Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330725933

PROYEK PEMBANGUNAN TRANS STUDIO CIBUBUR Metode Pekerjaan Balok


dan Plat Lantai Serta Perhitungan Kebutuhan Volume Bekisting dan Beton
Pada Area Mall F4L

Article · January 2019

CITATIONS READS

0 341

2 authors:

Prima Triasmara Khatami Febry Mandasari


Universitas Gunadarma Universitas Gunadarma
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Prima Triasmara Khatami on 30 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROYEK PEMBANGUNAN TRANS STUDIO CIBUBUR
Metode Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Serta Perhitungan
Kebutuhan Volume Bekisting dan Beton Pada Area Mall F4L
Parsial B

1
Prima Triasmara Khatami
2
Febry Mandasari, ST., MT.

1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
(ptriasmara@gmail.com)
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
(febry_mandasari@staff.gunadarma.ac.id)

ABSTRAK

Proyek Trans Studio Cibubur berlokasi di jalan Alternatif Cibubur no.320, Harjamukti Cimanggis,
2
Kota Depok, Jawa Barat. Proyek ini dibangun di atas lahan seluas ±171.847 m yang terdiri dari
mall, hotel, dan 3 apartemen. Bangunan mall terdiri dari 6 lantai dengan 4 basement, Hotel
terdiri dari 14 lantai tidak termasuk bagian roof, dan masing-masing apartemen terdiri dari 32
lantai dengan 4 basement. Pemilik proyek ini Trans Property – CT Corp dengan kontraktor PT.
Wika Gedung dan PT. Jaya CM sebagai konsultan pengawas dan manajemen. Jenis kontrak
yang digunakan Lump Sum Fixed Price dengan nilai kontrak sebesar Rp. 810.000.000.000,00.
Proyek ini memiliki masa pelaksanaan selama 605 hari kalender serta 365 hari masa
pemeliharaan. Konstruksi bangunan bertingkat membutuhkan metode pekerjaan yang tepat
sesuai standar agar mendapatkan struktur yang kuat dan kokoh. Balok dan plat lantai
merupakan komponen penting pembentuk suatu konstruksi bangunan. Konstruksi bangunan
bertingkat membutuhkan balok dan plat lantai sebagai penyalur beban ke kolom atau dinding
yang kemudian akan disalurkan ke pondasi. Metode pekerjaan yang dilakukan pada balok dan
plat lantai meliputi, pekerjaan persiapan, pemasangan scaffolding, pemasangan bekisting,
pekerjaan pembesian, pengecoran, curing, pembongkaran bekisting. Perhitungan material
bekisting dan beton perlu dilakukan untuk mengetahui banyaknya material yang dibutuhkan.
Hasil perhitungan diantaranya, dibutuhkan sebanyak 2442 lembar papan bekisting, 120662,61
3
m besi tulangan, 1184 paket scaffolding, dan 1133,83 m volume pengecoran.

1
Kata Kunci: Metode Pekerjaan Balok dan Plat Lantai, Volume Bekisting dan Beton

PENDAHULUAN

Pengetahuan dibutuhkan setiap individu untuk berkembang dalam


menjalankan kehidupan di dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan dalam bentuk teori
salah satunya didapatkan dalam perkuliahan, agar mahasiswa memiliki gambaran dari
penerapan teori tersebut, maka dilakukan kerja praktek.
Kerja praktek bertujuan agar mahasiswa terbuka wawasannya mengenai
bidang pekerjaan yang akan dilakukannya setelah lulus dari perguruan tinggi. Selain itu
dengan dilaksanakannya kerja praktek, mahasiswa dapat melatih sikap mandiri dan
kritis di dalam lingkungan pekerjaan.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin,
dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek
yang telah ditentukan (Hafnidar, 2016: 8).
Hal penting yang harus diperhatikan pada manajemen konstruksi adalah fungsi
waktu dan biaya dari setiap kegiatan proyek konstruksi, terjadinya keterlambatan
dalam pelaksanaan proyek akan menyebabkan bertambahnya biaya dari batas
anggaran yang sudah direncanakan.

B. Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang
bertujuan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam
batasan biaya, mutu, dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan.
Proyek pembangunan Trans Studio Cibubur dilaksanakan selama 605 hari
kalender dengan 365 hari masa pemeliharaan. Metode perencanaan yang digunakan
pada proyek Trans Studio Cibubur adalah Metode Kurva S.
Kurva S terbagi menjadi dua aspek yaitu, Kurva S rencana dan Kurva S aktual.
Kurva S rencana diperoleh berdasarkan jadwal rencana dan dijadikan sebagai dasar
untuk menentukan pekerjaan terlambat, sesuai atau lebih cepat. Kurva S aktual
diperoleh dari jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebenarnya di lapangan, dengan

2
membandingkan antara Kurva S rencana dengan Kurva S aktual dapat diketahui suatu
pekerjaan terlambat (Kurva S aktual berada di bawah Kurva S rencana), sesuai (Kurva
S aktual berhimpit dengan Kurva S rencana, atau lebih cepat dari rencana (Kurva S
aktual di atas Kurva S rencana).

C. Pengendalian Mutu Proyek


Pengendalian mutu proyek dilakukan untuk mengendalikan pekerjaan agar
berjalan dengan baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disepakati.
Pengendalian mutu membutuhkan pedoman teknis agar prosedur pengendalian mutu
serta syarat-syarat yang telah disepakati tidak menyimpang dari pedoman yang ada.

D. Pengendalian Waktu Proyek


Pengendalian waktu pada proyek atau dapat disebut penjadwalan merupakan
kegiatan yang diperlukan untuk mengatur penyelesaian proyek sesuai dengan batas
waktu yang direncanakan. Proyek berskala besar memiliki jumlah kegiatan yang
banyak sehingga pengaturan penjadwalan harus dilakukan dengan efektif dan efisien.
Teknis penjadwalan proyek dapat menggunakan Bar Chart yang bertujuan
untuk mengidentifikasi waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan. Kurva S
merupakan hasil plot dari Bar Chart yang bertujuan untuk mempermudah dalam
pengamatan progress pelaksanaan proyek.

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Urutan Pekerjaan Balok dan Plat


1. Pengukuran ketinggian
2. Proses pemasangan scaffolding
3. Proses pemasangan bekisting
4. Pekerjaan Pembesian
5. Pengecekan tulangan balok dan plat
6. Pengecoran
7. Curing/perawatan beton
8. Pembongkaran bekisting

3
Gambar 1 Alur Pemasangan Scaffolding dan Bekisting

Gambar 2 Alur Pembongkaran Bekisting

4
Gambar 3 Alur Pembongkaran Bekisting

B. Perhitungan Kebutuhan Bekisting Balok dan Plat

Perhitungan kebutuhan bekisting memerlukan data-data diantaranya, dimensi


balok, ketinggian lantai, dan jenis papan multiplek yang digunakan untuk pembuatan
bekisting. Papan multiplek yang digunakan mempunyai dimensi, tebal 15 mm, lebar
1220 mm, panjang 2440 mm. Area Mall latai F4L parsial B as 20-31/B-H memiliki luas
± 4224 m².
Perhitungan untuk menentukan kebutuhan papan bekisting balok
menggunakan rumus luas permukaan balok sebagai berikut:
a. Kebutuhan papan bekisting balok:
 (2  p  h)  (p  b)
Keterangan:
b = lebar balok (m)
h = tinggi balok (m)
p = panjang balok (m)

5
Tabel 1 Perhitungan Luas Kebutuhan Bekisting Balok Area F4L

Tebal Jumlah Luas Kebutuhan


Jenis Lebar Panjang
Efektif Balok Total Bekisting
Balok
b (m) h (m) p (m) n (m²) (Lembar)
B13 0,40 0,80 8,00 11,00 176,00 59
A13 0,40 0,80 8,00 8,00 128,00 43
B16A 0,50 0,90 8,00 33,00 607,20 204
B16 0,45 0,90 8,00 4,00 72,00 24
B16 0,45 0,90 14,00 12,00 378,00 127
B16 0,45 0,90 6,00 9,00 121,50 41
B17 0,50 0,95 8,00 6,00 115,20 39
A11 0,35 0,70 8,00 13,00 182,00 61
A15 0,45 0,85 8,00 1,00 17,20 6
B27 0,70 0,90 8,00 1,00 20,00 7
A16 0,35 0,90 14,00 22,00 662,20 222
A16 0,35 0,90 6,00 22,00 283,80 95
B14 0,45 0,80 10,00 16,00 328,00 110
A14 0,45 0,80 10,00 16,00 328,00 110
B29 0,70 0,90 6,00 2,00 30,00 10
B30 1,00 1,00 6,00 1,00 18,00 6
B15 0,45 0,85 10,00 4,00 86,00 29
B15 0,45 0,85 8,00 8,00 137,60 46
BP1 0,70 1,20 20,00 2,00 124,00 42
Jumlah 3814,70 1281

b. Kebutuhan papan bekisting plat lantai =


Luas area tinjauan - ∑Luas bottom form balok

Berikut ini merupakan perhitungan total kebutuhan papan bekisting plat lantai area F4L
parsial B:
Luas area = 4224 m²
Luas papan bekisting = 2,98 m²
Maka total kebutuhan papan bekisting plat lantai pada area F4L parsial B

= 3488,10 = 1171,76  1172 lembar


2,98

6
Tabel 2 Luas Kebutuhan Bekisting Bagian Bottom Form Balok

Tebal Jumlah
Jenis Lebar Panjang Luas Bottom
Efektif Balok
Balok Form (m²)
b (m) h (m) p (m) n
B13 0,40 0,80 8,00 11 35,20
A13 0,40 0,80 8,00 8 25,60
B16A 0,50 0,90 8,00 33 132,00
B16 0,45 0,90 8,00 4 14,40
B16 0,45 0,90 14,00 12 75,60
B16 0,45 0,90 6,00 9 24,30
B17 0,50 0,95 8,00 6 24,00
A11 0,35 0,70 8,00 13 36,40
A15 0,45 0,85 8,00 1 3,60
B27 0,70 0,90 8,00 1 5,60
A16 0,35 0,90 14,00 22 107,80
A16 0,35 0,90 6,00 22 46,20
B14 0,45 0,80 10,00 16 72,00
A14 0,45 0,80 10,00 16 72,00
B29 0,70 0,90 6,00 2 8,40
B30 1,00 1,00 6,00 1 6,00
B15 0,45 0,85 10,00 4 18,00
B15 0,45 0,85 8,00 8 28,80
Jumlah 735,90

C. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Balok Dan Plat Lantai

Dasar perhitungan kebutuhan tulangan menggunakan standar pada SNI 03-


2847-2002. Diameter tulangan yang digunakan untuk bagian tulangan atas dan
tulangan bawah pada balok adalah D22 dan D25, diameter tulangan untuk plat lantai
menggunakan D10.
Rumus yang digunakan untuk menentukan kebutuhan tulangan balok dan plat
lantai sebagai berikut:
a. Panjang tulangan balok
= (2  tulangan tumpuan)  (tulanganlapangan)
1
Tulangan tumpuan =  p  jumlah tulangan jumlahbalok
4
1
Tulangan lapangan =  p  jumlah tulangan jumlahbalok
2
1
b. Volume tulangan balok =  π  d2  total panjang tulangan
4

Keterangan:
p = panjang balok (m)

7
Tabel 3 Jumlah Kebutuhan Tulangan Balok

Kebutuhan
Jumlah Jumlah Tulangan Jumlah Tulangan Volume
Jenis Panjang Besi
Balok Atas Bawah Tulangan
Balok Tulangan
p (m) n Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan (m) (m³)
B13 8,00 11,00 20 4 10 9 1892,00 0,72
A13 8,00 8,00 18 4 10 8 1280,00 0,49
B16A 8,00 33,00 26 5 12 11 7128,00 2,71
B16 8,00 4,00 24 5 10 12 816,00 0,31
B16 14,00 12,00 24 5 10 12 4284,00 1,63
B16 6,00 9,00 24 5 10 12 1377,00 0,52
B17 8,00 6,00 28 7 14 13 1488,00 0,73
A11 8,00 13,00 14 3 6 5 1456,00 0,55
A15 8,00 1,00 16 4 8 8 144,00 0,05
B27 8,00 1,00 52 12 32 23 476,00 0,23
A16 14,00 22,00 16 5 10 10 6314,00 2,40
A16 6,00 22,00 16 5 10 10 2706,00 1,03
B14 10,00 16,00 16 4 8 7 2800,00 1,06
A14 10,00 16,00 16 3 8 5 2560,00 0,97
B29 6,00 2,00 48 12 34 33 762,00 0,37
B30 6,00 1,00 66 16 76 44 606,00 0,72
B15 10,00 4,00 20 4 20 7 1020,00 0,39
B15 8,00 8,00 20 4 20 7 1632,00 0,62
Total 38741,00 15,51

c. Panjang Tulangan Plat


 Sn = S - (0,50  lebar balok) - (0,50  lebar balok)

 Tulangan tumpuan = (0,25  Sn)  15D

 Tulangan lapangan = (0,50  Sn)  20D  20D


Sn
d. Jumlah tulangan plat =
Jarak antar tulangan
Keterangan:
Sn : Bentang plat lantai (m)
S : Jarak antar as balok (m)
D : Diameter tulangan (mm)

8
Gambar 4 Detail Penulangan Plat Lantai

Berikut ini merupakan contoh perhitungan dari kebutuhan tulangan plat lantai area F4L
parsial B, denah balok dan plat keseluruhan area F4L parsial B dapat dilihat pada
lampiran:

Gambar 5 Balok Jenis B16, A13, B13, dan B16A

Diketahui:
Jenis Balok B16 dengan lebar = 0,45 m
Jenis Balok A13 dengan lebar = 0,40 m
Jarak antar as balok = 4,00 m
Diameter 10 mm
Tulangan arah x
 Snx = 3,58 m
 Panjang tulangan tumpuan = 1,04 m
Jumlah tulangan tumpuan = 25 tulangan

 Panjang tulangan lapangan = 2,19 m

9
Jumlah tulangan lapangan = 25 tulangan

 Jumlah tulangan memanjang = 25 tulangan


Karena jarak antar tulangan atas dan bawah arah x sama maka, jumlah tulangan
memanjang = 2 25 tulangan= 50 tulangan
Maka total panjang tulangan plat lantai arah x dapat dihitung sebagai berikut
= panjang tulangan jumlah tulangan
= 287,53 m
Panjang tulangan plat lantai yang dibutuhkan untuk kebutuhan area Mall F4L adalah
 tulangan arah x  tulangan arah y  37316,02  4456,59  81881,61m

Tabel 4 Kebutuhan Tulangan Plat Lantai Arah X

Panjang Jumlah Panjang Jumlah Total


Lebar Bentang
Jenis Snx Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan Panjang
Balok x
Balok Tumpuan Tumpuan Lapangan Lapangan Tulangan
(m) (m) (m) (m) Arah x (m) Arah x (m)
B16 A13 0,45 0,40 4,00 3,58 1,04 50 2,19 25 1437,65
A13 B16 0,40 0,45 4,03 3,60 1,05 50 2,20 25 289,42
B16 A13 0,45 0,40 4,17 3,75 1,09 50 2,27 25 300,36
A13 B16 0,40 0,45 3,63 3,21 0,95 50 2,00 25 259,59
B16 A13 0,45 0,40 4,37 3,95 1,14 50 2,37 25 315,46
A13 B17 0,40 0,50 4,00 3,55 1,04 50 2,18 25 285,64
A13 B17 0,40 0,50 3,98 3,53 1,03 50 2,16 25 283,75
A13 B17 0,40 0,50 3,83 3,38 1,00 50 2,09 25 272,81
A13 B17 0,40 0,50 4,00 3,55 1,04 50 2,17 25 285,26
A13 B17 0,40 0,50 4,01 3,56 1,04 50 2,18 25 286,02
A13 B17 0,40 0,50 4,37 3,92 1,13 50 2,36 25 313,58
A11 B17 0,35 0,50 3,97 3,54 1,04 50 2,17 25 285,19
A11 B17 0,35 0,50 4,03 3,60 1,05 50 2,20 25 289,42
A15 B17 0,45 0,50 4,00 3,52 1,03 50 2,16 25 283,38
A15 B17 0,45 0,50 4,01 3,53 1,03 50 2,17 25 284,13
A13 B27 0,40 0,70 3,63 3,08 0,92 50 1,94 25 250,16
B16 A16 0,45 0,35 2,78 2,38 0,74 90 1,59 45 3873,38
B16 A16 0,45 0,35 2,83 2,43 0,76 90 1,61 45 3947,63
A16 A16 0,35 0,35 2,40 2,05 0,66 90 1,43 45 3390,75
B14 A14 0,45 0,45 4,00 3,55 1,04 64 2,18 32 11531,60
B15 BP1 0,45 0,70 8,00 7,43 2,01 25 4,11 13 1168,66
BP1 BP1 0,70 0,70 8,00 7,30 1,98 25 4,05 13 574,79
B15 BP1 0,45 0,70 8,00 7,43 2,01 23 4,11 12 1603,66
BP1 BP1 0,70 0,70 8,00 7,30 1,98 23 4,05 12 788,74
B16 A16 0,45 0,35 2,78 2,38 0,74 38 1,59 19 1199,83

10
Panjang Jumlah Panjang Jumlah Total
Lebar Bentang
Jenis Snx Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan Panjang
Balok x
Balok Tumpuan Tumpuan Lapangan Lapangan Tulangan
(m) (m) (m) (m) Arah x (m) Arah x (m)
A16 A16 0,35 0,35 2,40 2,05 0,66 38 1,43 19 1444,21
B16 A16 0,45 0,35 2,83 2,43 0,76 38 1,61 19 1222,83
A16 B29 0,35 0,70 2,83 2,30 0,73 38 1,55 19 291,33
A16 B29 0,35 0,70 2,78 2,25 0,71 38 1,53 19 285,58
A16 B30 0,35 1,00 2,83 2,15 0,69 38 1,48 19 137,04
A16 B30 0,35 1,00 2,78 2,10 0,68 38 1,45 19 134,17
Total 37316,02

Tabel 5 Kebutuhan Tulangan Plat Lantai Arah Y

Diameter Panjang Jumlah Panjang Jumlah Total


lebar
Tulangan Sny Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan Panjang
balok
Jenis Balok Plat Tumpuan Tumpuan Lapangan Lapangan Tulangan
b (m) (mm) (m) (m) Arah y (m) Arah y (m)
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 36 4,18 12 1737,60
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 36 4,18 12 349,95
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 37 4,18 12 364,05
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 32 4,18 11 311,55
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 39 4,18 13 383,49
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 36 4,18 12 345,09
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 35 4,18 12 342,66
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 34 4,18 11 328,56
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 35 4,18 12 344,60
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 36 4,18 12 345,58
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 39 4,18 13 381,06
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 35 4,18 12 344,51
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 36 4,18 12 349,95
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 35 4,18 12 342,17
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 35 4,18 12 343,15
B16A B13 0,50 0,40 10 7,55 2,04 31 4,18 10 299,40
B16A B16A 0,50 0,50 10 13,50 3,53 24 7,15 8 4482,61
B16A B16A 0,50 0,50 10 13,50 3,53 24 7,15 8 4576,99
B16A B16A 0,50 0,50 10 13,50 3,53 21 7,15 7 3869,20
B16A B15 0,50 0,45 10 9,53 2,53 36 5,16 12 13847,37
B16A A11 0,50 0,35 10 3,82 1,10 74 2,31 25 1500,47
B16A A11 0,50 0,35 10 3,82 1,10 73 2,31 24 737,60
A11 A11 0,35 0,35 10 3,49 1,02 74 2,15 25 2069,72
A11 A11 0,35 0,35 10 3,49 1,02 73 2,15 24 1017,44
B16A 0,50 0,00 10 5,75 1,59 24 3,28 8 1419,46
B16A 0,50 0,00 10 5,75 1,59 21 3,28 7 1684,67

11
Diameter Panjang Jumlah Panjang Jumlah Total
lebar
Tulangan Sny Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan Panjang
Jenis Balok balok
Plat Tumpuan Tumpuan Lapangan Lapangan Tulangan
b (m) (mm) (m) (m) Arah y (m) Arah y (m)
B16A 0,50 0,00 10 5,75 1,59 24 3,28 8 1449,34
B16A 0,50 0,00 10 5,75 1,59 23 3,28 8 343,66
B16A 0,50 0,00 10 5,75 1,59 23 3,28 8 336,19
B16A 0,50 0,00 10 5,75 1,59 22 3,28 7 160,62
B16A 0,50 0,00 10 5,75 1,59 21 3,28 7 156,89
Total 44565,59

D. Perhitungan Kebutuhan Scaffolding untuk Balok dan Plat

Satu paket scaffolding terdiri dari 4 buah base jack, 2 buah main frame, 2
pasang cross brace, 4 buah joint pin, 4 buah u-head. Perhitungan kebutuhan
scaffolding menggunakan rumus luas segi empat. Data-data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Dimensi main frame tipe MF170 memiliki panjang 180 cm dan lebar 120 cm serta
jarak masing-masing antara panjang dan lebarnya adalah 50 cm.
2. Total luas area tinjauan sebesar 4224 m². Luas satu paket scaffolding
= 2,10 m × 1,70 m = 3,57 m3

Tabel 6 Rekapitulasi Kebutuhan Komponen Scaffolding

Komponen Jumlah 1 Kebutuhan Total


Paket/buah Scaffolding
Main Frame 2 2368
Base Jack 4 4736
U-Head 4 1184 4736
Cross Brance 2 2368
Joint Pin 4 4736

E. Perhitungan kebutuhan Volume Pengecoran untuk Balok dan Plat

Data yang dibutuhkan untuk menghitung volume pengecoran balok dan plat
yaitu menggunakan panjang, lebar, dan tinggi balok serta luasan dan ketebalan dari
plat. Kapasitas untuk satu ready mix truck sebesar 6,5 m³. Perhitungan kebutuhan
volume pengecoran balok dan plat adalah sebagai berikut:
a. Volume Balok dan Plat = p  b  h

12
Keterangan:
p = panjang (m)
b = lebar (m)
h = tinggi (m)
Contoh perhitungan volume pengecoran balok menggunakan jenis balok B13 sebagai
berikut:
Diketahui : b = 0,40 m h = 0,80 m
p = 8,00 m n = 11 buah
Volume balok = p  b  h

= 28,16 m 3
Perhitungan volume pengecoran untuk plat lantai menggunakan data sebagai berikut:
Luasan plat = 3488,10 m²
Tinggi plat = 0,14 m
Volume plat lantai = luas plat lantai  h

= 488,33 m3
Perhitungan volume murni untuk pengecoran plat lantai area Mall F4L parsial B adalah
sebagai berikut:
Diketahui:
Diameter 10 mm
Panjang tulangan plat yang dibutuhkan berdasarkan perhitungan sebelumnya sebesar
81881,61 m
Volume tulangan plat lantai = 6,42 m3

Volume murni plat lantai = 488,33 - 6,42  481,91m3

Perhitungan volume murni untuk pengecoran balok area Mall F4L parsial B adalah
sebagai berikut:
Diketahui:
Volume balok = 667,43 m3
Volume tulangan balok dari perhitungan sebelumnya sebesar 15,51 m³
Volume murni balok = 667,43 - 15,51  651,92 m3
Total volume pengecoran yang dibutuhkan balok dan plat lantai area Mall F4L parsial B
adalah 481,91 651,92 = 1133,83 m3
1133,83
Banyaknya truk yang dibutuhkan = = 174,43  174 truk
6,50

13
Tabel 7 Rekapitulasi Volume Pengecoran Balok

Lebar Tebal Efektif Panjang Jumlah Volume


Jenis Balok
b (m) h (m) p (m) n (m³)
B13 0,40 0,80 8,00 11 28,16
A13 0,40 0,80 8,00 8 20,48
B16A 0,50 0,90 8,00 33 118,80
B16 0,45 0,90 8,00 4 12,96
B16 0,45 0,90 14,00 12 68,04
B16 0,45 0,90 6,00 9 21,87
B17 0,50 0,95 8,00 6 22,80
A11 0,35 0,70 8,00 13 25,48
A15 0,45 0,85 8,00 1 3,06
B27 0,70 0,90 8,00 1 5,04
A16 0,35 0,90 14,00 22 97,02
A16 0,35 0,90 6,00 22 41,58
B14 0,45 0,80 10,00 16 57,60
A14 0,45 0,80 10,00 16 57,60
B29 0,70 0,90 6,00 2 7,56
B30 1,00 1,00 6,00 1 6,00
B15 0,45 0,85 10,00 4 15,30
B15 0,45 0,85 8,00 8 24,48
BP1 0,7 1,2 20 2 33,60
Jumlah 667,43

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kerja praktek pada Proyek Pembangunan Trans Studio


Cibubur dan penyusunan laporan kerja praktek, maka dapat disimpulkan beberapa hal
yang didapat selama kegiatan berlangsung. Kesimpulan tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan kerja praktek memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam
bentuk visual berupa proses berlangsungnya suatu pembangunan, serta
penerapan di lingkungan proyek mengenai ilmu yang dipelajari dalam
perkuliahan. Salah satu ilmu yang diterapkan dari teori berupa uji kuat tekan
yang dilaksanakan pada umur beton 7 hari dengan menggunakan satu buah
sampel dan pada umur 28 hari dengan menggunakan dua buah sampel, serta
satu buah sampel untuk cadangan.
2. Pelaksanaan pekerjaan dalam manajemen konstruksi dimulai dari masuknya
berkas yang diterima oleh admin kemudian akan diberikan pengesahan

14
berupa cap tanda berkas masuk, berkas yang sudah diterima akan diberikan
kepada pelaksana pekerjaan sesuai bidang. Selain itu pekerjaan dalam
manajemen konstruksi juga mencakup pembuatan laporan bulanan dan
laporan mingguan.
3. Struktur organisasi dalam proyek pembangunan Trans Studio Cibubur dimulai
dari pemilik proyek Trans Property – CT Corp yang memiliki wewenang untuk
pengambilan segala keputusan dalam proses pembangunan, PT Jaya CM
sebagai konsultan manajemen dan pengawas memiliki tanggung jawab
langsung kepada pemilik proyek, dan PT Wika Gedung sebagai kontraktor
pelaksana bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pembangunan
sesuai perintah dari pemilik proyek di bawah pengawasan PT Jaya CM.
4. Proyek ini menggunakan metode konvensional dalam pekerjaan balok dan
plat lantai, Pada bagian bawah menggunakan scaffolding frame sebagai
penyangga bekisting, bekisting yang digunakan dirangkai dari multipleks dan
sedangkan untuk proses pengecoran dilakukan langsung di area tinjauan
menggunakan beton ready mix. Proses pemasangan tulangan balok dan plat
dilakukan langsung pada area kerja tanpa didirangkai terlebih dahulu,
pekerjaan pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas, untuk proses perawatan area pengecoran serta
pembongkaran bekisting dilakukan selama 21 hari terhitung dari hari
pengecoran dilaksanakan.
5. Hasil dari perhitungan kebutuhan material area Mall F4L parsial B diantaranya,
dibutuhkan sebanyak 2442 lembar papan bekisting, 120622,61 m besi
tulangan, 1184 paket scaffolding, dan 1133,83 m3 volume pengecoran.

DAFTAR PUSTAKA

A. Rani, Hafnidar. 2016. Manajemen Proyek Konstruksi, [online]


https://www.researchgate.net/publication/316081639_Manajemen_Proyek_Ko
nstruksi, [5 Mei 2018]
Admin, 2012. Perencanaan Proyek, https://www.ilmuteknik sipil.com/ pengelolaan-dan-
pengendalian-proyek/perencanaan-proyek
Ahadi, 2011. Pekerjaan Substructure, http://www.ilmusipil.com/pekerjaan-substructure
Ngabidin, 2012. Pekerjaan Persiapan Standar Kontraktor Proyek,
http://www.ngabidin.web.id/2012/07/pekerjaan-persiapan-standart-
kontraktor.html

15
Rais, Muhammad Zain. 2015. Bahan Struktur Dalam Teknik Sipil,
http://blog.unnes.ac.id/muhammadzainrais/2015/11/18/bahan-struktur-dalam-
teknik-sipil/
Sipil, 2015. Pengertian Balok Pada Bangunan Secara Lengkap,
http://arafuru.com/sipil/pengertian-balok-beton-pada-bangunan-secara-
lengkap.html
SNI 03-2847, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung,
Standar Nasional Indonesia, Bandung
Strong Indonesia, Tahapan Metode Pelaksanaan Konstruksi Bangunan, http://strong-
indonesia.com/artikel/tahapan-metode-pelaksanaan-konstruksi-bangunan/

16

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai