Anda di halaman 1dari 13

9/18/2019

DESAIN DAN
DETAILING
ELEMEN
DIAFRAGMA:
KOLEKTOR

OUTLINE

1. Definisi dan Identifikasi Elemen


Kolektor
2. Pembebanan Elemen Kolektor
3. Desain dan Detailing Elemen Kolektor

1
9/18/2019

APA ITU KOLEKTOR DAN BAGAIMANA


MENGIDENTIFIKASINYA?

IDENTIFIKASI KOLEKTOR - EXERCISE

2
9/18/2019

IDENTIFIKASI KOLEKTOR

 Secara umum, kolektor adalah suatu elemen


struktur yang berfungsi menyalurkan gaya dari
diafragma ke elemen vertikal dan kebalikannya, serta
elemen penahan gaya lateral satu ke elemen
penahan lateral lainnya.
 Lain halnya dengan dinding kopel yang
menghubungkan beberapa panel dinding geser
menjadi satu kesatuan, kolektor pada bangunan
umumnya identik dengan pelat ataupun balok yang
menyalurkan gaya dari dinding geser ke elemen
penahan lateral lainnya seperti rangka (frame).

IDENTIFIKASI KOLEKTOR
Gaya aksial pada balok-balok yang diidentifikasi
merupakan elemen kolektor

Contoh kolektor pada SNI 1726:2012:

3
9/18/2019

DEFINISI ELEMEN KOLEKTOR


Beberapa definisi elemen yang dapat dikelompokan sebagai kolektor:
 Kolektor adalah elemen tarik dan tekan yang mengumpulkan gaya geser dari diafragma dan menyalurkan gaya
tersebut ke elemen vertikal.
 Kolektor juga bisa menyalurkan gaya dari vertikal elemen ke diafragma yang biasa dijumpai pada area transisi
podium.
 Kolektor dapat berbentuk balok dan juga pelat. Area pelat yang luas yang berfungsi sebagai kolektor bisa disebut
distributed collectors.

kolektor

DEFINISI ELEMEN KOLEKTOR


 Kolektor dapat dipasang dengan lebar yang sama dengan dinding, namun pada beberapa kasus karena
keterbatasan ketebalan atau gaya transfer yang cukup besar, kolektor harus disebar sepanjnag beff.
 Lebar sebaran tulangan kolektor (beff) tidak diatur dalam peraturan namun dapat diambil tidak perlu
diambil lebih lebar dari lebar dinding ditambah setengah panjang kontak diafragma dan dinding seperti
pada gambar dibawah.
 Transfer gaya dengan mekanisme geser friksi harus ditinjau pada kasus ini.

4
9/18/2019

DEFINISI ELEMEN KOLEKTOR

 Partial Depth Collector:

BAGAIMANA PEMBEBANAN PADA KOLEKTOR?

5
9/18/2019

PEMBEBANAN ELEMEN KOLEKTOR


 Gaya desain elemen kolektor ditentukan berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.10.2.1adalah sebagai
berikut:

PEMBEBANAN ELEMEN KOLEKTOR


Dapat disederhanakan sebagai berikut:
1) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fx pada struktur dalam kombinasi pembebanan yang menggunakan
faktor kuat lebih Ω0.
2) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx pada struktur dalam kombinasi pembebanan yang menggunakan
faktor kuat lebih Ω0.
3) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx,min pada struktur dalam kombinasi pembebanan dasar (tanpa
faktor kuat lebih, Ω0)
 Gaya-gaya yang didapat dari persamaan 1 hingga 3 tidak perlu diambil lebih dari Fpx,max dalam
kombinasi pembebanan dasar.
 Pada beberapa kasus terutama pada KDS C dimana nilai R kecil, gaya Fx bisa saja lebih besar dari gaya
Fpx,max. Jika ditemukan seperti ini, diambil nilai Fx tanpa dikalikan dengan Ω0.

6
9/18/2019

PEMBEBANAN ELEMEN KOLEKTOR


Gaya desain Kolektor:
1) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fx pada struktur dalam kombinasi pembebanan yang menggunakan
faktor kuat lebih Ω0.
2) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx pada struktur dalam kombinasi pembebanan yang menggunakan
faktor kuat lebih Ω0.
3) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx,min pada struktur dalam kombinasi pembebanan dasar (tanpa
faktor kuat lebih, Ω0)
 Pada persamaan (1), gaya Fx diaplikasikan secara bersamaan pada setiap level lantai.
 Pada persamaan (2) dan (3), gaya Fpx dan Fpx,min diaplikasikan pada satu lantai pada satu waktu
dimana diafragma sedang ditinjau dengan menggunakan model bangunan keseluruhan atau model
terisolasi dari diafragma.

PEMBEBANAN ELEMEN KOLEKTOR


Gaya desain kolektor:
1) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fx pada struktur dalam kombinasi pembebanan yang menggunakan
faktor kuat lebih Ω0.
2) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx pada struktur dalam kombinasi pembebanan yang menggunakan
faktor kuat lebih Ω0.
3) Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx,min pada struktur dalam kombinasi pembebanan dasar (tanpa
factor kuat lebih, Ω0)
 Gaya transfer akibat pengaruh faktor redundansi (ρ) harus diperhitungkan.
 Pada persamaan (1), gaya transfer didapat langsung dari analisis bangunan (dengan ρ yang ditentukan
seperti desain pada umumnya) dan harus dikalikan Ω0
 Pada persamaan (2), gaya transfer harus ditambahkan pada gaya inersia diafragma (Fpx) dengan
dikalikan Ω0 namun tidak perlu memperhitungkan ρ.
 Pada persamaan (3), gaya transfer tidak dikalikan dengan Ω0 namun perlu memperhitungkan ρ.

7
9/18/2019

PEMBEBANAN ELEMEN KOLEKTOR

PEMBEBANAN ELEMEN KOLEKTOR

Untuk struktur pada KDS D, E, dan F serta memiliki ketidakberaturan horizontal Tipe
1a, 1b, 2, 3, atau 4 serta ketidakberaturan vertikal tipe 4 (SNI 1726:2012 Pasal 7.3.34):
Gaya desain harus ditingkatkan 25% untuk elemen sistem penahan gaya gempa berikut:
 Sambungan antara diafragma ke elemen vertikal dan ke kolektor
 Kolektor dan sambungannya, termasuk sambungannya ke elemen vertikal sistem penahan
gaya gempa.
Kecuali gaya yang digunakan sudah termasuk faktor kuat lebih (Ω0). Oleh karena itu,
kolektor dan sambungannya pada umumnya tidak ditentukan oleh perbesaran gaya
sebesar 25% ini.

8
9/18/2019

PEMBEBANAN ELEMEN KOLEKTOR

BAGAIMANA DESAIN DAN DETAILING TULANGAN


ELEMEN KOLEKTOR?

9
9/18/2019

DESAIN DAN DETAILING ELEMEN KOLEKTOR

 Kolektor adalah elemen yang mengalami tekan pada satu sisi dan tarik pada sisi lainnya sehingga elemen
dan sambungannya harus didesain untuk mampu menahan kedua gaya tersebut.
 Dimensi minimum dari kolektor ditentukan dari desain tarik dan tekan terutama dari ketentuan
detailing-nya, terutama dari ketentuan desain tekannya.
 Kolektor pada KDS D hingga F disyaratkan untuk memiliki tulangan sengkang/transversal seperti pada
elemen batas dinding geser jika tegangan tekan (terhadap area kotor (Ag)) lebih dari 0,2fc’ pada.
 Tulangan transversal ini diperbolehkan untuk diskontinu pada penampang dengan tegangan tekan lebih
kecil dari 0,15fc’.
 Namun jika gaya desain telah diamplifikasi dengan faktor kuat lebih, Ω0, batas 0,2fc’ dapat dinaikan
menjadi 0,5fc’ dan batas 0,15fc’. dinaikan menjadi 0,4fc’.
 Elemen kolektor berupa pelat dianjurkan untuk dapat menghindari kebutuhan tulangan transversal ini
untuk memudahkan konstruksi. Bagaimana caranya?

DESAIN DAN DETAILING ELEMEN KOLEKTOR


 Persyaratan tulangan transversal jika tegangan tekan pada kolektor terlampaui adalah sebagai berikut:
a) Harus disediakan tulangan transversal dengan kait 135° dan jarak antar kaki-kaki sengkang tidak boleh
melebihi 350 mm pusat ke pusat.
b) Spasi tulangan transversal tidak boleh melebihi yang terkecil dari (1), (2) dan (3):
1) Sepertiga dimensi komponen struktur minimum;
2) Enam kali diameter batang tulangan longitudinal yang terkecil, dan
3) so, sesuai persamaan:

so tidak boleh melebihi 150 mm dan tidak perlu diambil kurang dari 100 mm

 Luas penampang total tulangan sengkang, Ash, tidak boleh kurang dari:

10
9/18/2019

DESAIN DAN DETAILING ELEMEN KOLEKTOR


 Dalam desain kolektor terhadap tarik (yang sangat bergantung pada kekuatan tarik tulangan), kolektor
harus didesain sedemikian rupa sehingga tulangan longitudinal pada area sambungan (splices) dan juga
pengangkuran memiliki satu dari (a) atau (b):
a) Spasi pusat ke pusat minimum sebesar tiga diameter batang tulangan longitudinal, namun tidak kurang dari 40
mm, dan selimut bersih beton minimum sebesar dua setengah diameter batang tulangan longitudinal, tapi tidak
kurang dari 50 mm
b) Tulangan transversal tidak kurang dari yang terkecil dari:

dan

kecuali mengikuti persyaratan tulangan transversal akibat tegangan tekan terlampaui.

Mengapa persyaratan diatas harus dipenuhi?

Bagaimana jika kolektor merupakan elemen balok? Bukankah ada persyaratan elemen
lentur memiliki tegangan tekan < 0.1fc’?

DESAIN DAN DETAILING ELEMEN KOLEKTOR

 Gaya transfer kolektor dan elemen vertikal sangat


bergantung pada layout setiap elemennya.
 Sebagai contoh adalah pada gambar dibawah dimana
area kolektor memiliki lebar yang lebih besar
daripada lebar dinding.
 Gaya desain tekan maksimum pada elemen kolektor
ab adalah Cu,max = Ω0 vutlab.
 Gaya desain taruk maksimum pada elemen kolektor
cd adalah Tu,max = Ω0 vutlcd.
 Gaya yang ditransfer langsung pada dinding adalah
2/3 dari seluruh gaya, sedangkan sisanya harus
ditransfer melalui mekanisme geser friksi.

11
9/18/2019

DESAIN DAN DETAILING ELEMEN KOLEKTOR


 Tulangan kolektor pada umumnya dapat disebar pada pelat dan juga balok
 Pada balok, diusahakan ditaruh pada bagian tengah untuk mengurangi kontribusi penambahan tulangan
pada kapasitas momen balok yang juga merupakan elemen penahan gaya lateral bersama dengan
kolom.
 Strong Column Weak Beam harus tetap diperhatikan dimana penambahan tulangan pada balok harus
diperhitungkan untuk menghitung probable moment (Mpr) pada joint dan kolom.
 Jika tidak memungkinkan untuk menambah tulangan pada balok, tulangan kolektor dapat di dipasang
pada lebar efektif pelat disisi balok (Balok T).

CONTOH SEDERHANA PENGECEKAN ELEMEN KOLEKTOR

 Pada ETABS, ubah properti balok yang diidentifikasi


akan berfungsi sebagai kolektor menjadi properti
kolom:
 Define – Section Properties – Frame Sections
 Pilih properti balok yang diidentifikasi – modify/show
properties
 Pada bagian reinforcement, pilih modify/show rebar
 Ubah bagian design type dari M3 Design Only (Beam)
menjadi P-M2-M3 Design (Column)
 Masukan tulangan longitudinal dan transversal terpasang dan
ubah dari to be design menjadi to be checked.
 Gunakan pembebanan yang menentukan dan cek
desain balok kolektor tersebut.
 Cek apakah balok-balok tersebut gagal atau tidak
 Jika gagal, tambahkan tulangan atau ubah dimensi

12
9/18/2019

CONTOH SEDERHANA PENGECEKAN ELEMEN KOLEKTOR

 Lakukan juga pengecekan pengecekan


tegangan aksial pada balok (beserta pelat
sekitar jika diperlukan).
 Batas untuk balok adalah 0.1fc’. Jika
melebihi nilai ini, balok tersebut harus
didesain dengan ketentuan detailing
kolom yang memiliki syarat confinement
yang lebih berat.
 Untuk pelat, digunakan batas 0.2fc’ atau
0.5fc’ dengan amplifikasi.
 Jangan lupa mengecek kembali joint
dimana konsep strong column weak
beam harus tetap terjadi.

TERIMA KASIH

13

Anda mungkin juga menyukai