Anda di halaman 1dari 6

Bab 5. Fungsi dan Model Peran Kewirausahaan.

5.1 Profil Wirausaha


Berbagai ahli mengemukakan profil kewirausahaan, dengan pengelompokan yang berbeda.
Ada yang mengelompokkan dengan berdasarkan pemilikan, perkembangan dan kegiatan usaha.
(Roopke, 1995: 5) mengelompokkan kewirausahaan berdasarkan peran, yaitu sebagai berikut:
a. Wirausaha Rutin, yaitu wirausaha yang dalam melakukan kegiatan sehari-hari, befokus
pada pemecahan masalahdan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin
adalah mengadakan perbaikan terhadap standar tradisionla, tetapi bukan pada penyusunan
dan pengalokasian sumber-sumber. Wirausaha ini, berusaha menghasilkan barang, pasar
dan teknologi, misalnyaseorang pegawai atau manajer. Wirausaha rutin dibayar dalam
bentuk gaji.
b. Wurausaha Arbitrase, yaitu wirausaha yang selalu mencari peluang, melalui kegiatan
penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Misalnya, apabila tidak terjadi
ekuilibrium dalam penaaran dan permintaan pasar, makaia akan membeli dangan murah
dan menjualnya dengan mahal. Kegiatan kewirausahaan arbitrase, tidak perlu melibatkan
pembuatan barang dan penyerapan dana pribadi wirausaha. Tetapi kegiatannya
melibatkanspekulasi dalam memanfaatkan perbedaan antara harga jual dengan harga beli.
c. Wirausaha Inovatif, yaitu wirausaha dinamis yang menghasilkan ide dan kreasi baru yang
berbeda. Ia merupakan promotordan tidak hanya untuk memperkenalkan teknik dan
produk baru, tetapi juga promotor dalam pasar dan sumber pengadaan, peningkatan teknik
manajemen, serta metode distribusi baru. Kegiatannya, mengadakan proses dinamis pada
produk, hasil, sumber pengadaan dan organisasi yang baru.

Sedangkan Zimmer (1996) mengelompokkan profil wirausaha sebagai berikut :


a. Part-time entrepreneur, yaitu wirausaha yang hanya setengah waktu, dalam melakukan
usahanya dan biasaya hanya sebagai hobi. Dengan kata lain, kegiatan usahanya hanya
bersifat sampingan.
b. Home-based ventures, yaitu usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggalnya.
c. Family-owned businnes, yaitu usaha yang dilakukan/dimiliki, oleh beberapa anggita
keluarga secara turun-temurun.
d. Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha, yang bekerjasama
sebagai pemilik dan menjalankan usaha secara bersama.

5.2 Fungsi Makro dan Mikro Usaha.


Dilihat dari ruang lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu sebagai berikut:
a) Secara Makro
Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali dan pemacu perekonomian di suatu
bangsa. Seperti di AS, Eropa Barat dan negara-negara Asia, kewirausahaan
menjadikekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negara tersebut, menjadi kekuatan
ekonomi dunia yang kaya, dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
inovasi. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa
berskala global. Semua itu mrupakan hasil dari proses dinamis wirausaha. Bahkan, para
wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan
eknomi. Wirausahalah yang berani mengambil resiko, memipin dan mendorong
pertumbuhan ekoomi. Tanpa dorongan, energi dan dedikasi para wirausaha, pembentukan
(formasi) invertasi dalam perusahaan-perusahan baru, tidak akan pernah terjadi.

Menurut, J. B. Say, wirausaha adalah orang yang menggeser sumber-sumber ekonomi dari
produktifitas terendah, menjadi prosuktifitas tertinggi. Menurutnya, wirausahalah yang
menghasilkan perubahan. Perubahan tersebut dilakukan tidak dengan mengerjakan sesuatu
yang lebih baik, tetapi dengan melakukan sesuatu yang berbeda.

Secara Kualitatif, peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, yaitu:
Usaha kecil, daldapat meningkatkaam memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai
keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur dan pemasaran bagi hasil prosuk-
produk indistri besar. Usaha kecil, berfungsi sebagai transformator antar sektor, yang memiliki
kaitan kedepan maupun kebelakang (Drucker, 1997: 58).
Usaha kecil, dapat meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap sumber daya
yang ada. Usaha kecil snagat fleksibel, dapat menyerap tenaga kerja, dan sumber daya lokal,
serta dapat meningkatkan sumber daya manusia, khusus dapat menjadi wirausaha yang
tangguh.
Usaha kecil, dipandang sebagai sarana penditrsibusian, pendapatan nasional, alat pemerataan
pendapatan, karena jumlahnya terbesar diperkotaan dan perdesaan.

b) Secara Mikro, peran wirausaha adalah menanggung resiko, ketidakpastian,


mengkombinasikan sumber-sumber daya kedalam cara yang baru dan berbeda untuk
menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru dalam melakukan fungsi mikro menurut
Marzuki Usman (1977) Cara umum wirausaha memiliki 2 peran, yaitu:
Sebagai penemu
Sebagai Penemu wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan:
 Produk baru
 Teknologi baru
 Ide-ide baru
 Organisasi usaha baru
Sebagai perencana
Sebagai perencana, wirausaha berperan dalam merancang:
 Perencanaan Perusahaan
 Strategi Perusahaan
 Ide-ide Perusahaan
 Organisasi Perusahaan
Menurut Zimmerer (1996: 51), wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa dipasar,
melalui proses pengkombinasian, sumber daya, dengan cara baru dan berbeda, untuk dapat
melakukan persaingan. Nilai tambah tersebut, diciptakan melalui :
a. Pengembangan teknologi baru
b. Penemuan pengetahuan baru
c. Perbaikan produk dan jasa yang ada.
d. Penemuan cara-cara yang berbeda, untuk menyediakan barang dan jasa dalam jumlah lebih
banyak, dengan menggunakan sumber daya yang kebih sedikit.

Wemer Saombart(1902), membagi fungsi wirausaha menjadi 3, yaitu:


a. Pemimpin industri, yang mulai sebagai tenksisi atau tukang dalam suatu bidang atau
keahlian, kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru, fungsi dan modal
kewirausahaan bukan dengan disengaja, melaikan karena hasil temuan/ daya ciptanya.
b. Usahawan, yaitu orang yang menganalisis sebagai kebutuhanmasyarakat, merangsang
kebutuhan, untuk mendapat langganan baru perhatiannya yang paling utama penjualan.
c. Pemimpin keuangan, yaitu orang yang sejak muda menekuni bidang keuangan.
Mengumpulkan uang dan mengabungkan sumber-sumber keuangan.

Selain entrepreneur, istilah lain yang juga dikenal adalah entrepreneur, yaitu orang yang tidak
meneukan sesuatu (produk), tetapi menggunakan temuan orang lain dan dipakai unit usaha yang
bersangkutan (Marzuki Usman1977: 4). Sebagai contoh: Dalam membuat desain rancangan
suatu produk yang sesuai dengan permintaan pasar. Fungsi entrepreneur adalah menciptakan
produk dan teknologi baru, dengan cara meniru yang sudah ada dan berbeda dengan penentuan
tolak ukur (Benchmarking) yang berkembang dikalangan manajer dan wirausaha, yang ada di
Jepang dan Australia. Pada penetuan tolak ukur selain meniru juga terdapat pengemabangan
produk, melalui perkembangan teknologi baru atau dapat disebut meniru dengan melakukan
modifikasi (Winardi, 1998).

Dari beberapara referensi secara umum dapat diartikan bahwa wirausah adalah perintis dan
pengembang perusahaan, yang berani mengambil resiko, dalam menghadapi ketidakpastian,
dengan mengelola sumber daya manusia, material dan keuangan, untuk mencapai tingkat
kebuergasilan yang idingkan. Salah satu kunci keberhasilannya dalah memiliki tujuan dan visi,
untuk mencapainya (Stinaoff Burgess, 1993: 38).

5.3 Tantangan kewirausahaan dalam konteks global

Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka seperti saat ini banyak tantangan yang
harus digapai, setiap negara baru bersaing, dengan menonjolkan keunaggulan sumber daya
masing-masing. Negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya maka akan memenangkan
persaingan. Sebagai sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulaan bersaing, maka
akan kalah dalam persaingan dan tidak akian mencapai banyak kemajuan.
Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negar-negara, yang dapat
memberdayakan sumber daya ekonomi dan sumber daya manusia seacara nyata. Sumber-sumber
ekonomi diberdayakan apabila manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif. Di Indonesia,
sumber daya manusia benar-benar menghadapi tantangan dan persaingan yamg komplek.
Tantangan tersbut, terlihat pada gambar berikut:

Tantangan persaingan global

Tantangan Pengangguran
Tantangan pertumbuhan
penduduk Tantangan
Sumber Daya Tantangan tanggung jawab
Kewirausahaan sosial
Tantangan keanekaragaman
angkatan kerja

Tantangan kemajuan teknologi


Tantangan etika

Tantangan gaya hidup dan


kecenderungannya

Gambar 5.1 Tantangan utama pengembangan sumber daya

Tantangan persaingan global, pertumbuhan produk, pengangguran, tanggung jawab sosial,


keanekaragaaman, ketengakerjaan, etika, kemajuan teknologi dal ilmu pengetahun dan daya hidup,
serta kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait. Dalam persaingan global,
semua sumber daya antar negara, akan bergerak bebas lewati batas-batas yang ada. Hanya sumber
daya yang memiliki keunggulan yang dapat bertahan dalam persaingan. Demikian juga, dengan
pertumbuhan produk dunia yang dapat disertai dengan persaingan yang tinggi, akan menimbulkan
berbagai angkatan kerja yang kompetitif dan penggangguran bagi sumber daya manusia yang tidak
memiliki keungulan daya saing yang kuat.
Pasar Bebas dan Persaingan global

Diperlukan:

Barang dan jasa Unggul dan Berdaya saing tinggi

Ditentukan oleh:

Tingkat efisiensi yang tinggi

Ditentukan oleh:

Kualitas sumber daya manusia professional dan


terampil

Ditentukan oleh:

Sistem Pendidikan Kewirausahaan,


(pengetahuan, keterampilan, kemampuan)

Untuk membentuk:

Kepribadian kreatif dan inovatif

Untuk Menghasilkan:

Barang dan jasa baru dan berbeda yang


memiliki nilai tambah dan berdaya saing

Sumber: Masr’ud Machfoed (2005)


Gambar 5.2 Persyaratan penting dalam persaingan bebas

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, diperlukan sumber daya berkualitas yang
dapat menciptkan berbagai keunggulan, baik keunggulan komperatif maupun keunggulan
kompetitif, diantaranya melalui proses kreatif dan inovatif berwirausaha. Untuk dapat bersaing
dipasar, sangat diperlukan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi, baik barang dan jasa yang
memilki keungglan-keunggulan. Untuk menghasilkan brang dan jasa yang berdaya siang tinggi,
maka diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi, tingkat efisiensi yang tinggi, ditentukan oleh
kualitas sumber daya terampil, sehingga dapat menciptakan nilai tambah baru dalam menjawab
tantangan baru.

Selanjutnya, kualitas sumber daya manusia yang tinggi tersebut, hanya dapat ditentukan oleh
system pendidikan, yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya yang
kreatif dan inovasi hanya dapat dalam wirausaha. Oleh karena itu, wirausahalah yang mampu
menciptakan keunggulan bersaing, melalui kemampuannya menciptakan suatu yang baru dan
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai