Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Makna pembangunan kesehatan sebagaimana ditegaskan dalam Sistem


Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2012 adalah pemenuhan hak asasi manusia,
pemantapan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan
pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, serta meningkatkan
investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional. Sistem Kesehatan
Nasional tahun 2012 tersebut sinergis dengan Sembilan Agenda Perubahan
(Nawacita) Kabinet Kerja tahun 2015 - 2019, khususnya dalam bidang kesehatan.
Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN ) Tahun 2015-2019 adalah “Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar
yang berkualitas bagi masyarakat” dengan indikator kinerja yaitu “Jumlah Kecamatan
yang memiliki minimal 1 (satu) Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi”.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan sekaligus sebagai tulang punggung pelaksana pelayanan
kesehatan primer, yang mana titik berat pelayanannya adalah pada pendekatan
pelayanan yang mengutamakan paradigma sehat diwajibkan ikut berkontribusi
mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di
kabupaten/kota melalui penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), sehingga Puskesmas harus memiliki kinerja
UKM dan UKP yang optimal dengan indikator yang terukur yang didukung dengan
pembinaan oleh dinas kabupaten/kota sebagai pemilik.
Berdasarkan data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011, dukungan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk Puskesmas dilihat dari persentase dukungan
per upaya berada dalam rentang 18% sampai 61%. Persentase dukungan terbesar
yaitu untuk upaya kesehatan anak dan pencegahan dan pengendalian penyakit
sebesar 61%, sedangkan persentase dukungan paling rendah yaitu untuk upaya
kesehatan lingkungan sebesar 18%. Dari laporan tersebut mengindikasikan belum
semua Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mampu memberikan bimbingan dan
pembinaan teknis kepada Puskesmas diwilayah kerjanya secara optimal.

Terkait dengan hal tersebut, maka Kementerian Kesehatan menyusun


Pedoman Dinas Kesehatan dalam Pembinaan Puskesmas, yang akan digunakan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan provinsi sebagai acuan dalam memberikan
bimbingan dan pembinaan kepada Puskesmas secara berjenjang.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan bagi Dinas Kesehatan dalam melakukan pembinaan
Puskesmas.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) di dinas
kesehatan dalam melakukan pembinaan secara terintegrasi dan
berkesinambungan.

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
b. Meningkatkan kemampuan Dinas Kesehatan dalam membina Puskesmas
untuk melaksanakan manajemen sumberdaya dan program.
c. Meningkatkan mutu pembinaan Dinas Kesehatan

C. MANFAAT
1. Masyarakat:
Mendapatkan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai peran
dinas kesehatan dalam pembinaan Puskesmas.
2. Puskesmas :
 Puskesmas dapat menyelenggarakan manajemen Puskesmas, sehingga
mampu mempercepat tercapainya akreditasi Puskesmas.
 Meningkatkan kinerja dan mutu Puskesmas
 Terjalinnya koordinasi yang optimal antara Puskesmas dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota:
 melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pembina Puskesmas
secara terpadu
 melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
tingkat kabupaten/kota

4. Dinas kesehatan provinsi:


 melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pembina Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota secara terpadu
 melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
tingkat provinsi

5. Kementerian Kesehatan:
Seluruh lintas program di tingkat pusat dapat memahami konsep pembinaan
terpadu dan menerapkannya di tingkat provinsi
6. Lintas sektor:
Mendukung penyelenggaraan pembinaan Puskesmas.

D. RUANG LINGKUP
1. Konsep pembinaan Puskesmas.
2. Indikator keberhasilan pembinaan Puskesmas melalui pembinaan secara
berjenjang di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

E. SASARAN
1. Masyarakat
2. Puskesmas
3. Penanggungjawab dan pelaksana program, serta pengelola sumberdaya di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sebagai Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) di
tingkat kabupaten/kota.
4. Penanggungjawab dan pelaksana program, serta pengelola sumberdaya di dinas
kesehatan provinsi, sebagai Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) di tingkat
provinsi

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
5. Penanggungjawab program di Kementerian Kesehatan.
6. Lintas sektor di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

BAB II
PEMBINAAN PUSKESMAS OLEH DINAS KESEHATAN

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
A. KONSEP PEMBINAAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) berdasarkan UU nomor 23 tahun 2014 memprioritaskan penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dengan
berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota bidang
kesehatan dan bertanggungjawab dalam upaya pencapaian indikator SPM. Dalam
mengemban tugas ini maka dinas kesehatan mendelegasikan sebagian wewenang
kepada Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis, sehingga keberhasilan kinerja
Puskesmas mempengaruhi tercapainya indikator SPM. Untuk itu menjadi tugas dinas
kesehatan dalam memperbaiki kinerja Puskesmas melalui pembinaan yang
dilaksanakan secara terpadu. Disamping itu, dengan dilaksanakannya program
Jaminan Kesehatan Nasional maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik
Puskesmas harus mampu menjamin bahwa pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berkualitas.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi Puskesmas dalam melakukan
pelayanan maka perlu dukungan dari Dinkes Kabupaten/Kota melalui pembinaan
secara terpadu dan berkesinambungan. Prinsip konsep pembinaan yang dilakukan
oleh Dinas Kesehatan kepada Puskesmas yang ada di wilayahnya adalah Puskesmas
yang ada di wilayah kabupaten/kota dibagi habis ke dalam kelompok–kelompok
(Cluster Binaan). Pembentukan Cluster Binaan dapat disesuaikan dengan jumlah
bidang yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun dengan kriteria
pembagian yang lain, seperti akses , kondisi geografis dan transportasi, capaian
kinerja Puskesmas, dan ketersediaan sumber daya di Dinas Kesehatan dan
kecukupan dana operasional, sehingga dalam satu Cluster Binaan dapat dibagi
berdasarkan dua kriteria atau lebih.
Bentuk pembinaan yang dilakukan atau diberikan oleh Dinas Keshatan
Kabupaten/kota tentunya harus sesuai dengan lingkup permasalahan yang dihadapi
oleh masing-masing Puskesmas dalam konteks konsep kewilayahan. Pembinaan
dapat berbentuk peningkatan kemampuan teknis dan manajmen puskesmas (sumber
daya, operasional, mutu), peningkatan kemampuan SDM Kesehatan, peningkatan
Sistem Informasi Puskesmas, dan pelaksanaan Akreditasi Puskesmas
Untuk melaksanaan pembinaan tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten Kota
harus memiliki kemampuan kepemimpinan, manajerial dan teknis program sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing. Kepala bidang dan sekretaris Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota selaku ketua TPCB maka selain tugasnya melakukan
penataan program/sumberdaya di bidangnya masing-masing untuk seluruh wilayah di
kabupaten/kota, juga mendapatkan tugas-tugas integrasi dalam pembinaan terpadu
lintas program di Cluster Binaan masing-masing.
Adapun pengetahuan yang harus dikuasai oleh Tim Pembina Cluster Binaan
yaitu:
1. Tugas pokok dan fungsi organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. NSPK
3. SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Teknis dan manajemen program
5. Fungsi-fungsi Manajemen, termasuk manajemen sumberdaya.
6. Konsep rujukan UKM dan UKP secara horizontal maupun vertikal.

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
7. Akreditasi Puskesmas
8. Konsep manajemen Puskesmas
9. Analisis data dan informasi
10. Teknik komunikasi dan pembinaan
Peningkatan kompetensi tersebut dapat dapat dilakukan melalui:
1. Pengenalan peran, tugas dan fungsi SOTK di Dinas Kesehatan
Pengenalan peran, tugas dan fungsi antar bidang dan sekretariat dalam organisasi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan daerah tentang organisasi Dinas
Kesehatan bertujuan agar semua angota tim mengetahui tupoksi sesuai SOTK
maupun tupoksi terintegrasi dalam tim.
2. Pengenalan NSPK oleh masing-masing Kepala Bidang.
Kegiatan ini difasilitasi kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan didampingi Tim
Pendamping dari Provinsi. Semua anggota TPCB harus mempelajari dan menguasai
peraturan ataupun pedoman /standar yang terkait dengan pelayanan kesehatan
tingkat pertama/primer.
3. Pengenalan program dan manajemen sumberdaya
Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing kepala bidang yang difasilitasi kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sebaiknya didampingi Tim Pendamping dari
Provinsi:
1) Menyajikan program masing-masing yang menjadi tanggungjawabnya.
2) Menjelaskan posisinya saat ini dalam pencapaian target kinerja melalui
pendekatan yang dilakukan.
3) Mengidentifikasi kejadian Missed Opportunity untuk keterpaduan lintas program.
4) Menjelaskan perlunya keterpaduan program-program untuk keberhasilan
pencapaian hasil program bagi kelompok sasaran yang menjadi target bersama,
dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan pada setiap tahapan siklus hidup,
dengan kejelasan peran, tugas dan fungsi dari masing-masing bidang, seksi dan
pelaksana pelayanan.
5) Mejelaskan bagaimana keterpaduan antar program dibangun, dilaksanakan,
dipantau, dibina, dinilai dampaknya, terhadap kesehatan target sasaran.
6) Menjelaskan adanya peluang untuk membangun kerjasama terpadu dengan
lintas sektor terkait.
7) Semua data diperoleh akan digunakan sebagai bahan penyusunan rumusan
perbaikan/ peningkatannya.
4. Peningkatan kemampuan dalam mengolah dan menganalisa data.
Data dan hasil analisis data tersebut merupakan dasar dalam pelaksanaan
pembinaan.
5. Pelatihan teknis, workshop atau on the job training mengenai program,
manajemen Puskesmas, kemampuan komunikasi dan leadership.
Keberhasilan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
pembinaan kepada Puskesmas tentunya tidak terlepas dari peran Dinas Kesehatan
provinsi dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU Nomor 23

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pengawasan dan pembinaan
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan dapat diserahkan
sepenuhnya kepada Provinsi oleh Kementerian Kesehatan. Provinsi diberi
kewenangan untuk memberikan sanksi bagi Kabupaten/Kota berkaitan dengan
pelaksanaan SPM seperti yang diamanatkan pasal 67 dan 68 UU Nomor 23 tahun
2014.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN
Pembinaan Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat dilaksanakan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. PEMBAGIAN CLUSTER BINAAN DAN PEMBAGIAN TIM PEMBINA CLUSTER
BINAAN
Untuk menetapkan pembagian tim dan cluster binaan, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota mengadakan rapat internal yang dipimpin oleh Kepala Dinas
Kesehatan. Rapat internal tersebut dihadiri oleh semua kepala bidang dan staf untuk
menyepakati kriteria pembagian cluster yang diikuti dengan pembentukan tim pembina
cluster sebagai penanggungjawab pembinaan.
Rapat awal pembagian cluster dan pembagian tim dikoordinasi oleh bagian Sekretariat
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Output rapat ini yaitu :terbentuknya cluster dan tim pembina cluster binaan

a. Pembagian Cluster Binaan

1) Berdasarkan kesepakatan seluruh bidang yang ada di dinkes, yang dipimpin


oleh kepala dinas
2) Kriteria pembentukan cluster, dapat menggunakan salah satu maupun kombinasi
dari kriteria berikut:

a) Dikelompokkan berdasarkan akses, kondisi geografis dan transportasi, satu


Cluster Binaan terdiri dari Puskesmas yang letaknya berdekatan dan mudah
diakses satu sama lain.
b) Dikelompokkan berdasarkan sumber daya di Dinkes, misalnya jumlah bidang
atau jumlah SDM di dinas kesehatan.
c) Dikelompokkan berdasarkan kecukupan dana operasional, apabila dana
operasional di dinas kesehatan tidak besar maka jumlah cluster sebaiknya
tidak terlalu banyak.

d) Dikelompokkan berdasarkan hasil kinerja Puskesmas, satu Cluster Binaan


terdiri dari Puskesmas yang capaian kinerjanya satu tingkat (misal tingkat
kinerja baik) berdasarkan PKP terakhir, atau dapat pula terdiri dari
Puskesmas yang capaian kinerjanya berbeda tingkat berdasarkan PKP
terakhir.

e) Dikelompokkan berdasarkan permasalahan kesehatan di cluster binaan, satu


Cluster Binaan terdiri dari Puskesmas yang berlainan permasalahan

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
kesehatan di wilayahnya sehingga pembinaan dapat terpadu dan melibatkan
semua lintas program
3) Semua Puskesmas yang ada di kab/kota dibagi habis ke dalam cluster binaan

b. Manfaat Pembagian Cluster

1) Pembagian cluster binaan ditujukan agar semua Puskesmas mendapatkan


pembinaan terpadu dari Dinas Kesehatan dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pembinaan dari Dinas Kesehatan

2) Pembentukan Cluster Binaan dilakukan agar pembinaan yang dilakukan lebih


terarah, merata dan mencakup semua Puskesmas di wilayah kabupaten/kota.
Selain itu, setiap Cluster Binaan memiliki penanggung jawab dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Pembinaan tersebut harus memiliki indikator
keberhasilan, baik dari sisi dinas kesehatan sebagai pembina maupun dari sisi
Puskemas sebagai objek yang dibina.

c. Pembentukan Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB)

1) Untuk dapat menjangkau seluruh Puskesmas dalam binaan Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota, Puskesmas di wilayah kabupaten/kota dibagi habis ke dalam
beberapa Cluster Binaan.
2) Jumlah TPCB disesuaikan dengan jumlah Cluster Binaan yang disepakati
ataupun sebaliknya.
3) StrukturTPCB terdiri atas penanggungjawab, ketua dan anggota.
Penanggungjawab yaitu kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4) Ketua TPCB yaitu dipilih oleh dengan kriteria:
- memiliki pengetahuan terhadap konsep Puskesmas
- memiliki kemampuan leadership
- memiliki kemampuan pembinaan teknis atau manajemen
- minimal eselon IV di Dinas Kesehatan
Ketua tim TPCB bertanggungjawab langsug kepada kepala dinas kesehatan
5) Komposisi anggota TPCB terdiri atas pelaksana dan penanggungjawab program
yang disebar merata kedalam Cluster Binaan. Seluruh staf teknis dan
manajemen yang berada di dalam struktur bidang dan sekretariat dinas
kesehatan kabupaten/ kota, ditetapkan sebagai anggota TPCB.
6) Para penanggungjawab program meskipun berada dalam TPCB, namun tetap
bertanggung jawab pada masing-masing programnya.
7) Keanggotaan TPCB ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) dari kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Contoh Pembagian Tim dan Cluster Binaan berdasarkan berdasarkan jumlah


bidang di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota :

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
Dalam Dinkes Kabupaten x terdapat 4 bidang dan 1 sekretariat, maka
komposisi, susunan anggota TPCB dan pembagian cluster digambarkan pada
tabel nomor 3.
Tabel 1
Daftar Keanggotaan Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB)

CONTOH TIM PEMBINA CLUSTER BINAAN KAB X

PERSONALIA SEK BIDANG BIDANG P2 BIDANG BIDANG KETERANG


TIM RETARIS YANKES KESGA FARMASI AN
DAN
PROMKES

CLUSTER KETUA SEKSI & SEKSI & SEKSI & SEKSI & SEKSI &
MELATI (KABID) STAF STAF STAF STAF STAFF:
Tidak dari
CLUSTER SEKSI & KETUA SEKSI & SEKSI & SEKSI & satu Bidang
ROSE STAF (KABID) STAF STAF STAF

CLUSTER SEKSI & SEKSI & KETUA SEKSI & SEKSI &
MAWAR STAF STAF (KABID) STAF STAF

CLUSTER SEKSI & SEKSI & SEKSI & KETUA SEKSI &
CEMPAKA STAF STAF STAF (KABID) STAF

CLUSTER SEKSI & SEKSI & SEKSI & SEKSI & KETUA
LILY STAF STAF STAF STAF (KABID)

2. PENGORGANISASIAN TIM PEMBINA (PEMBAGIAN TUGAS & FUNGSI)


2.1. Pengenalan peran, tugas dan fungsi antar bidang dan sekretariat
dalam organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dilakukan
oleh kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
daerah tentang organisasi Dinas Kesehatan masing-masing bertujuan
agar semua angota tim mengetahui tupoksi sesuai SOTK maupun
tupoksi terintegrasi dalam tim.
Sebagai contoh, pengenalan tugas dan fungsi sekretariat dan bidang dalam
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seperti sebagai berikut:
a. Sekretariat Dinas Kesehatan bertanggung jawab terhadap:
1) Tupoksi sesuai SOTK:
a) Pengelolaan data dan informasi

 Menerima laporan bulanan, triwulan, semester, tahunan dan


laporan sewaktu dari Puskesmas, termasuk laporan hasil
surveilan epidemiologi, laporan hasil survei, dan laporan lain.
Laporan harus diterima tepat waktu sesuai ketentuan yang
berlaku.

 Data laporan dikompilasi, diolah, dianalisis secara terpadu


bersama dengan lintas program dan didistribusikan kembali le
lintas program.

 Mengkompilasi data pencapaian SPM kesehatan


kabupaten/kota, sebagai bahan informasi yang akan digunakan
dalam forum pembahasan lintas program dan lintas sektor.
Data harus diterima tepat waktu sesuai ketentuan yang
berlaku.

b) Pengelolaan Sumberdaya:

 Memantau dan mengevaluasi ketersediaan dan kebutuhan


sumberdaya (3 M: Man, Money, Minutes) dan operasional
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

 Mengetahui kesenjangan ketersediaan sumberdaya dan upaya


mengatasinya.

 Pengelolaan SDM di Dinas Kesehatan dan Puskesmas, dalam


rangka:
(a) Meningkatkan kompetensinya dan kualitas tenaga,
(b) Mengusulkan tambahan tenaga dalam jenis, jumlah dan
kompetensi sesuai kebutuhan
(c) Persebaran dan pemerataan tenaga
 Inventarisasi asset, penambahan dan pengadaan baru,
pemeliharaan, perbaikan dan penggantian, untuk mendukung
penyelenggaraan program-program
Tupoksi Sekretariat Dinas Kesehatan di atas sebagai contoh, untuk
pelaksanaan di lapangan menyesuaikan dengan peraturan daerah
masing-masing tentang SOTK.
2) Tugas integrasi dalam Tim Pembina:

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
a) Mempersiapkan pertemuan bulanan Lintas Program terpadu, untuk
membahas laporan kinerja program-program dan tindak-lanjutnya.
b) Mempersiapkan pertemuan kalakarya Tim Pembina Cluster Binaan.
b. Kepala Bidang dan Seksi-seksi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota:
1) Tupoksi sesuai SOTK:
a) Mempelajari hasil kompilasi data laporan semua Puskesmas dan
mengembalikannya kepada sekretaris dinkes yang selanjutnya akan
diolah dan dengan arahan Bidang masing-masing dianalisis untuk
bahan pembahasan dalam forum lintas program di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
b) Mengidentifikasi:
 Faktor-faktor pendukung atas keberhasilan pencapaian kinerja
program sekaligus mengidentifikasi faktor penyebab dan latar
belakang masalah atas kesenjangan pencapaian target kinerja
program.

 Mengidentifikasi kemungkinan terjadi Missed Opportunity pada


target sasaran yang tidak terjangkau pelayanan secara lengkap.
c) Melaksanakan penyiapan bahan, merencanakan dan melaksanakan
pembinaan terkait program teknis.
Tupoksi Bidang di Dinas Kesehatan di atas sebagai contoh, untuk
pelaksanaan di lapangan menyesuaikan dengan peraturan daerah
masing-masing tentang SOTK
2) Tugas integrasi dalam TPCB:
a) Mempersiapkan materi pertemuan Lintas Program terpadu Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan materi Kalakarya TPCB, dari hasil
analisis laporan Puskesmas serta informasi lainnya.
b) Membahas dalam forum keterpaduan Lintas Program:

 Informasi dari laporan Puskesmas dan lainnya, simpulan hasil analisis,


faktor pendukung dan penghambat.

 Temuan-temuan hasil simpulan laporan kinerja program dan rumusan


tindak-lanjutnya sebagai tindakan koreksi (corrective action) di tingkat
kabupaten/kota.
c) Menyimpulkan hasil dan merumuskan langkah-langkah perbaikan dan
peningkatannya dalam pembinaan. Langkah perbaikan dirumuskan
secara spesifik per Cluster Binaan.

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
2.2. Pengenalan NSPK oleh masing-masing Kepala Bidang.
Kegiatan ini difasilitasi kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
didampingi Tim Pendamping dari Provinsi. Semua anggota TPCB harus
mempelajari dan menguasai peraturan ataupun pedoman /standar yang
terkait dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama/primer.
2.3. Pengenalan program dan manajemen sumberdaya
Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing kepala bidang yang difasilitasi
kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sebaiknya didampingi Tim
Pendamping dari provinsi:
a. Menyajikan program masing-masing yang menjadi tanggungjawabnya.
b. Menjelaskan posisinya saat ini dalam pencapaian target kinerja melalui
pendekatan yang dilakukan.
c. Mengidentifikasi kejadian Missed Opportunity untuk keterpaduan lintas
program.
d. Menjelaskan perlunya keterpaduan program-program untuk keberhasilan
pencapaian hasil program bagi kelompok sasaran yang menjadi target
bersama, dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan pada setiap
tahapan siklus hidup, dengan kejelasan peran, tugas dan fungsi dari
masing-masing bidang, seksi dan pelaksana pelayanan.
e. Mejelaskan bagaimana keterpaduan antar program dibangun,
dilaksanakan, dipantau, dibina, dinilai dampaknya, terhadap kesehatan
target sasaran.
f. Menjelaskan adanya peluang untuk membangun kerjasama terpadu
dengan lintas sektor terkait.
g. Semua data diperoleh akan digunakan sebagai bahan penyusunan
rumusan perbaikan/ peningkatannya.
2.4. Peningkatan kemampuan dalam mengolah dan menganalisa data.
Data dan hasil analisis data tersebut merupakan dasar dalam pelaksanaan
pembinaan.

3. ANALISIS SITUASI CLUSTER BINAAN


Berdasarkan Laporan yang dikirim dari puskesmas (manual/ elektronik) ke
Sekretariat Dinas Kesehatan, setelah dikonfirmasi kelengkapan dan akurasi datanya,
dikompilasi, diolah, dan didistribusikan secara teratur kepada sekretariat dan semua
bidang, untuk dapat dimanfaatkan.
Upaya untuk memastikan bahwa data yang akan dianalisis berkualitas adalah:
melakukan Logical Check antar Indikator dalam 1 (satu) program, antar Program dan
antar sumber. Selanjutnya dilakukan pengecekan konsistensi internal dan eksternal
serta akurasinya, sehingga dapat terlihat apakah data yang akan dianalisis ini under
reported atau over reported atau akurat. Apabila tahapan tersebut telah dilakukan
maka proses analisis data untuk melihat situasi awal bisa dilakukan. Selanjutnya Tim
Pembina Cluster Binaan dapat memanfaatkan hasil analisis data diatas untuk
menyimpulkan beberapa masalah kesehatan masyarakat di cluster binaannya.

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
Atas hasil pemantuan dan analisis berkala yang dilakukan, diperoleh gambaran
tentang:
a) Tingkat pencapaian target program masing-masing puskesmas, cluster binaan,
dan seluruh wilayah kabupaten/kota, masing-masing akan dibandingkan
dengan target yang ditetapkan, dan dilihat kaitannya dengan:
(1) Ketersediaan sumberdaya (Man, Money, Minutes) untuk
penyelenggaraan pelayanan, terutama SDM pelaksana, sekaligus tingkat
fungsi atau kompetensi sumberdaya
(2) Kesulitan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan kaitannya
dengan kondisi geografi wilayah, luas wilayah serta musim (kemarau,
penghujan, musim angin barat),
(3) Tersedianya pelayanan.
b) Kecenderungan pencapaian target kinerja dari waktu ke waktu, bulanan,
triwulanan, semesteran, dan di akhir tahun (atas hasil trend analysis),
c) Keterlibatan Lintas Sektor terkait dalam program-program kesehatan
d) Kepesertaan atau hambatan dari Tokoh Masyarakat, dan Masyarakat Peduli
terhadap program yang dilaksanakan (untuk lebih mendorong peran-serta
kelompok Inovator, dan mengelola kelompok laggard/ penghambat)
e) Adanya faktor lainnya.

4. SIMULASI PEMBINAAN
Melalui forum “Kalakarya” di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan
minimal 3 bulan sekali, masing-masing Tim Pembina cluster Binaan melakukan
exercise keterpaduan dalam pengelolaan program kesehatan. Exercise dilakukan
dengan memanfaatkan hasil analsis situasi data Puskesmas dan cluster binaan di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang ada pada tahun sebelumnya dan tahun
berjalan. Diharapkan dari exercise dapat dihasilkan tujuan, rencana/strategi dan
taktik pelaksanaan pembinaan.
Pada exercise tim membahas :
1) Data wilayah kabupaten/kota, data cluster binaan dan data wilayah kerja
masing-masing Puskesmas pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan:
a) Kondisi keterpaduan lintas program dalam setiap kelompok target sasaran
sesuai siklus hidup untuk masing-masing cluster binaan
b) Lakukan “trend analysis” antara tahun sebelumya dengan tahun berjalan,
untuk mengidentifikasi:
(1) Identifikasi masalah dan kendala implementasi keterpaduan program
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada target sasaran di
tingkat kabupaten/kota dan Cluster Binaan
(2) Identifikasi peluang untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
keterpaduan dalam wilayah kabupaten/kota dan Cluster Binaan
2) Rumuskan tujuan, rencana/strategi dan langkah-langkah pelaksanaan
pembinaan.

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
a) Seluruh bidang dan sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) Semua Tim Pembina Cluster Binaan
c) Semua Puskesmas dalam wilayah kabupaten/kota
3) TPCB merancang kegiatan pelayanan secara terintegrasi berdasar lingkup siklus
kehidupan (life cycle) untuk semua kelompok target sasaran di Cluster Binaan
masing-masing.
Forum Kalakarya dapat pula berfungsi untuk pemantauan dan evaluasi
penyelenggaraan pembinaan terpadu yang telah dilaksankan TPCP dan dampaknya
terhadap capaian kinerja program di puskesmas, cluster binaan dan di tingkat Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan tindak-anjutnya berupa tindakan koreksi
(corrective action)

Untuk melakukan latihan/exercise pembinaan terintegrasi


sebagaimana diharapkan, silahkan gunakan data profil kesehatan
kabupaten kota, untuk tahun lalu dan tahun yang sedang berjalan
saat ini. Latihan akan lebih baik kalau sudah dapat mempraktekkan
dengan menggunakan data sejak 2,5 tahun sebelumnya (N-2; N-1,
dan N yang sedang berjalan)

Forum Kalakarya di Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota diselenggarakan secara


berkala, rutin dan berkelanjutan, untuk Lintas Program setiap 3 bulan (Triwulan) yang
diikuti oleh internal tim TPCB, dan untuk Lintas Sektor setiap 6 bulan.

5. PERSIAPAN PELAKSANAAN PEMBINAAN CLUSTER BINAAN


Tim Pembina Cluster Binaan mempelajari kembali:
1) Rencana pembinaan
2) Pembagian tugas, peran dan kewajiban masing-masing anggota tim

Tabel 2. Contoh Pembagian Tugas Ketua dan Anggota TPCB


CONTOH PEMBAGIAN TUGAS KETUA DAN ANGGOTA TPCB
KETUA TIM ANGGOTA
1. Memimpin anggota tim untuk 1. Membuat jadwal pembinaan sesuai
mempelajari kembali rencana arahan ketua tim dan kesepakatan
pembinaan yang telah disusun dan bersama
membuat penjadwalan bersama
2. Menjelaskan kembali tujuan pembinaan 2. Memahami tujuan pembinaan terpadu
terpadu dan mensiosialisasikan ke
anggota tim
3. Memutuskan prioritas dan strategi 3. Menyusun prioritas dan strategi
pembinaan cluster binaan bersama pembinaan cluster sesuai arahan ketua
angota tim tim
4. Mengkoordinasikan anggota tim untuk 4. Menyiapkan bahan pembinaan dan
melaksanakan rencana pembinaan menyerahkan bahan ke ketua tim.
sesuai jadwal yang telah disepakati Bahan pembinaan berdasarkan hasil

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
CONTOH PEMBAGIAN TUGAS KETUA DAN ANGGOTA TPCB
KETUA TIM ANGGOTA
berdasarkan urutan prioritas analisis data sesuai hasil excersise
pada forum kalakarya.
5. Memimpin pembinaan ke cluster binaan, 5. Melaksanakan pembinaan ke cluster
baik melalui forum pertemuan binaan bersama ketua tim
pembahasan, mekanisme umpan balik
maupun kunjungan langsung

6. Melakukan evaluasi terhadap hasil 6. Merangkum hasil temuan yang


pembinaan dan rencana tindak lanjut didapatkan pada waktu pelaksanaan
pembinaan, menyusun laporan
pembinaan untuk diserahkan ke ketua
Tim

6. PELAKSANAAN PEMBINAAN PUSKESMAS OLEH TIM PEMBINA CLUSTER


BINAAN.
Pembinaan yang dilakukan oleh TPCB meliputi:

- Penyelenggaraan UKM
 UKM Esensial
 UKM Pengembangan
- Penyelenggaraan UKP
- Sumber Daya
 Ketenagaan
 Keuangan
 Sarana
 Prasarana
 Alat Kesehatan
- Manajemen Puskesmas
- Sistem Informasi Puskesmas
- Pelayanan Kefarmasian
- Perkesmas
- Laboratorium
- Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh Puskesmas sebagai
penanggungjawab wilayah (terhadap jaringan, jejaring dan UKBM)

Cara yang digunakan dalam pembinaan yaitu:

a. Pembinaan tidak langsung ke Puskesmas.


Pembinaan tidak langsung dapat dilakukan dengan:
1. Memberikan umpan balik atas laporan yang dikirimkan Puskesmas sebelum
diundang dalam forum pembahasan lintas program di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Umpan Balik/feedback harus dilakukan secara rutin
triwulanan kepada semua Puskesmas atau sewaktu-waktu untuk sesuatu yang
bersifat penting/urgent.
2. Pertemuan pembahasan hasil kinerja Puskesmas dan pembinaannya secara
rutin setiap bulan.

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
b. Pembinaan langsung ke Puskesmas.
Tim Pembina Cluster Binaan Dinas Kesehatan memberikan pembinaan
lapangan berdasarkan urutan skala prioritas program dan kebutuhan Puskesmas
yang telah disepakati dalam forum Kalakarya tingkat Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Kunjungan pembinaan secara selektif menurut prioritas, dilakukan oleh Tim
Pembina Cluster Binaan didukung bidang program sesuai permasalahan yang
dihadapi puskesmas, sekaligus merupakan kesempatan untuk saling belajar
menguasai program diluar tanggungjawabnya.

7. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBINAAN


Pemantauan dilakukan secara berkala/periodik terhadap hasil pembinaan dan
tindaklanjutnya, berupa tindakan koreksi (corrective action), baik dari Puskesmas
maupun dari TPCB sendiri.

TPBC melakukan evaluasi di masing-masing Cluster Binaannya berdasarkan


hasil temuan. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat kesenjangan antara tingkat
capaian program kegiatan dibandingkan dengan target yang ditetapkan termasuk
merumuskan permasalahan serta rencana tindak lanjut perbaikan. Analisis dapat
dilakukan berdasarkan trend dan kesenjangan pencapaian bulan lalu, triwulan
lalu, tahun lalu.
a. Tingkat Puskesmas
Pencapaian target kinerja Puskesmas pasca pembinaan. Adanya
peningkatan pencapaian target kinerja Puskesmas pasca pembinaan
dibandingkan dengan kinerja sebelumnya, khususnya dalam kemampuan
berkontribusi untuk pencapaian SPM Bidang Kesehatan di
Kabupaten/kota. Tim Pembina Cluster Binaan dapat:
 Menilai kinerjanya per periode waktu
 Merumuskan tindakan koreksi yang akan dilakukan secara lintas
program, untuk kelompok sasaran sesuai siklus hidup,
Pada tingkat Puskesmas, melihat trend hasil kinerja pada setiap periode
pemantauan/ evaluasi di masing-masing cluster:
 Harus dibahas di dalam lokakarya mini Puskesmas,
 Keterkaitannya dengan lintas sektor dan masyarakat, dibahas dalam
Lokakarya Mini Lintas sektor
 Merumuskan rencana tindak lanjut

b. Pada tingkat Kabupaten/kota.


Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan jajarannya dalam hal, antara lain:
 Dapat mengevaluasi keberhasilan pembinaan Kabupaten/ kota ke
Puskesmasnya,
 Dapat memutuskan bagaimana pendekatan paling tepat akan
dilakukan di kabupaten/ kota,
 Dapat memberikan bimbingan teknis dan manajemen kepada Tim
Pembina Cluster Binaan, bilamana diperlukan.
 Dapat melakukan supervisi lapangan ke Puskesmas yang kinerjanya
buruk, dan juga yang kinerjanya baik, agar dapat melihat kebutuhan

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
dukungan yang harus diberikan, dan melihat faktor pendukung/ hal-
hal positif apa yang bisa dicontoh di Puskesmas yang berhasil.

8. PERUMUSAN RENCANA TINDAK LANJUT


Setiap hasil evaluasi harus dirumuskan rencana tindak lanjutnya berupa corrective
action per program dan atau kegiatan sebagai upaya memecahkan masalah

C. OUTPUT DAN OUTCOME PEMBINAAN

Level Pembinaan Output Outcome


Pembinaan Puskesmas siap  Puskesmas terakreditasi
Dinkes Kab/Kota diakreditasi atau  Tercapainya indikator SPM bidang
ke Puskesmas tetap terakreditasi kesehatan kab/kota

D. PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KEMENTERIAN KESEHATAN


DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN DINAS KABUPATEN/KOTA DALAM
PEMBINAAN PUSKESMAS
1. Peran Kementerian Kesehatan
a. Kementerian Kesehatan menentukan kebijakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan untuk mendukung tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya
b. Kebijakan yang dikeluarkan harus menjamin dapat dimplementasikan di
lapangan di seluruh wilayah Indonesia secara konsisten (Consistent National
Value). Oleh karena itu kebijakan pusat harus didukung dengan:
1) Adanya peraturan-peraturan Menteri Kesehatan yang dapat menjelaskan
bagaimana kebijakan tersebut dapat diimplementasikan. Kebijakan tersebut
dirinci dalam bentuk NSPK pelayanan/program yang harus dipatuhi sampai
ditingkat terdepan/lapangan
2) Peraturan Menteri dimaksud harus didukung perangkat-perangkat yang
memastikan bahwa peraturan tersebut dipastikan dapat dijalankan, seperti :
a) Pedoman-pedoman teknis dan atau manajemen
b) Pedoman pendampingan bagi Pendamping Provinsi dalam mendampingi
TPCB di Kabupaten/kota.
c) Pedoman pembinaan Puskesmas bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
d) Pedoman Manajemen Puskesmas
c. Pusat melakukan diseminasi informasi kepada provinsi dalam melakukan
orientasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan kepada
Puskesmas
d. Pusat dapat menyediakan dukungan anggaran untuk provinsi dalam melakukan
orientasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan
Puskesmas
e. Provinsi melakukan orientasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam
pelaksanaan pembinaan Puskesmas yang akan dilaksanakan oleh Tim Pembina
Kabupaten/Kota

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
2. Peran Provinsi
a. Provinsi merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat, dalam hal ini
peran Kementerian Kesehatan akan dilaksanakan di tingkat provinsi oleh
Dinas Kesehatan Provinsi
b. Sesuai dengan peran dan tanggung-jawabnya, Dinas Kesehatan Provinsi:
1) Melakukan orientasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam
melakukan pembinaan kepada Puskesmas yang akan dilakukan oleh
Tim Pembina Cluster Binaan
2) Mendampingi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tertentu dalam
melaksanakan pembinaan Puskesmas
3) Memberikan dukungan kepada Kabupaten/kota dalam bentuk:
a) Memberikan umpan balik/feedback, disertai saran-saran
perbaikan, atas informasi yang diperoleh dari kabupaten/kota
dan data profil kabupaten/kota yang dikompilasi dari laporan
rutin Puskesmas,
b) Membahas bersama Kabupaten/kota dalam pertemuan rutin di
Provinsi, untuk membahas masalah yang dihadapi dan solusinya
c) Pembinaan langsung ke Kabupaten/kota tertentu secara lintas
program sesuai urutan prioritas, untuk mendapatkan gambaran
masalah di kabupaten/kota dan sampling ke Puskesmas atas
temuan masalah
4) Tingkat provinsi, juga menjalankan sebagian peran pemerintah pusat,
misalnya dalam:
a) Menyediakan SDM yang tidak dapat dihasilkan di
kabupaten/kota, seperti: Dokter/Dokter Gigi, Sarjana
Keperawatan, Apoteker, Sanitarian, Tenaga Gizi, Laboratorium,
dan lainnya.
b) Mengatur pendanaan pusat yang diperuntukkan bagi Provinsi
dan kabupaten/kota sesuai peruntukannya dan ketentuan yang
berlaku.

BAB III
INDIKATOR KEBERHASILAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DALAM
PEMBINAAN PUSKESMAS

A. POLA PIKIR
Penilaian cakupan target kinerja puskesmas akan ditentukan dari keberhasilan
puskesmas menjalankan fungsinya dalam bekontribusi mewujudkan pencapaian target
SPM Kesehatan Kabupaten/kota dan mendapatkan Status Akreditasi yang tinggi atas
hasil penilaian akreditasi yang dilakukan
Untuk hal tersebut maka peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam
pembinaan puskesmas adalah bagaimana Puskesmas secara “maksimal” dapat

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
berkontribusi dalam pencapaian target SPM Kabupaten/kota, dan dalam
pendampingan akreditasi, bagaimana puskesmas mendapatkan status akreditasi
setinggi mungkin.

B. KRITERIA PEMILIHAN INDIKATOR


Indikator kinerja pembinaan Puskesmas adalah indikator yang menunjukkan
tingkat keberhasilan pembinaan dan pengawasan terhadap Puskesmas. Keberhasilan
pembinaan dan pengawasan terhadap Puskesmas merupakan gabungan indikator
keberhasilan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan tindak-
lanjutnya oleh Puskesmas.
Pemilihan indikator harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Spesific :
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi/ Tidak multi tafsir dan menjawab masalah.
2. Measurable :
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitaitf, yaitu
dua atau lebih mengukur indicator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
3. Achievable :
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan harus berguna
untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan
dampak serta proses.
4. Relevan/Realistic :
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku

5. Efektif:
Data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan dapat
dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.
6. Sensitif
Harus cukup flesibel dan sensitive terhadap perubahan/ penyesuaian
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan
7. Time specific,
Jelas kapan harus tercapai tujuan yang ditetapkan (target bulanan, triwulan,
tahunan dsb)

C. PENETAPAN TARGET PENCAPAIAN KINERJA PUSKESMAS


Mempertimbangkan bahwa kekuatan masing-masing Puskesmas dalam wilayah
kabupaten/kota pada umumnya tidak sama. Target yang ditetapkan dalam SPM
Bidang Kesehatan Kabupaten/kota adalah untuk kabupaten/kota, sehingga dengan
kondisi dan situasi yang berbeda di puskesmas untuk kabupaten-kabupaten tertentu,
besaran target kinerja masing-masing puskesmas harus ditetapkan bersama,
sehingga hasil akhir pencapaian target kinerja bagi kabupaten/kota, akan tercapai
dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi.
Untuk mencapai target kinerja tingkat kabupaten/kota, baik untuk SPM Bidang
Kesehatan, ataupun target-target kinerja lainnya, maka sesuai dengan pertimbangan
kekuatan dan kelemahan Puskesmas yang ada, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
memfasilitasi Puskesmas-Puskesmas untuk menyepakati target kinerja masing-
masing, agar kinerja Dinas Kesehatan Kabupate/kota dapat tercapai.
Dalam pelaksanaannya, atas target kinerja yang sudah ditetapkan berdasarkan
pertimbangan dari berbagai aspek bagi masing-masing Puskesmas yang ada,
penilaian keberhasilannya diukur dari target yang ditetapkan, artinya dikatakan
berhasil baik harus tercapai 100%, cukup adalah (95-99) %, kurang adalah <95%.
Perhitungan ini akan realistik kalau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk tindak-
lanjut melakukan fungsinya membina Puskesmas dengan baik dan benar. Cara ini
dapat dimanfaatkan untuk lebih mendorong Dinas Kesehatan dalam memberikan
perhatian kepada Puskesmas sebagai binaannya.
Target-target indikator kinerja yang ditetapkan, bukan hanya untuk pencapaian
target-target program semata, melainkan juga untuk pencapaian target kinerja atas
pelayanan yang komprehensif/menyeluruh secara terpadu antar program kepada
kelompok-kelompok sasaran sesuai dengan tahapan dalam siklus hidup manusia,
yang harus mendapatkan pelayanan lintas program secara terintegrasi lintas program,
bahkan sebaiknya juga dengan adanya dukungan dari lintas sektor sebagaimana
dijelaskan terdahulu.

D. INDIKATOR KINERJA PEMBINAAN PUSKESMAS OLEH DINAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA

1. Indikator Keberhasilan Pembinaan Tingkat Kabupaten/kota

Tabel 3
Indikator Keberhasilan Pembinaan Puskesmas tingkat Kab/Kota

SASARAN STANDAR PENGUKURAN


No INDIKATOR
STRATEGIS BAIK CUKUP KURANG
INDIKATOR INPUT Nilai 10 Nilai 7 Nilai 4
Puskesmas 1. Puskesmas memenuhi persyaratan 4 PKM 3 PKM 1 PKM
memenuhi sesuai Permenkes 75/2014
persyaratan 2. Tim Pembina Cluster Binaan Kab/ Ada Tidak
permenkes Kota yg di SK-kan Ka Dinkes
3. Roadmap pembinaan Yankes Ada Tidak
primer tingkat Kab. /kota.
4. Presentase Puskesmas yang 100% 80 – 99% < 80%
mengirim Laporan Bulanan lengkap
setiap bulan ke Dinkes
5. Presentase Puskesmas yang
mengirim PKP ke Dinkes 100% 80 – 99% < 80%
6. Adanya alokasi anggaran untuk Ada Tidak
pembinaan terpadu Puskesmas
INDIKATOR PROSES Nilai 10 Nilai 7 Nilai 4
Adanya feed back 1. Prosentase PKP yg diberi feed back
atas PKP yg oleh Dinkes Kab. /kota 100% 80 – 99% < 80%
dikirim Puskesmas 2. Adanya rencana tindak lanjut Ada Tidak Ada
ke Dinkes Pembinaan terpadu ke Puskesmas
Kab/kota dan sesuai urutan prioritas berdasarkan
hasil pemantauan

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
SASARAN STANDAR PENGUKURAN
No INDIKATOR
STRATEGIS BAIK CUKUP KURANG
3. Adanya kalakarya di tingkat ≥4 1-3 Tidak
disertai saran ke Kab/Kota kali/tahun kali/tahun dilakukan
Puskesmas
INDIKATOR OUTPUT Nilai 10 Nilai 7 Nilai 4
Puskesmas 1. Hasil pra survei Puskesmas layak 10 PKM di 8 PKM di 6PKM di
tersertifikasi terakreditasi (Paripurna, Utama, wilayahnya wilayahnya wilayahnya
akreditasi Madya, Dasar) di wilayah ,
Kabupaten / Kota
Layak : masing-masing bab hasil
penilaian > 10% angka yang diperlu-
kan untuk lulus
INDIKATOR OUTCOME Nilai 10 Nilai 7 Nilai 4
Tercapainya 1. Indikator SPM Bidang Kesehatan 100% (95- 99) % < 95%
seluruh target Kabupaten/Kota Untuk Untuk Untuk
indikator SPM semua semua semua
Bidang Kesehatan indikator indikator indikator
Kab. / kota yang
berlaku
Terakreditasinya 2. Jumlah Puskesmas ter-akreditasi 75-100% 50 - 75% <50%
Puskesmas sesuai (Madya, Utama, Paripurna) di PKM di PKM di PKM di
target yang wilayah Kabupaten/ Kota, sesuai wilayahnya wilayah wilayah
ditetapkan dalam yang direncanakan/ ditetapkan oleh nya nya
Renstra Kemenkes masing-masing Dinkes Kab/kota
tahun 2015-2019
dengan status
akreditasi yang
ditetapkan
Interpretasi Nilai Mutu Pembinaan:
 Baik = nilai rata-rata > 8,5
 Sedang = nilai rata-rata 5,5 – 8,4
 Kurang = nilai rata-rata <5,5

BAB IV
PENUTUP

Telah diuraikan hal-hal yang sangat mendasar untuk memberikan acuan dalam
melaksanakan pembinaan Puskesmas yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sekaligus pula dijelaskan secara singkat peran provinsi dan pusat.

Pembinaan Puskesmas oleh Tim Pembina Cluster Binaan di Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota, harus dilaksanakan secara rutin, berkala dan terencana berdasarkan atas
hasil analisis data yang benar dengan tujuan yang jelas dan rasional. Pelaksanaannya
dilakukan secara terintegrasi lintas program dan bila dipandang perlu melibatkan lintas
sektor terkait.

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
Tim Pembina harus menguasai teknik mengidentifikasi masalah dan mampu
memberikan saran-saran solusi yang tepat, efektif dan efisien.Tim Pembina memberikan
bantuan kepada Puskesmas melakukan koreksi (corrective action).Tercapainya tujuan
pembinaan Puskesmas dapat dilihat melalui perbaikan dan peningkatan penilaian kinerja
Puskesmas setiap tahunnya.
Untuk dapat menjalankan perannya tersebut, pedoman ini masih perlu dilengkapi
dengan acuan-acuan lain seperti pedoman teknis program di Puskesmas, pedoman
manajemen Puskesmas, Sistem Informasi Puskesmas, Pedoman Sumberdaya, Pedoman
Mutu Pelayanan Program di Puskesmas, Pedoman Akreditasi Puskesmas, dan Pedoman
SPM, Pedoman-pedoman lainnya yang relevan dengan proses penyelenggaraan
Puskesmas.

Agar pembinaan dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan, maka sebagaimana juga
untuk Pendampingan Akreditasi, perlu diberikan pelatihan khusus untuk tingkat
Kabupaten/Kota, agar Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pelaksana terdepan
pembinaan Puskesmas dapat menjalankan tugasnya dengan baik, perlu dilakukan pelatihan
pembinaan.

LAMPIRAN

PANDUAN PAPARAN KEPALA PUSKESMASPADA WAKTU PEMBINAAN

1. PROFIL PUSKESMAS :
• Visi
• Misi
• Tupoksi
• Tata Nilai
• Profil singkat puskesmas:
– Wilayah kerja
• Jenis pelayanan UKM
• Jenis pelayanan UKP
– Fasilitas yang tersedia

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
– SDM
2. PROSES PERENCANAAN :
• Jelaskan Proses penyusunan perencanaan Puskesmas melalui analisis kebutuhan
masyarakat sampai dengan penyusunan RUK dan RPK secara singkat
3. PELAKSANAAN KEGIATAN PUSKESMAS :
• Struktur organisasi puskesmas
• Komunikasi internal
• Koordinasi lintas program
• Koordinasi lintas sektor
• Upaya memperoleh masukan/komunikasi dari masyarakat dilakukan dengan cara……
• Program unggulan (kalau ada)
4. CAPAIAN KINERJA PUSKESMAS :
• Penilaian kinerja dilakukan dengan cara: (jelaskan secara singkat)
• HASIL-HASIL CAPAIAN KINERJA UKM PUSKESMAS : (tampilkan dan jelaskan secara
ringkas)
• HASIL-HASIL CAPAIAN KINERJA UKP PUSKESMAS : (tampilkan dan jelaskan secara
ringkas)
• HASIL-HASIL CAPAIAN KINERJA MUTU DAN MANAJEMEN PUSKESMAS : (tampilkan dan
jelaskan secara ringkas)
5. UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN : (tampilkan dan jelaskan secara
ringkas)
• Pengorganisasian mutu
• Pedoman mutu
• Kebijakan mutu
• Program kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
• Metoda dalam upaya peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien:
1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan indikator yang jelas
2. Penyelenggaraan pelayanan dipandu oleh kebijakan dan prosedur
3. Perbaikan mutu dilakukan dengan mengikuti siklus: PDCA
 Hasil peningkatan mutu dan keselamatan pasien :
(paparkan hasil-hasil yang telah dicapai sesuai dengan program kegiatan mutu
puskesmas dan keselamatan pasien)
6. KESIMPULAN :
7. TERIMA KASIH

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
PENJABARAN SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS

WAKTU
NO TAHAPAN PELAKSANA PIHAK TERKAIT KELUARAN
PELAKSANAAN
1 Evaluasi kinerja Puskesmas tahun Desember tahun Puskesmas Dinas Kesehatan Hasil penilaian kinerja Puskesmas tahun
sebelumnya (N-1) melalui penilaian sebelumnya (N-1) sebelumnya (N-1)
kinerja Puskesmas (PKP)
2 Persiapan penyusunan RPK tahun akan Desember tahun Puskesmas Draf RPK tahun tahun berikutnya
datang (N + 1)) berdasarkan RUK yang sebelumnya
telah disetujui dan dibandingkan dengan
hasil kinerja Puskesmas tahun
sebelumnya
3 Analisa situasi dan pelaksanaan SMD Awal Januari tahun Desa/Kelurah Pemangku  Hasil analisa situasi
sebagai bahan penyusunan RUK tahun berjalan (N) an kepentingan tingkat  Hasil SMD dan MMD
berikutnya (N + 1) Desa  Usulan kebutuhan pelayanan
kesehatan masyarakat desa/ kelurahan
sesuai harapan rasional masyarakat
desa/kelurahan
4 Lokakarya mini bulanan pertama Minggu kedua Puskesmas  Kesiapan pelaksanaan kegiatan bulan
Januari tahun Januari tahun berjalan (N)
berjalan (N)  Bahan musrenbangdes tahun tahun
berjalan (N)
 Draf RUK tahun berikutnya (N+1)
5 Musrenbangdes Minggu keempat Desa/Kelurah Pemangku  Penyesuaian draf RUK tahun
Januari tahun an kepentingan tingkat berikutnya (N+1) dengan hasil
berjalan (N) Desa/Kelurahan musrenbangdes
6 Lokmin bulanan kedua Awal minggu Puskesmas  Kesiapan pelaksanaan kegiatan bulan
pertama bulan Februari tahun berjalan (N)
Februari tahun  Bahan lokmin triwulan pertama
berjalan (N)
7 Lokmin triwulan pertama Akhir minggu Puskesmas LS terkait dan tokoh  Bahan musrenbangmat tahun berjalan
pertama Februari masyarakat di (N)
tahun berjalan (N) Kecamatan

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
WAKTU
NO TAHAPAN PELAKSANA PIHAK TERKAIT KELUARAN
PELAKSANAAN
8 Musrenbangmat Minggu kedua Kecamatan Pemangku  Penyesuaian draf RUK tahun
Februari tahun kepentingan Tk berikutnya dengan hasil
berjalan (N) Kecamatan musrenbangmat
9 Musrenbangkab Maret tahun berjalan Kabupaten Pemangku  Penyesuaian draf RUK tahun
(N) kepentingan Tk berikutnya dengan hasil
Kabupaten musrenbangkab
10 Evaluasi kinerja per semester Bulan Juni tahun Puskesmas Pemangku  Hasil penilaian kinerja semester satu
berjalan dan Bulan kepentingan tingkat dan penilaian kinerja tahunan
Desember tahun kecamatan
berjalan
11 Audit Internal dan Tinjauan Manajemen Bulan Januari sd Puskesmas  Hasil kinerja program mutu
Bulan Juni dan Bulan
Juli sd Bulan
Desember tahun
berjalan

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
I. POKJA ADMINISTRASI MANAJEMEN (ADMEN)

A. STANDAR POKJA ADMEN

NO STANDAR IDENTIFIKASI TELUSUR


1 Kebutuhan RUK 5 tahunan, RUK tahunan, RPK TIM PERENCANA TINGKAT PUSKESMAS :
Mayarakat - proses penyusunan RUK, RPK melalui analisa data kinerja Puskesmas
- usulan dari UKM,UKP,admen
- survei, SMD/MMD, wawancara, kotak saran
- hasil analisa PIS-PK
- hasil AI dan RTM
- ketenagaan
- sarana/ASPAK
2 Akses Kemudahan masyarakat/ pengguna PJ ADMEN, UKP, UKM memfasilitasi kemudaha akses baik di Puskesmas, Pustu maupun
terhadap informasi keberadaan PKD :
Puskesmas, PKD, Pustu, jenis layanan, - papan petunjuk arah
alur, jadwal pelayanan, dll - alur pelayanan
- jadwal
- jenis layanan
- persayaratan pendaftaran
- tarif
- rujukan
3 Evaluasi Evaluasi rencana dan pelaksanaan, PJ UKM DAN UKP :
monitoring pelaksanaan, - Indikator kinerja Puskesmas UKM,UKP, manajemen dan mutu
- monitoring pelaksanaan kegiatan
- evaluasi indikator UKM,UKP, manajemen dan mutu
4 Persyaratan Lokasi, bangunan, ruang pelayanan dan PJ ADMEN dan/ kasubbag TU, pengelola BMD, :
Puskesmas penunjang, akses disabilitas, peralatan - lokasi Puskesmas didirikan ditempat yang tidah rawan terhadap bencana
medis dan non medis, pemeliharaan - bangunan permanen dan tidak bergabung dengan unit kerja yang lain
prasarana, ASPAK, IOP - ruangan sesuai dengan jenis-jenis layanan
- terdapat akses bagi penyandang disabilitas
- tersedia peralatan medis dan non medis disetiap ruangan
- terdapat jadwal pemeliharaan prasarana
- terdapat monitoring pemeliharaan prasarana
- terdapat pencatatan didalam ASPAK terupdate

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
NO STANDAR IDENTIFIKASI TELUSUR
- terdapat IOP yang masih berlaku

5 Ketenagaan Ketenagaan di Puskesmas, persyaratan PJ ADMEN dan / kasubbag TU :


Puskesmas kompetensi, uraian tugas, anjab/ABK, - terdapat ketenagaan di Puskesmas dengan persyaratan kompetensi
DP3/SKP, file kepegawaian - kesenjangan antara persyaratan kompetensi dan realita
- terdapat uraian tugas masing-masing karyawan
- terdapat analisa kebutuhan ktenagaan melalui anjab/ABK
- terdapat penilaian kinerja karyawan (SKP/DP3 sesuai dengan dupak/jabatan
terakhir
- terdapat file kepegawaian yang terupdate
6 Pengelolaan Struktur organisasi, uraian tugas KaPusk, Kasubbag TU dan/ PJ ADMEN, PJ UKM, PJ UKP, PJ Jejaring dan Jaringan,
Puskesmas penanggungjawab dan pelaksana, pengelola keuangan, pengelola SIK :
evaluasi struktur organisasi, orientasi, - terdapat struktur organisasi Puskesmas terupdate
pengembangan kompetensi, visi, misi, - terdapat uraian tugas kepala puskesmas
tujuan dan tata nilai, penilaian kinerja, - penanggungjawab program dan pelaksana
pendelegasian wewenang, peran linsek, - terdapat orientasi bagi karyawan baru
manual mutu, komunikasi internal dan - terdapat upaya pengembangan kompetensi pada karyawan yang belum memenuhi
eksternal, manajemen risiko, jaringan standar kompetensi
dan jejaring, pengelolaan keuangan, - terdapat pembahasan visi misi dan tata nilai
audit penilaian kinerja keuangan, DPA, - terdapat penilaian kinerja Puskesmas dengan menggunakan indikator kinerja
dokumen pengadaan, data dan secara periodik
informasi, analisa data, TL pengelolaan - terdapat pendelegasian wewenang yang jelas apabila berhalangan
data dan informasi - terdapat identifikasi peran linsek
- monitoring peran linsek
- evaluasi peran linsek
- terdapat manual mutu yang menggambarkan pengorganisasian Puskesmas
- terdapat komunikasi internal dan eksternal yang disepakati
- dilakukan identifikasi menejemen risiko dari admen UKM, dan UKP
- terdapat identifikasi Jaringan dan Jejaring Puskesmas dan dilakukan monitoring
- terdapat pengelolaan keuangan sesuai peraturan perundang undangan
- terdapat monitoring keuangan
- terdapat audit internal dan eksternal terkait pengelolaan keuangan
- terdapat DPA yang digunakan sebagai pedoman pengelolaan keuangan
- terdapat dokumen pengadaan

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
NO STANDAR IDENTIFIKASI TELUSUR
- terdapat data dan informasi yang dikelola Puskesmas secara teratur dan
berkelanjutan
- data dan informasi diarsipkan dan dilakukan analisa data
- terdapat tindak lanjut terhadap data dan informasi.

7 Hak dan Kewajiban Informasi hak dan kewajiban pengguna PJ UKM, PJ UKP :
Pengguna - terdapat informasi tentang hak dan kewajiban pengguna yang mudah diakses
- pengguna faham terhadap hak dan kewajiban sebagai pengguna
- terdapat hak dan kewajiban pelaksana dan pengguna
- pelaksana dan pengguna faham terhadap hak dan kewajiban sebagai pelaksana
dan pengguna
8 Kontrak Pihak Ketiga Dokumen kontrak pihak ketiga, PJ ADMEN dan/ Kasubbag TU, pejabat pengadaan :
monitoring dan evaluasi pihak ketiga - terdapat identifikasi pihak ketiga
- terdapat dokumen kontrak pihak ketiga
- terdapat indikator kinerja pihak ketiga yang tertuang di dalam dokumen kontrak
- terdapat monitoring dan evaluasi pihak ketiga.
9 Pemeliharaan Sarana Uraian tugas pengelola barang, Pengelola BMD :
Prasarana inventarisasi barang - terdapat uraian tugas pengelola barang BMD
- terdapat daftar inventaris barang
- terdapat identifikasi kebutuhan sarana prasarana
- terdapat jadwal dan monitoring pemeliharaan sarana prasarana
10 Perbaikan Mutu dan Tim Manajemen Mutu, Rencana Kerja Tim Mutu (AI, Keselamatan Pasien, Perencanaan Puskesmas, Manajemen Risiko,
Kinerja Tim Mutu, Audit Interna, Rapat Tinjauan Survei, Komplain) :
Manajemen, Indikator Mutu dan - terdapat Tim Manajemen Mutu
Kinerja, Kaji banding. - terdapat uraian tugas Tim Manajemen Mutu
- terdapat rencana kerja Tim Mutu
- terdapat bukti pelaksanaan Audit Internal
- terdapat Pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen
- terdapat indikator mutu dan kinerja
- dilakukan kaji banding
- terdapat indikator yang digunakan untuk kaji banding.

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
B. CHECKLIST POKJA ADMEN

ADA
NO URAIAN BUKTI TELUSUR ANALISA SITUASI REKOMENDASI
YA TIDAK
1 Terdapat rekomendasi dari komisi akreditasi dan RSP dari masing pokja dan
dilakukan Rencana Strategis Perbaikan (RSP) ditindaklanjuti
2 Terdapat Struktur Organisasi sesuai dengan PMK No 75 Struktur organisasi, analisa hasil
Tahun 2014 dan dilakukan review/evaluasi terhadap review struktur organisasi, SK
struktur organisasi penanggungjawab dan pengelola
program beserta uraian tugas
3 Sistem Komunikasi dan koordinasi srtuktur organisasi SK komunikasi dan koordinasi
sesuai dengan PMK 75 Tahun 2014
4 Pembuatan butir kegiatan SKP disamakan dalam butir SKP sesuai uraian tugas jabatan
kegiatan di DUPAK sesuai dengan Jabatan terakhir terakhir
5 Untuk pengusulan pengajuan cuti, SKP pada kolom Produk hukum, surat menyurat
tanda tangan Kepala Puskesmas wajib dibubuhi call dilakukan verifikasi berjenjang
dari Kepala Tata Usaha
6 Untuk keluaran produk hukum ( SK, Perjanjian Kerja Pedoman penyusunan dokumen dan
sama, SP, dll) mengacu pada PERBUP No 41 Tahun manual mutu
2011 tentang TADIN di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Boyolali
7 Mengupdate data Anjab dan ABK pada awal tahun Anjab, ABK
8 Pembuatan SOP, KAK, sesuai dengan Pedoman Pedoman penyusunan dokumen dan
Panduan Akreditasi No 46 Tahun 2016 manual mutu
9 Penataan Arsip aktif dan inaktif di Kepegawaian Pengendalian dokumen
Puskesmas.
10 SK Penatausahaan Keuangan : KPA, PPK, Bendahara SK, uraian tugas
penerimaan/pengeluaran, PPTK, penetapan UP BOK
dan BLUD
11 Dilakukan pengelolaan keuangan dengan Aplikasi SIMDA dan SYNCORE
menggunakan aplikasi SIMDA/ SYNCORE terupdate
12 Laporan SAK dan SAP ( SP3B, Laporan Keuangan Laporan SAK, SAP secara periodik
Triwulan, Semesteran dan Tahunan)

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
ADA
NO URAIAN BUKTI TELUSUR ANALISA SITUASI REKOMENDASI
YA TIDAK
13 Terdapat SK dan uraian tugas Pengurus Barang Milik SK dan uraian tugas pengurus BMD
Daerah
14 Terdapat Inventaris Barang (KIB ) dan Kartu Inventaris KIB, KIR
Ruang (KIR) baik peralatan medis dan non medis
15 Terdapat Daftar Persediaan/ Stok opname barang Daftar persediaan/stok opname
16 Terdapat Identifikasi Kebutuhan (RKBU) RKBU
17 Terdapat daftar, jadwal pemeliharaan Sarana Prasarana Daftar, jadwal, monitoring, RTL hasil
dan kalibrasi secara berkala, dilakukan monitoring dan monitoring pemeliharaan darana
rencana tindak lanjut hasil monitoring prasarana, bukti dilakukan kalibrasi
18 Updating SIMDA BMD setiap bulan, dan Pelaporan laporan BMD
setiap triwulan/ semester/ Tahunan
19 Pembangunan Puskesmas memperhatikan lokasi, Observasi
bangunan, ruangan, akses disabilitas
20 Terdapat SK, uraian tugas pengelola ASPAK dan SK, uraian tugas dan hard copy entry
melakukan updating ASPAK ASPAK
21 Entry data SIRUP Hard copy hasil entry SIRUP
22 Terdapat Renstra bisnis (RSB) tahun 2017 (periode RSB 2017-2021
2017-2021)
23 RSB Mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan
24 Terdapat SK Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas SK tim perencanaan Puskesmas,
(Menyusun RENSTRA, RUK, RBA, RPK) uraian tugas dan bukti penyusunan
perencanaan Puskesmas
25 Siklus perencanaan Puskesmas sesuai dengan PMK No RUK, RPK, RSB, RBA
44 Tahun 2016
26 RUK memuat indikator - indikator yang mencakup : RUK
SPM bidang kesehatan, PIS-PK, Renstra, SPM bidang
kesehatan Kab. Boyolali
27 Evaluasi Kinerja tahun (N-1) 2018, memuat seluruh PKP
capaian kinerja UKP, UKM, Manajemen dan Mutu
28 Cakupan kinerja yang tidak memenuhi target dilakukan PKP dan RUK
analisa

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
ADA
NO URAIAN BUKTI TELUSUR ANALISA SITUASI REKOMENDASI
YA TIDAK
29 Menyusun RPK 2019 untuk pelaksanaan kegiatan tahun RPK
anggaran 2019 :
• RPK 2019 sesuai dengan RUK (RUK disusun pada
tahun 2018 awal)
• Terdapat analisa perubahan apabila terdapat
perbedaan antara RUK dan RPK
• RPK telah selaras dengan anggaran RBA Definitif
• RPK penganggarannya mencakup BOK dan BLUD
30 Terdapat RBA 2019 telah disahkan, DPA telah disahkan RBA dan DPA
31 Terdapat SK dan uraian tugas Pejabat Pengadaan SK dan uraian tugas
32 SIMPUS dilaksanakan oleh masing - masing unit (dari Observasi
pendaftaran s/d Apotek)
33 SIMPUS telah terintegrasi dengan P -Care dan online ke Observasi
Dinas
34 Tenaga Kesehatan memiliki STR dan SIP File kepegawaian
35 Terdapat ketenagaan sesuai standar kompetensi File kepegawaian
36 Terdapat analisa standar kompetensi dan terdapat Analisa standar kompetensi dan bukti
upaya pemenuhan standar kompetensi melalui sertifikat pelatihan, seminar
seminar, diklat, pelatihan dll
37 Terdapat surat perintah tugas beserta uraian tugas Surat Perintah Tugas
setiap tahun
38 Terdapat SK kepala Puskesmas tentang pengelola SK
SIK/SIMPUS di Puskesmas
39 Terdapat Profil Puskesmas Profil Puskesmas
40 Ijin Mendirikan bangunan Puskesmas (Puskesmas baru) IOP
dan terdapat Izin Operasional Puskesmas
41 Terdapat jenis layanan Puskesmas berdasarkan SK jenis-jenis pelayanan
kebutuhan masyarakat
42 Terdapat akses berupa petunjuk arah, alur pelayanan, observasi, leaflet, brosur, apanduk, dll
jadwal, jenis layanan, persayaratan pendaftaran,
informasi jejaring rujukan baik di Puskesmas, PKD

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
ADA
NO URAIAN BUKTI TELUSUR ANALISA SITUASI REKOMENDASI
YA TIDAK
maupun Pustu

43 Terdapat indikator kinerja yang dilakukan monitoring SK indikator kinerja, bukti monitoring
dan evaluasi dan evaluasi
44 Terdapat identifikasi peran lintas sektor dan monitoring Identifikasi lintas sektor dan peran
serta evaluasi peran lintas sector masing-masing lintas sector
45 Terdapat orientasi bagi karyawwan baru SK, SOP, hasil orientasi
46 Terdapat visi, misi, tata nilai dan tujuan Puskesmas SK Visi, Misi, tata nilai dan tujuan,
yang jelas dan difahami oleh seluruh karyawan bukti penyusunan
47 Terdapat pendelegasian wewenang yang jelas SK, SOP pendelegasian wewenang
48 Terdapat identifikasi risiko yang ditimbulkan dari Identifikasi risiko dari admen, UKM
pelayanan di Puskesmas baik dari admen, UKM dan dan UKP
UKP
49 Terdapat identifikasi jaringan dan jejaring dan Identifikasi jaringan dan jejearing,
dilakukan monitoring bukti monitoring
50 Terdapat hak dan kewajiban pengguna dan pelaksana Hak dan kewajiban dipahami,
observasi
51 Terdapat identifikasi pihak ketiga disertai indikator Identifikasi pihak ketiga, bukti
kinerja pihak ketiga dan dilakukan monitoring dan monitoring dan evaluasi
evaluasi pihak ketiga
52 Terdapat SK Tim Mutu, uraian tugas tim mutu dan SK tim mutu, dokumen rencana kerja
rencana kerja tim mutu tim mutu
53 Dilaksanakan Audit Internal dan rapat tinjauan Audit plan, pelaksanaan audit dan
manajemen secara periodic pelaporan audit internal, pelaksanaan
RTM dan hasil RTM
54 Dilakukan kaji banding dan terdapat indikator kaji Indikator kaji banding, pelaksanaan
banding kaji banding dan laporan kaji banding
*cara melihat SIMPUS yang sudah onlne dengan
http://sipedu.boyolali.go.id/
C. CHEKLIST PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
ADA FAKTA YANG
PARAMETER KRITERIA REKOMENDASI
YA TIDAK DITEMUKAN
1. PERENCANAAN • Tim mutu berperan aktif dalam perencanaan dan
peningkatan mutu Puskesmas yang dituangkan dalam
program mutu Puskesmas yang terintegrasi dalam
perencanaan global Puskesmas
• Program mutu Puskesmas didukung oleh sumber daya
yang cukup
• Program mutu Puskesmas meliputi UKM dan UKP
• Terdapat indikator mutu/kinerja Puskesmas yang jelas
2. PELAKSANAAN • Program mutu dilaksanakan sesuai dengan
perencanaanyang sudah ditetapkan
• Pelaksanaan program mutu didokumentasikan
• Masing-masing unit mengumpulkan data terkait
indikator mutu yang sudah ditetapkan
3. MONITORING • Audit internal dilaksanakan untuk unit-unit yang
telah disepakati minimal 2x setahun
• Rapat tinjauan manajemen dilaksanakan minimal
setahun
4. EVALUASI • Dilakukan analisis terhadappencapaian indikator mutu
masing-masing unit
Dilakukan pembahasan terhadap hasil analisis
pencapaian indikator untuk menentukan rencana
perbaikan
5. TINDAK Rencana perbaikan kegiatan yang sudah disepakati
LANJUT HASIL bersama ditindaklanjuti/dilaksanakan dan dijadikan
EVALUASI sebgai bahan perencanaan di tahun berikutnya

II. POKJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

A. CEKLIST PENANGGUNG JAWAB UKM

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
PUSKESMAS : …………………………………………… TANGGAL : …………………
NAMA PENANGGUNG JAWAB UKM : …………………………………………………..
ADA
NO PERTANYAAN REKOMENDASI
YA TIDAK
1 Surat Keputusan Kapusk tentang Penanggungjawab UKM
2 Uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang PJ UKM
3 Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Tahun 2020
4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahunan
5 Rencana Usulan Kegiatan Bulanan
6 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan
7 Jadwal monitoring kegiatan PJ UKM
8 Dalam monitoring apakah sudah melihat target antara Plan (RPK Bulanan) dibandingkan
dengan Do (Pelaksanaan)
9 Apakah sudah melaporkan hasil monitoring bulanan ke petugas Admen?
10 Jadwal evaluasi kepada Pelaksana
11 Penetapan indikator mutu UKM (sebutkan)
12 Apakah PJ UKM sudah melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh
pelaksana? (Dengan cara adanya buku harian, notulen, laporan, buku bantu lainnya)
13 Apakah PJ UKM sudah melakukan pengawasan kesesuaian pelaksanaan dengan KAP/KAK?

14 Apakah PJ UKM sudah melakukan pengawasan pencapaian indikator mutu dan kinerja
UKM?
15 Adakah teguran lisan/tertulis yang dilakukan oleh PJ UKM kepada pelaksana, bila ada
ketidaksesuaian yang dilakukan oleh pelaksana terhadap code of conduct atau tata nilai
Puskesmas?

B. CEKLIST PELAKSANA PROGRAM UKM

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
PUSKESMAS : …………………………………………… TANGGAL : …………………
NAMA PELAKSANA PROGRAM : …………………………………………………..
ADA
NO PERTANYAAN REKOMENDASI
YA TIDAK
1 SK Kepala Puskesmas tentang Pelaksana Program ......
2 Uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang Pelaksana
3 Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Tahun 2020
4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahunan
5 Rencana Usulan Kegiatan Bulanan
6 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan
7 SOP (sebutkan jumlah)
8 KAP (sebutkan jumlah)
9 KAK (sebutkan jumlah)
10 Apakah sudah membandingkan antara pelaksanaan dengan KAP dan KAK?
11 Jadwal kegiatan program

12 Data dasar program/kegiatan

13 Dokumentasi hasil kegiatan dan target

14 Analisa capaian program

15 Identifikasi masalah

16 Urutan prioritas masalah (USG dll)

17 Mencari akar penyebab masalah (tulang ikan, pohon mslh)

18 Penetapan pemecahan masalah

19 Penyusunan rencana tindak lanjut ke dalam POA/RPK

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
ADA
NO PERTANYAAN REKOMENDASI
YA TIDAK
Apakah semua kegiatan yang sudah dilakukan, sudah dibuat laporan? Dan
20
apakah sudah dikendalikan?
21 Penilaian kinerja program
22 Buku harian
23 Buku harapan pelanggan
24 Buku keluhan dan tanggapan masyarakat
25 Buku konsultasi
26 Buku notulen kegiatan
27 Buku induk dokumen
Tertib administrasi (tepat waktu membuat laporan, tepat waktu
28
menyerahkan laporan, tepat isi/kualitas)
29 Kaji banding dengan Puskesmas lain
30 PDCA program
Janji perbaikan melengkapi rekomendasi : tgl. .......

Penanggungjawab UKM

Nama, NIP

C. CHEKLIST INOVASI PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
ADA FAKTA YANG
No Jenis Pelayanan Definisi Operasional REKOMENDASI
YA TIDAK DITEMUKAN
1 Originalitas Inovasi program Originalitas upaya inovasi program
kesehatan masyarakat kesehatan masyarakat, bukan meniru atau
sudah ada sebelumnya
2 Upaya Inovasi program kesehatan Upaya Inovasi program kesehatan
masyarakat terkaitdengan 12 Indikator masyarakat terkait dengan salah satu atau
Keluarga Sehat (IKS) dalam lebih dari 12 Indikator Keluarga Sehat (IKS)
mendukung Program Indonesia Sehat dalam mendukung Program Indonesia
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

3 Upaya Inovasi Mempunyai Indikator Upaya Inovasi Mempunyai Indikator


Keberhasilan yang Jelas Keberhasilan yang Jelas
4 Pencapaian Upaya Inovasi terhadap Pencapaian Upaya Inovasi terhadap
Indikator Upaya Kesehatan Indikator Upaya Kesehatan Masyarakat
Masyarakat yang telah Ditetapkan yang telah Ditetapkan

5 Upaya Inovasi terjamin Upaya Inovasi terjamin


Keberlangsungann ya dan didukung Keberlangsungannya dan didukung oleh
oleh Sarana Prasarana Alat Tenaga dan Sarana Prasarana Alat Tenaga dan Anggaran
Anggaran secara berkesinambungan. secara berkesinambungan (terlihat tren
dukungan anggaran minimal 3 tahun
terakhir secara kontinu).

III. POKJA UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
A. CHEKLIST PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

11 (SEBELAS) PENERAPAN ADA FAKTA YANG


NO KETERANGAN REKOMENDASI
KEWASPADAAN STANDAR YA TIDAK DITEMUKAN
1 Membangun budaya cuci tangan MINTA PETUGAS SIMULASIKAN
(kebersihan tangan)
2 Membangun budaya penggunaan LIHAT PELAKSANAAN TERUTAMA DI UNIT
APD (sarung tangan, masker, LABORATORIUM, RUANG PERSALINAN,
sepatu boot, apron, dll) RUANG TINDAKAN, RUANG STERILISASI,
POLI GIGI
3 Penerapan Dekontaminasi Alat LIHAT PROSES STERILISASI ALAT
Kesehatan
4 Pengendalian Lingkungan • KUALITAS UDARA (VENTILASI)
• KUALITAS AIR (SUMBER AIR BERSIH)
• PERMUKAAN LINGKUNGAN (BEBAS
DEBU, SAMPAH)
• DESAIN RUANG RAWAT (JARAK ANTAR
BED MIN 1 METER, TIAP KAMAR
TERSEDIA ALCOHOL-BASED HAND RUB,
TOILET DI TIAP RUANGAN)
5 Pengelolaan Limbah • KANTUNG PLASTIK KUNING UNTUK
INFEKSIUS
• LIMBAH PADAT TAJAMDI WADAH ANTI
TUSUK
• TEMPAT PENAMPUNGAN LIMBAH
SEMENTARA
6. Penatalaksanaan Linen KHUSUS UNTUK PKM RAWAT INAP TIDAK,
LIHAT ADA SOP ATAU TIDAK DIPISAHKAN ANATARA INFEKSIUS DAN NON
INFEKSIUS

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
11 (SEBELAS) PENERAPAN ADA FAKTA YANG
NO KETERANGAN REKOMENDASI
KEWASPADAAN STANDAR YA TIDAK DITEMUKAN
7 Perlindungan Kesehatan Petugas LIHAT KEBIJAKAN DAN SOP ADA ATAU
a. Tatalaksana Pajanan TIDAK
b. Tatalaksana Pajanan bahan
infeksius ditempat kerja
c. Langkah Dasar Tatalaksana
Klinis PPP HIV Pada Kasus
Kecelakaan Kerja
8 Penempatan Pasien LIHAT ADA SOP ATAU TIDAK, DIPISAHKAN
ANATARA INFEKSIUS ANATARA INFEKSIUS
DAN NON INFEKSIUS MISAL RUANGTB,
RUANG ISOLASI UNTUK RAWAT INAP
9 Kebersihan Pernapasan/Etika Batuk EDUKASI ETIKA BATUK
dan Bersin
10 Praktik Menyuntik yang Aman SOP INJEKSI
11 Praktik Lumbal Pungsi yang Aman TIDAK DINILAI

PENERAPAN KEWASPADAAN
NO
BERDASARKAN TRANSMISI
Kewaspadaan Transmisi Melalui
1 Lihat SOP
Kontak
Kewaspadaan Transmisi Melalui
2 Lihat SOP
Droplet

Kewaspadaan Transmisi Melalui


3 Lihat SOP
Udara (Air-BornePrecautions)

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
B. CHEKLIST KESELAMATAN PASIEN

ADA FAKTA YANG


NO A. TUJUH LANGKAH FAKTA REKOMENDASI
YA TIDAK DITEMUKAN
Membangun kesadaran akan TANYAKAN KE KEPALA PUSKESMAS,
1
nilai Keselamatan Pasien KASUBBAG TU, KETUA TIM MUTU, KETUA
Memimpin dan mendukung TIM KESELAMATAN PASIEN, STAF: -
2.
staf Dilakukan SOSIALISASI KESELAMATAN PASIEN
Mengintegrasikan aktivitas - MEMAHAMI PRINSIP KESELAMATAN
3
pengelolaan risiko PASIEN -
Mengembangkan sistem KEBIJAKAN YANG DIAMBIL TERKAIT
4 PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN DAN
pelaporan
Melibatkan dan berkomunikasi IMPLEMENTASINYA -
5 PELAKSANAAN MANAJEMEN RESIKO
dengan pasien
Belajar dan berbagi (REGISTER RESIKO), TINDAKAN PREVENTIF
6 pengalaman tentang DAN KOREKTIF KEBIJAKAN PELAPORAN
Keselamatan Pasien INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Mencegah cedera melalui - PENERAPAN 6 SASARAN KESELAMATAN
7 implementasi sistem PASIEN
Keselamatan Pasien.

B. 6 SASARAN KESELAMATAN ADA FAKTA YANG


NO FAKTA REKOMENDASI
PASIEN YA TIDAK DITEMUKAN
1 Mengidentifikasi pasien • LIHAT SOP, PERHATIKAN PELAKSANAAN DI
dengan benar UNIT TERKAIT (PENDAFTARAN, FARMASI,
LAB, RUANG TINDAKAN)
• IDENTIFIKASI PASIEN MINIMAL DENGAN 2
CARA (NAMA DAN TANGGAL LAHIR)

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
B. 6 SASARAN KESELAMATAN ADA FAKTA YANG
NO FAKTA REKOMENDASI
PASIEN YA TIDAK DITEMUKAN
2 Meningkatkan komunikasi yang PERHATIKAN :
efektif • SBAR/TBK (TULIS BACA KONFIRMASI)
• SERAH TERIMA PASIEN SAAT GANTI SHIFT
(RAWAT INAP)
• PIO DI UNIT FARMASI
• PELAKSANAAN INFORMED CONSENT
3 Meningkatkan keamanan obat- PERHATIKAN:
obatan yang harus diwaspadai • SOP PENYIMPANAN OBAT
• SOP PENERIMAAN RESEP
• SOP PENYERAHAN OBAT
• OBAT HIGH ALERT, LASA
• OBAT NAPZA
• PRINSIP FEFO
4 Memastikan lokasi PERHATIKAN SOP
pembedahan yang benar, • POLI GIGI
prosedur yang benar, • RUANG TINDAKAN
pembedahan pada pasienyang
benar
5 Mengurangi risiko infeksi akibat PERHATIKAN
perawatan kesehatan PENERAPAN PRINSIP PPI DI PELAYANAN
6 Mengurangi risiko cedera • PERHATIKAN KEAMANAN LINGKUNGAN
pasien akibat terjatuh. • TOILET DENGAN HANDLE
• GELANG RESIKO UNTUK PASIEN RAWAT
INAP
• KURSI RODA UNTUK PASIEN DISABLE

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
C. CHEKLIST INOVASI PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN

ADA
NO JENIS PELAYANAN DEFINISI OPERASIONAL FAKTA YANG DITEMUKAN REKOMENDASI
YA TIDAK
1 Originalitas Inovasi program Originalitas upaya inovasi program
kesehatan perorangan kesehatan peorangan, bukan meniru
atau sudah ada sebelumnya

2 Upaya Inovasi terkait dengan 6 Upaya Inovasi mendukung


Sasaran Keselamatan Pasien pelaksanaan standar mutu pelayanan
klinis dengan salah satu atau lebih dari
6 sasaran keselamatan pasien
3 Upaya Inovasi Mempunyai Upaya Inovasi Mempunyai Indikator
Indikator Keberhasilan yang Jelas Keberhasilan yang Jelas
4 Pencapaian Upaya Inovasi Pencapaian Upaya Inovasi terhadap
terhadap Indikator Upaya Indikator Upaya Kesehatan Perorangan
Kesehatan Perorangan yang telah yang telah Ditetapkan
Ditetapkan
5 Upaya Inovasi terjamin Upaya Inovasi terjamin
Keberlangsungannya dan Keberlangsungannya dan didukung
didukung oleh Sarana Prasarana oleh Sarana Prasarana Alat Tenaga dan
Alat Tenaga dan Anggaran secara Anggaran secara berkesinambungan
berkesinambungan. (terlihat tren dukungan anggaran
minimal 3 tahun terakhir secara
kontinu)

P E D O M A N T P C B D I N A S K E S E H ATA N B OYO L A L I 32
PEDOMAN PEMBINAAN PUSKESMAS
OLEH TPCB
(TIM PEMBINA CLUSTER BINAAN)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI


2019

42

Anda mungkin juga menyukai