka
aset tetap akan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif, apabila
penurunan tersebut melebihi nilai saldo akun surplus revaluasi yang berasal dari
revaluasi sebelumnya. Adapun contoh jurnalnya yaitu :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
58
Cr. Asset 30
Cr. Asset 70
Perlakuan terhadap aset tetap lainnya seperti aset tetap dalam penyelesaian dan
aset tetap sewa guna usaha berbeda dengan perlakuan aset tetap pada umumnya.
Untuk aset tetap tersebut perusahaan menghitung berdasarkan biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
59
Untuk pelepasan aset PT STD,Tbk hanya melakukan pelepasan aset tetap ketika
aset tetap tersebut sudah habis masa manfaatnya atau sudah usang. Setiap divisi
mempunyai daftar aset tetap yang telah usang dan rusak kemudian daftar itu
diserahkan dan disetujui oleh manajer masing-masing divisi, dan jika telah
disetujui maka aset tersebut akan dilepaskan/dijual. Jika hasil penjualan tersebut
besar daripada estimasi nilai buku maka akan dimasukan kedalam akun
pendapatan komprehensif lainnya.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
60
Tabel 4.1.1 Masa Manfaat Ekonomis berdasarkan Jenis Aset Tetap dan
Aset tetap lainnya PT STD,Tbk
Kendaraan 2-5
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
61
sehingga sebagian besar lini bisnis perusahaan telah diketahui oleh partner in
charge,selama tiga tahun ini tidak tidak terjadi pelanggaran yang memunculkan
isu tertentu, maka prosedur pada fase ini dilaksanakan secara singkat oleh partner
in charge KAP ABC.
4.2.2 Preplanning
Secara garis besar pada fase ini diterapkan prosedur sebelum membangun sebuah
rencana rancangan audit. Hal-hal yang harus diperhatikan pada fase ini adalah:
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
62
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
63
Tabel 4.2.2.1 dibawah ini akan menjabarkan hasil perhitungan Altman’s Z-score
PT STD,Tbk dengan menggunakan dasar tahun 2012 dan 2013.
Sumber: Data Pre-Eliminary Going concern RSM AAJ “telah diolah kembali”
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
64
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
65
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
66
Dari keseluruhan prosedur diatas, auditor dapat merangkum suatu laporan atas
kemungkinan munculnya risiko klien secara keseluruhan. Dari dokumen terkait
hal tersebut (risk report) auditor dapat memutuskan untuk melakukan test of
control pada proses pengakuan pendapatan sebagai proses yang memiliki peluang
yang tinggi terhadap kemunculan risiko audit.
4.2.3 Planning
Pada fase ini auditor menguji efektifitas atas pengendalian internal,
menentukan batas materialitas, test of controls, dan merancang prosedur audit.
Menurut ABC methodology prosedur yang dilaksanakan pada fase ini adalah:
1. Efektifitas pengendalian internal
Melalui ABC methodology auditor dapat menguji keefektifan pengendalian
internal entitas klien dapat dilakukan melalui:
• Pemahaman pengendalian internal entitas
• Memahami dasar pengendalian yang relevan terhadap lingkungan bisnis
klien
• Pengendalian lingkungan seperti manajemen dan elemen-elemen secara
kolektif
• Memahami proses penilaian risiko entitas
• Memahami sistem informasi yang digunakan klien yang berkaitan dengan
proses bisnis dan relevan dengan laporan keuangan serta komunikasinya.
• Pengendalian yang berkaitan dengan audit
• Pengendalian pengawasan
• Memahami hukum dan regulasi yang berlaku
2. Penentuan batas materialitas
Selanjutnya auditor dapat menentukan batas materialitas. Penentuan ini akan
dinilai oleh manager in charge dan disetujui oleh partner in charge. Hal-hal
terkait penentuan batas materialitas adalah:
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
67
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
68
revenue, net income before tax, total asset. Subtantif perusahaan bisanya
tertuju pada total aset atau total revenue. Menurut ABC methodology
persentase benchmark yang akan ditentukan merupakan tarif progresif. Jika
alternatif benchmark telah digunakan, auditor harus mendokumentasikan
benchmark yang digunakan dan percaya dengan alasan auditor, bahwa hal
tersebut relevan dengan pengguna utama laporan keuangan. Ketika benchmark
lain digunakan, maka harus didasarkan pada ukuran keuangan yang dianggap
paling relevan kepada pengguna laporan keuangan utama, relatif stabil dan
dapat diprediksi serta berhubungan dengan laporan keuangan yang diaudit.
Misalnya, jika neraca yang sedang diaudit maka tidak akan sesuai jika
menggunakan pendapatan atau laba bersih sebagai basisnya.
Jika laporan laba rugi yang diaudit kurang dari satu tahun maka tidak akan
sesuai dengan pendapatan tahunan atau laba sebelum pajak untuk dijadikan
benchmark. Selain itu, jika auditor akan menerbitkan laporan audit terpisah
pada laporan keuangan dari setiap komponen yang terpisah dari entitas, maka
batas materialitas kuantitatif terpisah harus ditetapkan untuk masing-masing
komponen tersebut. Benchmark yang digunakan harus diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun kecuali salah satu pengguna utama laporan
keuangan atau unsur-unsur laporan keuangan yang menjadi dasar keputusan
ekonomi mereka berubah pada tahun berjalan. Jika auditor percaya bahwa hal
tersebut adalah tepat untuk mengubah benchmark dari benchmark yang
digunakan pada tahun sebelumnya, pembenaran untuk perubahan harus
didokumentasikan. Adapun cara pemilihan benchmark dapat ditentukan
melalui persentase berikut:
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
69
Tabel 4.2.3.2 : Penentuan Overall Materiality Limit (OML) untuk high risk
client
Minimum Maximum
percentage percentage
Tabel 4.2.3.3 : Penentuan Overall Materiality Limit (OML) untuk low risk
client
Minimum Maximum
percentage percentage
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
70
Pada kasus ini, nilai overall materiality limit (OML) pada PT STD,Tbk dengan
dasar penetapan materialitas adalah total aset pada tanggal pelaporan 31
Desember 2013 dan tingkat materialitasnya adalah sebesar 1% maka nilainya
sebesar Rp 30,755,039,000 sehingga akun-akun yang memiliki nilai saldo lebih
tinggi dari OML dianggap material. Sedangkan nilai performance materiality
adalah 70% (high risk audit) dari nilai OML sehingga besaran saldonya senilai
Rp 21,528,527,300.
3. Test of Controls
Pengujian ini dapat dilakukan berdasarkan hasil penilaian pada fase
sebelumnya yang didokumentasikan didalam sebuah risk report. Pengujian ini
bertujuan untuk melihat efektifitas pengendalian internal dalam mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada proses ini auditor tidak
melaksanakan test of controls atas nilai aset tetap perusahaan melaikan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
71
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
72
usaha mereka yang utama adalah kegiatan jual barang (plat besi atau
baja).
b. Semua dokumen terkait harus diotorisasi dengan semestinya. Tiga jenis
titik kunci otorisasi oleh PT STD,Tbk yang harus dilaksanakan pada
siklus ini yaitu:
− Penjualan secara kredit harus diotorisasi oleh bagian keuangan
sebelum penjualan dilakukan
− Barang yang dikirim hanya yang telah diotorisasi oleh bagian
penjualan
− Harga termasuk syarat penjualan selain itu syarat penjualan
seperti ongkos angkut dan potongan harga harus diberitahukan
terlebih dahulu
c. Dokumen dan catatan dipastikan memadai. Setiap perusahaan memiliki
sistem penyiapan, pemrosesan dan pencatatan transaksi yang berbeda.
Akan sulit untuk mengevaluasi apakah prosedur-prosedur yang
dirancang untuk memberikan pengendalian yang optimal, akan tetapi
prosedur tersebut harus ada untuk memenuhi tujuan pengendalian
internal. Sistem yang digunakan PT STD,Tbk telah memenuhi syarat
tersebut.
d. Menyiapkan dokumen yang prenumbered. Hal ini untuk mencegah
kegagalan dalam penagihan atau pencatatan penjualan dan terjadinya
penagihan dan pencatatan dua kali.
e. Pengiriman rekening bulanan dilakukan oleh seorang yang
bertanggung jawab dan telah diotorisasi oleh kepala bagian divisi
keuangan.
f. Melaksanakan prosedur verifikasi internal dengan mempekerjakan
seseorang yang independen untuk mengecek proses dan pencatatan
transaksi penjualan untuk memenuhi masing-masing tujuan dari enam
tujuan pengendalian internal.
g. Meyakini bahwa aset tetap telah dicover oleh asuransi tertentu.
Berdasakan inquiry auditor seluruh aset tetap PT STD,Tbk kecuali
tanah, telah diasuransikan kepada PT KUT, PT Asuransi AU, PT
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
73
4.2.4 Fieldwork
Pengujian audit yang dilakukan pada fase ini adalah sebagai beritkut:
1. Data Requesting
Auditor dapat meminta data-data terkait pada klien (data requesting). Tujuan
audit yang akan dicapai pada tahap ini adalah accuracy dimana semua data
yang disajikan telah tercatat dengan akurat baik dalam bentuk transaksi
maupun terkait saldo akun dan completeness dimana data yang disajikan telah
lengkap sesuai dengan kebutuhan prosedur audit. Permintaan data ini untuk
mendukung serangkaian pengujian audit. Terdapat dua sifat data yaitu umum
dan khusus. Data umum terkait dengan keseluruhan hal yang terkait dengan
kegiatan audit sedangkan data khusus terkait dengan akun-akun tertentu.
Contoh data yang bersifat umum adalah Laporan posisi keuangan untuk tahun
yang berakhir pada 31 Desember 2013(non-audit), Laporan laba rugi per 31
Desember 2013, Laporan arus kas per 31 Desember 2013, Trial Balance
hingga 31 Desember 2013 dan Buku besar sampai dengan 31 Desember 2013.
Sedangkan data-data khusus yang dibutuhkan oleh auditor terkait aset tetap
adalah daftar aset tetap yang mendeskripsikan saldo awal, penambahan,
pelepasan, dan saldo akhir aset tetap per 31 Desember 2013; Daftar aset tetap
yang mendeskripsikan biaya perolehan, tanggal perolehan, masa manfaat,
penyusutan & akumulasi penyusutan per 31 Desember 2013; Laporan appraisal
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
74
atas aset tetap sampai dengan 31 Desember 2013; Daftar aset tetap dalam
penyelesaian dan aset tetap sewa guna usaha sampai dengan 31 Desember
2013. Manajemen akan mempersiapkan data-data yang ada didalam data
requesting auditor, jika data yang diminta tidak terpenuhi maka akan
dimasukan kedalam data pending hingga nantinya akan diminta kembali secara
bertahap. Dari data yang didapatkan auditor akan mendokumentasikan
prosedur audit pada tahap pecatatan kedalam working papers. Manajemen
keuangan akan mengkoordinir data permintaan auditor terkait dengan data
umum PT STD,Tbk pihak manajemen masih melakukan penyesuaian dimana
angka/saldo terkait masih bergerak/berubah. Hal ini menjadi hambatan bagi
auditor dalam proses audit. Selain itu dalam penyediaan data khusus PT
STD,Tbk mempunyai respon yang cepat, sehigga hal ini membantu kinerja
auditor dalam proses audit. Selama proses audit berlangsung semua data yang
didapatkan oleh auditor diyakini kebenarannya, sehingga auditor dapat
mencapai dua tujuan audit yaitu accuracy dan completeness. Dalam hal audit
atas aset tetap PT STD,Tbk auditor akan meminta list aset sebagai data
requesting awal untuk dapat dibandingkan nilainya dengan dengan general
ledger perusahaan.
2. Test opening balance
Dilanjutkan dengan recalculate and comparing amount dari aset tetap tersebut
terhadap laporan laba rugi. Tujuan audit yang akan dicapai pada tahap ini
adalah tujuan terkait saldo akun aset tetap yaitu accuracy dimana jumlah saldo
pembukaan sama dengan saldo diakhir tahun sebelumnya dimana nilai ini telah
dicatat secara akurat, existence dimana saldo perolehan yang tercatat tahun ini
benar-benar ada dan terkait dengan transaksi penambahan aset pada tahun yang
sama maka auditor harus memastikan bahwa aset tetap yang dibeli ada secara
fisik. Untuk memastikan hal tersebut auditor akan melakukan stoke take
terhadap aset tetap PT STD,Tbk. Dari hal ini auditor akan dapat kepastian atas
list data aset yang diberikan oleh manajemen. Meminta kertas kerja appraisal
kepada manajemen karena PT STD,Tbk melakukan metode revaluasi dalam
tahap penilaian aset tetap perusahaan. Disini auditor hanya bertindak sebagai
reviewer bukan menilai kembali karena perusahaan telah memutuskan untuk
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
75
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
76
2013. Hal ini dilakukan karena KAP ABC melakukan audit interim untuk
laporan keuangan tertanggal 31 Oktober 2013 PT STD,Tbk melakukan
revaluasi aset sehingga nilai aset 2013 harus dilihat berapa besar berubahan
nilai pasar yang terjadi diakhir tahun 2013.
Nilai penambahan ataupun pengurangan aset tetap serta surplus revaluasi
tercatat pada bagian ini, sehingga nantinya didapatkan nilai yang telah diaudit
tertanggal 31 Desember 2013. Adapun proses pembuatan lead schedule
didalam sebuah kertas kerja adalah sebagai berikut:
− Auditor mengisi bagian atas lead schedule dengan keterangan nama
perusahaan, periode audit, subjek audit (aset tetap), index atau kode
kertas kerja (1200), kode auditor yang mempersiapkan beserta tanggal
persiapan dan kode nama auditor yang memeriksa beserta tanggal
pemeriksaan.
− Mengisi tabel kedua yaitu berisikan kode akun, nama akun seperti
bangunan, tanah, mesin, aset dalam penyelesaian dan aset sewa guna
usaha beserta akumulasi penyusutan masing-masing aset, nilai aset pada
tanggal yang ditentukan, pengurangan atau penambahan, surplus
revaluasi, jurnal eliminasi, audit balance, preliminary analytical dan
final analytical. Nilai yang akan diisikan adalah nilai yang berasal dari
trial balance klien sesuai dnegan tanggal yang ditentukan. Klien akan
memberikan detail penambahan dan pengurangan serta nilai revaluasi
kepada auditor.
− Memberikan simbol pada kolom referensi. Untuk nilai yang diisikan
auditor akan memberikan simbol “TB” jika nilai yang diberikan telah
sesuai dengan trial balance dan buku besar maka auditor berhak
memberi simbol “GL” pada masing-masing saldo akun. Hal ini
bertujuan untuk menjamin tercapainya tujuan audit akurasi. Pada nilai
saldo akhir tanggal 30 Oktober 2013 diberikan simbol “PY” pada
masing-masing saldo akun apabila auditor sudah yakin nilai pada kolom
tersebut sama dengan nilai saldo yang ada dilaporan keuangan yang
telah diaudit.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
77
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
78
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
79
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
80
Setelah mendapatkan jumlah sample dari perhitungan diatas maka auditor akan
memilih transaksi penambahan aset tetap secara acak dan akan diminta datanya
kepada klien. Jika auditor telah mendapatkan data pendukung penambahan
aset tetap tersebut maka akan dilakukan tahap berikutnya yaitu vouching
document dimana auditor memverifikasi bukti transaksi untuk setiap
penambahan aset tetap seperti purchase order, invoice, payment order, delivery
order dan bank statement. Didalam bukti transaksi tersebut akan terdapat
informasi-informasi yang menjelaskan penambahan aset tetap, informasi
tersebut diantaranya tanggal pembelian aset tetap, deskripsi aset tetap yang
dibeli, jumlah dan harga pembelian aset tetap, nama vendor, kode semua bukti
transaksi dan otorisasi bank penerima dana pembelian aset tetap. Langkah
selanjutnya auditor akan mendokumentasikan kedalam sheet kertas kerja yang
sama berikut dengan keterangan workdone. Jika tujuan audit atas keterjadian
telah terpenuhi maka berdasarkan hasil test ini, auditor menyimpulkan bahwa
tidak ditemukan atas kesalahan pada penambahan aset tetap selama tahun
2013. Contoh pengerjaan test of detail terdapat pada Lampiran 5 laporan ini.
6. Test of Detail pelepasan aset tetap tahun 2013
Tujuan dari pengujian ini adalah pelepasan aset tetap benar-benar terjadi dan
tercatat dalam laporan keuangan klien dan memastikan bahwa perhitungan
umur aset secara tepat. Hal-hal yang termasuk pelepasan aset tetap adalah
penjualan aset, pengalihan aset tetap ke anak perusahaan atau hubungan
istimewa lainnya. Sebelum melakukan pengujian lebih lanjut auditor harus
mendapatkan daftar pelepasan aset tetap dari klien. Dari daftar inilah auditor
akan menetapkan jumlah sample yang akan diambil. Dikarenakan aset tetap
merupakan aset yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan maka
pelepasan aset tetap tidak banyak sehingga auditor tidak diperlukan untuk
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
81
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
82
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis proosedur audit yang dilakukan oleh KAP ABC
Assoiciate atas laporan keuangan PT STD untuk periode yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013 terlihat bahwa laporan ini telah disusun dan disajikan
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Secara garis
besar auditor telah mengumpulkan bukti audit yang dapat mendukung opini
melalui teknik ABC Methodology. Audit atas aset tetap merupakan salah satu
bagian dari audit ataas laporan keuangan klien, dimana aset tetap merupakan
bagian terpenting dalam proses kegiatan bisnis PT STD,Tbk. Sebagaimana yang
telah dijelaskan pada bagian pembahasan PT STD,Tbk merupakan perusahaan
manufaktur yang memproduksi barang yakni pipa besi dan baja dan jumlah aset
tetap yang digunkan dalam kegiatan operasional cukup signifikan.
83
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
84
KAP ABC Associate telah menerapkan proosedur audit atas aset tetap PT
STD,Tbk meliputi prosedur subtantif yang merupakan prosedur verifikasi
kesesuaian anatara buku besar dengan pencatatan aset tetap PT STD,Tbk, test of
details penambahan dan pelepasan aset tetap serta penghitungan kembali nilai aset
tetap beserta beban penyusutan dan akumulasi penyusutan. Hasil dari pengujian
tersebut menggambarkan bahwa pengendalian kontrol pencatatan dan
pengendalian internal perusahaan berjalan efektif. Namun ada beberapa
kelemahan dalam sistem akuntansi aset tetap PT STD,Tbk karena perusahaan baru
menyesuaikan estimasi masa manfaat aset tetap PT STD,Tbk tahun 2013 ini dan
perusahaan melakukan perhitungan nilai aset tetap melalui metode revaluasi
dengan tidak secara berkala.
Secara keseluruhan ABC methodology akan mengacu pada prosedur audit secara
keseluruhan. Mengacu pada ISA, prosedur audit yang dilakukan KAP ABC
terhadap aset tetap adalah :
5.2 Saran
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
85
yang ada agar tetap bisa dijadikan pedoman untuk pemeriksaan aktiva
tetap di perusahaan.
b) Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dan
membuat aturan mengenai pemberian informasi yang sejelas-jelasnya oleh
pihak yang diperiksa kepada pihak auditor.
c) Pihak auditor harus memastikan penerapan standar akuntansi yang
dijalankan PT STD,Tbk telah sesuai.
d) Auditor memastikan bahwa manajemen melakukan klasifikasi aset tetap
sesuai dengan metode penilaian aset tetap mereka.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
DAFTAR REFERENSI
Arens, A.A., Elder, R.J., M.S., & Jusuf, A.A. (2009). Auditing and Assurance
Service an Integrated Approach (Indonesian Adaptation). Singapore : Pearson
Education South Asia.
Charles T.Horngren dan Walter T.Harrison Jr. (2007). Accounting 7th edition.
New Jersey: Prentice Hall.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Fiona Mussri Astuti, FE UI, 2014
Lampiran 1 : Lead Schedule Working Paper Aset Tetap
Client : PT STD,Tbk
Acc. Period : 31-Des-13
Subject : Fixed Asset
Index : 1200,05
As of Financial Statement's :
Harga Perolehan :
PEMILIKAN LANGSUNG :
1,3E+09 Tanah 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa Nilai VPC
348.094.212.436 11.225.564.388 359.319.776.824 TB 359.319.776.824 W - - 359.319.776.824
1,3E+09 -
1,3E+09 Bangunan dan Prasarana 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa Nilai VPC
58.810.867.684 2.725.963.464 61.536.831.148 TB - 61.536.831.148 W - - 61.536.831.148
- -
1301030000 Mesin dan Peralatan 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa Nilai VPC
217.428.966.372 20.936.493.681 238.365.460.053 TB 48.361.517.147 190.003.942.906 W - - 190.003.942.906
- -
1301040000 Kendaraan 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa Nilai VPC
10.331.468.644 1.026.550.000 11.358.018.644 TB 11.358.018.644 W - - 11.358.018.644
- -
1301050000 Inventaris Kantor 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa Nilai VPC
11.221.612.889 - 11.221.612.889 TB 11.221.612.889 W - - 11.221.612.889
AKTIVA SGU
1301060000 Mesin dan Peralatan 1200 Rinc tangible aset Juni 20124.614.616.479
(dengan & Tanpa Nilai VPC
8.629.477.282 13.244.093.761 PY - 13.244.093.761 W - - 13.244.093.761
-
Kendaraan 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa
- Nilai VPC - PY - W - - -
-
Inventaris Kantor 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa
- Nilai VPC - PY - W - - -
Accumulated Depreciation :
PEMILIKAN LANGSUNG
1302010000 Acc.Dep Bangunan dan Prasarana 1200 Rinc tangible aset Juni 20122.782.354.617
(dengan & Tanpa Nilai VPC
1.459.772.316 4.242.126.933 TB - 4.242.126.933 W - - 4.242.126.933
1302020000 Acc.Dep Mesin dan Peralatan 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa Nilai VPC
30.238.212.843 19.977.937.237 50.216.150.080 TB - 50.216.150.080 W - - 50.216.150.080
1302050000AKTIVA SGU
Acc.Dep Mesin dan Peralatan 1200 Rinc tangible aset Juni 20121.342.426.579
(dengan & Tanpa Nilai VPC298.917.773 1.641.344.352 TB - - 1.641.344.352 W - - 1.641.344.352
Acc.Dep Kendaraan 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa Nilai VPC TB - W - - -
Acc.Dep Inventaris Kantor 1200 Rinc tangible aset Juni 2012 (dengan & Tanpa Nilai VPC TB - W - - -
Conclusion :
Berdasarkan prosedur audit yang kami lakukan, akun ini telah disajikan secara wajar
Prepared By :
Date :
Reviewed By :
Date :
- - 359.319.776.824 - 359.319.776.824 266.807.100.000 266.807.100.000 253.519.690.000 235.834.000.000 81.287.112.436 30% 92.512.676.824 35%
-
- - 61.536.831.148 - 61.536.831.148 58.776.106.428 53.852.400.000 79.100.700.000 80.060.956.000 4.958.467.684 9% 7.684.431.148 14%
-
- - 190.003.942.906 - 190.003.942.906 206.711.081.259 196.853.300.000 278.483.000.000 268.478.448.405 20.575.666.372 10% (6.849.357.094) -3%
-
- - 11.358.018.644 - 11.358.018.644 9.515.641.006 8.871.199.306 10.857.752.133 10.822.952.133 1.460.269.339 16% 2.486.819.339 28%
-
- - 11.221.612.889 13.194.510 11.234.807.399 10.874.546.159 10.620.643.597 14.074.604.755 13.329.912.321 600.969.292 6% 600.969.292 6%
- - 633.440.182.411 13.194.510 633.453.376.921 552.684.474.851 537.004.642.903 636.035.746.888 608.526.268.859 108.882.485.122 17% 96.435.539.509 18%
- - 7.702.219.164 - 7.702.219.164 6.357.229.755 14.899.044.171 10.571.971.514 14.217.806.695 (5.602.669.837) -38% (7.196.825.007) -48%
- -
- - 19.490.092.544 - 19.490.092.544 12.136.307.595 8.802.982.689 9.956.165.142 6.011.783.164 15.421.156.585 175% 10.687.109.855 121%
- - -
- - 14.731.500 - 14.731.500 (66.375.934) 108.280.674 133.330.674 - (101.874.974) -94% (93.549.174) -86%
27.207.043.208 - 27.207.043.208 18.427.161.416 23.810.307.534 20.661.467.330 20.229.589.859 9.716.611.774 47% 3.396.735.674 35%
- - 13.244.093.761 - 13.244.093.761 10.234.216.479 10.174.475.854 13.967.009.255 13.969.009.255 (5.559.859.375) -55% 3.069.617.907 30%
- - - - - - 685.300.001 685.300.001 - -
- - - - - - - - - -
- - 13.244.093.761 - 13.244.093.761 10.234.216.479 10.174.475.854 14.652.309.256 14.654.309.256 (5.559.859.375) -55% 3.069.617.907 30%
68.944.270.643 13.194.510 68.957.465.153 23.713.625.122 14.176.506.318 19.638.115.310 18.734.587.429 31.932.649.877 225% 54.767.764.325 386%
- - 1.641.344.352 - 1.641.344.352 2.963.681.012 2.643.701.786 3.066.572.877 2.266.943.734 (1.322.336.660) -50% (1.002.357.434) -38%
-
- - - - - - - 67.468.160 67.468.160
- - - - - - - -
- - 1.641.344.352 - 1.641.344.352 2.963.681.012 2.643.701.786 3.134.041.037 2.334.411.894 (1.322.336.660) -50% (1.002.357.434) -38%
70.585.614.996 13.194.510 70.598.809.506 26.677.306.134 16.820.208.104 22.772.156.347 21.068.999.323 30.610.313.217 182% 53.765.406.891 320%
- - 603.305.704.385 - 603.305.704.385 554.668.546.612 554.169.218.186 648.577.367.127 622.341.168.651 20.292.999.836 4% (51.223.610.985) -9%
^ ^ ^
Workdone Document
No Description No Aset Date Nilai Aset
A B C D A B C
Tickmark :
√ Ok
X Tidak Ok
Notes :
Penambahan Aset Tetap, dapat berasal dari 3 hal :
- Pemakaian persediaan, sehingga yang ada hanya bukti dokumen pemakaian bahan. (Workdone : Cek to Akun Persediaan)
- Pembelian aset tetap baru
- Reklas dari AUC
Document :
A Bukti Memorial
B Laporan Pemakaian Bahan
C Berita Acara Penutupan Proyek
Workdone :
A Nilai saldo yang tercatat di GL telah sesuai dengan dokumen pendukung yang ada (sesuai dengan Kontra Akunnya)
B Kalkulasi yang terdapat pada Dokumen pendukung telah dihitung dengan benar
C Setiap dokumen pendukung telah diotorisasi dengan benar oleh pihak yang berwenang
D Periode pencatatan/pengakuan aset dicatat pada periode yang sama
Populasi 48.389.117.982
Sampel 12.400.503.953
Vouch 26% Sample Size = 4
Workdone Document
No Description No Document No Aset Date Nilai Aset
A B C D A
1 Pry Mesin Sliter ABC 3301988146 70310000073 16-Feb-13 2.558.682.000 √ √ √ √ √ VO
2 Pry Tube OPQ 3302008811 70350000040 4-Mar-13 1.918.859.986 √ √ √ √ √ VO
3 Pry Tube Making XYZ 3302231193 70350000040 3-Sep-13 807.696.624 √ √ √ √ √ VO
4 Pry Mesin Haven SKF 3302355289 70350000042 4-Dec-13 3.395.114.157 √ √ √ √ √ VO
Tickmark :
√ Ok
X Tidak Ok 24.085.291.478
Notes :
- Penambahan AUC berasal dari Pemakaian persediaan, sehingga yang ada hanya bukti dokumen pemakaian bahan. (Workdone : Cek to Akun Persediaan)
Document :
A Laporan Pemakaian Bahan
Workdone :
A Nilai saldo yang tercatat di GL telah sesuai dengan dokumen pendukung yang ada (sesuai dengan Kontra Akunnya)
B Kalkulasi yang terdapat pada Dokumen pendukung telah dihitung dengan benar
C Setiap dokumen pendukung telah diotorisasi dengan benar oleh pihak yang berwenang
D Periode pencatatan/pengakuan aset dicatat pada periode yang sama
Populasi 33.880.831.437
Sampel 13.743.451.562
40,56% Sample Size = 6
Workdone :
A Nilai saldo yang tercatat di GL telah sesuai dengan dokumen pendukung yang ada
B Kalkulasi yang terdapat pada Dokumen pendukung telah dihitung dengan benar
C Setiap dokumen pendukung telah diotorisasi dengan benar oleh pihak yang berwenang
D Periode pencatatan/pengakuan beban dan Dokumen Pendukung dicatat pada periode yang sama
Document :
A Berita Acara Penutupan Proyek
Tickmark :
√ Ok
X Tidak Ok
N/a Not Applicable
Assurance Factor : 3
Expansion Factor : 1,9
Expected Error : 5% Key Item : 7.176.175.767
OM : 30.755.039.000 Key Item : tanah cemengkalang (Perikatan jual beli) Selain minta bv, sudah cek ke rekenik koran 68.600.000.000
PM : 21.528.527.300 tanah kalideres (Akta jual beli) Selain minta bv, sudah cek ke rekenik koran 12.687.112.436
Polulation : 26.653.989.192 tanah gresik (tanah petok2 sudah mendapat hak pelepasan tanah) 11.219.600.000
1 unit krane Kato 5.219.739.028
Sample Size = Population Subject to Sampling x Assurance Factor
Performance Materiality-(Expected Error x Expansion Factor)
Sample Size = 4
2 Key Item
Notes :
Penambahan Aset Tetap, dapat berasal dari 3 hal :
- Pemakaian persediaan, sehingga yang ada hanya bukti dokumen pemakaian bahan. (Workdone : Cek to Akun Persediaan)
- Pembelian aset tetap baru
- Reklas dari AUC
SAP 40.250.000
Diff -
SAP 34.860.000
Diff - Universitas Indonesia